Ketika pulang kerumahnya, Derrick melihat Kyle sudah berada di teras rumahnya, saat itu Kyle sedang duduk di kursi yang memang sudah ada di teras. "Rumahmu sangat buruk, kuno, dan juga ketinggalan zaman, rumahmu ini lebih layak disebut gubuk daripada rumah, apakah kamu memang putra kepala klan?" Tanya Kyle ketika melihat Derrick baru kembali ke rumahnya tepat tengah malam."Kamu..," Derrick terdiam beberapa saat, dia lupa bahwa Kyle akan tinggal sementara waktu bersamanya."Maaf aku melupakanmu, karena hari ini aku terlalu sibuk latihan." Derrick meminta maaf dengan nada datar, lalu membuka pintu rumahnya."Silahkan masuk, anggap saja rumah sendiri." Ucap Derrick ramah, lalu langsung tidur di kasur empuknya yang jauh dari kata mewah."Di dalam rumah ini tidak terlihat lebih baik, tapi setidaknya masih dapat dikatakan layak sebagai properti milik anak kepala klan." Komentar Kyle menyindir melihat dalam rumah yang terlihat begitu sederhana dan jauh dari kata mewah untuk seorang anak kep
Pertarungan Zero melawan Cui akhirnya dimulai dengan diawali serangan belati oleh Zero, namun Cui menghindar sedikit dan melancarkan tendangan lurus ke perut Zero. "8 Belati kegelapan!" Zero mundur dan melancarkan serangan 8 Belati terbang yang menyerang Cui dari berbagai arah."Pukulan api penghancur jiwa." Cui menciptakan perisai, lalu dengan cepat menyerang Zero dengan pukulan yang diselimuti api.Bang!Zero menahan pukulan itu dengan tiga belati, lalu dengan gerakan jari telunjuk lima belati langsung menyerang Cui dari arah belakang. Trang!Trang!Trang!Cui menghindar dan menangkis belati-belati terbang yang terus mengincarnya tersebut, Zero berhasil mendaratkan sayatan di dada Cui yang sibuk menghindar dan menangkis belati terbangnya.Slash!Tebasan energi yang sangat besar dan diselimuti aura kegelapan langsung menyerang Cui yang melangkah mundur menjauh dari Zero."Dia kuat sekali, uhuk." Cui menahan tebasan itu dengan perisai energi, namun perisai energi itu terbelah dan Cui
Sang penonton yang belakangan bernama Jahatya itu mau tidak mau harus menaiki panggung pertarungan dan menerima tantangan Derrick yang menunjukkan tatapan dingin mengintimidasi, semua penonton bersorak-sorai melihat Jahatya yang akan menghajar Derrick."Hajar sampah itu.""Hajar sampah itu."Teriak sorai para penonton dengan berapi-api menyemangati Jahatya yang menaiki panggung dengan kaki gemetar."Bahkan naik panggung saja kamu sudah gemetaran, cuih." Derrick meludah ke samping dengan kasar."Kamu yakin ingin melawanku sampah?" Tanya Jahatya dengan tatapan mengintimidasi, namun Derrick terlihat acuh."Hehe, teknik kabut naga tersembunyi." Derrick hanya tertawa dingin, lalu memejamkan mata hingga tercipta suasana panggung yang sangat hening seakan semua suara tidak terdengar lagi di telinga Derrick yang mulai fokus.Sedetik kemudian panggung diselimuti kabut tebal yang menghalangi penglihatan semua penonton pertarungan, di dalam kabut tersebut tercipta sebuah bulatan (domain) yang men
Lao Aidan membantai kelompok Chou dalam sekejap saja dengan menggunakan teknik dewa api mengamuk yang merupakan teknik memperkuat diri yang dapat meningkatkan semua atribut serangan, kecepatan, dan pertahanan Lao Aidan."Belum apa-apa sudah menggunakan teknik rahasia." Komentar Nana.Lao Aidan menodong Chou yang sekarat dengan tubuh penuh luka tebasan pedang, luka-luka tebasan itu juga terlihat melepuh, sementara tiga bawahannya terlihat tak sadarkan diri."Hehe." Chou hanya tertawa kecil sembari menatap tajam penuh kebencian kepada Lao Aidan."Dengan ini kalian ditangkap." Kata Lao Aidan dengan tatapan merendahkan, Chou hanya tertawa terbahak-bahak."Haha." Tawa Chou semakin menggema di langit-langit hutan."Sungguh naif." Chou tersenyum kecil, tubuhnya dalam sekejap menggembung."Nana lari!" Lao Aidan tiba-tiba menendang Nana hingga terhempas cukup jauh, lalu disaat yang hampir bersamaan terjadi ledakan energi yang berasal dari Chou."Kakak!" Teriak Nana khawatir meskipun dia sendiri
