Share

Ruang Dimensi

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2024-12-12 09:25:59

Di dapur kecil, Niuniu sibuk mencuci sayuran liar yang mereka kumpulkan dari hutan sehari sebelumnya.

Di sudut lain, Zhao Xueyan sedang mengasah pisau dengan perlahan, mencoba memulihkan kebiasaan sehari-hari setelah luka cambuknya mulai sembuh.

“Niuniu, biar aku yang memotong sayuran itu,” kata Zhao Xueyan dengan nada tegas.

Niuniu menoleh, menggelengkan kepala. “Nona Zhao, Anda tidak perlu repot. Luka Anda masih baru sembuh. Biar saya saja yang—”

Ucapan Niuniu terhenti saat Zhao Xueyan menatapnya datar.

“Aku sudah cukup duduk diam. Jangan khawatir, aku tahu apa yang kulakukan,” ujar Zhao Xueyan memotong perkataan Niuniu.

Niuniu terdiam sejenak, lalu menyerahkan seikat sayuran ke tangan majikannya.

“Baiklah, tapi kalau tangan Anda terasa sakit, langsung berhenti.”

Zhao Xueyan tersenyum samar dan mulai memotong sayuran itu dengan hati-hati.

Zhao Xueyan tengah memotong sayuran, tanpa sengaja pisau yang tajam itu menggores jari telunjuknya. Darah segar mengalir dari lukanya dan menetes tepat ke gelang giok hijau pucat yang melingkar di pergelangan tangannya.

Tiba-tiba, cahaya hijau terang memancar dari gelang itu, membuat ruangan kecil itu bersinar dengan intensitas luar biasa.

Zhao Xueyan merasa tubuhnya tertarik oleh kekuatan tak terlihat, dan sebelum sempat berkata apa-apa, dia menghilang.

“Nona Zhao! Anda ke mana?!” seru Niuniu panik, tetapi Zhao Xueyan sudah lenyap dari pandangannya.

Saat Zhao Xueyan membuka matanya, dia mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang sangat berbeda. Tanah yang subur membentang luas dengan tanaman aneh yang bercahaya lembut.

Di kejauhan, ada aliran sungai yang berkilauan seperti kristal, dan udara di sekitarnya terasa sangat murni.

“Di mana aku?” gumam Zhao Xueyan, matanya mengamati keindahan di sekitarnya.

Tidak jauh darinya, sebuah bangunan besar berdiri megah. Mansion mewah dengan arsitektur elegan seperti perpaduan desain kuno dan modern. Di depannya, sebuah papan batu berdiri dengan tulisan bercahaya.

“Selamat datang, pewaris gelang giok. Ini adalah dimensi yang diwariskan oleh leluhur keluarga Zhao.”

Suara lembut bergema di udara, mengejutkan Zhao Xueyan. Gadis itu mencari sumber suara, tetapi dia tak melihat siapapun.

“Dimensi? Gelang ini punya ruang seperti ini?” tanya Zhao Xueyan dengan takjub, melangkah mendekati papan batu itu.

“Benar. Tempat ini adalah ruang pribadi untuk melindungi pewaris keluarga Zhao. Semua yang Anda butuhkan untuk hidup ada di sini,” jawab suara itu lagi.

Zhao Xueyan menghela napas panjang, mencoba mencerna semua ini.

“Jadi … apa saja yang ada di sini?”

“Di dalam dimensi ini, terdapat ladang tanaman langka seperti akar Tian Lu, bunga Qi Bai, dan tanaman Lingxue. Ada juga air spiritual tingkat tinggi di sungai yang dapat menyembuhkan luka dan memperpanjang usia. Selain itu, mansion ini berisi peralatan medis modern, supermarket lengkap dengan bahan makanan, senjata spiritual, dan … kekayaan keluarga Zhao dalam bentuk koin emas.”

Penjaga ruang dimensi menjelaskan dengan panjang lebar, membuat Zhao Xueyan terkejut.

Mata Zhao Xueyan membesar. “Supermarket? Peralatan medis? Dan koin emas? Ini … seperti kombinasi dunia modern dan kuno.”

Dengan penuh rasa ingin tahu, Zhao Xueyan melangkah masuk ke mansion itu. Dia disambut oleh ruangan yang luar biasa mewah, dengan perabotan kayu berukir indah dan dinding yang dihiasi lukisan kuno. Tapi yang membuatnya terpana adalah ruang medis di salah satu sudut mansion.

