Share

Menolong Seseorang

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 09:46:08

Niuniu bernapas berat setelah beberapa percobaan, namun gagal terus.

“Nona Zhao, Anda benar-benar tahu banyak hal … tapi, bagaimana Anda mempelajarinya? Bukankah Anda … tidak pernah melakukan?”

Zhao Xueyan tertawa kecil, menghindari pertanyaan itu. “Mari kita katakan saja, aku pernah belajar dari seorang ahli. Sekarang, fokuslah pada latihanmu.”

Niuniu menggeleng sambil tersenyum kagum. “Saya tidak pernah membayangkan Nona bisa seperti ini. Biasanya, Anda … hanya diam disiksa ….”

Niuniu tidak melanjutkan ucapannya, karena takut menyinggung Zhao Xueyan.

Zhao Xueyan mengangkat alis, matanya tajam. “Waktu itu sudah berlalu, Niuniu. Hidupku kini berbeda, dan aku membalas mereka.”

Matahari mulai tinggi saat mereka selesai latihan 6 pagi. Meskipun tubuh mereka lelah, semangat keduanya masih ada.

“Nona Zhao, meskipun saya belum sepenuhnya mengerti, saya merasa tubuh saya lebih ringan. Latihan ini … mungkin memang berguna.”

Zhao Xueyan mengangguk dengan puas. “Itu hanya permulaan. Dengan latihan rutin, kita berdua akan menjadi lebih kuat. Tidak ada yang bisa meremehkan kita lagi.”

Dalam hati, Zhao Xueyan merasa lega. Dia tahu perjalanan ini panjang, tapi dengan pengetahuan dan tekadnya, dia yakin bisa mengubah nasibnya dan melindungi orang-orang di sekitarnya.

Di bawah sinar matahari pagi, Desa Qinghe ramai dengan pedagang dan pembeli yang memenuhi pasar desa. Zhao Xueyan, yang mengenakan jubah sederhana dan cadar untuk menutupi wajahnya, berjalan tenang di samping pelayannya, Niuniu.

Meskipun berusaha menyembunyikan identitasnya, aura elegan Zhao Xueyan tetap sulit disembunyikan, membuat beberapa orang memandang mereka dengan penasaran.

"Niuniu, ingat, jangan bicara terlalu banyak. Kita di sini untuk mencari bahan makanan," kata Zhao Xueyan datar.

"Baik, Nona," jawab Niuniu sambil memegang erat keranjang belanja mereka.

Namun, mata Niuniu terus bergerak gelisah, memperhatikan segala sesuatu di sekitar mereka.

Saat mereka melangkah lebih jauh, keramaian di sudut jalan menarik perhatian mereka. Seorang pria tua tergeletak di tanah dengan wajah pucat dan tubuh gemetar. Orang-orang di sekitarnya tampak panik, tidak tahu harus berbuat apa.

"Dia tiba-tiba pingsan! Tidak ada tabib di sini!" teriak seorang wanita muda.

"Apakah dia akan mati?" tanya seorang anak kecil dengan nada takut.

Niuniu menarik lengan Xueyan. "Nona, kita tidak seharusnya terlibat. Bagaimana jika mereka mengenali Anda?"

Namun, Zhao Xueyan tidak menggubris. Dia melangkah maju dengan tenang, membuat kerumunan memberi jalan tanpa sadar karena auranya yang tegas.

"Biarkan aku memeriksanya," kata Zhao Xueyan, suaranya dingin namun penuh keyakinan.

Wanita muda yang tadi berteriak segera menoleh. "Anda tahu bagaimana mengobatinya?"

Zhao Xueyan berlutut di samping pria tua itu dan memeriksa denyut nadinya.

"Dia menderita gangguan pada meridian ginjal dan paru-paru. Energinya terblokir, mungkin akibat terlalu lama bekerja di udara dingin tanpa istirahat."

Niuniu berdiri di dekatnya, tertegun melihat ketenangan majikannya.

"Nona benar-benar tahu apa yang dia lakukan ….” gumamnya, kagum sekaligus terkejut.

Dari balik jubahnya, Zhao Xueyan mengeluarkan kotak kecil berisi jarum akupunktur. Dia mulai memasang jarum di titik-titik tertentu pada tubuh pria itu, gerakannya cekatan dan penuh presisi. Setiap jarum yang ditusukkan memancarkan sedikit kilauan cahaya lembut, hasil dari kekuatan spiritualnya.

Kerumunan terdiam, menyaksikan dengan mata lebar. Mereka belum pernah melihat teknik seperti ini sebelumnya.

Setelah beberapa menit, tubuh pria itu mulai berhenti gemetar. Wajahnya yang tadinya pucat mulai mendapatkan warna, dan napasnya kembali normal. Zhao Xueyan mengeluarkan sebuah botol kecil berisi air spiritual dan menuangkan beberapa tetes ke mulut pria itu.

