Share

Pergi?

last update Huling Na-update: 2022-03-16 12:36:37

Masih didalam dekapan yang hangat, Dewi terkejut saat mendengar penuturan Bagaskara.

“Kamu harus tau alasan kenapa saya rela memberikan kamu uang dalam jumlah yang besar. Itu karena kamu adalah wanita yang mampu membuat gairah saya kembali seperti sebelum menikah.” Tutur Bagaskara

“Anda sudah menikah tuan?” Tanya Dewi yang sedikit kecewa menerima kenyataan bahwa laki-laki sempurna dihadapannya itu telah menikah.

“Iya aku sudah menikah.” Jawab Bagaskara.

“Kamu datang seperti Dewi yang telah dikirimkan untuk saya.” Ucap Bagaskara tulus sambil menatap netra indah Dewi.

“Tentu istri anda tidak mengetahui tentang ini bukan?” Tanya Dewi karena ia tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang lain.

“Itu bukan urusanmu!” Pungkas Bagaskara

“Astaga, mode dinginnya on lagi. Huh dasar tuan Arogan.” Batin Dewi

“Kamu harus dihukum karena sudah berani banyak bertanya nona.” Seringai Bagaskara sambil menarik selimut yang menutupi tubuh mereka.

Dewi hanya pasrah saat miliknya digempur kembali oleh pria yang baru dijumpainya beberapa jam lalu. Dua insan tersebut dibawa melayang kelangit ketujuh dalam temaram malam yang indah ini. Seolah tidak ada kata lelah bagi Bagaskara, padahal sudah satu jam lamanya ia berpacu. Hingga sampailah kepuncak akhir dari permainan tersebut yang membuat keduanya tertidur pulas.

Ketika jam dinding telah menunjukkan pukul 3 dini hari, Dewi terganggu dari tidurnya karena merasa sesak napas saat tangan kekar Bagaskara memeluk dirinya.

Dengan hati-hati Dewi memindahkan tangan tersebut dan merasa lega saat terlepas dari pelukan si Tuan Arogan.

“Kebetulan aku terbangun di jam ini, seperti nya aman jika ingin melarikan diri sekarang.” Batin Dewi ingin segera kabur dari Bagaskara karena ia yakin Tuan Arogan itu tidak akan melepaskannya.

Dengan hati-hati Dewi menuruni ranjang agar tidak membuat Bagaskara terbangun. Dewi langsung memakai baju yang ia kenakan saat pertama datang ke hotel ini.

“Maafkan aku tuan, aku akan pergi sekarang. Urusan kita telah selesai.” Ucap Dewi sambil memandang Bagaskara yang sedang terjaga dalam tidur pulasnya.

“Kau begitu sempurna tuan, namun sikapmu membuatku tertekan.” Lanjut Dewi

Setelah keperluan yang ia bawa semula dirasa lengkap, Dewi langsung meninggalkan suite room dengan hati-hati.

“Langkah pertama yang harus aku ambil adalah menemui Mami untuk menyelesaikan semuanya.” Dewi bermonolog saat berhasil keluar dari suite room.

Dewi pun segera keluar dari hotel karena tidak sabar untuk merasakan kebebasan yang selama ini ia impikan. Untung saja saat masih berada didalam suit room ia sempat memesan taxi online, sehingga tak membuatnya menunggu lama.

“Pergi ke Klub A di jalan B ya pak.” Ucap Dewi pada sang supir yang dibalasa anggukan.

Didalam mobil Dewi sangat gelisah saat melihat pukul telah menunjukkan setengah 3 dini hari. Ia harus bergegas untuk menyelasaikan semuanya sebelum Bagaskara menyadari bahwa ia telah melarikan diri.

Setelah sampai ke tempat tujuan Dewi langsung memberi ongkos lalu bergegas masuk kedalam Klub untuk menemui Mami. Ia menemukan Mami sedang duduk di bar sambil menenggak minumannya.

“Hallo Mam.” Sapa Dewi saat menghampiri Mami.

“Hai Dewi, kamu sudah selesai dengan tuan Bagaskara?” Tanya Mami yang sedikit mengkhawatirkan Dewi karena ia mengetahui sifat Bagaskara.

“Mami tidak perlu cemas karena aku baik-baik saja.” Jawab Dewi sambil tersenyum.

“Sebenarnya maksud dan tujuan aku menemui Mami adalah untuk bertanya perihal hutang orang tuaku.” Tutur Dewi

“Memangnya kamu punya uang sebanyak itu sampai berani menanyakannya?” Ejek Mami

“Sebutkan saja Mam, aku akan berusaha jika nominal itu pasti dan bisa bebas dari sini.

“Okey, hutang orang tua kamu itu 1 milyar.” Ucap Mami yang membuat Dewi terkejut.