Peralatan kedokteran modern seperti mesin MRI, mikroskop, dan berbagai instrumen bedah tersusun rapi. Di rak-rak kaca, tersimpan obat-obatan yang lengkap, seperti di laboratorium terbaik di zaman modern.

“Aku bisa menggunakan semua ini,” kata Zhao Xueyan pelan, senyuman mulai muncul di wajahnya.

“Dengan semua ini, aku tidak hanya bisa bertahan hidup, tetapi juga mengubah nasibku.”

Di sudut lain mansion, dia menemukan sebuah ruang penyimpanan penuh dengan koin emas dan batu permata.

Jumlahnya tak terhitung, bersinar terang di bawah cahaya lampu kristal. Zhao Xueyan tersenyum puas, merasa menemukan harapan baru.

Tiba-tiba, suara itu kembali berbicara. “Semua ini milikmu, Zhao Xueyan. Gunakan dengan bijak. Gelang giok ini akan membantumu menghadapi tantangan apa pun di dunia luar.”

Zhao Xueyan mengangguk pelan. “Aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin. Ini adalah kesempatan kedua yang tak ternilai harganya.”

Zhao Xueyan bertekad untuk memanfaatkan sebaik mungkin harta yang ada disini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Haeiril Khadhramy
Lanjut thor
goodnovel comment avatar
Berliana Lovely
gak sabar nunggu kebangkitan Zhao Xuyan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 536

    Setelah kedua bayi kembar itu dibersihkan dan dibedong dengan kain sutra lembut, Zhao Xueyan terlihat berbaring lemah namun wajahnya dipenuhi senyum kebahagiaan. Ratu Bing Qing duduk di samping ranjang, menggendong cucu laki-lakinya dengan hati-hati, menatap wajah mungil itu dengan penuh kasih. “Cucu nenek tampan sekali, benar-benar seperti ayahnya,” gumam Ratu Bing Qing sambil tersenyum haru. Di sisi lain, Kaisar Tian Ming duduk di samping Zhao Xueyan sambil menggendong bayi perempuannya. Tangannya mengusap pelan pipi sang putri yang putih kemerahan itu dengan mata berkaca-kaca. “Putriku, cantik sekali. Benar-benar mirip ibumu.” Saat itu Raja Zhao Yun mendekat, menatap sang cucu perempuan dengan tatapan gemas. Dia lalu menatap Kaisar Tian Ming dengan alis terangkat. “Yang Mulia, izinkan aku menggendong cucuku sebentar,” ujarnya sambil mengulurkan tangan. Namun Kaisar Tian Ming langsung memalingkan tubuhnya, menjauhkan sang putri dari jangkauan Raja Zhao Yun sambil menatapnya den

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 535

    Sembilan bulan kemudian…Di paviliun Naga, suasana terlihat sangat tegang. Suara jeritan dan napas terengah-engah terdengar memenuhi ruangan. Zhao Xueyan terbaring dengan tubuh penuh peluh, rambutnya menempel di wajah pucatnya. Tangannya mencengkeram erat kain di bawahnya.“Arghhh … ahhh .…” suara Zhao Xueyan parau menahan sakit yang luar biasa.Di samping ranjang, Kaisar Tian Ming memegangi tangan istrinya dengan mata merah menahan tangis. Tangannya yang besar membelai kepala Zhao Xueyan dengan lembut.“Sayang, bertahanlah, sebentar lagi … sebentar lagi bayi kita lahir .…” suara Tian Ming bergetar menahan rasa sakit yang seolah ikut dia rasakan.Zhao Xueyan menatap suaminya dengan mata penuh air mata.“Tian Ming, sakit sekal i… ahhhh .…” jeritnya kembali menggema.Di sisi lain, Tabib Sun dengan sigap memeriksa sambil memberikan aba-aba.“Yang Mulia Permaisuri … tarik napas … lalu dorong! Sekarang!”Zhao Xueyan menarik napas dalam, menahan tangisnya, lalu mengejan sekuat tenaga.Niuni

