Kirei bekerja seperti biasa, membersihkan kantor kecil yang untungnya tidak terlalu melelahkan namun selain menjadi cleaning service, Kirei merangkap sebagai office girl dan harus membantu karyawan untuk membeli sarapan atau makan siang sebelum dirinya pulang dan berlanjut ke pekerjaan paruh waktu selanjutnya.
Di pekerjaan kedua saat Kirei sedang bertugas sebagai kasir, muncul Rafael lagi, membeli kopi. Meski heran tapi Kirei tidak berkata apapun dan hanya menyiapkan pesanannya tanpa kata.
Di pekerjaan ketiga Kirei begitu sibuk melayani pembeli, entah itu mencatat dan mengantar pesanan atau hanya sekedar membersihkan meja. Lagi-lagi Kirei menemukan Rafael duduk memesan sesuatu membuat gadis itu tidak habis pikir!
Dan sekarang disaat dirinya bekerja di tempat karaoke, lagi-lagi Rafael meminta Kirei menemaninya!
Astaga! Sudah gilakah pria itu? Kenapa harus muncul terus menerus di depan Kirei?! Memangnya Rafael tidak punya pekerjaan? Bukannya dia seorang dokter? Atau pria itu memang seorang pengangguran kaya yang tidak perlu repot memikirkan uang? Dan hanya menyamar sebagai seorang dokter saja kemarin?
“Sebenarnya apa mau anda, Tuan?” tanya Kirei lelah melihat Rafael berulang kali muncul di hadapannya hari ini. Seolah sedang dikejar-kejar debt collector!
“Tidak ada. Aku hanya penasaran dengan pekerjaanmu. Bagaimana kamu bisa kerja di 4 tempat seperti ini dalam satu hari? Tidak capek?”
“Hah! Kerja capek aja biaya pengobatan Mama masih belum bisa dibayar lunas! Mau gimana lagi?” balas Kirei polos.
“Sudahlah jangan menanyakan hal itu. Sekarang saya harus bekerja menjadi pemandu lagu. Tuan mau nyanyi lagu apa?” tanya Kirei mengalihkan pembicaraan, enggan membalas masalahnya dengan pria asing yang tidak dikenalnya.
“Apa saja.”
Kirei memilihkan salah satu lagu dan hendak mengambil mic saat tangan Rafael menahannya. Kening Kirei mengerut bingung, tidak tau dengan apa yang hendak Rafael lakukan. Kenapa menahannya?
“Tidurlah!”
“Hah? Tidur? Tidak mau!” ucap Kirei panik.
Kerja di tempat seperti ini membuat Kirei begitu frustasi jika mendengar kata tidur dan kamar! Dalam pikiran Kirei adalah arti tidur seperti suami istri! Kirei tidak akan mau! Tidak sebelum dirinya resmi menikah!
“Heh! Jangan berpikir macam-macam. Maksudku tidur adalah istirahat! Sejak pagi kamu belum istirahat kan?” jelas Rafael dongkol karena maksud baiknya malah disalahartikan oleh Kirei.
“Ohh! Maaf karena sudah berpikir macam-macam. Tapi saya tidak lelah, Tuan.”
“Bohong! Memangnya kamu robot? Robot aja perlu dicharge! Apalagi kamu yang sudah kerja dari pagi. Tanpa jeda.”
“Tidak bisa, Tuan. Kalau ketahuan saya bisa dipecat, sedangkan saya masih butuh pekerjaan ini.”
“Aku tidak akan bilang sama boss kamu.”
“Tapi…”
“Jangan banyak membantah!”
Akhirnya Kirei memejamkan mata, jujur saja dirinya memang merasa lelah karena sudah bekerja dari pagi tapi Kirei sudah terbiasa dan sekarang ada kesempatan untuk tidur jadi Kirei berusaha memanfaatkannya. Kapan lagi ada pelanggan baik hati yang membiarkannya istirahat di jam kerjanya seperti ini kan?
Rafael menatap wajah Kirei yang sudah terlelap. Tidak habis pikir bagaimana bisa gadis sekecil ini bekerja terus menerus dari pagi sampai tengah malam? Belum lagi dengan cara tidurnya yang tidak nyaman. Bukankah bisa saja Kirei sakit? Dasar gadis aneh!
