Share

71. Rahasia Doddy.

Author: Suzy Wiryanty
last update Last Updated: 2025-06-09 21:29:30

Dengan mobil pinjaman dari Haryo, Marwa ke rumah Siska pagi-pagi sekali. Ia menyesuaikan waktunya dengan saat kepulangan Bu Euis ke rumah, untuk mengambil pakaian ganti Siska. Langit masih mengambang abu-abu ketika ia tiba di rumah Siska. Dalam waktu kurang dari lima belas menit, ia sudah merapikan koper dan barang-barangnya ke dalam mobil.

"Ibu minta maaf ya, atas... ya, segalanya," Bu Euis memohon pengertian Marwa.

"Saya mengerti, Bu. Tidak apa-apa. Lagi pula rumah saya juga sudah hampir selesai kok. Saya akan pindah secepatnya." Marwa tersenyum maklum sambil menjabat tangan Bu Euis. Mengucapkan terima kasih karena sudah diperbolehkan menginap seminggu lebih di rumahnya.

Beberapa menit kemudian, Marwa sudah meluncur ke jalan raya. Ia berencana untuk memeriksa hasil kerja Pak Danang sebelum kembali ke hotel. Selama berkendara, ia menuruti pesan Haryo untuk selalu berhati-hati dan menghindari jalanan yang sepi.

Empat puluh menit kemudian, ia sudah memasuki wilayah Gang Kenanga. Ketik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
clue baru lagi.. irna pindah hanya menbawa dodsy kecil dan mngontrak rumah pak marno.. semakin curiga kalau si "Na" ini ya mbak irna
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Di Antara Aku, Ibuku, dan Mantan Suami Musuhku   72. Dia Datang!

    Pak Rahmad dan Bu Sundari saling menatap. Ternyata, ada hal lain yang disembunyikan oleh Doddy."Hush, Faris!" Rizky memberi kode pada Faris untuk berhenti bicara. Doddy memang pernah meminta mereka menyimpan rahasianya."Sudah, biarkan saja, Riz. Kayaknya sekarang semua orang harus tahu kelakuan ayah dan anak serakah itu," Umay kali ini ada di pihak Faris."Ada apa ini sebenarnya, anak-anak? Coba bicara lebih lanjut. Ini masih pagi, bukan?" Pak Rahmad melongok jam di ruang tamu melalui jendela rumah."Masih jam tujuh kurang. Kalian bisa cerita semuanya. Dengan demikian, Doddy bisa secepatnya ditemukan. Ayo... ayo... duduk." Pak Rahmad mempersilakan anak-anak itu duduk. Karena keterbatasan kursi, hanya Rizky dan Faris yang duduk. Umay, Rizal, dan Fauzi berdiri di belakang teman-temannya.“Sebenarnya, Doddy tidak pernah ikut tawuran, Dok,” Rizkylah yang akhirnya melanjutkan. “Tiap kali dia dituduh ikut tawuran, itu sebenarnya Doddy dipukuli oleh Pak Adam atau Denny.""Astaghfirullahala

  • Di Antara Aku, Ibuku, dan Mantan Suami Musuhku   71. Rahasia Doddy.

    Dengan mobil pinjaman dari Haryo, Marwa ke rumah Siska pagi-pagi sekali. Ia menyesuaikan waktunya dengan saat kepulangan Bu Euis ke rumah, untuk mengambil pakaian ganti Siska. Langit masih mengambang abu-abu ketika ia tiba di rumah Siska. Dalam waktu kurang dari lima belas menit, ia sudah merapikan koper dan barang-barangnya ke dalam mobil."Ibu minta maaf ya, atas... ya, segalanya," Bu Euis memohon pengertian Marwa."Saya mengerti, Bu. Tidak apa-apa. Lagi pula rumah saya juga sudah hampir selesai kok. Saya akan pindah secepatnya." Marwa tersenyum maklum sambil menjabat tangan Bu Euis. Mengucapkan terima kasih karena sudah diperbolehkan menginap seminggu lebih di rumahnya. Beberapa menit kemudian, Marwa sudah meluncur ke jalan raya. Ia berencana untuk memeriksa hasil kerja Pak Danang sebelum kembali ke hotel. Selama berkendara, ia menuruti pesan Haryo untuk selalu berhati-hati dan menghindari jalanan yang sepi.Empat puluh menit kemudian, ia sudah memasuki wilayah Gang Kenanga. Ketik

  • Di Antara Aku, Ibuku, dan Mantan Suami Musuhku   70. Cinta Dalam Huru Hara.

