Share

Prolog

Author: A. Rani
last update Last Updated: 2025-06-01 19:22:25

Desa Harmoni tampak tenang di bawah sinar matahari senja yang meredup, dikelilingi oleh hamparan sawah yang membentang luas, dan angin sepoi-sepoi yang menambah kedamaian. Namun, di balik kedamaian itu, ada cerita yang tak terlihat, ada bayang-bayang yang menyelubungi kehidupan setiap orang yang tinggal di sana. Sebuah kisah tentang perjuangan yang tak terucapkan, tentang rasa takut yang merayap di setiap sudut, dan tentang keberanian yang harus ditemukan meskipun dunia seakan melawan.

Maria Lestari, seorang ibu tunggal berusia 35 tahun, berdiri di pintu depan rumah sederhana yang kini menjadi tempat perlindungannya dan kedua anaknya—Putri, yang kini berusia sepuluh tahun, dan Arif, yang baru tujuh tahun. Rumah itu tidak besar, tetapi cukup untuk memberi mereka rasa aman, sesuatu yang sangat berharga setelah berbulan-bulan melarikan diri dari bayang-bayang masa lalu yang mengancam. Maria sudah cukup lelah menjalani hidup dalam ketakutan. Ia sudah cukup dengan segala ancaman yang datang dari seorang pria yang dulu ia percayai—Rizal Pratama.

Sebelumnya, hidup Maria tampak sempurna. Sebagai seorang ibu, ia merasa bangga dengan anak-anaknya dan kehidupannya yang sederhana namun penuh kebahagiaan. Namun, semuanya berubah ketika ia menikah dengan Rizal, seorang pria yang tampaknya sempurna. Rizal adalah orang yang tampak begitu mempesona—tampan, cerdas, dan sangat perhatian. Tapi seiring waktu, dia menunjukkan sisi lain yang lebih gelap—sisi yang mengendalikan, yang memanipulasi, yang penuh dengan kekerasan tersembunyi. Maria, yang pada awalnya merasa beruntung menemukan pasangan seperti Rizal, segera terjebak dalam sebuah hubungan yang mengerikan, di mana setiap langkahnya diperhitungkan, setiap gerakannya diawasi, dan setiap kebebasan yang ia miliki perlahan-lahan dicabut darinya.

Rizal, yang dulunya tampak penuh kasih, berubah menjadi monster yang tidak hanya memukul dan mengancam Maria, tetapi juga mencoba menghancurkan jiwa anak-anak mereka. Setiap kali Maria berusaha untuk berbicara atau bertindak, Rizal akan menghukumnya dengan cara yang membuatnya merasa tidak punya tempat untuk bersembunyi. Dan itu berlangsung selama bertahun-tahun, sampai akhirnya Maria memutuskan untuk melarikan diri dengan anak-anaknya.

Namun, keputusan itu bukanlah keputusan yang mudah. Rizal, meskipun terbilang cerdas dan manipulatif, tak akan membiarkan Maria pergi begitu saja. Dia mengancam akan melukai anak-anak mereka jika Maria berani meninggalkan dia. Rizal tahu cara membuatnya takut, cara mengendalikan hidupnya dari jauh. Mereka berpindah tempat dari satu kota ke kota lain, selalu melarikan diri, selalu menghindari pandangan tajam pria itu yang bisa merobeknya kapan saja.

Desa Harmoni, dengan ketenangannya yang memikat, menjadi tempat baru yang mereka pilih untuk bersembunyi. Namun, meskipun hidup mereka jauh dari kota besar, jauh dari dunia yang pernah mereka kenal, Maria selalu merasa terjaga. Setiap suara di luar rumah, setiap suara kendaraan yang lewat, seolah membawa ancaman dari masa lalu yang tak pernah bisa ia lupakan. Rizal, meskipun jauh, masih bisa menjangkau mereka dengan cara-cara yang tidak pernah mereka bayangkan.

Rizal mulai mengirimkan pesan anonim, mengancam dan mengintimidasi mereka dengan cara yang tak terlihat, tetapi sangat terasa. Setiap surat yang ditemukan di depan pintu, setiap panggilan telepon tanpa suara, membuat Maria merasa terperangkap dalam sebuah dunia yang tidak bisa ia kendalikan. Seperti bayang-bayang yang mengejarnya, selalu ada ketakutan yang mengintai, selalu ada ancaman yang menunggu di balik pintu yang tidak bisa ia lihat. Maria, yang berusaha untuk membangun kehidupan baru untuk dirinya dan anak-anaknya, merasa seolah-olah dirinya tidak pernah benar-benar bebas.