Rafael mengangkat ponselnya yang berdering. Dari mommynya. Lagi. Untuk kesekian kalinya di hari ini. Rafael sudah bilang kalau Kirei melakukan bermacam-macam pekerjaan dan itu membuat mommynya menjadi semakin khawatir.
“Rafa, malam ini kamu pulang ke rumah gak?”
“Apa aku boleh pulang? Mommy sendiri yang bilang kalau aku harus menemani Kirei! Kalau bukan karena ucapan Mommy, aku pasti sudah istirahat dirumah seharian ini!” sungut Rafael menjawab pertanyaan mommynya.
“Oh kalau lagi nemenin Kirei ya udah gak usah pulang juga gak apa,” balas mommy Carol tanpa dosa membuat Rafael kehilangan kata-kata untuk membalasnya dan hanya diam dengan hati dongkol.
“Memangnya kamu dimana sekarang?”
“Di tempat karaoke, Mom. Kenapa?” sahut Rafael menahan sabar.
“Ada Kirei juga kan disana? Kamu bukan senang-senang sendirian di tempat karaoke kan?” tuduh mommy Carol.
“Ya nggaklah, Mom! Memangnya aku kurang kerjaan sampe karaoke sendirian disini? Dan menjawab pertanyaan Mommy barusan, disini ada Kirei karena dia kan kerja disini juga, Mom.”
“Astaga! Sebenarnya berapa pekerjaan yang dia punya dalam 1 hari?”
“4 pekerjaan, Mom,” jawab Rafael polos membuat mommynya berdecak sebal.
“Dan kamu tega melihatnya seperti itu? Kamu harus cepat menikahinya, Rafa!”
“Tidak, Mom! Kami tidak saling cinta!”
“Nanti juga kamu akan cinta sama Kirei! Mommy jamin! Kirei cantik, polos, pekerja keras, sayang orangtua. Apalagi yang kamu cari? Kamu mau gadis yang seperti apa lagi sih, Rafa?”
“Alice. Aku hanya mau Alice, Mom! Aku cinta sama Alice!”
“Ckkk… wanita itu lagi! Apa kamu beneran cinta sama Alice? Dan apa Alice juga cinta sama kamu?”
“Tentu saja aku cinta sama Alice, Mom. Begitu juga sebaliknya. Kalau tidak kami tidak akan berpacaran selama bertahun-tahun,” jawab Rafael yakin.
“Status pacaran kalian memang bertahun-tahun tapi Mommy yakin kalau kamu tidak cinta sama Alice! Buktinya kamu tidak merasa kehilangan meski ditinggal Alice sampai bertahun-tahun!” balas mommynya tanpa filter.
“Lagipula apa kamu tega meninggalkan Kirei begitu saja setelah merenggut kegadisannya?” tanya mommy Carol telak, membahas hal yang membuat Rafael begitu frustasi karena meski telah dijelaskan berulang kali mommynya tetap tidak menerima penjelasan mereka dan keukeuh dengan asumsinya sendiri!
“Arghh! Aku tidak pernah meniduri Kirei atau wanita manapun, Mom. Aku berani sumpah demi apapun!”
“Mommy tidak percaya! Buktinya sudah jelas! Pokoknya kalau dalam bulan ini kamu tidak menikah dengan Kirei maka Mommy akan minta Daddy untuk menendang kamu dari kartu keluarga kami! Dan jangan harap kamu bisa dapat sepeser pun dari kami! Dan jangan lupa kamu juga harus angkat kaki dari rumah sakit! Cari rumah sakit sendiri yang mau mempekerjakan kamu!” ancam mommy Carol sadis.
“Tapi, Mom…”
“Tidak ada kata tapi! Nikahi Kirei atau menggelandanglah kamu di jalan!”
Setelah mengeluarkan ancaman itu sambungan telepon pun terputus begitu saja membuat Rafael geram!
‘Baiklah! Jika harus menikahimu maka aku akan melakukannya. Tapi setelah Alice kembali aku akan langsung menceraikanmu,’ tekad Rafael sambil menatap wajah damai Kirei yang masih terlelap.
