Share

BAB 7 : Bellboy

Author: reefisme
last update Last Updated: 2025-02-14 20:00:10
Molly Beckett menatap tajam ke arah Nielson yang baru kembali ke sisinya setelah sempat menjauh.

Wajahnya dipenuhi kekesalan saat ia bertanya dengan nada sedikit menyindir, "Mengapa kau begitu lama?"

Nielson tersenyum kecil, seolah berusaha meredakan emosi calon tunangannya.

Ia meraih pinggang Molly, menariknya lebih dekat, lalu mengecup pelipisnya dengan lembut. "Maaf, Sayang. Sedikit berdebat tadi, karena dia minta uang lebih besar dari yang seharusnya."

“Meminta…apa?”

Saat Molly hendak berbicara lagi, suara mikrofon yang sedikit berdesis terdengar dari panggung utama ballroom.

Perhatian semua orang langsung teralih ketika seorang pria dengan jas rapi, yang merupakan Master of Ceremonies (MC), berdiri di tengah panggung dengan sikap profesional.

Diam-diam Nielson menghela napas lega.

"Ladies and gentlemen, may I have your attention, please?" (mohon perhatian Anda) suara MC terdengar lantang dan jelas melalui sistem suara yang berkualitas tinggi, khas acara bergengsi di Denver. "We re
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Asnila Wati
mdh2an jadian sm Ethan..
goodnovel comment avatar
Jie Roe
lagiii thorrr
goodnovel comment avatar
Dewy Nasprihana
ayo dong Thor up up up
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 198 : Sekarang Gilirannya

    Axel menahan napas. Itu sinyal dari Rodney.Satu kata yang berarti segalanya: ‘Aman.’Sekilas, Ethan melirik Axel. Tatapan singkat, tapi penuh arti.Axel mengangguk samar.Ethan menghela napas pelan, berpura-pura menyerah. Ia mendekat satu langkah. Tangannya meraih pena di atas meja, dan mulai menunduk seolah hendak menandatangani.Lambert tersenyum miring, merasa menang. Derrick menegakkan badan, santai, yakin semuanya akan berakhir sesuai rencana.Namun satu detik berikutnya — dunia meledak dalam gerakan cepat.Ethan menghantam meja ke arah Lambert dan menendangnya hingga pria itu terhuyung. Di saat bersamaan, Axel melesat ke arah Derrick, menepis tangan pria itu yang baru saja menarik pistol dari balik jaketnya.Letusan pertama terdengar. Denting logam berpantulan.Ethan berguling ke belakang meja, meraih pistol kecil dari sarung tersembunyi di pergelangan kakinya. Axel sudah lebih dulu menarik senjata dari dalam sepatu boots taktisnya.Peluru menghujani ruangan.Percikan api dari t

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 197 : Sinyal Hijau

    Lorong bawah tanah itu sunyi, hanya terdengar dengung samar dari pipa logam di langit-langit. Cahaya lampu neon berpendar redup, menimbulkan bayangan panjang di dinding beton yang lembap.Rodney berjongkok di balik tumpukan peti besi, matanya tajam mengawasi dari balik kegelapan.Ia mengikuti dua anak buah Derrick Marlow sejak tadi — pria berwajah keras, dengan senjata di punggung dan langkah berat.Kini keduanya berhenti di depan sebuah pintu logam besar di ujung lorong, lalu mengetuk dua kali dengan pola tertentu.Dari dalam, dua penjaga lain keluar, wajah lelah dan pakaian kusut, tanda mereka sudah berjaga lama.“Kalian datang telat sepuluh menit. Mengurangi jatah istirahat kami,” protes salah satu penjaga lama sambil menguap.“Sorry,” sahut pria yang baru datang. “Tadi kami mengurus sesuatu dulu.”Penjaga lama mendengkus, lalu mereka saling bertukar pandang, menyerahkan kartu akses, lalu dua penjaga lama itu berbalik pergi, berjalan melewati tempat Rodney bersembunyi.Rodney menah

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 196 : Neraka Akan Dibuka Di Sini