Di Desa Harmoni, Maria bertemu Dewi, seorang tetangga yang ramah dan penuh perhatian. Dewi adalah satu-satunya orang yang Maria bisa percayai sepenuhnya. Mereka menjadi sahabat yang tak terpisahkan, dan Dewi selalu ada untuk mendukung Maria dalam setiap langkahnya. Ketika Maria mulai membuka bisnis kecil menjahit untuk mencari nafkah, Dewi menjadi tangan kanan yang tak ternilai. Mereka bekerja bersama, merancang pakaian, memperkenalkan produk mereka ke pasar lokal, dan secara perlahan, bisnis itu mulai berkembang. Maria mulai merasakan bahwa ada sedikit harapan. Dia dan anak-anaknya mulai membangun kembali hidup mereka, jauh dari bayang-bayang masa lalu.

Namun, meskipun ada kedamaian yang mulai mereka rasakan, Maria tahu bahwa dirinya dan anak-anaknya tidak pernah benar-benar aman. Rizal, yang selalu ada di pikirannya, tidak akan pernah berhenti sampai dia menghancurkan apa yang sudah dibangun. Semua yang mereka lakukan, setiap langkah mereka untuk memulai hidup baru, selalu terbayang oleh ancaman yang tidak bisa mereka lihat tetapi selalu ada di luar sana.

Hidup Maria di Desa Harmoni adalah hidup yang penuh dengan ketakutan dan keberanian, dengan cinta yang dia berikan kepada anak-anaknya dan tekad untuk bertahan hidup. Tetapi tidak ada kedamaian yang sepenuhnya, tidak ada rasa aman yang abadi. Sebab, masa lalu selalu memiliki cara untuk menyusup ke dalam hidupnya, untuk memaksanya menghadapi kembali ketakutan yang ia coba tinggalkan.

Satu hal yang pasti—Maria tidak akan menyerah. Tidak pada anak-anaknya, dan tidak pada dirinya sendiri. Ia berjanji akan melawan sampai akhir. Namun, dalam setiap langkah yang ia ambil, dalam setiap keputusan yang ia buat, ada satu pertanyaan yang selalu membayangi pikirannya: Apakah mereka benar-benar bisa bebas?

Tentu saja, ia belum tahu jawaban pasti dari pertanyaan itu. Tetapi satu hal yang tidak bisa dipungkiri: Maria Lestari, seorang ibu yang berjuang untuk keluarganya, akan melakukan apa saja untuk memastikan bahwa bayang-bayang masa lalu tidak akan pernah lagi mengendalikan hidupnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Di Balik Tirai    Epilog

    Dua tahun telah berlalu sejak Maria dan anak-anaknya pertama kali melarikan diri dari ancaman masa lalu yang begitu menakutkan. Waktu yang telah berlalu memberi Maria kesempatan untuk menyusun kembali kepingan-kepingan hidupnya yang hancur, merangkai kembali impian-impian yang pernah hilang di tengah badai. Desa Harmoni, tempat mereka mencari perlindungan, kini bukan hanya menjadi tempat pelarian—itu adalah rumah yang mereka bangun kembali dengan penuh kerja keras dan harapan.Maria duduk di beranda rumah sederhana mereka, mata memandang ke luar, menyaksikan senja perlahan menutupi langit, memberikan cahaya hangat yang menyentuh tanah yang mereka rawat dengan penuh cinta. Angin sore yang lembut berhembus, membawa aroma tanah basah yang menenangkan. Tangan Maria memegang secangkir teh yang hampir habis, dan matanya mengarah ke arah kebun kecil di depan rumah. Putri dan Arif, yang kini semakin besar, sedang bermain di halaman, ter

  • Di Balik Tirai    Bab 95 Kebenaran Telah Dibuka

    Mobil yang mereka tumpangi melaju cepat, meninggalkan gedung yang baru saja mereka serbu. Maria duduk di kursi belakang, matanya terfokus pada jalan yang panjang dan gelap. Laras di sampingnya tampak kelelahan, tetapi keteguhan di wajahnya menunjukkan bahwa mereka tidak akan berhenti. Mereka sudah terlalu jauh. Setiap informasi yang mereka dapatkan semakin memperlihatkan betapa besar dan kuatnya Lingkaran Hitam.Farhan yang mengemudi, tampak serius. "Ini baru permulaan, Maria," katanya, suaranya penuh kewaspadaan. "Mereka tahu kita menggali lebih dalam, dan mereka pasti sedang merencanakan langkah balasan."Maria mengangguk, merasa seolah beratnya dunia ada di pundaknya. "Aku tahu," jawabnya, matanya tetap terfokus pada jalan. "Mereka tidak akan berhenti hanya karena kita menghentikan beberapa dari mereka. Mereka masih punya banyak orang yang tersembunyi."

