Share

Kembali

Terburu-buru Rahman langsung menghadang sebuah taksi. Bahkan sampai penumpangnya yang belum turun, Rahman main menyambar masuk ke tempat duduk belakang. Sedang paniknya Rahman sambil menelepon nomor Aisyah.

            “Angkat dong sayang…”

            Tidak ada tanda-tanda panggilan teleponnya dijawab, Rahman meminta meminta supir taksi yang mempercepat laju kendaraannya. Namun, jalanan cukup ramai dan harus berhati-hati. Hati Rahman semakin cepat.

            Semua pikirannya tertuju kepada Aisyah. Perkara berkas dokumen yang ditandatangani itu tidak terlintas dalam pikirannya.

            “Cepat sedikit Pak.” Pinta Rahman.              &

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status