Share

04

"Permisi."

Seseorang mengetuk pintu kamar keluarga Bambalina. Canna yang sedang membantu putrinya beres-beres memutuskan untuk membuka pintu itu tetapi Achlys langsung berteriak menghentikannya.

"Jangan dibuka!"

"Achlys, sikapmu ini berlebihan," kata Liam.

"Aku yakin di luar pintu ada Duke Julian!"

"Ada surat dari tuan duke untuk keluarga Bambalina!" ucap orang di luar pintu.

Liam akhirnya berdiri dan mendekati pintu. Achlys langsung menyusul ayahnya dan menarik tangannya untuk menghentikannya tetapi Liam justru melepaskan tangan putrinya. Liam membuka pintu dan menerima surat mewah tersebut.

Setelah orang yang mengantarkan surat itu pergi dan pintu kembali ditutup, Achlys mulai menggerutu.

"Bahkan jika dia mengirimkan surat, aku tetap tidak akan mengeluarkan uang sedikitpun!" tegas Achlys.

"Achlys, jaga sikapmu! Dia itu Duke Julian!" tegas Canna. "Jangan samakan mimpi dengan kenyataan. Di dalam mimpimu, Duke Julian mungkin bukan orang baik tetapi kenyataannya dia bahkan menerimamu yang notabenenya rakyat biasa di kantor utamanya. Seharusnya kamu menjaga sikapmu sehingga dia akan memberikan lebih banyak hati nuraninya!"

"Aku tidak membutuhkannya!" sentak Achlys.

"Sayang, kita diundang makan malam!" seru Liam. "Duke Julian sendiri yang mengundang kita."

Achlys langsung merebut surat di tangan ayahnya.

"Membicarakan mengenai diriku yang memiliki bakat?"

Di dalam suratnya, Duke Julian menjelaskan alasan dia mengajak orang tuanya makan malam hanyalah untuk membicarakan mengenai dia yang menempati rangking ketiga di salah satu sekolah terbaik di negara ini. Duke Julian telah melihat beberapa pencapaiannya dari data yang diberikan oleh Magnolia.

"Tidak baik untuk terus menyimpan kemampuan dalam menganalisa informasi. Jika dia tidak menolak, maka aku akan memberikan posisi sebagai sekertarisku."

Achlys langsung meremas surat itu setelah membaca kalimat itu. "Kalau seperti ini, sudah jelas mimpiku akan menjadi kenyataan. Duke Julian tertarik padaku."

"Dia tertarik padamu karena kamu menolaknya. Dari sekian banyak orang yang mengharapkan bisa bekerjasama dengan Duke Julian, kamu justru membuang kesempatan itu. Bagaimana Duke Julian tidak tertarik padamu. Jika kamu bersikap ramah seperti yang lain, Duke Juliam tidak akan sejauh ini," ucap Liam.

Achlys menggerutu. "Sekarang apa yang harus kulakukan? Aku tidak mau bersikap ramah padanya karena dia adalah tipe pria yang berani bermain dibelakang istrinya."

"Kamu berpikir terlalu jauh putriku. Sepertinya kamu belum tahu ini tetapi Duke Julian sudah bertunangan dengan putri tunggal grand duke yang bernama Laura. Jadi jangan berlebihan pada mimpimu. Mimpi hanyalah mimpi."

Achlys menghela nafas kecil. Dia sedikit lega. "Kapan dia akan menikah?" tanyanya.

"Masih belum diketahui," jawab Canna.

"Kalian akan datang ke acara makan malamnya?" tanya Achlys.

Canna dan Liam saling pandang kemudian tersenyum lembut.

"Tentu saja Achlys," jawab Liam. "Menurut yang ayah dengar dari orang-orang, Duke Julian jarang mengundang rakyat biasa seperti kita untuk makan bersamanya. Kapan lagi kesempatan seperti ini datang apalagi tujuannya ingin membicarakan mengenai masa depanmu. Siapa tahu kamu akan menjadi orang penting di negara ini."

