HARI INI AKU DOUBLE UP DONG..HEHEHEH
******
Akhirnya setelah lama menunggu dalam penantian harap-harap cemas, Ervin bisa sedikit bernafas lega karena Renata membuka matanya. Gadis itu akhirnya bisa melihat dunia kembali walaupun masih terlihat begitu lemah.
"Lo udah sadar Rena?" ucap Ervin penuh syukur.
"Gue dimana?" tanya Rena dengan suara yang sangat kecil.
"Lo di rumah sakit. Lo jatuh dari tangga rumah lo dan baru sadarkan diri sekarang."
Renata memejamkan matanya. Kepalanya terasa sangat sakit. "Jangan banyak bergerak dulu." Ucap Ervin mencoba menahan Rena yang mau merubah posisi tidur.
"Lo ngapain di sini? Mana mami sama papi?"
Sore ini Rena baru saja pulang dari jalan-jalan bersama Ervin. Ia pergi dengan kekasihnya itu dari pagi. Dan perjalanan mereka sungguh menyenangkan.Sesuai janji Ervin pada mami Mirna tadi, ia akan mengantar Rena kembali pulang sesuai jam yang disebutkan. Sebenarnya Rena belum puas menghabiskan liburnya dengan Ervin ,tapi mau bagaimana lagi, ia belum mendapat lampu hijau dari mami dan papinya.Oh tidak, mungkin jika untuk papi, ia sudah mendapatkan angin segar. Namun untuk maminya, ia belum diberi angin segar. Apalagi Gilang yang kemaren ini berhasil mengorek kabar tersebut darinya.Rena keluar dari mobil Ervin. Diikuti oleh Ervin juga. Saat Rena membuka pintu rumahnya, ternyata terkunci.Rena mencoba mengetuk. Dan tak berapa lama, seseorang yang selama ini tak pernah ia lihat keberadaannya mendadak berdiri di hadapannya."Gilang?" Ervin terkejut melihat keberadaan Gilang di depannya
Siang ini Rena baru saja menginjakkan kakinya di halaman kantor milik Ervin. Ia merasa suntuk setelah setengah hari berdiam tanpa kepastian di kampusnya.Ini bukan kali pertamanya Rena ke ke kantor Ervin, namun untuk pertama kalinya ia melihat Ervin bisa tersenyum manis dengan seorang gadis yang tak ia kenal.Ya. Ia kini sedang menatap Ervin yang baru saja keluar dari lift bersama seorang gadis cantik yang sepertinya sebaya dengan Ervin.Rena menatap panjang kekasihnya tersebut. ia melipat kedua tangannya di dada lalu menghentakkan sepatu sebelah kanannya ke tanah.mencoba untuk tak kesal, dengan santainya Rena mendekat lalu berdehem memberi intruksi pada dua sejoli yang sedang bersenda gurau."Wuiiihh, pacar baru lagi? cepat banget dapat pacar.." ucap Rena yang langsung membuat Ervin terkejut.keberadaan Rena dikantornya membuat pria itu bingung. bukannya Rena di kampus? perasaan ia mengantarkan kekasihnya ini tadi ke kampus."Rena?
"Ervin!" Mutia berlari kecil mengejar sepupunya tersebut.Ervin yang tadinya ingin memasuki lift menuju ruangan kerjanya ,seketika menghentikan langkah saat ia mendengar Mutia memanggilnya.Ia melirik ke belakang dan tersenyum seketika."Pagi.." Sapa Ervin.Mutia tersenyum manis, "Pagi juga. Tumben pak bos datangnya kepagian begini.." ucap Mutia dengan nada sindiran bercanda.Tak!Ervin menjitak kepala Mutia pelan, "Berani sama boss sendiri ya?" ucapnya lalu tersenyum.Melihat perlakuan Ervin padanya, Mutia seketika dirundung perasaan yang tak menentu. Sejak lama ia berpikir tentang apa yang terjadi padanya sejak ia kenal dengan Ervin.Bisa dikatakan, pertemuannya dengan Ervin dimulai sejak ia berusia tiga belas tahun dan keanehan itu muncul saat itu juga. Ervin selalu memperlakukannya lembut walaupun dirinya selalu bar bar pada Ervin.Mutia menatap Ervin secara diam-diam. Ia melangkah mengikuti Ervin yang ma
Suasana tepian sungai yang sejuk dimana bunyi aliran air sungai mengisi gendang telinga Rena. Berpijak pada bebatuan sungai yang dialiri air yang begitu dingin membuat suasana hati Rena membaik.Di rerumputan daratan sungai ada Ervin yang saat ini tengah membentangkan tikar dan menyusun makanan yang tadi mereka bawa dari rumah.Piknik.Itulah yang saat ini mereka lakukan. Jauh dari hiruk pikuk kota, polusi udara dan kemacetan. Setelah aksi lamaran mendadak yang Ervin lakukan dan Rena menerimanya, mereka sudah seperti pasangan ABG yang dimabuk cinta.Padahal mereka berdua belum mengatakan sedikitpun status mereka pada ke dua orang tua masing-masing."Yank, udah jadi ini..!" teriak Ervin pada Rena yang masih betah menikmati suara air.Rena melirik ke belakang, ia langsung berlari mendekati Ervin dan duduk di samping kekasihnya tersebut.Ia mencomot satu potong kentag goreng dn meletakkan di ujung bibirnya.Ia me
Menyebalkan. Itulah satu kata yang bisa Rena ungkapkan untuk kekasihnya Ervin yang kini sedang duduk di kursi singgasananya.Ya.Rena saat ini berada di kantor Ervin. Setelah aksi kiss mark yang Ervin berikan padanya di mobil tadi, ia jadi tak bisa ke kampus lantaran posisi tanda itu ada di tempat terbuka di lehernya.Ingin rasanya ia mencekik Ervin namun ia tak ingin dijebloskan ke penjara.Lagi-lagi helaan nafas Rena mengganggu gendang telinga Ervin. Pria itu akhirnya memutuskan berhenti dari kerjanya sejenak."Kenapa lagi?" tanya Ervin gemas.Rena melirik kekasihnya itu dengan tatapan kesal, "bosan.." jawab Rena tegas."Yang minta ke sini kan kamu.."Rena menatap Ervin tajam, "Gara-gara kamu aku ke sini. Harusnya kan sekarang di kampus.." rutuk Rena.Ervin tersenyum geli. Ia berdiri dari kursinya lalu berjalan mendekati Rena
Renata berjalan menuruni tangga dengan raut wajah yang begitu cerah. Berjalan menghampiri meja makan di sudah diisi oleh mami dan papinya."Pagi papi sayang, pagi mami sayang.." serunya dengan sumringah.Tak menjawab sapaan Rena, Imran dan Mirna justru melongo menatap sang anak yang turun dari kamar sudah terlihat aneh."Kamu sakit?" tanya Mirna bingung.Renata menggeleng, "Nggak. Rena sehat kok Mi..""Kok senyum-senyum gitu. Kenapa? Ada kabar baik apa?" Mirna terlihat begitu penasaran.Renata menatap maminya sekilas lalu berpindah menatap papinya yang ternyata juga sedang menantikan jawaban dari pertanyaan mami."Rena punya pacar.." ucap Rena cepat dan pelan, namun masih terdengar oleh Mirna dan Imran."Waaaww, ternyata lagi jatuh cinta tooohh. Pantesaaan. Sama siapa?"Mirna berjalan mendekati sang anak dan duduk di kursi meja makan di sebelah Rena."Ih mami kepo..""Lhah? Nggak mau dikasih tahu nih? Percu