Nayra menyusuri jalan yang sudah mulai ramai. Setelah berdebat dengan Via tadi pagi, Nayra langsung pergi begitu saja dan berakhir Via yang harus berangkat sendiri, karena Clau adiknya sudah di antar oleh sopir pribadi mereka.
Nayra menghela nafasnya merasakan penat, sudah berjam-jam ia belum mendapatkan pekerjaan. Ia berjalan seharian penuh, keluar masuk toko dan cafe menanyai adanya lowongan pekerjaan, dan sampai sekarang Nayra belum juga mendapatkan nya.
"Apa yang harus aku lakukan yaa allah?" gumam Nayra. Penampilan Nayra tidak sebaik tadi pagi, dia bahkan sudah berkali-kali istirahat di bebangkuan sekitarnya guna menghilangkan penat di kakinya, seraya berteduh dari teriknya matahari.
Nayra ingin menyerah, tapi kebutuhan nya lebih penting dari lelahnya sekarang. Dia tidak mau jika terlalu lama tinggal dirumah Via tanpa balas budi, setidaknya kalau dia bekerja, dia tidak akan terlalu merepotkan nya bukan?.
Gadis berambut diikat itu bangkit dari d
***Vivia baru saja datang kesekolah tepat pada pukul tujuh. Mata Vivia menatap gerbang sekolahnya, sudah terbuka tapi belum banyak orang yang datang. Via masih terdiam didepan gerbang, dia memiliki keraguan yang besar, tangan yang memegang setang motor itu kini mulai mendingin. Banyak pikiran-pikiran yang memenuhi otaknya.Ini bukan Via yang biasanya. Tentu saja bukan, hari ini adalah hari pertama Via mengenakan jilbab kesekolah. Itu pasti akan menjadi topik pembicaraan anak-anak, apalagi teman sekelasnya. Karena kebanyakan murid perempuan di sekolah nya tak berjilbab, bisa dihitung jari orang yang mengenakan nya."Masuk gak ya?" ucap Via berdiskusi dengan dirinya sendiri. Jika dia bolos, sayang daftar hadir dan nilai yang akan kosong nantinya. Kalau pun masuk, dia harus kuat hati, iman dan telinga. Mulut teman-temannya sudah diketahui kejahatan nya. Menghujat tanpa pikir ulang."Gak boleh bolos Via, kasian papa udah biyain lo sekolah" yakin nya da
***" Vi?, emangnya si Nayra kemana?"" Iya, biasanya dia gak pernah gak hadir tuh, ada mulu pasti"Via masih diam."Nay?... Gue harus kasih alesan apa?, kalau gue jawab, berarti gue harus bohong, gue gak mauuuuu.. " jerit Via dalam hatinya. Via malah dibuat gugup dengan pertanyaan yang tak seharusnya ia jawab. Via juga heran, tumbenan sekali kedua orang diantaranya ini mau tahu urusan orang lain.Via berharap seseorang mau membantunya untuk lepas dari pertanyaan yang tak sanggup dijawabnya. Ini memang tidak terlalu penting, tapi sebuah amanat sudah ia pegang, dosa dong kalau sampai dia berkhianat.-"Vi?. lo bener Nayra enggak sekolah hari ini?" tanya Raya.Via mengangguk." kemana? " tanya Nia lagi.Via diam, apa yang harus dia jawab, dia tidak mungkin mengatakan jika Nayra absen karena sedang bekerja."Eeemm..eeem.." belum sempat Via menjawab, seseorang memotong ucapannya."Vi, gimana sama N
***Fikri melangkahkan kaki menuju kelas kebanggaan nya, setelah pertemuannya dengan Via beberapa waktu lalu dan membicarakan perihal Nayra, Fikri malah semakin dibuat penasaran dengan sosok perempuan bernama Nayra tersebut. Beberapa kali bertemu dengan Nayra, Fikri melihat sesuatu yang berbeda. Waktu pertama kali bertemu, telinga nya mendengar cibiran dan kata panggilan yang tidak pantas didengar dan diucapkan untuk kalangan anak SMA. Belum lagi sikap Nayra yang sedih dan kecewa saat tanpa sengaja Fikri berlindung dibalik tubuh Nayra kala itu. Fikri seperti melihat, yang di bicarakan oleh murid lain itu bukan lah sosok yang ada di depan nya, tapi dia tidak buta, bahwa kata tak senonoh itu memang ditunjukan untuk Nayra.Fikri tak habis fikir, kenapa anak jaman sekarang selalu mencampuri urusan orang lain, bahkan pribadinya pun selalu diungkit didepan khalayak, padahal itu bukan hak mereka. Seharusnya pemerintah membuat undang-undang tentang dilarang
***Lonceng tanda istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Guru mata pelajaran lebih dulu keluar dengan berbagai ekspresi. Ada yang biasa saja, ada yang kesal karena anak muridnya yang tidak teratur atau lalai tak mengerjakan tugas, ada juga yang merajuk karena dipermainkan anak didiknya sendiri. Jangan salah, anak jaman sekarang terlalu banyak gaya, jika satu tidak mau belajar, jiwa iblis mereka akan berkelana menghasut sisa manusia yang sedang taat.Tak heran jika mereka melakukan berbagai tingkah, kalau ditanya ya pasti jawab, mumpung masih bebas, belum kelas duabelas, kenangan diperbanyak untuk diceritakan dimasa reuni nanti.Masa remaja jangan sampai disia-siakan, harus dinikmati. Belum tentu nanti setelah lulus bisa merasakan kembali masa yang sama. Bertemu saja akan dipertanyakan kapan bertemu dan kapan berkumpul.Setelah pertemuan, perpisahan pasti terjadi. Setelah itu entah akan di pertemukan dengan apa. Kerja? Jodoh?