Achlys ingin menjadi seorang konglomerat yang berjasa di negara ini seperti salah satu profesor di akademinya. Dia memiliki ambisi tetapi jika berkaitan dengan Duke Julian, dia lebih baik mundur. Duke Julian, bagi dia seperti kotoran yang hinggap di kehidupannya yang bersih tanpa cacat.

"Aku tidak mengharapkan bekerjasama dengannya ayah," sentak Achlys. "Tetapi jika kalian ingin menerima undangannya terserah. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan lagi jika kalian menolak makan malam dengannya."

Achlya teringat saat dia dikelilingi para pengawal yang memegang senjata. Meskipun sejauh ini Duke Julian tidak melakukan sesuatu yang berbahaya, tetapi baginya pria itu tidak memiliki perasaan.

"Dengan dia meminta uang kompensasi padaku, itu sudah menunjukkan kekejamannya," batin Achlys.

"Intinya besok kita harus pulang!" tegas Achlys.

Ketika orang tuanya datang ke kediaman Kynleigh, Achlys menolak untuk ikut. Achlys menggunakan waktu ini untuk mencari pekerjaan lain. Ada beberapa perusahaan yang menjadi incarannya apabila di Kynleigh ia tidak diterima.

Persetan jika dia melamar bekerja di perusahaan lain Duke Julian akan semakin membuat masalah dengannya.

Tidak seperti di kotanya, di Kota Silverst ini lebih ramai lagi. Achlys beberapa kali berhenti di depan toko.

"Aku tidak memiliki cukup uang untuk membeli barang-barang yang kuinginkan," batin Achlys.

Karena dia cukup pintar, dia sering disuruh para profesor untuk mengerjakan sesuatu dan kadang-kadang diberi imbalan. Imbalannya dibagi dua. Untuk diberikan pada orang tuanya dan digunakan untuk membeli keperluannya sendiri.

"Ibu tidak akan menceritakan mimpiku pada Duke Julian kan?" batin Achlys.

***

Makanan-makanan yang ada di depan Liam dan istrinya sungguh mewah. Mereka pernah memakan makanan tersebut saat mereka memiliki banyak uang. Biasanya tiga bulan sekali. Keduanya berpikir seandainya saja putri mereka ikut. Achlys pasti akan bahagia bisa menyantap semua makanan mewah ini.

"Putri kalian pintar. Namun sayang, tidak kusangka dia mengundurkan diri secepat itu. Menurut petugas yang mengantarkannya ke ruangan utama, dia menjadi seperti itu setelah mengetahui tentang diriku. Terutama setelah melihat rupaku. Sehingga kupikir dia memiliki dendam tertentu padaku. Aku ingin tahu apa yang menyebabkannya membenciku," ucap Duke Julian langsung ke intinya.

Orang tuanya Achlys langsung merasa tidak enak. Mereka tidak mungkin memberitahu mengenai alasan Achlys membenci Duke Julian karena memimpikannya.

"Maafkan putri kami yang seperti itu tuan duke. Sebenarnya, dia sedikit membenci para bangsawan. Dia tidak menyukai orang-orang yang mendapatkan sesuatu dengan instan."

"Apakah dia pikir aku berada di titik ini hanya dalam sekejap mata?" yanya Duke Julian.

Liam dan istrinya lagi-lagi menundukkan kepala mereka.

"Maksud saya bukan seperti itu tuan duke," elak Liam.

"Tidak perlu mengatakan apapun lagi tuan Liam. Jika putri kalian membenci bangsawan sepertiku, dia seharusnya tidak pernah menginjakkan kakinya disini. Dia telah diterima disini. Dan aku bahkan menawarinya pekerjaan dengan gaji yang lebih menggiurkan tetapi dia malah seperti itu. Ini sangat melukai harga diriku. Dia telah mencemarkan nama baikku. Mau tidak mau, kalian harus membayar kompensasi. Namun, karena aku sangat baik hati, aku tidak akan memaksa kalian sampai sejauh itu. Asalkan putri kalian harus bekerja dibawahku!"

Liam dan istrinya saling pandang dengan cemas. Mereka yakin, Achlys tetap tidak akan mau bekerja dengan Duke Julian.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status