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 534

    Sebulan kemudian…Istana kekaisaran Tianyang kembali pada suasana damai dan megah seperti sedia kala. Setelah sekian lama diliputi ketegangan dan intrik kotor, kini suara musik lembut, aroma dupa, dan tawa bahagia terdengar di setiap sudut istana.Hari ini, Kaisar Tian Ming mengadakan perayaan besar-besaran untuk merayakan kehamilan sang istri tercinta, Permaisuri Zhao Xueyan.Terlihat Zhao Xueyan duduk anggun di singgasananya dengan hanfu putih bersulamkan benang emas, perutnya yang mulai membuncit menambah aura keibuannya. Ia tersenyum menatap rakyat dan para pejabat yang datang untuk memberi selamat.Seorang pejabat tua menatap Zhao Xueyan dengan senyum ramah lalu menangkupkan tangan memberi hormat.“Selamat atas kehamilan Yang Mulia Permaisuri, semoga putra atau putri yang lahir kelak membawa kejayaan dan kebahagiaan bagi Kekaisaran Tianyang.”Zhao Xueyan tersenyum lembut sambil membalas hormat dengan anggun. “Terima kasih atas doanya, Menteri Li.”Tak jauh dari sana, Kaisar Tian

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 533

    Setelah Putri Min Ji beserta keluarganya diseret keluar aula penobatan dengan jeritan histeris, suasana altar kembali hening. Hanya terdengar suara napas berat Ibu Suri Gao yang perlahan melangkah mendekati suaminya.Dengan mata berkaca-kaca, Ibu Suri Gao menatap Kaisar Tian Jing. Tubuhnya bergetar menahan tangis. Kedua tangannya meraih lengan sang suami dengan lembut, seolah takut sentuhannya akan membuat pria itu menghilang lagi.“Suamiku … Jing’er … akhirnya kau kembali,” suaranya serak bergetar penuh kerinduan. “Aku … aku merindukanmu setiap hari. Aku mengira telah kehilanganmu selamanya.”Tapi tatapan Kaisar Tian Jing tidak menunjukkan kehangatan yang diharapkan sang istri. Matanya hanya menatap Ibu Suri Gao dengan sorot dingin yang penuh kekecewaan.Melihat itu, Ibu Suri Gao menelan ludah. Hatinya berdebar tak karuan. Perlahan ia bertanya dengan suara gemetar.“Ada … ada apa, suamiku? Kenapa kau menatapku seperti itu? Kenapa kau menatap istrimu dengan tatapan seperti itu? Apa ke

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 532

    Saat itu, seluruh aula penobatan terdiam membeku. Hening yang menyesakkan seolah menelan semua suara. Hanya suara napas ketakutan Putri Min Ji yang terdengar pelan.Tiba-tiba, terdengar suara berat yang menua namun tegas memecah keheningan itu.“Benarkah … aku akan mati, Min Ho?”Suara itu bergema pelan namun menusuk ke jantung setiap orang yang mendengarnya.Semua orang menoleh dengan cepat, menatap ke arah sumber suara. Di sudut ruangan, di antara deretan kursi para tamu bangsawan, tampak sosok seorang pria tua dengan pakaian kekaisaran meski telah lusuh. Rambutnya sudah beruban seluruhnya, namun matanya tajam penuh wibawa.Deg! Itu Kaisar Tian Jing.Dia berdiri tegak meski tubuhnya kurus, tatapannya menusuk lurus pada Tuan Min Ho di atas altar.Di sampingnya, berdiri Zhao Xueyan dengan hanfu putih polos dan selendang biru. Wajah Zhao Xueyan tanpa riasan, namun sorot matanya begitu dingin dan tajam. Tatapannya mengarah pada Putri Min Ji dengan tatapan meremehkan yang menusuk.Mulut

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 531

    Ibu Suri Gao menatap tajam ke arah Tuan Min Ho. Suaranya bergetar menahan amarah dan keterkejutan yang luar biasa.“Apa maksudmu Kaisar Tian Jing akan mati?” suaranya meninggi, matanya menatap tajam. “Suamiku itu sudah lama mangkat! Jangan menyebut-nyebut namanya sembarangan roh beliau akan merasa kau mempermainkan hal ini!”Tuan Min Ho justru tertawa terbahak-bahak. Tawanya terdengar menakutkan di tengah keheningan aula. Semua orang menatapnya dengan kengerian. Putri Min Ji yang terduduk menangis, perlahan menatap ayahnya dengan mata penuh harap.Nyonya Kim Na melangkah mendekat, menatap putrinya dengan senyum menenangkan. Dengan lembut namun tegas, dia membantu Putri Min Ji berdiri sambil berbisik pelan namun terdengar jelas.“Bangunlah, putriku. Kita belum kalah.”Mendengar itu, Putri Min Ji perlahan menghapus air matanya. Matanya yang bengkak kini menatap dengan sinar penuh harap, senyum kecil kembali muncul di wajahnya.Tuan Min Ho menatap lurus pada Ibu Suri Gao. Tatapan matanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status