Share

Bab 30

last update Last Updated: 2025-03-30 14:03:38
Danish terdiam di sisi pintu. Matanya memandang Lavanya dan Erik yang berdiri saling berhadapan penuh ketegangan. Walaupun ia tidak mendengar percakapan di antara keduanya, namun atmosfer panas yang melingkupi ruangan cukup memberinya gambaran. Telah terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan di sini. Ingin berbalik pergi, namun ia sudah terlanjur membuka pintu dan terlihat oleh keduanya.

"Maaf, saya nggak tahu kalau Mas Erik sudah datang," kata Danish dengan sopan. Ia melangkahkan kakinya pelan masuk ke dalam kamar. Diletakkannya kantong berisi makanan di atas meja di samping tempat tidur Belia. "Ini saya belikan nasi untuk makan siang Lavanya dan Mas Erik. Silakan dimakan kalau Mas Erik berkenan," sambungnya. Sebenarnya satu bungkus nasi lagi adalah untuknya. Namun karena melihat Erik sudah ada di sana Danish menjadi sungkan.

Erik mengirim tatapan tajam pada Danish. Dadanya naik turun menahan emosi yang memuncak.

Lavanya yang menyadari situasi semakin genting melangkah menghampiri Danis
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 99

    Hati-hati berikutnya berjalan begitu saja. Danish benar-benar tinggal di apartemen Lavanya. Ia tidur di sofa setiap malam. Bangun pagi-pagi sekali dan menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga. Ia juga memastikan keadaan Lavanya dan Belia baik-baik saja.Namun, bagi Lavanya yang paling membuat sesak dari semua itu adalah Danish yang terlalu sempurna dari peran yang dulu Lavanya inginkan dari Erik.Belia sangat dekat dengan Danish. Bahkan kini memanggilnya dengan sebutan 'Papa Danish' ketika keduanya bermain pura-pura menjadi keluarga di living room apartemen mereka.Suatu malam ketika Lavanya pulang lebih larut dari biasanya karena ada pekerjaan yang harus ada diselesaikan, ia mendapati Danish tertidur di sofa sambil memegang buku cerita anak-anak. Sedangkan tangannya yang lain pria itu jadikan bantal untuk Belia.Irama napas putri kecilnya menyatu dengan ritme tenang napas Danish. Mereka terlihat bagaikan ayah dan anak sesungguhnya.Lavanya mematung melihat pemandangan itu. Ini terlalu

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 98

    Malam itu pintu apartemen Lavanya diketuk berkali-kali. Lavanya yang sedang mengemasi barang-barang dan memasukkan ke dalam koper terpaksa menghentikan aktivitasnya untuk sejenak. Lavanya berniat untuk pergi dari apartemen yang dipinjamkan Danish sebagai tempat tinggalnya. Ia sudah memutuskan untuk keluar dari hidup Danish. Jadi ia tidak akan tanggung-tanggung.Lavanya melangkah ke arah pintu. Ia mengintip dari kaca kecil.Jantungnya menghentak ketika tahu siapa tamu di luar sana.Danish.Untuk apa lelaki itu datang malam-malam begini?Ah iya, itu, kan, memang kebiasaannya. Setiap pulang kerja Danish tidak langsung pulang ke rumah, tapi ke apartemen Lavanya dulu.Lavanya mengembuskan napas. Ia sedang malas bertemu dengan Danish. Lavanya tidak ingin membuat keadaan sulit ini semakin rumit. Tapi untuk saat ini menghindari Danish bukanlah cara yang tepat. Akhirnya Lavanya memutuskan untuk membuka pintu walau sebenarnya Danish bisa langsung masuk karena dia mengetahui password apartemen