“Tapi karena kamu sudah bekerja dengan baik selama di Klub ini selama beberapa tahun, saya akan menguranginya. Dan total nya sekarang menjadi 800 juta.” Lanjut Mami

“Oh Tuhan syukurlah, ternyata Mami masih ada hati nuraninya.” Batin Dewi

Dewi langsung merogoh ponselnya dan memberikan pada Mami.

“Silahkan isi nomor rekening Mami.” Ucap Dewi sambil menyerahkan ponselnya.

“Kamu mau membayarnya sekarang?” Mami heran karena tak percaya bahwa akhirnya Dewi dapat membayar hutangnya.

“Kamu dapat uang dari mana sebanyak itu.” Mami curiga pada Dewi.

“Aku dapat pinjaman Mam.” Jawab Dewi berbohong.

“Ah sudahlah saya tak mau tau yang penting kamu sudah mau melunasi semuanya.” Jawab Mami sambil mengembalikan ponsel Dewi.

“Sudah aku transfer mam.” Ucap Dewi sambil menunjukkan layar screenshoot bukti transfer.

“Okey kamu bebas sekarang Dewi.” Ucap Mami yang merasa senang menerima uang.

“Aku pamit dulu mam.” Pamit Dewi

Dewi pun langsung meninggalkan klub menuju kontrakannya. Saat sudah berada didalam kontrakkan kecilnya, Dewi seperti berpamitan pada bangunan yang sudah menemani jatuh bangunnya mengalami ujian hidup beberapa tahun belakangan.

Dewi hanya membawa barang seperlunya, ia pamit pada pemilik kontrakkan hanya lewat pesan online serta memberi tahu jika barang yang ia tinggalkan dapat digunakan untuk penghuni dikemudian hari nanti.

“Kehidupan baru, i’m coming.” Ucap Dewi saat meninggalkan kehidupan lamanya. Tinggal ia menyusun rencana hidupnya untuk kedepan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Pendekatan

    Ting Tong,,, Ting Tong,,,Dihari yang cerah, Dewi sepertinya kedatangan tamu yang memecahkan keheningan kediaman yang ia tinggali. Dilihatnya dari lubang pintu ada pria yang mengajak nya tinggal di pulau dewata lah yang singgah. “Silahkan masuk” Dewi tersenyum seraya membukakan pintu dan berlalu kearah sofa khusus menjamu tamu yang datang, tentu saja Dion mengekor wanita yang ia kagumi.“Kamu suka tempatnya?” Tanya Dion“Banget, simpel tapi aku suka” balas Dewi“Apa kedatanganku mengganggu kamu?” Tanya Dion yang sungkan karena jujur ia sangat kentara menyukai wanita yang sedang berhadapan dengannya.“Sama sekali ngga kok, tapi ngomong-ngomong kamu emang se formal itu ya kalo lagi ngobrol? Atau aku nya yang ngga sopan?” Tanya Dewi yang kaku dengan cara bicara lawannya ini.Dion yang ditanya oleh sang gadis pujaan pun bersemu merah karena merasa konyol, “kenapa juga aku pake bahasa formal coba sama dia diluar bukan di kanyor kayak biasanya” batin Dion sambil menggaruk tengkuk yang tida

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Tiada hari tanpa emosi

    Hari ke hari suasana hati Tuan Arogan makin memburuk, hanya saja ia pandai sekali menutupi semua itu. Sikap yang ia tunjukkan pada orang-orang pun tak berubah, masih menunjukkan seorang Bagaskara Prayudha yang terkenal dingin dan mematikan apabila berhadapan dengannya. Namun siapa tau jika ia mampu ditaklukkan oleh Dewi yang hilang. "Aku ingin jadwalku diatur dengan teliti! Apa kau mendengarkanku wahai tuan sekretaris yang agung!" Ucap Bagaskara yang mampu menekan jantung Rafa berhenti dalam hitungan detik. Seolah tak memberi kesempatan untuk Rafa membela diri, Bagas langsung berdiri mengitari meja kebesarannya untuk menghampiri sekretarisnya yang sedang ketakutan. "Oh ya tuhan, bukankah dia sudah berubah kemarin menjadi orang yang baik setelah Nona itu pergi?" Batin Rafa yang bertanya-tanya tentang perubahan sikap Tuannya itu. "Jangan berpikir aku bisa lemah karena perempuan dan kau dapat lalai dari tugasmu." Ucap Bagaskara menatap lurus kearah pria yang sangat rapi dalam pena

