Share

Mantra Sederhana dari Aroon

“Apa ini cukup?” tanya Aroon yang duduk di sampingku.

Aku mengangguk cepat dengan wajah senang yang tidak bisa kusembunyikan. Tangan Aroon menggenggam tangangku hangat. Pesawat yang kami tumpangi baru saja lepas landas.

Aku memang perlu tangan Aroon agar bisa terlelap dengan nyaman. Namun, aku tidak menolak uluran tangannya yang terbuka sejak Arron menerima permintaan konyolku tadi malam.

Setelah tiba di Bangkok, aku tidak ragu lagi untuk meminta kontak Aroon.

“Lucu sekali,” komentar Aroon, “apa tanganku benar-benar manjur.”

Aroon memperhatikan tangannya, lalu beralih padaku.

“Lebih manjur daripada obat yang dokterku resepkan.”

Terdengar aneh memang, ketika aku mengatakan kalau ini sebuah takdir. Untungnya Aroon tidak mentertawakan ucapanku, tetapi wajahny sudah cukup menggambarkan kalau omonganku tidak masuk akal baginya.

“Seberapa parah insomniamu?” tanya Aroon.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status