Share

6. Siapa?

Author: Sarangheo
last update Last Updated: 2025-08-29 23:01:24

Setelah itu Aku beranjak bangun mengucapkan terimakasih kepada dokter itu lalu keluar dari ruangan. Bang Awan mengikutiku dari belakang.

"Bang." Ucapku pelan ketika posisi kami sejajar.

"Hmm."

Bang Awan masih fokus pada ponselnya. Aku kesal melihat dia yang ngak perduli sama Aku.

Tapi apa yang bisa kulakukan?

"Bisa ngak sih, Abang itu simpen dulu ponsel Abang sebentar!"

"Ada apa emang? Abang sedang berbinis, jadi kamu ngak usahlah ngurusin Abang kalau lagi main ponsel! Lagian nih ya Abang ngak selingkuh kok, tenang saja."

"Aku cuma pengen diperhatiin Bang, ngak lebih kok."

"Ngak usah cerewet lah." Bang Awan langsung berjalan mendahuluiku.

Aku terdiam dan hanya bisa mengelus perutku pelan. Aku sedih bisakah pernikahan ini di pertahankan? Lalu bagaimana nasib janin yang ada didalam kandungan ku ini.

Setelah mandi kulihat Bang Awan tengah berdiri tegap di depan sebuah cermin yang ada di kamar. Dia tengah menyisir rambutnya sambil sesekali membubuhinya dengan minyak. Semerbak tercium sangat harum. Aku jadi mual berusaha menutup hidungku dengan telapak tanganku.

"Kenapa?" Tanya Bang Awan pelan di tengah-tengah kegiatannya.

"Mual."

Dia cuma tersenyum lalu menoleh kearahku.

"Hari ini Abang pengen kasih kejutan kekamu!"

"Maksudnya?"

Bang Awan tak menjawab tapi dia segera membuka kantong plastik putih yang tergeletak di atas nakas, Aku memperhatikannya saja. Setelah itu dia mengeluarkan kain berwarna merah maron yang berlipat rapi.

Pakai baju ini!" Dia melemparkannya kearahku secara tiba-tiba.

Untungnya Aku meresponnya cukup baik dan mulai membuka lipatan itu perlahan, yah sebuah dress indah yang elegan. Sebagai seorang wanita tentu saja Aku sangat menyukainya. Mataku berbinar-binar memandangi lembaran lembut itu.

"Apa ini mahal Bang? Bajunya bagus banget Bang. Buat siapa baju ini Bang?" Tanyaku sambil tersenyum girang.

"Ya, tentu saja buat kamu. Memangnya kamu pikir ada wanita lain dirumah ini selain kamu?" Dia masih tersenyum tapi kali ini ekspresinya terlihat dingin.

Aku tak begitu memperdulikannya.

"Ayo dipakai bajunya setelah ini kita akan keluar, Abang akan bawa kamu ke hotel buat bulan madu. Pasti kamu belum pernahkan ngerasain tidur diranjang hotel yang empuk dan nyaman!"

Aku mengangguk polos dan tak banyak tanya, segera kutarik baju itu untuk kukenakan. Malam ini kalau ditanya tentu saja Aku bahagia. Dibelikan baju, diajak jalan-jalan lalu tidur di hotel. Aku sudah membayangkannya hal-hal indah itu.

Bang Abang kini duduk menungguku di atas ranjang. Cepat-cepat kuganti baju. Tak sampai 3 menit, Aku sudah rapi. Diapun melangkah lalu menarik tanganku, kami pergi menggunakan taksi ke hotel perdana, awalnya Aku tak berpikir macam-macam tapi ketika kupikirkan baik-baik lagi aku menjadi heran. Apakah Bang Awan hanya bermaksud mengajakku pindah tidur ke hotel? Wah ternyata seleranya tinggi juga.

Bang Awan tak memberikan penjelasan apa-apa saat itu, yang kutahu dia hanya diam sepanjang perjalanan, bukankan kah seharusnya dia merasa bahagia malam ini? Aku tak ingin tahu! Semakin Aku memikirkannya semakin pusing saja kepalaku.

Sesampainya di kamar hotel.

Ruangan itu tampak elegan dan nyaman, AC nya menyebar sangat baik, segala macam perabotan tersusun amat rapi. Lampunya pun cukup untuk membuktikan sebuah keromantisan. Aku tersenyum sambil duduk di ranjang, membelai, merasakan halusnya seprai yang terpasang.