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Tamu tak diundang

    Wanita parubaya melenggang dengan anggun kedalam mansion megah milik Steffan, raut wajahnya yang datar tak dapat ditebak walaupun hatinya sedang berkecamuk. Ia pun langsung duduk di sofa kebesaran sang empunya,”panggilkan tuanmu sekarang juga, bilang kalau aku ingin segera bertemu dengannya.” Titah Viona pada pelayan saat menyambut kedatangannya. “Baik Nyonya” Pelayan tak bisa membantah perintah dari Viona, karena ia tahu bahwa sang pemilik titah sudah seperti ibu sendiri dari tuannya. Mata Viona mengekori kemana arah pelayan yang diperintahnya itu, ternyata kamar utama sang empunya rumah ada tepat lurus diposisi duduknya saat ini. Di lantai dua dengan pintu ukiran sangat elegan adalah kamar utama Steffan, ketika pintu dibuka Steffan langsung menoleh ke ruang utama dan saling bertatap dengan si tamu yang tak lain adalah Viona. steffan pun sudah menganggap ibu mantan sahabatnya itu sebagai ibu sendiri. “Saya memohon maaf tuan karena mengganggu istirahat di akhir pekan,

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Kebenaran

    Bagaskara's POV Aku terbangun di pagi yang cerah, rasanya sangat berat sekali untuk bangun dari tempat tidur ini. Jika bukan ada Mama yang datang dan mengetuk sejak tadi, aku akan tetap melanjutkan tidur. Tentu saja Mama akan mengamuk jika aku mengabaikannya, bisa-bisa aku jadi gelandangan. "ada apa sih pagi-pagi gini udah rusuh aja sih Mam?" ucapku kesal tatkala mendengar gedoran pintu yang tak kunjung berhenti. Hari ini jadwal untuk kerja sengaja kuminta dikosongkan karena tubuh ini juga butuh istirahat. apalagi beberapa hari belakangan energiku terkuras habis memikirkan wanita yang telah mencuri hati ini. Tapi sepertinya Mama nggak mungkin kalo cuma mau temu kangen sampe rusuh gini. "Ada apa sih maaaa?" tanyaku sedikit memasang wajah kesal. "Turun dalam waktu 5 menit, mama tunggu dibawah. ingat! hanya 5 menit untuk bersih-bersih dan langsung turun." Perintah Mama dengan wajah yang menahan amarah. "iya ma." Aku pun bergegas kekamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gig

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Awal Kehidupan Baru

    Di pulau Dewata yang selalu menampakkan keindahannya dari segi apapun membuat kesan yang indah bagi Dewi saat pertama kali tiba. Ia harus segera mencari tempat tinggal karena ia telah memutuskan untuk menetap disini. Namun ia tak khawatir karena ia akan jadi bagian dari salah satu perusahaan property besar di pulau ini. ia pun sudah mengantongi nomor yang telah Dion berikan padanya. mereka pun sudah janjian untuk melihat tempat yang akan dijadikannya kediaman disini. Orang yang dimaksud Dion ternyata menunggu di bandara yang memudahkan Dewi, karena tentu ia belum hapal wilayah ini. "bener mbak Dewi." seorang lelaki yang ditaksir usianya dibawah Dewi. "iya itu saya, saya Dewi." Ia mengajak berkenalan dengan menjabat tangan. "eh iya saya Andre mbak." Jawab Andre dengan sopan tapi tidak membalas jabatan tangan Dewi, yang tentu saja membuat sang wanita ini heran. "Maaf ya mbak, saya diperintahkan kalo mbak nya ngajak salaman saya nggak boleh balas." Ucapnya sambil menunduk, dan yan

  • Dewi Malam Sang Penyelamat CEO Impoten   Rencana & Kecemasan

    Kenangan buruk tentang penyebab kandasnya pernikahan dengan papa Bagaskara , terus terbayang didalam pikiran wanita paruh baya yang masih menampakkan kecantikannya itu. ia terkejut bukan main mendengar kabar bahwa pernikahan anaknya juga karena disebabkan oleh seorang jal*ng. "apa rencana kamu?" tanya Viona datar dengan tatapan kosong lurus kedepan. Elena tersenyum ketika mendengar pertanyaan sang mertua, karena ia yakin bahwa Viona akan berpihak padanya. "gimana kita buat Bagaskara jatuh miskin sementara ma, kita buat dia seolah-olah udah nggak punya apapun. Biar perempuan itu pergi, aku yakin kalo dia itu nggak tulus sama Bagas." Ujar Elena dengan tersenyum smirk. "Baiklah, tapi Mama mau bertemu dengan Bagas dulu." Jawab Mama yang membuat Elena khawatir, karena ia takut kalau Bagaskara mengatakan yang sebenarnya. "apa mama harus menemuinya? nggk langsung ke rencana aja gitu?" tanya Elena memastikan agar ia merasa tenang. "Mama bisa atasi semuanya" ucap Viona. Tak

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status