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 97

    Setelah lama bermenung memikirkan cara untuk mempertahankan Lavanya, sebuah ide cemerlang melintas di pikiran Danish.Ia sudah lama menunggu Lavanya kembali ke pelukannya. Dan setelah perempuan itu berada di tangannya, Danish tidak semudah itu untuk melepaskan.Diambilnya gagang telepon, didekatkannya ke telinga. "Lavanya, ke ruanganku sekarang," perintahnya begitu panggilannya mendapat sambutan.Tidak kurang dari dua menit Lavanya tiba dan duduk di seberang Danish."Ada apa Bapak memanggil saya?""Aku sudah baca surat pengunduran diri kamu. Dan jawabannya adalah tidak. Kalaupun kamu bersikeras ingin resign ada syarat yang harus dipenuhi.""Syarat apa, Pak?" Lavanya bertanya antusias.Danish menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Tangannya terlipat di dada. "Syaratnya sederhana. Selama satu bulan ke depan kita tinggal bersama. Entah di apartemenmu atau di apartemenku. Biar kutunjukkan alasannya kenapa kamu nggak boleh pergi."Lavanya terperangah. "Apa maksud Bapak?""Selama satu

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 96

    Setelah cukup lama Lavanya memutuskan keluar dari toilet. Apa pun yang terjadi ia akan menghadapinya. Koridor terasa sunyi dari biasa ketika Lavanya melewatinya. Namun justru ketenangan itu membuatnya gelisah. Seolah-olah semua orang sedang berbisik di balik dinding membicarakannya, menunggu waktu yang tepat untuk menyerang. Di setiap langkahnya menuju ruangan kerja Lavanya merasa tatapan-tatapan aneh bermunculan. Sekuriti yang biasanya ramah kali ini hanya tersenyum kaku. Entah ini hanya perasaannya saja. Lavanya menghela napas panjang. 'Tenang, Lavanya. Jangan panik,' bisiknya menyugesti diri. Setelah sampai di ruangannya, Lavanya mengurung diri. Ia menutup pintu rapat-rapat. Ia terduduk lemas di kursi. Tangannya naik mengusap bibir, seolah ingin menghapus jejak Danish yang masih tertinggal. Bukan hanya di kulitnya tapi juga di pikirannya. Tidak lama setelahnya pintu ruangan Lavanya diketuk dari luar. Beriringan dengan itu terdengar sebuah suara. "Lavanya, ini gue, Ver

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 95

    Lavanya masih ingat bagaimana hubungannya dulu dengan Erik. Kala itu Eriklah yang terlebih dulu mengejar-ngejar Lavanya. Meskipun Lavanya sudah menghindar berkali-kali, Erik tidak kunjung menyerah. Hingga akhirnya Lavanya pun takluk.Setelah resmi menjadi istri Erik, Lavanya dibuat terkaget-kaget oleh sikap dan tingkah lelaki itu. Ternyata Erik tidaklah seperti yang dipikirkannya. Lelaki itu jauh dari kata romantis. Cara lelaki itu mencumbu Lavanya, cara lelaki itu bercinta dengannya tidaklah seperti yang Lavanya harapkan. Lelaki itu kasar dan selalu terburu-buru. Ciumannya kasar. Pelukannya tidak sungguh-sungguh. Namun saat itu bagi Lavanya bukan masalah.Dan yang tidak Lavanya sukai dari Erik adalah lelaki itu suka memamerkan kemesraan di tempat umum yang membuat Lavanya merasa risih. Ia tidak tahan ketika tiba-tiba Erik menciumnya di hadapan teman-teman lelaki itu atau merayap di lehernya, yang membuat Lavanya malu.Lalu kini ketika seseorang memergoki Lavanya berciuman dengan Dani

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 94

    Lavanya tidak perlu menunggu lama karena Verona menjawab dengan cepat. "Wajib, Nya. Kenapa tiba-tiba nanya begitu?"Lavanya menatap layar ponsel sesaat sebelum akhirnya meletakkan di atas nakas. Ia memilih tidak membalas. Jari-jemarinya terasa kaku. Dadanya begitu sesak menjelaskan apa pun malam ini.Lavanya menghela napas dalam-dalam. Ia mencoba menenangkan diri. Tapi rasa sesak itu tidak mau berakhir.Lavanya tahu, keputusannya untuk keluar dari kehidupan Danish akan mengubah segalanya. Tapi ini adalah yang terbaik. Malam semakin larut, kesunyian menguar kian jelas. Namun kepala Lavanya justru bertambah riuh. Ditatapnya langit-langit kamar sambil membelai rambut Belia yang tergerai. Ia tidak tahu harus ke mana setelah ini. Lavanya tidak punya orang tua. Tidak juga keluarga. Mungkin ia kembali ke kota A saja, tempat penuh luka yang sudah ditinggalkannya. Bersama mata bengkak dan tubuh yang terlalu letih, Lavanya akhirnya bisa memejamkan mata. Bukan karena pikirannya sudah tenang,