&
***Hari sudah sore, Nayra baru saja datang dengan beberapa bingkisan yang dibawanya. Memasuki rumah dengan senyum senang walau tampak raut wajah kelelahan begitu kentara.Clau dan Via yang sedang santai menonton tv seraya makan cemilan Pun tiba-tiba melotot melihat kedatangan Nayra."Lo bener kerja Nay?" celetuk Via antusias dengan mata yang tak beralih dari penampilan Nayra yang cukup kusut itu.Nayra mengangguk. Kakinya melangkah mendekati mereka."Kerja apa?" tanya Clau."Cuci piring, tapi gajinya lumayan, sampe gue bisa beli banyak barang-barang buat besok sekolah!" jawab Nayra jujur.Via dan Clau diam saling menatap."Oh iya, ini untuk kalian. Sorry enggak bisa ngasih banyak, cuman ini yang bisa gue kasih sebagai ucapan terimakasih gue!" Nayra memberikan bingkisan pada Via dan Clau. Nayra mendudukkan dirinya di kursi single, tubuhnya ia sandarkan senyaman mungkin pada sofa, mencoba menghilangkan penat yang dirasakan
***" Duluan Nay!" seorang pemuda bername tage Farhan melambaikan tangannya pada Nayra yang sedang mengemas buku-buku nya. Nayra mengangguk. Kini didalam kelas hanya tersisa Nayra seorang, sisanya sudah pulang lebih dulu. Nayra selesai berkemas, menjinjing tas nya asal dan melangkahkan kakinya keluar dari kelas.Tangan Nayra terulur menarik kenop pintu untuk menutupnya. Hingga sebuah suara mengagetkan nya." Nayra "Dia Via, sedang berjalan cukup cepat kearahnya. Nayra terkadang heran, kenapa Via harus selalu menyusulnya, apa susahnya gadis itu menunggunya di luar sekolah atau di parkiran. Kelas nya dan Via itu cukup jauh, Nayra IPS sedangkan Via, IPA."Nay, lo pulang bareng gue kan?" kata Via dengan nafas yang ngos-ngosan.Nayra menggerlingkan matanya malas " Bisa gak sih, lo nungguin di parkiran aja? "Via menunjukkan deretan giginya, tangan nya bergerak memilin ujung hijabnya " gabut kalau nungguin lo, mending kan nyamperin lo biar
***Tok..tok..tok..Sebuah ketukan membuat wanita paruh baya yang tengah membaca laporan terkejut."Masuk!" ucap bu Tiara lantang agar di dengar oleh si pelaku pengetuk pintu.Pintu terbuka, Muncul seorang laki-laki dengan tubuh tegap, tak lupa dengan jas yang dikenakannya."Maaf bu saya menganggu, tapi ini sangat penting dan juga genting!" ujarnya sedikit was-was.Bu Tiara menatap laki-laki itu fokus " hal penting dan genting apa Firman?" tanya bu Tiara pada laki-laki yang merupakan maneger cafe miliknya tersebut.Laki-laki itu menelan ludahnya dengan susah payah "penyanyi di cefe kita tidak dapat hadir karena sakit bu, sedangkan tidak ada yang siap untuk menggantikannya!" jelasnya dengan kepala tertunduk. Terlihat tubuh tegap itu menegang, takut jika atasan nya akan marah dan kecewa. Seharusnya dia memeriksa hal sekecil apapun sebelum cafe buka.Bu Tiara terdiam."Bagaimana ini?.. sedangkan cafe ini sangat butuh
***Diharap untuk memutar lagu.LAuKANATSUMMA UMMI****"Sebenarnya kita mau nongkrong dimana sih?" tanya Via yang sengaja menghentikan motornya di pinggir jalan.Raya dan Nia pun ikut menghentikan motornya."Gue tahu Cafe yang menyediakan konsep islami, kayak resto, tapi cafe, kalian pasti suka deh!" ujar Nia dengan semangat."Jauh enggak nih?" tanya Via dengan wajah lelah nya "gue capek nih!""Bentar lagi juga nyampe Vi, jangan capek dulu dong, biar nanti pas udah nyampe lo enggak badmood kayak sekarang, jadi enggak seru kalau gitu!" ucap Raya yang malah menyuruh Via untuk mengkensel rasa lelah gadis itu."Iya deh, semoga aja enggak mengecewakan!" balas Via dengan malas."Oke, yuk lanjut jalan!" ajak Raya dan diangguki oleh teman yang lain.Mereka kembali melajukan motor untuk segera sampai ke cafe yang mereka tuju.---"Mamah kenapa lama banget sih?" cicit seorang pe