Share

Part 5

Penulis: Ade Tiwi
last update Terakhir Diperbarui: 2020-11-26 11:23:42

Seorang pemuda tengah menatap foto seorang wanita cantik, wanita itu tersenyum memandang ke arah lain, bukan ke arah kamera.

Ia usap foto itu dengan lembut dan ia kecup dengan sayang, seakan-akan foto itu wujud asli sosok wanita tersebut.

"Kau sangat cantik disini sayang." gumamnya pada foto tersebut.

Ia menaruh kembali foto itu di atas nakas samping tempat tidurnya, ia bangkit dan membuka seluruh pakaiannya.

Setelahnya ia masuk ke dalam kamar mandi, menyalakan shower untuk membasahi tubuhnya. mandi di bawah shower telanjang bulat, membuatnya terlihat seksi dari belakang dengan tubuh yang sangat di idolakan banyak wanita.

Tak butuh waktu berapa lama untuknya mandi, ia langsung mengenakan pakaian bersihnya. berjalan keluar menuju ruang makan, di sana terlihat orang tuanya yang sudah menunggu kehadirannya.

"Ayo sayang kita makan malam!" ajak ibu pemuda itu.

Pemuda itu menarik kursi untuk dirinya sendiri. "bagaimana perkembangan bisnis perusahaan mu?" tanya sang ayah.

"Lancar." jawabnya singkat dan santai.

Ia mulai mengambil nasi beserta lauk pauknya, dan mulai menyendokkan makanan ke mulutnya.

"Bagaimana dengan kabar gadis itu?" tanya ayahnya lagi, kali ini menatapnya tajam.

Pria itu terkekeh. "sangat baik, semakin hari dia terlihat semakin cantik." kembali ia menjawab santai, dan menyendokkan makanan lagi ke mulutnya.

Sang ibu hanya menatap putra dan suaminya dalam diam, diam adalah hal yang selalu dia lakukan, jika tak ingin membuat keributan.

Pria itu mengelap mulutnya dengan tissue, lalu bangkit dari duduknya. tanpa banyak bicara lagi ia mulai berjalan meninggalkan ruang makan, dan menuju kamarnya.

"Sudah menjadi kebiasaan di rumah ini, dan sifatnya yang tidak pernah berubah." ucap ayah pria itu sinis.

"Mas...," sang ibu mencoba menenangkan sang suami.

**********

Tisha di antarkan Sekar pulang sampai ke rumah larut malam, membuat Gavin awalnya uring-uringan karena adiknya yang belum pulang. 

"Kenapa pulangnya larut malam sekali?" pertanyaan ketus ia lontarkan pada Sekar.

"Maafkan aku, tapi sepanjang jalan tadi kami terkena macet." jawab Sekar jujur.

Seharusnya mereka sudah sampai dari 4 jam yang lalu, tapi begitu melihat sepanjang jalan yang macet, membuat mereka harus menunggu lebih lama lagi untuk sampai.

"Ya sudah, sayang ayo masuk!" perintah Gavin menuntun sang adik untuk masuk ke dalam rumah.

"Kakak...," panggil Tisha pada Gavin.

Gavin tidak menjawab panggilan adiknya. "apa kakak marah?" tanya Tisha mulai takut jika kakak kesayangannya ini marah.

"Tidak sayang, kakak tidak marah." ucapnya setelah hening cukup lama.

Tisha merasa tidak enak saat Gavin mengatakan tidak marah, namun malah terbalik dengan tindakannya yang semakin meremas kuat pinggang sang adik.

Sedikit meringis Tisha menahan rasa perih akibat remasan Gavin di pinggangnya. "awwh!" Gavin tersentak sadar, saat menyadari jerit kesakitan Tisha.

"Maaf, kakak menyakitimu." 

"Tidak apa-apa kak," 

Gavin menggendong tubuh Tisha ala bridal style, ia baringkan tubuh mungil sang adik di ranjang setelah sampai ke kamar.

"Aku mau mandi dulu kak, gerah banget." ucap Tisha merengek.

Dan tanpa di sadari, kancing atasan baju yang di kenakan Tisha terbuka. membuat mata Gavin melotot sempurna, betapa indah sekali dada putih mulus sang adik.