    "Aku bisa mengerti kalau Kak Marwa ingin mencari tahu tentang masa lalu Kakak, tapi aku mohon jangan melibatkan Kak Siska dalam bahaya," ujar Tony dingin."Tony," Bu Euis memperingatkan sang putra."Belum ada kepastian soal semuanya. Jangan sembarangan menuduh." Bu Euis mencoba bersikap bijak."Tidak apa-apa, Bu. Tony benar. Aku tidak seharusnya melibatkan pihak-pihak lain. Nanti, setelah Haryo datang, aku akan pindah dari rumah Ibu. Terima kasih karena kalian semua sudah menerimaku dengan baik selama ini."Marwa dengan besar hati meminta maaf. Ia mengerti akan keresahan hati Bu Euis dan Tony. Bu Euis dan Tony saling berpandangan. Sebenarnya mereka tidak enak juga bersikap seperti ini. Selama ini Marwa sudah sangat banyak membantu mereka. Tapi mereka juga memikirkan keselamatan Siska.Setengah jam kemudian, Haryo dan dua orang temannya—yang sepertinya adalah polisi—datang. Keduanya langsung memeriksa mobil yang dikendarai Siska tadi di parkiran. Mereka akan memeriksa mobil sambil menu

  • Di Antara Aku, Ibuku, dan Mantan Suami Musuhku   69. Merasa Bersalah.

    Sepeninggal Haryo, Siska membuka matanya perlahan dan memandang Marwa yang masih duduk di sisi ranjang. "Wa," gumamnya pelan, "kamu sudah cerita soal foto-foto itu pada Haryo?"Marwa menggeleng pelan. "Belum," jawabnya. "Tadinya aku mau cerita, tapi belum sempat ngomong, sudah keburu ditelepon disuruh ke sini."Siska mengangguk lemah. "Ya sudah. Nanti saat dia menjemputmu, perlihatkan saja foto-foto itu. Siapa tahu ia mengenalnya."Marwa mengangguk pelan. "Iya. Rencananya besok aku juga akan membawa foto-foto ini ke Tante Hilda dan Bu Ros. Siapa tahu mereka mengenal si Na yang ini," lanjut Marwa lagi."Setuju. Siapa tahu mereka tahu sesuatu. Aduh!" Siska meringis. Dahinya yang terluka berdenyut nyeri. Marwa segera menghampiri."Kepalamu sakit, ya, Sis? Aku panggil suster, ya?" seru Marwa panik."Ck, tidak usah. Cuma nyeri sedikit saja. Tidak usah lebay, deh." Siska mendecakkan lidah. Marwa menghela napas. Untung sahabatnya ini tidak kenapa-kenapa. Kalau sampai terjadi sesuatu yang ser

  • Di Antara Aku, Ibuku, dan Mantan Suami Musuhku   68. Salah Sasaran.

    “Tidak apa-apa, Wa. Hidup memang tidak bisa diprediksi. Selalu penuh kejutan. Dan siap tidak siap, tetap harus kita hadapi.” Haryo merangkul Marwa hangat, mencoba menenangkan. Ia sangat memahami apa yang Marwa rasakan karena ia juga pernah mengalaminya.“Tapi kali ini kamu tidak sendiri. Ada aku yang menemanimu. Ayo, kita lihat dulu keadaan Siska,” bujuk Haryo lembut.“Iya. Tapi bagaimana caranya aku mengabari Tante Euis dan Tony? Mereka pasti cemas di Bandung sana.”“Pasti mereka cemas. Tapi mereka berhak mengetahui keadaan Siska. Ayo sekarang telepon mereka,” pungkas Haryo. Tanpa banyak bicara, Marwa segera menelepon Tony. Tony yang panik langsung mengatakan akan ke rumah sakit bersama sang ibu.“Sekarang kamu tarik napas dalam-dalam, tenangkan dirimu. Siska pasti akan baik-baik saja.” Haryo meminta Marwa menenangkan diri terlebih dahulu. Marwa pun mengikuti instruksi Haryo. Ia menarik napas panjang tiga kali dan menghembuskannya perlahan.“Sudah lebih lega?” tanya Haryo lembut. Mar

  • Di Antara Aku, Ibuku, dan Mantan Suami Musuhku   67. Duo Lebay.

    "Ya Tuhan, Marwa!" seru Siska sambil berdiri di ambang pintu kamar sahabatnya. "Ini kamar atau zona bencana alam?"Marwa menoleh dari depan cermin, tak merasa bersalah sama sekali. Di belakangnya, ranjang nyaris tak terlihat oleh tumpukan baju-gaun-gaun, blus, celana, dan scarf yang menggunung. Separuh pakaian itu miliknya, dan separuh lagi milik Siska. Ia tadi sudah meminta izin Siska untuk membongkar lemarinya."Aku harus tampil paripurna, Sis. Kamu seperti tidak pernah jatuh cinta saja," jawab Marwa santai."Ya, aku tahu." Siska masuk dan duduk di sudut ranjang. "Tapi kamu sudah mencoba... sembilan gaun, lima kulot, dan tujuh blus, lho." Siska menghitung tumpukan pakaian di ranjang. "Lho, kok diganti lagi?" seru Siska saat melihat Marwa melepas gaun fuschia-nya."Yang ini warnanya terlalu mencolok mata, Sis. Aku pasti sudah terlihat dari radius satu kilometer karena warna gonjrengnya," ucap Marwa sambil menatap tumpukan pakaian di ranjang. Ia kemudian menyambar gaun berwarna hitam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status