"Gimana? Nyaman kan kamarnya?" Tanya Bang Awan pelan. Dia hanya berdiri memandangiku. Lagi-lagi Aku cuma mengangguk merasakan kemewahan kamar ini.

"Oh Iya Abang keluar dulu bentar."

"Mau apa Bang?"

"Beli cemilan di minimarket."

Belum sempat Aku menjawab Bang Awan sudah menghilang di balik pintu. Akupun membaringkan tubuhku dan ah rasanya enak sekali, ku coba memejamkan mataku sejenak. Menikmati kelelahan serta penatnya hidupku namun tiba-tiba saja.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Di Jual Suami Jadi Pemuas Pria Kaya   52. Masih Bernafas

    "Dion ini aku." Cercanya langsung. "Bagaimana kabarmu hari ini? Aku akan memeriksa kakinya dan mungkin juga kau harus melakukan pijat refleksi lagi." Tanya Pras pelan. Dion menoleh dan memberinya senyum. "Kau tahu bahwa hari ini aku baik-baik saja." Dion berkata sambil meletakkan pelan cangkir kopi yang dia pegang. Pras membalas senyumnya dan mulai berjalan mendekatinya, lalu secara pelan pria itu menjongkok. Pras memegang kakinya dan mulai melakukan penekanan. "Apa ini sakit?" Tanyanya. "Tidak." Jawab Dion mantap. "Lalu bagaimana dengan ini?" Pras menekan lebih kuat lagi. "Juga tidak sakit." Dion menggeleng. "Baik, setelah ini kau harus pergi kerumah sakit, saraf kakimu masih perlu pemeriksaan." Jelas Pras kalem. "Baik." Dion memalingkan wajahnya. "Kau sudah bisa berjalan kan?" Pras lalu berdiri. "Jangan khawatir." Dion mencubit hidung mancung nya sendiri. Lalu pria di sampingnya ikut duduk. "Dion, semalam aku mendapat informasi dari bawahanmu, ya dia menghubungiku karena

  • Di Jual Suami Jadi Pemuas Pria Kaya   51. Prasetyo

    Melisa berjalan mendekati Dion, aroma parfum itu sungguh menyebar kemana-mana. "Sayang, kau sudah mandi? Apa perlu aku memandikanmu? Tapi ini sudah sangat larut, bagaimana jika kita tidur saja?" Katanya pelan. Lelaki tampan itu tetap dingin dan tanpa ekspresi. Tak perlu jawaban Melisa langsung mendorong kursi roda yang di duduki Dion menuju ranjang mereka, setelah sampai Melisa ingin membantunya berdiri tapi tangan kekar Dion segera menepis nya. "Apa ada yang salah?" Tak ada jawaban, Dion langsung saja memapah tubuhnya sendiri keatas ranjang, perempuan cantik itu hanya menatapnya dengan tarikan nafas yang kesal namun dia harus menahannya demi permainan cantik dirinya dan sang ibu. Melisa kini perlahan mendekatinya, sontak saja pria itu terkejut. "Melisa, apa yang kau lakukan? Kembali ke kamarmu." Hardik Dion keras. "Sayang kecilkan suaramu, bagaimana kalau malam ini kita jadikan malam yang takkan pernah terlupakan, kau tahu kan bahwa sekarang aku adalah istrimu." Tangan halu

  • Di Jual Suami Jadi Pemuas Pria Kaya   50. Jahat

    Saat itu jarum jam tepat menunjuk pada angka sebelas dimalam hari. Melisa dan Sri tampak tertawa kecil di balkon rumahnya."Oh malangnya nasibmu sebagai jalang yang tak tahu diri, pasti kau sudah tenangkan di alam sana?" Ujarnya dengan wajah tanpa ekspresi ketika dia melihat kiriman video yang baru saja bodyguardnya kirimkan."Sekarang, kau bisa lebih leluasa memiliki Dion putriku. Perempuan jalang itu memang pantas di lenyapkan dari muka bumi ini." Sri menatap sang anak. Anggukan bahagiapun terlihat dari raut wajah melisa yang memerah."Bagaimana jika kita rayakan kemenangan ini bu.""Jangan dulu nak, ibu takut jika ada yang mencurigai kita, sekarang pulanglah mungkin saja Dion mencarimu.""Aku sudah sedikit ifill padanya bu." Dalam sekejap wajah melisa yang memerah tadi berubah."Ada apa?""Bukannya ibu tidak tahu bagaimana perubahan Dion setelah kecelakaan meminum racun itu, dia lebih banyak berdiam dan bahkan sekarang dia lumpuh, apalagi yang bisa kubanggakan dari dia bu.""Oh kau