"Air ini akan memulihkan energinya dengan cepat," kata Zhao Xueyan.

Kemudian Zhao Xueyan menyerahkan daun tanaman langka kepada wanita muda yang tadi berteriak.

"Rebus ini sebagai teh untuknya. Minumkan dua kali sehari selama lima hari.”

Pria tua itu membuka matanya perlahan. "Siapa ... siapa Anda? Apakah saya masih hidup?"

"Anda sudah aman sekarang. Ingatlah untuk menjaga kesehatan Anda," jawab Zhao Xueyan dingin, berdiri dengan anggun.

Wanita muda itu membungkuk dalam-dalam.

"Terima kasih, Nona. Anda menyelamatkan ayah saya! Siapa Anda? Bagaimana kami bisa membalas budi ini?"

Xueyan menarik cadarnya lebih rapat. "Tidak perlu tahu siapa aku. Gunakan waktumu untuk menjaga keluargamu.”

Saat Zhao Xueyan berjalan pergi, kerumunan masih berbisik penuh kekaguman. Beberapa orang memuji tekniknya, sementara yang lain penasaran dengan identitas wanita misterius itu.

Niuniu mengikuti di belakang Xueyan, masih tercengang. "Nona, Anda benar-benar luar biasa! Saya tahu Anda pintar, tapi tadi ... itu seperti keajaiban! Bagaimana Anda bisa melakukannya?"

Zhao Xueyan menoleh sedikit, tersenyum samar di balik cadarnya.

"Niuniu, ilmu medis adalah tentang memahami tubuh dan energi manusia. Ketika kamu memahami itu, tidak ada yang tidak mungkin."

Niuniu mengangguk dengan mata berbinar.

"Nyonya, saya semakin kagum pada Anda. Anda seperti dewi penyembuh!"

Xueyan hanya tertawa kecil dan melanjutkan langkahnya. Meskipun dia telah meninggalkan kehidupan istana, dedikasinya untuk menyelamatkan nyawa tetap menjadi tujuan utamanya di dunia yang baru ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Haeiril Khadhramy
Keren Zhao Xueyan, semangat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 447

    Cahaya fajar baru saja muncul di ufuk timur, langit masih menyisakan warna kelam ketika dua pasukan besar berdiri saling berhadapan di medan perang terbuka, seperti barisan semut hitam yang tak berujung. Aura tekanan Qi dari para prajurit dan jenderal memenuhi udara, menggema seperti dentingan pedang yang belum terhunus.Di sisi barat, pasukan Kekaisaran Tianyang berdiri gagah. Di barisan paling depan, Kaisar Tian Ming duduk tegak di atas kudanya yang gagah berwarna hitam legam. Zirah emas di tubuhnya memantulkan cahaya matahari pagi, menambah aura agung dan tak tergoyahkan.Di sisi timur, pasukan Kekaisaran Zhengtang berbaris rapi. Kaisar Zheng Yu berdiri di atas kuda coklatnya, mengenakan jubah perangnya berwarna merah gelap dengan lambang naga api di dada. Wajahnya angkuh dan dingin.Kaisar Zheng Yu mengangkat tangan, memberi isyarat pada seluruh pasukannya untuk tetap diam, lalu melangkah maju beberapa tapak dengan suara lantang.“Tian Ming! Menyerahlah. Serahkan Permaisuri Zhao X

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 446

    Fajar belum sepenuhnya menyingsing, langit masih menggantungkan semburat biru gelap dan oranye pucat. Angin pagi berhembus lembut namun membawa hawa tegang dari persiapan perang. Derap kaki pasukan elit kekaisaran Tianyang terdengar mantap di pelataran luar gerbang utama. Armor-armor berkilau, panji-panji berkibar, dan beast tunggangan menggeram lirih, seakan ikut merasakan aroma pertempuran yang sudah di ambang waktu.Di tengah pasukan itu, Kaisar Tian Ming berdiri gagah dengan zirah emasnya. Namun matanya hanya tertuju pada satu sosok yaitu Zhao Xueyan, istrinya, yang berdiri di dekat gerbang dengan wajah menahan."Xueyan .…" ucapnya pelan sambil menggenggam tangan istrinya yang dingin."Aku baik-baik saja," jawab Zhao Xueyan singkat, namun jelas nada suaranya bergetar. "Aku hanya, tak menyangka hari perpisahan kita datang secepat ini."Kaisar Tian Ming tersenyum lembut. "Bukan perpisahan. Hanya jeda, aku akan kembali. Kau akan melihatku berdiri di sini lagi, dengan kemenangan."Zh