Dimalam yang dingin terlihat seseorang pergi dari kediaman keluarga Ran dengan mengendap-endap ditemani rembulan yang bersinar terang, suasana yang sepi dan senyap tidak membuat orang itu takut ketika melewati jalan setapak menuju hutan klan Ran yang terlihat begitu sepi."Kamu mau kemana, Derrick?" Tanya seseorang yang duduk di salah satu dahan pohon kepada Derrick yang hendak pergi dari kediaman klan Ran dengan mengendap-endap tersebut. "Kamu..," Derrick terkejut mendapati Kyle yang bersandar di salah satu dahan pohon."Kenapa kamu ada disini?" Tanya Derrick."Aku mengikutimu, memangnya apa lagi?" Balas Kyle santai, lalu melompat turun mendekati Derrick yang terlihat was-was tersebut."Derrick kamu mau kemana?" Tanya Kyle kembali dengan menatap lurus Derrick."Itu bukan urusanmu, pergilah kembali ke rumah." Balas Derrick melanjutkan langkahnya, Kyle mengikuti dari belakang.Dua orang itu akhirnya keluar dari hutan Ran, mereka berada tepat di perbatasan antara hutan Ran dengan sebuah
Derrick dan Kyle kini sudah berada di hadapan sang kepala desa setelah diantar beberapa warga yang berpatroli di sekitar desa. Sang kepala desa terlihat sangat tua dengan janggut yang mulai memutih dan kepala botak, namun meskipun begitu sang kepala desa terlihat masih gagah dan berwibawa."Para pendekar berdua perkenalkan namaku Reqa kepala desa ini, kalau boleh tahu kedua pendekar siapa dan mau kemana?" Sang kepala desa memperkenalkan diri, lalu bertanya kepada Derrick dan Kyle."Tetua Reqa perkenalkan namaku Derrick dan ini temanku Kyle." Derrick memperkenalkan dirinya dan juga Kyle yang sibuk memperhatikan ruang tamu rumah kepala desa yang dipenuhi berbagai lukisan dan kerajinan tangan. "Kami berdua berasal dari kerajaan Kano dan ingin mencoba peruntungan mengikuti seleksi murid akademi aliansi cabang kerajaan Galing, kebetulan di perjalanan kami melewati desa ini." Jelas Derrick, sementara Kyle kini terlihat mengelus-elus patung kucing yang terlihat memiliki mata yang sangat miri
Kepala desa yang sedang duduk di teras sembari menikmati paginya dengan secangkir kopi hangat dibuat terkejut melihat Derrick dan Kyle yang keluar dari rumah lewat jendela kamar dan berkelahi di halaman.Perkelahian dua orang pendekar muda itu terlihat sangat sengit dan membuat beberapa dahan pohon terpotong akibat terkena tebasan pedang mereka. Sling!Derrick menebas Kyle, namun Kyle dengan sigap mundur dan bersembunyi di balik pohon. Derrick melakukan tusukan dan membuat pedangnya menancap pohon dimana Kyle bersembunyi, Kyle dengan cepat mengkarate pedang Derrick tersebut hingga patah."Padahal baru dibuat beberapa hari lalu, tapi kini malah patah." Keluh Derrick dan melancarkan tebasan, Kyle menghindar dan menendang Derrick hingga termundur."Makanya pakai bahan yang berkualitas terbaik agar tidak mudah patah." Balas Kyle.Derrick melancarkan beberapa tebasan energi dan melompat ke dahan pohon, Kyle dengan cepat menyusul dengan tendangan lurus, namun Derrick menghindar dan hasilnya
Seorang warga tiba-tiba datang dengan terburu-buru menghadap tetua Raqa, warga itu langsung melaporkan bahwa ada seorang warga yang kembali menjadi korban monster misterius yang menyerang desa.Mendengar berita itu tentu saja tetua Raqa sebagai kepala desa terkejut, karena warganya kembali menjadi korban keganasan monster misterius yang menyerang desa dua minggu belakangan ini."Kita bicarakan nanti." Dengus kakek tua tersebut kepada Eira sembari menuju tempat dimana salah satu warganya tewas akibat serangan monster misterius.Derrick dan yang lainnya mengikuti dari belakang, ketika mereka sampai mereka tertegun melihat mayat seseorang yang dipenuhi luka cakaran binatang buas, diperkirakan orang itu terbunuh beberapa jam lalu."Xiaowei yang malang." "Sungguh malang nasibnya, padahal minggu depan dia akan menikah.""Ck, ck, sungguh malang nasibmu Xiaowei." Bisik-bisik beberapa warga melihat mayat pria tersebut yang ternyata bernama Xiaowei, tetua Raqa segera mengecek luka-luka ditubuh