  • Di Jual Suami Jadi Pemuas Pria Kaya   49. Cinta Kita Haruskah Berakhir

    Rasa putus asa serta bingung, itulah yang kurasakan sekarang, ruangan ini sungguh membuatku serasa ingin mati. Ketika aku tenggelam dalam ketakutan. Tiba-tiba terdengar deritan pintu di buka. Aku menoleh, sesosok bayangan seorang wanita muncul diikuti beberapa pria di belakangnya. "Selamat datang calon menantuku yang bodoh, bagaimana rasanya? Pasti kau sangat kebingungan ya ketika di bawa keruangan ini?" Ujarnya seperti berbisik. Senyuman sinis kini terlihat dari bibirnya yang merah merona. "Apa mau kalian!" Bentakku kemudian. "Baiklah, sekarang aku akan menjelaskannya padamu jadi kuharap kau bisa bekerja sama." Aku bungkam, masih memahami keadaan ini, bagaimana aku tidak bingung. Ketika aku naik mobil bersama pria misterius itu, di tengah perjalanan tiba-tiba tiga orang pria menyergap kami dan langsung membawanya kesini. Oh ya kupikir mungkin aku di culik? Tapi untuk apa orang-orang ini menculikku? Aku bukan siapa-siapa, bukan pula orang yang terkenal? Mungkinkah mereka butuh gi

  • Di Jual Suami Jadi Pemuas Pria Kaya   48. Tentang Kak Dina

    Dia seolah tak perduli akan deringan ponsel yang terus berbunyi. Alhasil endingnya dia nonaktifkan juga ponsel itu. Seketika suasanapun kembali sunyi.Sudah seminggu Arya dibuat pusing oleh Dina dan pada akhirnya pilihan lelaki itu adalah berselingkuh demi memuaskan nafsu biologisnya yang terus saja menuntut. Arya masih muda dan sebagai lelaki yang sudah menikah tidak mungkin dia akan bisa hidup tanpa kebutuhan itu.Mas Arya pulang ketika hari sudah gelap, keadaan rumah sunyi, lelaki berperawakan tinggi itu langsung masuk kekamar dan melihat kak Dina tengah memeluk anak semata wayang mereka."Mas kamu baru pulang?" Tanyanya serak karena saat itu kak Dina baru saja bangun tidur. Dia bangun ketika mendengar langkah kaki mas Arya."Sudah.""Mas sudah makan?""Sudah. Ada apa tadi sore kamu telpon? Mas lagi sibuk dan lain kali jangan ganggu mas, maskan lagi memulai bisnis.""Bisnis apa mas? Kitakan sudah enak kerja di PT dan gajinya juga menjanjikan!""Gaji kita belum cukup untuk pendidika

  • Di Jual Suami Jadi Pemuas Pria Kaya   47. Mas Arya Selingkuh

    Setelah kurasa perjalananku sudah cukup menjauh dari rumah sakit, aku duduk sejenak di sebuah rumah kosong. Sambil sesekali memijit kakiku yang pegal. Dor! Terdengar suara tembakan dari arah yang berlawanan, kontan aku yang berada di situ seketika menggigil ketakutan. Tanpa bisa ku tebak dari mana sumbernya tiba-tiba sebuah tangan yang kekar menarikku kuat. Aku tak bisa mempertahankan diriku sendiri, aku terpaksa mengikutinya dan entahlah sudah sejauh mana aku dan pria misterius itu berlari. "Berhenti! Tolong berhenti! Siapa kamu?" Tanyaku berani-berani takut. Dia tak menjawab, wajah itu tertutup kain, tentu saja aku tak mengenalinya. Lalu perlahan-lahan aku ingin menjauh darinya namun itu hanya mimpi, pria itu tak akan semudah itu melepaskanku. "Kau harus ikut denganku!" Terdengar suara barito. "Tidak! Biarkan aku pergi." "Bagaimana aku bisa membiarkanmu pergi, kau dalam bahaya nona." Ujarnya lagi. "Drama tragis apa lagi ini?" Aku benar-benar tak mengerti apa maksud dari pria

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status