“Kau Sehat nak di sana?
Ucap Ayahku yang terdengar dengan ciri khas suara paraunya, menandakan kalau laki-laki tua yang berusia senja itu memang sedang menahan kerinduan pada anak gadisnya yang sudah lama tak bertemu, tentu saja sejak aku berada lama di kota perantauan.
“Sehat Ayah..”
“Aku baik-baik saja,”
“Tolong Jaga Ibu di sana, aku janji akan pulang dan mewujudkan cita-cita kalian untuk bisa naik haji.”
Suaraku yang terdengar sediha dan terisak itu aku tahan dengan berlinang air mata saat itu. Terdengar begitu jelas di telinga mereka.
Ayahku memang seorang laki-laki tegar dan juga sangat penyabar. Mungkin Ayah tahu kalau aku memang berwatak keras dan tak pernah mau menyerah sama dengna sikap dan watak yang diturunkannya padaku. Semua itu tentu saja aku lakukan untuk menggapai cita-cita. Maafkanlah…, kalau aku belum bisa menjadi anak gadis yang baik untuk saat ini.
“Ayah&hellip
Dari mana kau tahu alamatku?Aku berkata pada laki-laki itu yang memang wajahnya tak asing lagi di hadapanku dan sekarang sedang berada di depan pintu.“Kau lupa kau pernah didata kemarin. Sewaktu berada di sel tahanan wanita selama satu malam? setelah kau ditangkap pihak kami yang melakukan razia liar para penyakit masyarakat?Laki-laki itu berkata dan menatap wajahku tajam. Seolah dia penuh dengan berbagai bahan pertanyaan yang akan dia katakana padaku. Tetapi, melihat gelagatku yang memang tak suka dengan kehadirannya, laki-laki itu terlihat sedikit berjalan agak mundur. Mungkin, dia melihat perubahan wajahku yang sedikit agak cemberut.Ya, laki-laki yang ada dihadapanku adalahsalah satu pihak keamanan yang kemarin mengejar dan menangkapn kami para kaum pekerja malam. Sampai akhirnya membuat akudan rekan-rekan tertangkap dan dimasukkan bersama di dalam sel tahanan wanita selama satu malam. Para laki-laki berseragam yang malam itu seolah beg
“Aku ada sebuah tawaran bagus untukmu?“Kenalkan namanku Rey…Laki-laki itu berkata dan juga sekaligus memperkenalkan diri padAku yang malam itu tanpa Aku undang datang dan mengetahui letak dimana alamat kontrakan yang memang sudah dia kantongi. Tentu saja dari alamat dan kartu tanda pengenal yang Aku tuliskan, sewaktu kami didata di sebuah kantor sebelum kami dimasukkan dalam sel kurungan.“Cepat katakan apa maumu?!“Tak usah banyak basa basi. Aku tak suka mendengarnya!Kembali Aku mengeluarkan kata-kata kasar yang memang begitu keras Aku ucapkan pada laki-laki gagah itu yang memang menatapku penuh dengan misteri. Merasa memang laki-laki itulah yang membuat Aku mengalami kesialan malam itu, entah kenapa Aku begitu membenci laki-laki itu yang memang semenjak bertemu pertama kali itupun Aku tak menyukainya sama sekali.“Sabar dulu.Aku tak bermaksud jahat padamu!“Bukankah Aku melAkukan hal itu
“Aku punya kenalan di sebuah club malam? “Jika kau tertarik untuk bekerja di sana, Aku akan merekomendasikan kau di tempat itu. Kau memiliki Wajah cantik, tubuh seksi serta penampilan yang tidak kalah bahkan kau sepertinya lebih cantik dan lebih menggoda di atas mereka. Sepertinya kau cocok di sana.” Rey sang laki-laki gagah itu berkata. Memang Rey memiliki wajah yang lumayan cakep dan juga bertubuh atletis bahkan sempurna. Dia juga mapan dan juga seorang laki-laki yang bertanggung jawab sepertinya, tetapi kenapa dia begitu memperdulikan Aku yang hanya seorang perempuan kotor di pinggir jalan yang mengemis dan haus akan belaian laki-laki karena uang. “Mengapa dia begitu perhatian padAku? “Apakah dia memang tak memiliki pacar atau bahkan istri yang akan memarahi dan melarangnya bergaul dengan seorang kupu-kupu malam seperti Aku ini! Seketika pertanyaan itu berkecamuk saat Aku melihat laki-laki gagah itu berkata tepat di hadapanku. Tak s
