Share

Tiga Puluh Tiga

Di ruangan Pram, Liana duduk dengan wajah tegang. Ia masih memikirkan ucapan Pram. Tapi suami pura-puranya itu malah terlihat santai dan nyaris tanpa ekspresi. Liana mengembuskan napas keras.

"Kemarilah, sebentar lagi Indriani akan masuk. Untuk apa kau duduk terus di situ? Dulu, saat kau minta ganti rugi ponselmu, wajahmu sungguh ketus dan tidak bersahabat. Kenapa sekarang kau tegang sekali?" tanya Pram.

Liana memejamkan mata sesaat, ia merapal doa agar hatinya berhenti berdebar tak menentu.

"Cepat kemari!" perintah Pram.

Liana menghampiri Pram, berdiri kaku di sebelahnya.

"Peluk aku dari belakang. Lingkarkan kedua tanganmu di leherku. Sesekali kau harus mencium pipiku!

Liana terpaku. Masih betah mematung.

Lalu tak lama terdengar ketukan di pintu. 

Pram menatap tajam ke arah Liana.

Liana gegas memeluk Pram dari belakang. 

"Kau jangan gugup dan tak usah pedulikan Indriani!" perintah Pram.

Liana tak menjawab.

Kembal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status