Dengan susah payah ia meneguk air liurnya sendiri, apalagi melihat posisi sang adik yang tengah duduk di ranjang. sebagai lelaki normal tentu saja Gavin bernafsu melihatnya, sesuatu yang tersembunyi di balik celananya menegang, ia meringis ngilu merasakannya.

"Tisha...." panggilnya dengan suara serak, kentara sekali jika ia sedang bergairah.

"Iya kak?" 

"Kau ingin mandi?" Tisha mengangguk.

"Kemarilah!" Tisha mengerutkan keningnya bingung.

"Bagaimana caranya aku ke situ kak? aku kan tidak bisa melihat?" 

"Lakukan saja sebisa mu, berjalan lah sesuai naluri mu! perintah Gavin lagi.

Dengan patuh Tisha menuruti keinginan aneh kakaknya, sangat hati-hati dan perlahan ia turun dari ranjang. 

Setelah berhasil turun dari ranjang, Tisha meraba-raba berjalan menuju ke arah Gavin. 

"Aduh!" pekik Tisha terjatuh.

Gavin tidak bereaksi sedikit pun, ia tetap diam berdiri memperhatikan adik kesayangannya yang kepayahan berjalan.

Tisha tetap bangkit kembali dan mulai meraba-raba lagi, setelah butuh waktu lama untuk sampai di dekat Gavin. 

"Kakak...," panggil Tisha saat berhasil menggapai tubuh Gavin.

Gavin tidak bisa menahannya lagi! dengan cepat ia langsung menerjang Tisha dengan ciumannya yang panas dan liar.

Membuat Tisha kaget dengan aksi kakaknya, namun ia juga tak kuasa menolak cumbuan kakaknya yang terasa memabukkan.

Rasanya sungguh luar biasa nikmat, apalagi saat dengan nakalnya Gavin meremas dada dan juga bokongnya. membuat suara desahan lolos dari mulut Tisha.

"Aaahhh kak," desahan Tisha.

Gavin yang tadinya asyik dengan kegiatannya, seketika tersadar saat mendengar desahan adiknya yang memanggilnya kakak.

Ia melepas cumbuan dan sentuhannya di tubuh Tisha, ia menatap sendu ke arah adiknya.

Bagaimana mungkin ia lepas kendali pada adiknya sendiri? dengan frustasinya Gavin meremas kuat rambutnya dengan kedua tangannya sendiri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dia segalanya bagiku (Indonesia)   Part 43

    Seorang gadis tengah menatap ke arah luar jendela rumah sakit dengan senyum mengembang, setelah selesai melewati rangakaian operasi dua minggu yang lalu. kini akhirnya Tisha sudah bisa melihat kembali seperti sedia kala.Cklek..."Tisha...." suara Sekar masuk ke ruangan dan memanggil namanya."Kau ini, kenapa kau sangat suka sekali melihat dari jendela rumah sakit?" tanya Sekar menggelengkan kepalanya melihat tingkah Tisha."Karena aku suka," jawabnya membalikkannya badan menghadap Sekar."Kapan Gavin akan menjemputku?" tanyanya merengek."Aku bosan jika kau, Fikar, tante Liana, dan om Darma saja yang datang ke rumah sakit melihat ku." "Bukankah kau sudah bertemu dengan Gavin." "Hanya lewat foto mana puas, aisshh, sebenarnya apa yang sedang kalian rencanakan?" Tisha menaikan sebelah alisnya tanda curiga."Se__sembunyikan apa

  • Dia segalanya bagiku (Indonesia)   Part 42

    "Tisha, aku mencintaimu.""Aku juga mencintaimu Gavin." balasan ungkapan cinta dari Tisha untuk Gavin."Mari kita mulai kehidupan yang baru, awal yang baru untuk kita. kau mau kan sayang?" tanya Gavin yang di angguki Tisha.Gavin semakin mempererat pelukannya, rasa bahagia membuncah di hatinya melihat respon sang wanita pujaan hatinya.Dua orang manusia berbeda jenis kelamin masuk, dan tersentak kaget melihat pemandangan di depannya. namun rasa bahagia tak dapat mereka pungkiri."Wowowow, apa-apaan ini." goda Fikar.Cengkeraman tangan Tisha begitu kuat di baju Gavin, Gavin terperanjat jika ketakutan Tisha memicu karena kehadiran Fikar di tengah-tengah mereka."Berhenti di situ Fikar!" titah Gavin."Ke--kenapa?" tanya Fikar heran."Tisha takut denganmu.""Apa?" Fikar lemas mendengarnya namun malah terlihat lebay.