Pukul. 23.00…
Rafael menatap Kirei yang menggeliat pelan, membusungkan dadanya, tanpa sadar kalau ada pria normal yang sedang duduk di dekatnya dan memperhatikan tingkah lakunya. Rafael mendesah frustasi saat melihat gerakan Kirei yang terlihat begitu sensual dan menggoda gairah kelelakiannya.
Demi Tuhan! Rafael pria normal yang berusia matang dan sudah layak untuk menikah! Gairah kelelakiannya bisa saja terpancing jika melihat seorang gadis menggeliat begitu menggoda tepat di depan matanya!
‘Holyshit! Apa gadis itu tidak sadar kalau ada aku disini?’
Kirei menguap lebar dan mengarahkan pandangan ke sekeliling, bingung tentang keberadaan dirinya. Dan Kirei terkesiap kaget saat melihat Rafael duduk di dekatnya. Kirei segera memperbaiki sikap duduk dan bajunya.
Rafael pun berusaha mengendalikan diri, bersikap cuek untuk menutupi kecanggungannya, karena pikirannya sempat bercabang kemana-mana tadi saat melihat Kirei menggeliat dengan begitu seksi. Bahkan juniornya langsung menegang saat melihat Kirei yang begitu sensual dan menggairahkan! Dan sampai sekarang juniornya belum mau tidur lagi!
‘Astaga, gawat! Tidurlah lagi, Boy! Kamu jangan bikin aku malu!’ pinta Rafael frustasi dalam hati, berharap dengan begitu juniornya dapat menuruti permintaannya dan tertidur pulas seperti sebelumnya!
Namun sepertinya itu hanya sekedar harapan Rafael saja karena si junior masih tetap berdiri tegang di balik celana panjangnya! Rafael berdeham berusaha menetralkan kegelisahannya sendiri sampai suara Kirei terdengar di telinganya.
“Maaf, Tuan. Saya ketiduran.”
“Tidak masalah. Aku memang menyuruhmu tidur. Tidur kamu nyenyak?” balas Rafael mencoba tenang meski pada kenyataannya dirinya masih gelisah karena si boy masih juga bandel dan belum mau tidur! Untung Kirei tidak menyadarinya! Kalau tidak Rafael pasti akan sangat malu!
“Nyenyak, Tuan. Terima kasih.”
Rafael mengaitkan kedua tangannya dengan perasaan campur aduk sebelum menjawab ucapan terima kasih Kirei, mengalihkan pikirannya dari si boy dan fokus pada niatnya sebelum Kirei terbangun. Dirinya sadar kalau ucapannya sebentar lagi mungkin akan membuat Kirei kaget tapi dirinya tidak memiliki pilihan lain.
Rafael menghela nafas berat dan berucap tegas,
“Aku terima ucapan terima kasihmu barusan tapi aku punya satu syarat.”
“Syarat apa, Tuan?”
Rafael tidak langsung menjawab, malah menatap wajah polos Kirei dalam-dalam seolah berusaha mengumpulkan keberanian.
“Aku akan menikahimu dalam bulan ini!” tegas Rafael membuat Kirei terbelalak.
