Share

Bab. 7. Awal Mulanya (3).

“Hana,” panggil Axel dengan tangan terjulur ke atas ubun-ubun Hana, seakan siap mengambil paku. Gadis yang menjadi sumber tangisan itu langsung menolehkan kepalanya.

“Kamu kenapa nangis?” tanya Axel yang ikut berjongkok sebelah Hana. Melihat hidung dan mata Hana yang memerah membuat Axel mengurungkan niatnya untuk pulang.  

Gadis itu malah semakin terisak mendengar pertanyaan Axel.

‘Ah sial, harusnya aku pulang saja,’ sesal Axel dalam hati.  “Baiklah kalau begitu aku balik dulu ya,” pamit Axel. Belum sempat lelaki itu berdiri, Hana menahan tangan bosnya sambil tetap menangis.

“Huee...uee..uee,” ujar Hana sambil menggelengkan kepalanya. Persis suara lutung kasarung.

Axel kembali duduk dengan canggung di sebelah Hana. Entah keberanian dari mana gadis itu menahan bosnya, meminta Axel untuk menemaninya. Tapi yang pasti Hana tak ingin sendiri sekarang, hatinya sangat hancur dan dia butuh teman, tak peduli walau temannya itu adalah si Raja Neraka.

“Kamu diputusin pacar?” tanya Axel lagi.

“Huuee...ueee..uee,” jawab Hana tak kuasa berkata-kata kembali masih sambil menggelengkan kepala.

Axel melihat kotak coklat berbentuk love di sebelah Hana.

“Cowok yang kamu taksir nolak coklat dari kamu?”

 “Huuee...ueee..uee!”

Karena masih mendapat jawaban tidak dari Hana, kembali Axel bertanya penasaran. “Pacar kamu selingkuh?”

“Huuee...ueee..uee!!”

“Kamu hamil dan pacar kamu enggak mau tanggung jawab?”

“Huuee...ueee..uee!!!!!” tangis Hana makin heboh, ia menggeleng dengan tatapan kesal.

“Ya ngomong Hana! Seinget saya, saya enggak pernah rekrut pegawai bersuara monyet!” balas Axel dengan kesabaran yang tersisa satu persen.

“Ma-maaf,” ujar Hana akhirnya, masih sambil menangis.

Axel menghembuskan napasnya, mencoba menghirup udara agar sisa kesabarannya kembali bertambah. “Ya sudah saya antar kamu pulang. Hari sudah terlalu malam untuk wanita pulang sendirian,” ajak Axel sembari berdiri dan menyodorkan tangannya untuk membantu Hana bangkit juga.

Tak berapa lama GM perusahaan Harrison Food dan sekretarisnya sudah berada di mobil Ferrari keluaran terbaru itu. Melintasi lalu lintas ibu kota yang masih ramai. Keheningan di sela-sela isak tangis perlahan milik Hana, membuat suasana semakin canggung.

“Maaf, Pak,” ujar Hana dengan suara serak.

“Enggak apa-apa,” jawab Axel singkat.

Hana sedikit tertegun melihat sisi wajah Axel. ‘Hidungnya mancung dengan rahang yang tajam, walau mukanya terlihat tegas, galak dan tampan sekaligus, tapi Raja Neraka ternyata baik juga.’

“Maaf Pak, jadi merepotkan Bapak.”

"Sudah berhenti minta maaf terus," ucap Axel kemudian memamerkan senyum tipis seraya melihat Hana sekilas.

“Bapak mau cokelat,” tawar Hana sembari menyodorkan sekotak coklat saat lampu merah yang membuat kemacetan di jalan ibu kota.

“Bukannya coklat itu sudah ada yang punya?” tanya Axel yang tadi sudah melihat tulisan ‘be my valentine’ di atas kotak. Kotak itu hanya berisi dua cokelat yang terbelah di tengah.