  • Di Balik Tirai    Bab 94 Gema Tembakan Terakhir

    Maria membaca pesan itu dengan tajam, matanya mencerna setiap kata yang tertulis. Perasaan yang campur aduk—antara ketakutan, kecemasan, dan tekad—menghantui dirinya. Lingkaran Hitam tidak hanya mengancam dirinya dan keluarganya, tetapi juga seluruh dunia yang mereka kenal. Jika mereka gagal sekarang, mereka tidak hanya akan kehilangan segalanya, tetapi masa depan yang lebih baik akan terus terancam.Farhan adalah satu-satunya orang yang mereka percayai sepenuhnya. Dia dan tim polisi yang telah lama bekerja di bawah bayang-bayang dan dengan penuh riset berhasil menggali lebih banyak jaringan keuangan yang mengarah ke mereka. Namun, dengan setiap informasi yang mereka temukan, ketegangan semakin memuncak. Mereka masih memiliki satu serangan besar yang akan menentukan kemenangan mereka—atau kekalahan total mereka.Laras menatap Maria, merasakan perubahan kecil yang terj

  • Di Balik Tirai    Bab 93 Kebenaran Akan Menghancurkan Mereka

    Maria mengangguk pelan, tapi di dalam hatinya, ada perasaan tidak nyaman yang semakin berkembang. Mereka telah mengungkap begitu banyak, tetapi semakin dalam mereka menggali, semakin jelas bahwa Lingkaran Hitam jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. Keberanian yang dimilikinya masih kuat, tetapi ia tahu bahwa setiap langkah mereka akan dihitung oleh musuh yang sudah siap menyerang kapan saja.Farhan, yang duduk di meja sebelah mereka, tampaknya sedang memproses informasi lebih lanjut. “Ada lebih banyak orang terlibat dalam jaringan ini dari yang kita kira,” katanya dengan suara serius. “Lingkaran Hitam sudah menyusup ke dalam banyak sektor, dari politik hingga perusahaan besar, dan mereka memiliki pengaruh internasional. Kita tidak hanya berhadapan dengan beberapa orang, kita berhadapan dengan kekuatan yang mengendalikan banyak hal.”Maria menghela napas,

  • Di Balik Tirai    Bab 92 Malam Sebelum Ledakan

    Malam itu, ketegangan di dalam mobil yang membawa Maria dan Laras semakin meningkat. Mereka duduk di kursi belakang, terdiam, sementara pria yang telah menyelamatkan mereka beberapa jam lalu mengemudikan dengan cepat, seakan-akan mereka sedang diburu oleh sesuatu yang lebih besar dari mereka. Suara mesin mobil yang meraung keras itu tidak bisa menutupi deru jantung Maria yang semakin cepat. Setiap detik yang berlalu terasa semakin panjang.Laras, yang duduk di samping Maria, menatap jalanan dengan wajah tegang, matanya terus bergerak dari kaca spion ke depan, seolah-olah menunggu sesuatu yang buruk. “Mereka tahu kita ada di sini, Maria,” katanya, suaranya penuh kecemasan. "Lingkaran Hitam sudah mengendus jejak kita."Maria menatap Laras, mencoba menenangkan dirinya. “Aku tahu. Tapi ini adalah langkah kita yang terakhir. Kita harus menghentikan mereka sekali dan untuk

  • Di Balik Tirai    Bab 91 Dalam Bayang Penyelamat

    Mereka masuk melalui pintu belakang dengan cepat, disambut oleh bayangan-bayangan yang berlarian di sekitar mereka. Keheningan yang mencekam terasa semakin pekat. Mereka bergerak lebih cepat, tidak ingin kehilangan jejak.Setelah beberapa menit, mereka sampai di ruang kontrol utama—sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan komputer, layar monitor, dan data yang mengalir tanpa henti. Setiap transaksi, setiap aliran uang yang mereka pantau, semuanya mengarah ke orang-orang besar yang telah memanipulasi dunia ini selama bertahun-tahun.Farhan menatap layar dengan hati-hati. “Ini dia. Semua data yang kita butuhkan,” katanya, suaranya penuh rasa cemas. "Kita harus memutuskan hubungan ini secepat mungkin. Jika mereka tahu kita berhasil mengakses ini, mereka akan menghapus semua bukti."Maria segera mulai mengetik dengan cepat, m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status