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 93

    Waktu terus bergulir di bawah cahaya lampu ballroom yang megah. Danish masih berdansa dengan Agatha. Perempuan itu berusaha keras menarik perhatiannya. Menahan agar Danish hanya tertuju padanya.Agatha memerhatikan dengan cermat setiap gerak-gerik Danish. Ia tahu lelaki itu sedang tidak fokus.Meski raganya bersama Agatha, tapi pikiran Danish tidak jauh dari Lavanya. Matanya menyapu setiap penjuru ballroom, namun tidak menemukannya."Nyari apa, Nish?" tanya Agatha yang menyadari kegelisahan lelaki itu."Lavanya," jawab Danish singkat."Perempuan yang tadi?"Danish mengangguk lalu menjauhkan tangan dari pinggang Agatha, menghentikan acara dansa mereka."Mau ke mana, Nish?" "Ada urusan." Lalu Danish melangkah cepat, menjauh dari Agatha."Danish! Tunggu aku dulu!" Agatha mencoba mencegah, namun Danish tidak menghiraukannya. Ada yang lebih penting dari perempuan itu dan segalanya. Lavanya."Di mana kamu, Nya?" Danish menggumam sembari kakinya melangkah mengelilingi ballroom. Sepasang mat

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 92

    Lavanya terpaksa mengikuti langkah Ophelia yang membawanya ke sebuah lounge kecil di samping ballroom. Di dalam hatinya Lavanya bertanya-tanya, beres-beres apa yang dimaksud orang tua Danish itu?Ruangan tersebut sepi. Terdapat dua buah sofa tunggal dan meja bundar. Ophelia lebih dulu menempatkan diri di salah satu sofa tersebut."Silakan duduk." Ophelia menyilangkan kakinya. Tangannya bergerak mengambil cangkir berisi teh dari nampan porselen.Lavanya lantas duduk di hadapan Ophelia. Ia mengatur posisinya dengan sopan."Mau teh?" Ophelia menawarkan."Terima kasih, Bu, tadi saya sudah minum." Lavanya menolak tawaran itu. Lebih karena kegugupannya.Ophelia menyesap tehnya sekali lagi kemudian meletakkan cangkir di atas meja. Perempuan itu menatap Lavanya dengan intens. Caranya membuat Lavanya semakin gugup."Ternyata kalau dirias dan pakai pakaian bagus kamu lumayan juga."Bibir Lavanya terkatup erat. Ia tahu persis itu bukanlah sebuah pujian, melainkan penilaian."Kamu dari keluarga m

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 91

    Jantung Lavanya menghentak dengan cepat begitu menyadari siapa wanita yang tengah memandang padanya.Wanita itu mengenakan gaun malam emerald dengan desain couture Eropa klasik. Gaun tersebut terbuat dari bahan velvet premium yang jatuh anggun mengikuti gerak tubuhnya. Lengan gaun itu dilapisi tulle transparan bertabur kristal kecil yang menciptakan efek kilau setiap kali wanita itu bergerak. Sedangkan rambutnya disanggul rendah. Anting panjang berbatu zamrud menjuntai di kedua telinganya dan memantulkan cahaya setiap kali wanita itu menoleh. Sebuah jam emas melingkar di pergelangan tangannya. Jam tangan itu terlihat mahal walau dipandang dari jauh.Wanita itu berdiri tidak jauh dari panggung utama. Meski ia dikelilingi oleh teman-temannya, namun tatapannya terarah tajam pada Lavanya yang sedang berdansa dengan Danish.Wanita itu adalah Ophelia, maminya Danish.Sadar terlalu lama memandang, Ophelia membuang muka, tepat di saat Lavanya hendak tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status