“Dari mana kau dapatkan alamatku!”
“Cepat kau katakan!
Aku kembali mencoba memaksa laki-laki itu yang mencoba mendekat tubuhku setelah lelah melakukan perbuatan pemerkosaan yang dia lakukan padaku. Apalagi akalu bukan perbuatan pemerkosan yang memang aku tak suka dan tak menikmati permainan panas itu yang harus melayani nafsu laki-laki bajingan bertubuh gempat itu.
“Kau tak perlu tahu,”
“Kau butuh uang bukan?
laki-laki yang memang sudah beranak satu dan beristri itu mencoba berdiri dengan tanpa sehelai benag yang dia kenakan. Diambilnya tas sandang yang dia pakai saat itu.
“Ambil perempuan murahan!
“Aku memang tak pernah akan puas melampiaskan nafsu ku yang terus saja terbayang dengan tubuh indahmu!”
Laki-laki itu berucap sembari membuka tas sandang yang dia ambil itu dari atas meja riasku yang saat itu memang sengaja ditaruhnya di sana. Sudah hampir dinihari laki-laki itu belum pulang dari kamar kontrakanku.
Ti
Seperti biasa Aku dan Cantika malam itu tak menghiraukan suasana malam yang biasa kami lewati di sana. Tentu saja seperti malam-malam lainnya. Aku dan Cantika yang memang sering nongkrong di tempat Wanita Pekerja Malam itu memang sudah biasa menghadapi keadaan dinginnya malam di tempat itu. Tetapi kami dan para Wanita Pekerja Malam yang lainnya di sana tak pernah membayangkan akan terjadi sesuatu yang memang lebih buruk dari yang kami pikirkan malam ini.“Ayoooo,,,cepat!”“Nanti kita keburu sama yang lain loh!“kalau keduluan mereka, kita enggak bisa dapet pelanggan lagi!”“Terus mau makan apa besok?”Cantika berkata padaku saat itu, terlihat wanita itu mempercepat langkahnya dengan balutan kaos kutang dan juga celana rok mini yang dia kenakan, tas sandang yang dia senderkan pada bahu bagian kanan menambah seksi penampilannya di mala mini. Hingga membuat aku berpikir apakah wanita ini ta
Hari itu kami dibawa dengan menggunakan patroli petugas keamanan yang memang malam itu sedang mengadakan rahasia besar-besaran. Aku masih ingat sat itu saat mencoba berlari kencang sekuat tenaga dengan sepatu yang memang sudah aku lepaskan berharap bisa berlari sekencang angin menghindar dari kejaran bagaikan mengejar seorang pencuri atau tidak pelaku kejahatan.“Jangan berhenti teruslah berlari!”“kalau kita berhenti kita terrtangkap!”“Cepat lari!”Hari itu aku berteriak pada Cantika temanku yang memang sedang dalam keadaan yang begitu sesak karena berlari kencang.Aku yang melihat cantika yang berlari kea rah ujung gang dengan sangat begitu cepat bagaikan sekelebat bayangan yang menghilang di arah kegelapan bangunan di balik gedung yang tak jauh tempat kami mencari nafkah dengan jalan hitam. Sementara aku yang masih bersembunyi dari balik bangunan kosong yang memang duduk meringkuk ketakutan mendengar su
Tanpa banyak pikir panjang aku memanjat tangga yang tergeletak tepat di samping dinding kokoh beton yang mengelilingi bangunan pertunjukan itu demi untuk mengehindari kejaran dari petugas keamanan yang telah berhasil meraih kaki jenjangku tadi. Masih kurasakan sedikit saki pada pergelangan kakiku yang digenggamnya erat itu.“Kasar sekali, tak manusiawi!”Begitu ucapku dalam hati saat itu, sementara aku melihat laki-laki itu terlihat keasakitan dan dari wajahnya mengucur deras darah akibat tendanganku yang tepat sasaran mengenai wajahnya. Terpaksa aku lakukan cara kasar itu jika kata-kata dan teriakan serta ancamanku tadi sudah tak mempan lagi untuk menghalangi dirinya malam itu, mengejar dan ingin menangkapku seolah aku bagaikan seorang pencuri atau seorang pelaku tindak kejahatan kriminal.“Apa salahku, aku hanya mencari sesuap nasi di tempat ini!”“Bukankah Negara ini penuh kebebasan, lantas kenapa kami diperlakukan s
Aku terlihat pasrah sedang berada di atas sebuah truk yang menngangkutku menggunakan mobil para petugas keamanan yang saat itu tengah memandang ke arah wajahku, tentu saja yang hanya dapat memandang penuh kebencian ke arah mereka.Aku hanya melihat dan hanya memandang liar ke sekeliling tepat di dalam ruangan pengap berukuran besar di dalam mobil, beberapa teman-temanku yang lain dan laki-laki hidung belang tengah duduk bersandar pada kursi di atas mobil para petugas keamanan, bangku itu yang memang sengaja terpasang di sana membentuk memanjang. Kiri dan kanan hanya suara tawa yang terdengar dari para laki-laki gagaj dan terlihat berseragam khusus itu yang mencoba berulang kali aku dengar, suara seolah mengejek pekerjaan kami yang begitu hina dan kotor, tanpa mereka ketahui dalam diri mereka juga seolah tak luput dari dosa.“Kenapa kau memilih tindakan bodoh itu?”Saat itu Cantika berkata padaku yang juga tertangkap dengan para laki-laki pihak