“Syarat apa, Tuan?”“Aku akan menikahimu dalam bulan ini!” tegas Rafael membuat Kirei terbelalak.“Hah? Apa?! Menikah?! Tidak mau!”“Aku akan memberikan uang kompensasi yang besar untukmu. Hanya pernikahan kontrak selama satu tahun.”“Astaga! Pernikahan itu hal sakral, Tuan. Bagaimana bisa anda mempermainkannya begitu saja? Sambil ngajak saya pula! Bikin saya ikutan dosa juga nantinya,” sungut Kirei kesal.“Jika tidak Mommy akan terus menerus mendesakku untuk menikahimu dan aku yakin kalau Mommy akan mencari kamu juga.”“Astaga! Apa Nyonya masih dengan niatnya itu?”“Iya!”“Ya Tuhan! Apakah ucapan saya kemarin kurang jelas, Tuan? Perlu saya ulang berapa kali lagi supaya Nyonya mengerti dan tidak memaksakan pernikahan itu pada kita?” tanya Kirei tak percaya.“Sangat jelas. Tapi Mommy memang seperti itu. Makanya lebih baik kita pura-pura menikah, setelah satu tahun kita akan bercerai. Lagipula aku memiliki pacar sekarang.”“Ya sudah kalau begitu nikahi pacar anda saja! Kenapa harus deng
“Kalau perlu saya berani cek ke dokter untuk buktiin kalau saya masih tersegel alias perawan ting ting!” ucap Kirei membuat Rafael mendengus, menahan tawa yang hendak keluar begitu saja akibat ucapan polosnya barusan.Ucapan Kirei yang begitu jujur membuat Rafael menahan tawanya menjadi senyum tipis, tidak menyangka ada gadis yang berani mengaku di hadapan pria dewasa sepertinya kalau dirinya masih perawan ting ting! Gadis ini sungguh lucu dan tidak terduga!“Baiklah, aku akan coba jelaskan ke Mommy tapi kalau misal Mommy masih memaksa maka aku akan cari kamu dan kita bahas masalah pernikahan ini bertiga, okay?”“Okay! Ya udah saya pulang dulu. Bye!”Rafael bangkit mengejar gadis yang sudah berjalan pergi mendahuluinya. Dengan kaki panjangnya bukan hal yang sulit karena hanya perlu beberapa langkah dan Rafael dapat langsung mensejajari langkah Kirei, menahan langkah gadis itu.“Aku antar kamu ke rumah sakit biar lebih cepat.”“Eh! Gak usah, Tuan. Saya udah biasa sendiri.”“Ini udah ma
“Mommy tidak peduli dengan alasan-alasan kalian. Pokoknya dalam bulan ini Mommy akan siapkan pernikahan paling meriah untuk kalian!” tegas mommy Carol tidak terbantahkan membuat Kirei menatap Rafael dengan frustasi! Begitu juga dengan Rafael yang menyerah kalah pada keinginan mommynya itu.“Hah? Tetap harus menikah? Kami gak saling cinta gimana kalau pada akhirnya nanti kami cerai? Apa Mommy mau seperti itu?” tanya Kirei.“Kalian tidak akan bercerai. Karena jika sampai kalian bercerai, maka Rafael akan langsung Mommy usir dan coret dari kartu keluarga! Tidak ada ampun bagi pria yang tidak bisa menjaga keutuhan rumah tangganya!”“Mom! Kirei yang menolak menikah kenapa harus aku yang kena imbasnya? Dan lagi Kirei juga yang bahas soal perceraian. Bukan aku!” omel Rafael tak terima.“Maka dari itu kamu harus bisa membujuk Kirei agar mau menikah dengan kamu dan berjanji tidak akan pernah bercerai.”
“Kakak kamu sudah mengambil kegadisan Kirei beberapa malam lalu di hotel!” beritahu mommy Carol membuat semua orang yang ada di dalam ruang makan tersentak kaget!“What?! Lo gila, Bro? Lo mau dipenjara karena udah perkosa cewek polos kayak gini? Atau malah cewek ini masih dibawah umur?” tuduh Reynard.“Meski gue seorang pengacara, gue gak bakal sudi ya bantuin lo dalam kasus itu kalau sampe dibawa ke polisi!” tolak Reynard langsung.Rafael menggeram kesal mendengar tuduhan adiknya. Memperkosa? Polisi? Kasus? Bah! Siapa juga yang melakukan hal terkutuk itu!“Aku tidak pernah melakukannya, Mom! Aku tidak memperkosa Kirei!” raung Rafael, mulai kesal karena dituduh melakukan hal yang tidak pernah dilakukannya.Apalagi di dalam ruang makan ini banyak pelayan yang pasti mendengar ucapan mommynya barusan! Dan itu bahaya karena dapat membuat reputasinya tercoreng!Bagaimana kalau para pelayan itu bergo
“Dalam minggu ini Mama sudah boleh pulang kok, Ma. Kenapa? Udah gak betah ya?” tanya Kirei sambil memaksakan senyumnya.“Bagaimana dengan biayanya? Apa uangnya cukup? Biayanya pasti sangat besar kan, Nak?” tanya mama Kirei khawatir.“Soal itu Mama tenang aja. Kirei yang urus semuanya!” ucap Kirei menenangkan.“Maaf karena Mama selalu membebani kamu, Nak.”“Mama ngomong apa sih? Kirei gak ngerasa kayak gitu kok!”Perbincangan antara ibu dan anak itu terputus saat dokter masuk, namun betapa kagetnya Kirei saat melihat Rafael dalam jubah dokternya.‘Sedang apa pria itu disini? Bukankah biasanya yang visit dokter Hermawan? Kenapa jadi Rafael? Dan sejak kapan pria itu jadi dokter di rumah sakit ini?’ batin Kirei bingung. Berbagai macam pertanyaan berkelebat di otak kecilnya. Bahkan saking kagetnya Kirei sampai tidak memperhatikan kalau Rafael sudah selesai memeriksa mamanya.