  • Dia segalanya bagiku (Indonesia)   Part 41

    Sekar berjalan cepat menemui Gavin dan Fikar yang sedang berada di teras rumah, Sekar sudah tak sabar ingin mengatakan kepada dua lelaki itu, jika Tisha sudah menyetujui rencana mereka."Gavin!" panggil Sekar di ambang pintu.Fikar merasa sedih karena namanya tidak di panggil oleh Sekar, tapi sekuat tenaga ia bersikap biasa saja."Ada apa Sekar? kenapa wajahmu terlihat sama bahagia sekali?" tanya Gavin penasaran dengan ekspresi wajah bahagia Sekar sekarang ini."Tentu saja aku bahagia, sebab...?" Sekar menaikkan alisnya menggoda Gavin."Sebab?" Gavin semakin penasaran dengan lanjutan kalimat Sekar."Rencana kita berhasil!""Rencana?" tanya Gavin yang masih belum mengerti arah pembicaraan Sekar."Astaga! kau masih belum mengerti juga Gavin?"Kepala Gavin menggeleng, Sekar menepuk jidatnya melihat Gavin yang bel

  • Dia segalanya bagiku (Indonesia)   Part 40

    Sekar mematung di tempatnya saat di depannya Fikar tengah berdiri menjulang menatapnya tajam. Sekar menelan air liurnya sendiri di tatap seperti itu, Fikar melangkah mendekat ke arahnya.Satu, dua langkah perlahan Fikar semakin dekat. saat itu juga Sekar melangkah mundur hingga mentok ke dinding tembok. Sekar tak bisa mundur lagi, Fikar menyeringai senang, di himpitnya tubuh Sekar dengan tubuhnya.Dengan cool-nya Fikar menempelkan kedua telapak tangannya di tembok, sehingga posisi mereka terlihat sangat ingin dengan Fikar yang mengurung tubuh Sekar."Sudah puas bermain-mainnya?" tanya Sekar tajam.Nafas Sekar tercekat, di tundukkan kepalanya ke bawah. Fikar yang gemas pun memegang dagu Sekar, di angkatnya wajah Sekar agar mendongak ke arahnya."Aku bertanya, kenapa kau tidak menjawab. huh?" geram Fikar dengan keterdiaman Sekar, sebelah tangan Fikar yang bebas mencengkram bahu Sekar kuat.

  • Dia segalanya bagiku (Indonesia)   Part 39

    Praaanngggg."Astaga! apalagi sekarang ini." dengan tergesa Fikar berlari masuk ke dalam rumah Gavin saat mendengar suara benda jatuh.Cklek.Fikar mematung di tempatnya saat melihat tubuh meringkuk ketakutan Tisha, wanita itu memeluk erat dirinya sendiri. Fikar melihat gelas kaca yang pecah, sedikit bisa bernafas lega karena Tisha tidak terluka."Sudah dua gelas kaca yang di pecahkannya hari ini." ucap batin Fikar.Fikar ingin sekali memeluk tubuh Tisha, memberinya ketenangan karena jujur saat ini Tisha terlihat seperti ketakutan."Kak Gavin...." panggilnya lirih menyebut nama Gavin.Fikar tertegun mendengarnya, bagaimana sekarang ini? Tisha merindukan Gavin.Tak lama tubuh Tisha terkulai lemas merosot ke lantai, Fikar panik langsung berlari ke arahnya mengangkat tubuhnya mungil Tisha. menggendong membawanya masuk ke dalam kamar.F