“Kenapa laki-laki itu menatapku sedari tadi! tidak malukah dia dilihat beberapa orang rekannya yang ada di sini?Aku bergumam dalam hati menatap balik pada laki-laki itu penuh kebencian karena memang aku anggap mereka hanyalah bukan siapa siap di balik tugas yang mereka emban.Tak ada niatku untuk tertarik padanya, tetapi memang begitulah kenyataan dan fakta yang ada dalam hatiku mengenai sang laki-laki yang mengenakan seragam lengkap itu yang biasanya selalu saja berbanding terbalik pada kemauan dan kebebasan kami yang seolah memang tak akan pernah bisa menjadi teman atau malah sebaliknya.Bukan kali ini saja aku menaruh benci pada laki-laki seperti itu. Sudah banyak laki-laki yang datang dan pergi dalam hidupku termasuk laki-laki gagah salah satunya yang berasal dari kalangan mereka yang memang menyukai kami, mungkin hanya sebagai pengusir sepi dikala mereka butuh kehangatan dari kami sebagai perempuan malam, begitu pikirku.Mereka hanya Sekedar b
“Dengan menggunakan truk pengangkut tahanan kami bagaikan seorang narapidana hari itu diangkut menggunakan mobil razia yang menganggap kami melakukan hal perbuatan melanggar hukum. Ya, begitulah kaum kami yang memang menurut mereka kami adalah kaum terbelakang yang memang layak mendapatkan perlakuan seperti itu. Masih banyak sebenarnya hal yang mesti diurus sebenarnya, tetapi menurut kami kenapa mesti harus mengurus orang-orang seperti kami yang memang lemah di mata hukum, sedangkan mereka yang kuat di mata hukum begitu bebas melenggang memakan uang rakyat. Di ruang tahanan tepatnya di sebuah instansi kami pun menunggu hari esok pagi. Terasa begitu lama memang, apalagi aku dan cantika memang ditempatkan pada sel para tahanan wanita yang memang bercampur dengan bau keringat mereka. “Kasus apa kau? “Perempuan Hina yang menjual diri....? Salah satu tahanan wanita itu berkata pada aku dan Cantika, sejenak mengalihkan pandangan pada kami yang baru
Pagi matahari telah terbit dengan begitu sangat terik, sepanas udarah dalam sel yang mulai menguap. Asap-asap embun tampak bertebaran di atas dinding-dinding pengab yang seolah menyatu dalam udarah hampa. Aku dan Cantika memang saat itu baru bangun dari tidur panjang kami semalam. Ya, tidur panjang di hotel prodeo yang memang pengalaman pertama yang kami rasakan.Gemerincit suara kunci sel yang berkarat sedang dibuka petugas keamanan saat itu, tentu saja memang sudah aku dan cantika tunggu. Menunggu waktu yang begitu terasa panjang dan melelahkan di tempat itu. Padahal, waktu memang sebentar jika dihitung dengan rumus matematika yang benar nyata dan realita. Tetapi dalam kehidupan nyata, dua puluh empat jam bukanlah waktu yang sebentar bagi kami untuk menanti dan menunggu bebas dari udarah dalam kurungan besi.Seketika aku pun bersama cantika pagi itu terlihat muram dengan mata yang memerah. Terlihat memang tak bisa tidur. Tak lelap dengan suasana ruangan yang te
“Apa yang kau pikirkan Mawar?“Kenapa kau terlihat termenung seperti itu pagi ini?Cantika temanku pagi ini kembali membangunkan aku dari dalam lamunan panjang, memikirkan kata-kata petugas yang memang masih terngiang di telingaku. Kebetulan saat ini aku duduk tepat di depan pintu kontrakanku. Memikirkan kejadian memalukan kemarin.“Aaaa..sudahlah kejadian kemarin memang banyak rentetan peristiwa yang memang malas aku membeberkannya. Semuanya terasa cacar di akal dan memang tak patut diceritakan. Biarlah semua berlalu seperti kisah para pemakan uang rakyat di sana. Yang tak mau kabar beritanya digembor-gemborkan atau dibeberkan. Kita berbicara apa yang terjadi saja hari ini.“Apakah kita ini pelacur murahan cantika ,seperti yang dikatakan para petugas kemarin?“Apa benar kita memang harus menjadi pelacur kelas tinggi dengan bayaran yang lebih tinggi? apa kita bisa?Aku berucap pada cantika.Memang d