“Karena Kirei menolak untuk menikah denganku!” jawab Rafael dengan nada dongkol.Tawa daddy Rayhan membahana di dalam ruangan saat mendengar jawaban putra sulungnya yang terdengar begitu kesal.“Jadi kamu ditolak mentah-mentah oleh gadis belia itu?” ejek daddy Rayhan.Rafael semakin memberengut kesal mendengar ucapan daddynya yang seolah sedang mengejeknya! Ahh! Bukan seolah tapi daddynya memang sedang mengejeknya!“Bagaimana bisa Kirei menolak putraku yang tampan ini? Apa dia tidak tau kalau banyak kaum hawa yang ingin diperistri olehmu?” ledek daddy Rayhan membuat Rafael semakin kesal.“Sudahlah, Dad! Bagus Kirei menolak menikah denganku, lagipula Daddy juga tau sendiri kalau aku sudah memiliki kekasih yaitu Alice!” jawab Rafael, mencoba kembali menaikkan harga dirinya yang seolah terhempas jatuh akibat ucapan daddynya yang mengatakan dirinya telah ditolak mentah-mentah oleh Kirei! Ya, memang benar
Vanya tidak bisa konsentrasi sama sekali dengan pelajaran kuliahnya, pikirannya masih terpikir dengan ucapan Kirei semalam yang ingin menjual keperawanannya. Entah kenapa, Vanya merasa kali ini sahabatnya itu serius saking putus asanya.Maka selesai kuliah Vanya langsung menghubungi Leon, memastikan kecemasannya, namun sialnya pria itu tidak mengangkat panggilannya sama sekali. Terpaksa Vanya mendatangi tempat karaoke itu saat sore dan langsung menerobos masuk ke dalam ruangan Leon membuat pria itu terlonjak kaget.Leon memaki pelan saat melihat kedatangan Vanya, pria itu sadar tidak mungkin menghindar dari Vanya lebih lama lagi. Tadi saat Vanya meneleponnya, Leon bisa tidak mengangkatnya tapi sekarang saat gadis ini sudah berada di depannya Leon yakin dirinya tidak bisa menghindar dan harus bersiap menerima kemarahan Vanya sebentar lagi!“Apa lo bantu Kirei cari pelanggan?” tanya Vanya tajam tanpa tedeng aling-aling membuat Leon tergeragap, menguatk
Setiap detik berlalu begitu lambat, tidak secepat debaran jantung Rafael yang sedang menggila saat ini! Tergesa sang General Manager menghampiri Rafael dan memutar rekaman CCTV segala arah dari lobby hotel bahkan lorong kamar di setiap lantai juga tidak luput dari pencarian. Pandangan Rafael tertumbuk pada sosok tubuh Kirei yang masuk dengan langkah pelan. Terlihat begitu bimbang.“Lacak gadis ini ada di kamar berapa!”Lebih dari 10 menit mereka berjuang mencari sosok Kirei. Keringat dingin mengalir di kening sang karyawan hotel dan General Manager, terlebih mereka diawasi oleh tatapan tajam milik Rafael!“Ketemu! Gadis ini masuk ke kamar 808 di lantai 8, Tuan.”“Berikan kunci kamarnya. Sekarang!” tegas Rafael.“Ta.. tapi…”“Tapi apa? Kamu berani melawan perintah saya?” tanya Rafael dingin. Disaat seperti ini Rafael sudah tidak memiliki kesabaran ekstra!Dan Rafael ber