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 445

    Langit senja di Benua Yunzhu berwarna kemerahan, seakan menyambut datangnya badai. Suara gemuruh dari kaki-kaki monster buas mengguncang tanah. Pasukan elit Kekaisaran Zhengtang muncul di balik awan debu, menunggangi beast monster masing-masing seperti macan bermata tiga, burung baja bersisik, hingga kuda api yang menghembuskan napas panas dari lubang hidungnya.Di barisan terdepan, berdiri tegak seorang pria berjubah ungu gelap, dengan helm perang di kepalanya, Kaisar Zheng Yu. Sorot matanya tajam menatap ke depan. Di hadapan mereka terbentang gerbang kokoh timur Benua Yunzhu, dijaga dua gunung tinggi yang menjulang seperti sepasang penjaga raksasa.Seorang jenderal muda mendekat, menunduk hormat. "Yang Mulia, kita telah mencapai titik perkemahan yang strategis. Lembah di antara dua gunung ini cukup tersembunyi, dan dekat dengan perbatasan Kekaisaran Tianyang."Kaisar Zheng Yu menoleh sekilas, lalu memandang ke lembah yang dimaksud. Angin berembus kencang, membawa aroma tanah basah d

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 444

    Di Paviliun Barat yang sejuk dan megah, Ibu Suri Gao duduk anggun di bawah naungan tirai sutra tipis. Di hadapannya, cawan teh melati menguarkan aroma halus. Matanya tajam menatap ke luar, seolah menunggu sesuatu. Tak lama kemudian, langkah kaki cepat terdengar mendekat. Seorang prajurit berseragam gelap membungkuk dalam di depan pintu. "Masuk," ucap Ibu Suri tanpa menoleh. Prajurit itu melangkah masuk dan kembali membungkuk dengan hormat. "Hamba menghadap, Yang Mulia." Ibu Suri meletakkan cangkir tehnya dan menoleh dengan dingin. “Bagaimana hasil penyelidikanmu?” Dengan suara rendah dan hati-hati, prajurit itu menjawab, “Yang Mulia Kaisar Tian Ming sedang mempersiapkan pasukan dalam diam. Karena Yang Mulia Kaisar akan berperang.” Alis Ibu Suri langsung berkerut. “Persiapan perang?” tanyanya tajam. “Benar, Yang Mulia,” sahut sang prajurit. “Kami mendapat laporan bahwa Kekaisaran Zhengtang akan menyerang Kekaisaran Tianyang.” Ibu Suri Gao berdiri dari duduknya dengan cepat. Tata

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 443

    Mentari pagi menyinari halaman istana dengan lembut, menyusup lewat jendela-jendela besar yang menghadap ke taman bunga. Suasana di ruang makan keluarga kekaisaran tampak hangat. Aroma teh melati dan hidangan sarapan khas kekaisaran memenuhi udara. Di meja utama, Kaisar Tian Ming duduk berdampingan dengan Permaisuri Zhao Xueyan, sementara Jenderal Zhao Yun dan istrinya, Nyonya Bing Qing, duduk di sisi lainnya. Ibu Suri Gao berada di ujung meja, menyendok bubur tanpa bersuara.Kaisar Tian Ming menatap ke arah ayah mertuanya. “Ayah mertua,” panggilnya pelan namun tegas.Jenderal Zhao Yun mengangkat kepalanya, menatap sang kaisar penuh wibawa. “Ada yang ingin dibicarakan, Yang Mulia?”Kaisar Tian Ming mengangguk. “Ayo kita bicara di ruang kerja,” ujar Tian Ming seraya bangkit.Jenderal Zhao Yun mengangguk tenang, lalu menyeka mulut dengan sapu tangan sebelum ikut berdiri. “Baiklah.”Keduanya berjalan meninggalkan ruang makan dengan langkah mantap. Ibu Suri Gao yang melihat itu mengernyit

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 442

    Langkah ringan terdengar mendekat, disusul oleh suara pintu yang terbuka perlahan.Kaisar Tian Ming yang baru saja memerintahkan dua tangan kanannya untuk mempersiapkan pasukan, segera menoleh tajam. Namun, begitu melihat siapa yang berdiri di ambang pintu, sorot matanya langsung berubah dari bengis menjadi hangat.“Sayang?” Suaranya melunak. “Ada apa kau datang ke sini malam-malam begini?”Zhao Xueyan berdiri dengan gaun tidur merah marun yang lembut, rambut panjangnya digelung ringan, beberapa helai terurai di bahu. Wajahnya serius, matanya menatap langsung ke arah sang suami.“Apa yang terjadi, Tian Ming?” tanyanya pelan, tapi tegas.Tian Ming berdiri dan melangkah mendekat. “Tak ada apa-apa. Hanya urusan kekaisaran. Tak perlu kau khawatirkan, sayang.”Zhao Xueyan mendengus kecil, lalu bersedekap. “Aku tidak suka dibohongi. Jika kau berani menyembunyikan sesuatu dariku.” Ia berhenti sejenak, matanya menyipit. “Silakan tidur di luar mulai malam ini.”Wajah Tian Ming seketika membeku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status