"Yang punya sudah mati!," ketus Hana. "Eh maaf, Pak," sambung gadis berjas merah muda itu, lupa kalau lawan bicaranya adalah bos besar perusahaannya. ‘Hana bego jadi malu sendiri kan, ish!’ rutuknya dalam hati.

Axel malah tertawa lepas mendengar hal itu, yang membuat Hana kembali terpesona melihat pemandangan di sampingnya. ‘Hmm… begini ya kalau tokoh anime ada di kehidupan nyata dan tertawa.’ 

“Makasi,” ucap Axel seraya mengambil sebuah coklat yang Hana sodorkan. “Sepertinya ini coklat valentine pertama yang aku terima,” lanjut pria bersurai coklat gelap itu kembali memamerkan senyum tampannya.

“Hah?” gumam Hana terlihat tak percaya. 

“Iya, saya enggak pernah dapet coklat valentine seumur hidup saya,” ulang Axel. “Menurutmu kenapa?”

‘Oh jelas! Siapa berani ngasih penguasa neraka coklat. Yang ada buruan ketakutan sebelum ngasih coklatnya,’ pikir Hana. Tapi alih-alih mengatakan apa yang dipikirannya, Hana cuma menjawab, “enggak mungkin, bapak kan ganteng.”

Cuping hidung Axel terlihat kembang kempis, tapi tetap dengan ekspresi defaultnya yang tajam dan dingin. “Oia tugas yang saya perintahkan tadi kalau bisa kirim sebelum jam setengah sebelas ya,” titah general manager Harrison Food itu.

“Hah, tapi besok sabtu kan, Pak?”

“Iya, besok sabtu. Terus kenapa?”

“Enggak ada, Pak. Sebelum jam setengah sebelas ya, lagi tiga puluh menit ya Pak?” tanya Hana lagi, terlihat pura-pura bego. ‘Tuh lihat kan, memang Raja Neraka enggak punya simpati. Jelas-jelas aku nangis depan dia, eh malah nagih tugas.’

“Iya, itu aja sudah aku kasih kelonggaran satu jam. Itu lebih dari cukup,” tandas Axel seolah ia baru saja memberikan libur satu bulan pada Hana, dan gadis itu harus berterima kasih padanya.

“Iya, Pak. Terima kasih.”

Suasana kembali hening hingga sampai di gang kosan Hana, gadis itu minta diturunkan di depan gang. Setelah itu Hana mandi, mengerjakan tugas dari bosnya, telat semenit mengirimkan dan ia sudah mendapat spam pesan dari ‘Raja Neraka’. Terakhir Hana tidur dan tubuhnya sudah berubah menjadi bos besarnya itu.

Hana dan Axel sama-sama mengerutkan keningnya mengingat kejadian kemarin malam. Sepertinya mereka melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak aneh-aneh hingga membuat mereka berubah seperti ini.

“Di antara semuanya, kenapa aku harus berubah jadi kamu sih?” keluh Axel sambil melihat ke arah tubuh mungil Hana yang sedang ia tempati sekarang.

‘Aku pun Pak, lebih milih jadi power ranger pink ketimbang jadi Bapak,’ balas Hana tapi hanya dalam hati. 

Kembali mereka berdua menyantap makanan yang terhidang itu, beberapa wanita curi-curi pandang melihat Axel -yang mana Hana ada di dalam tubuh itu. ‘Ckck, raja neraka ini benar-benar mencuri perhatian tiap wanita. Tapi heran aja sih, kok belum ada kabarnya pacaran. Gay kali ya?’ batin Hana sambil menatap wajahnya sendiri. ‘Ah sial, aku kucel amat sih. Ini teman-teman lihat wajah aku tiap hari stres enggak sih, jelek amat lu Hana,’ batin gadis itu kembali.

Axel masih makan dengan elegan, hingga ia menyadari sesuatu. “Eh jangan-jangan dari makanan lagi kita seperti ini!”

“Maksud Bapak?” tanya Hana balik, dan manik abu terang itu membulat.

“COKLAT!” seru mereka berbarengan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status