    Rodney tahu dengan pasti, mereka sedang berbicara tentang Catelyn.Tanpa pikir panjang, ia mengikuti langkah keduanya dari jarak jauh.Menjaga gerak senyap, tubuhnya menempel pada bayangan dinding.Setiap kali mereka berhenti berbicara, Rodney pun berhenti; setiap kali mereka berbalik, ia sudah menghilang di balik pilar atau drum karat yang berjejer di sepanjang lorong.Pemindai di tangannya kini menunjukkan sesuatu.Satu titik panas lemah—sangat redup, di balik lapisan dinding logam sebelah timur.Rodney menatapnya fokus.“Satu tanda panas… lemah, tapi stabil. Itu pasti dia.”Ia melirik ke depan, memastikan kedua penjaga itu terus berjalan menuju arah yang sama.Lalu, tanpa suara, ia mulai bergerak membuntuti mereka, menapaki lorong lembap yang menurun ke bawah tanah.Suara air menetes di antara langkah sepatu mereka.Lorong itu makin sempit, udara makin dingin, dan Rodney tahu&mda

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 195 : Mengikuti Rencana

    Suara itu terdengar seperti keluar dari segala arah sekaligus, memantul di antara dinding logam dan baja.Ethan mendengus. “Aku tidak datang untuk bermain-main. Tunjukkan dia.”“Sabar,” Suara itu menggoda. “Pertama, letakkan semua senjatamu. Termasuk senjata di bawah jaketmu. Begitu pula anak buahmu.”Axel menoleh cepat ke Ethan, tapi Ethan hanya mengangkat tangan, tenang namun tajam.“Lakukan.”Keduanya meletakkan senjata di lantai, satu per satu. Suara logam jatuh menggema keras di ruangan sepi itu.“Bagus. Sekarang, berjalanlah mengikuti pemandumu.”Dari balik bayangan muncul seorang pria berpakaian serba gelap, membawa senter. Ia tak berkata apa-apa, hanya memberi isyarat agar Ethan mengikutinya.Lorong yang mereka lewati sempit dan panjang. Bau lembap dan karat makin menusuk.Di ujung lorong, terdengar samar suara rintihan.Jantung Ethan berdegup keras. Ia mengenali suara itu.“Catelyn…”Ia berlari cepat ke depan—mendorong pintu baja besar dan menerobos masuk.Namun begitu cahaya

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 194 : Dia Sudah Datang

    Di atas langit Denver – dalam helikopter.Dini hari, angin dingin memukul keras badan helikopter yang sedang melaju ke arah timur.Rotor berputar cepat, menggema di langit gelap.Ethan duduk di kursi depan, wajahnya dingin menatap layar tablet di pangkuannya. Matanya menyorot peta digital yang menampilkan rute menuju St. Louis.Rodney duduk di seberang, headset di telinga, mengatur komunikasi dengan pilot dan tim keamanan yang berada di helikopter lain.Tiba-tiba—layar tablet Ethan berkedip.Sebuah panggilan masuk. Tidak terdeteksi. Tidak ada nomor. Tidak ada sumber jaringan.Rodney menoleh cepat. “Tuan, sinyal itu—”“Diam.” Ethan mengangkat tangannya, matanya menajam. Ia menerima panggilan itu.Layar berubah—dan seketika napas Ethan tercekat.Catelyn.Terikat di kursi besi, tangannya diikat kasar dengan tali nilon. Mulutnya ditutup lakban. Cahaya remang menyoroti wajahnya yang pucat, dengan rambut berantakan menutupi sebagian pipi. Mata Catelyn membesar, bergetar ketakutan.Darah Eth

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 193 : Menuju St. Louis

    Langit Madison masih pekat.Di kamar utama Mansion Wayne, keheningan nyaris total—hanya terdengar detak halus jam antik di dinding.James Wayne terlelap di sisi Liliana, hingga getar lirih ponselnya di atas nakas memecah ketenangan.Dengan mata separuh terbuka, James meraba perangkat itu. Ia sempat ragu sejenak sebelum melihat nama yang muncul di layar.Rodney.James langsung bangun setengah duduk. Ia tahu, jika sampai ketua tim pengawal Ethan menghubungi dirinya —saat matahari bahkan belum benar-benar terbit, sesuatu yang penting pasti telah terjadi.“Rodney? Ada apa?” Suara James serak, tapi nada tegasnya masih terdengar jelas.Dari seberang, suara Rodney terdengar cepat dan berat napas. ‘Tuan Wayne, saya harus melapor segera. Saat ini saya bersama Tuan Wayne muda... kami bersiap lepas landas menuju St. Louis.’James mengerutkan alis. “St. Louis? Untuk apa?”‘Dia ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status