  • Dia segalanya bagiku (Indonesia)   Part 38

    Fikar menggeram kesal pada sang kakak, entah sudah panggilan telepon yang ke berapa ia menghubungi Gavin. tapi pria itu tak kunjung mengangkatnya, hampir satu harian menjaga Tisha membuatnya letih. hei ayolah! Fikar juga butuh kebebasan dan bekerja, ia bukanlah seorang pengangguran bung."Siallll!" maki Fikar pada ponselnya.Saat ini ia tengah duduk di luar rumah Gavin, melihat Tisha semakin menambah pusing di kepalanya. wanita menyuruh pergi semua orang seakan-akan ia bisa sendiri melakukan banyak hal, apa dia tidak sadar dengan kondisinya sendiri.."Huffftt, Sekar." tiba-tiba saja Fikar merasa rindu dengan wanitanya.Wanita yang selama beberapa waktu ini menjungkir balikkan hidupnya, mengacak-acak pikirannya. memporak-porandakan hatinya yang selama ini hanya di isi dengan nama Tisha, tapi kali ini sudah berganti dan di isi penuh dengan namanya.Membuat perasaan bahagia membuncah di dadanya walau h

  • Dia segalanya bagiku (Indonesia)   Part 37

    "Kau bisa membantuku?" tanya Gavin serius menatap Sekar dengan tatapan memohon."Bantu kamu untuk?""Jagain Tisha." pintanya sendu."Apa? jagain Tisha?" Gavin mengangguk."Bu--bukannya kau sudah memecat ku Gav?" tanya Sekar mengingatkan Gavin."Ini berbeda!" risau Gavin mengacak rambutnya."Setelah kau tak ada, keadaan semakin berbeda Sekar. banyak hal yang terjadi di hidup kami, semuanya semakin kacau.""Ma--maksudnya?" Sekar semakin bingung dengan ucapan Gavin."Kau tau Fikar?"Deg.Nama itu lagi, nama pria yang menjadi alasan bagi Sekar lari dan bersembunyi."Apa Fikar yang dimaksud Gavin adalah Fikar yang sama?" ucap batin Sekar bertanya-tanya.Memang Sekar tahu jika Fikar yang selama ini mendekati Tisha dan berusaha membuat wanita itu jatuh cinta adalah orang

  • Dia segalanya bagiku (Indonesia)   Part 36

    Seorang gadis tengah berjalan menapaki jalanan yang terasa sepi, terlalu lama bersembunyi membuatnya lelah. akhirnya ia memutuskan untuk berani keluar dengan sedikit bebas, walaupun kata hati-hati itu ada.Ia harus selalu waspada akan sosok seseorang yang beberapa waktu ini menjadi alasannya untuk kabur dan bersembunyi. takut jika ia bertemu lagi dengan pria itu. ya, seorang pria yang sudah menjungkir balikkan hidup dan hatinya.Saat asyik berjalan, tak sengaja sepasang netra indah milik wanita itu melihat gestur tubuh seseorang yang sangat di kenalnya. punggung kokoh milik pria yang selama ini sangat ia cintai.Perlahan ia berjalan mendekati pria itu, kemudian menepuk bahunya dari belakang. pria itu menoleh ke belakang dan terkejut mendapati dirinya."Sekar!" pekik Gavin kaget."Ah, ternyata benar ini kamu Gav." ucap Sekar tersenyum bahagia.Gavin melihat penampilan Sekar dari atas

  • Dia segalanya bagiku (Indonesia)   Part 35

    "Aku memang tidak akan meninggalkanmu, tapi__" Tisha menggantungkan kalimatnya, membuat rasa penasaran Gavin meningkat menunggu kelanjutan kalimatnya."Kau yang akan pergi meninggalkanku!""Tidak! tidak akan ada yang pergi saling meninggalkan di antara kita." tolak Gavin tak terima."Kau ini manusia yang sangat egois sekali!" sinis Tisha mengejek."Aku tahu kau kasihan padaku kan, sampai kau tak ingin meninggalkan ku.""Tisha apa yang kau katakan sebenarnya!" bentak Gavin merasa tak tahan lagi dengan tingkah Tisha yang seperti ini."Kalau begitu pilihlah salah satu diantara dua pilihan itu. kau atau aku yang pergi meninggalkan rumah ini?!""Tisha__""Aku tidak butuh ocehanmu, yang aku butuhkan adalah jawaban mu, Gavin. aku yang pergi atau kau yang pergi!"Tubuh Gavin jatuh luruh ke bawah, perkataan Tisha membuat seluruh

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status