“Bagaimana apakah kau mau menerima tawaranku?“Bukankah itu lebih terhormat ketimbang berdiri di jalanan yang terkadang lebih berbahaya dengan kejahatan dan tindak kriminalnya?Rey sang laki-laki gagah itu berkata sembari matanya begitu memandang serius padaku malam itu. Begitu tak pernah Aku sangka, pertemuan pertama dan kedua kali ini begitu sangat berkesan dan menjadi sebuah momen keakraban yang memang terukir malam itu. Terlihat memang dari niat dan gelagat Rey yang tak sama sekali memperlihatkan sebuah kecurigaan dan niat jahat gelagatnya mendekatiku.“Bukankah itu sama saja!“ Bekerja atau tidak bekerja di Club malam atau berdiri di pinggir jalan?“Mengharapkan belaian laki-laki yang memang menjadi tujuan utama kami!“Intinya sama-sama kupu-kupu malam dan juga mengharap rupiah dari semuan laki-laki yang datang pada kami?Aku berkata malam itu dengan memang masih mempertahankan pendapat dan arg
“Baik aku akan terima pekerjaan itu.” “Aku sudah berpikir matang-matang,” “Aku sudah mencoba untuk berbicara dengan diri dan hatiku sendiri Rey, keputusan itu sudah aku pikirkan dan aku buat. “Terimah kasih Rey.., kau telah memberikan aku jalan agar aku bisa berubah lebih baik lagi.” Aku mencoba berucap pada Rey, seorang laki-laki gagah yang selalu menguatkan aku semenjak pertemuan kami pertama kali. Memang tak pernah aku sangka watak dan sifat laki-laki itu. Bertemu dengan seorang laki-laki gagah berani yang bernama rey, bersifat keras dan pantang menyerah. Lelaki yang awalnya aku terlalu membenci sehingga sekarang ibarat teman sendiri yang ketika pertama kali bertemu memang aku tak menyukainya sama sekali, aku tak pernah menganggap laki-laki itu baik. Ternyata dugaanku sama sekali salah, dia orang yang perduli walaupun tak mengenal diriku siapa sebelumnya dan tak pernah menganggap latar belakang pekerjaanku yang hina itu. Tetapi
Bangunan itu terlihat begitu mewah menyerupai sebuah rumah tetapi lebih tepat dikatakan lebih mewah lagi layaknya sebuah istana berukuran besar dengan hiasan lampu kerlap kerlip di depan bangunan. Tepat di bawah atap bangunan terlihat beberapa laki-laki yang semuanya berkumpul. Berbagai macam usia mereka dari berusia remaja hingga di atas usia matang pun ada di sana. Aku tak dapat membayangkan apa yang mereka lakukan bersama para wanita-wanita di depan sana, di atas sebuah bangku yang memang sudah disiapkan tepat di depan teras bangunan itu. Para wanita-wanita muda berparas cantik, mengenakan pakaian minim bahan dengan menyalakan rokok di mulut para laki-laki itu. Di depan bangunan tepat di depan teras sudah berdiri wanita-wanita usia muda belasan tahun dengan pakaian rok gaun pendek berwarna warni. Ada juga yang memakai pakaian ketat dengan berbagai macam model baju yang maaf, begitu seksi. Di depan tempat itu ya, tepat di depan pintu bangunan mewah &n
Aku seketika memang Sedikit ciut melewati pembatas pintu yang dijaga oleh dua orang Bodyguard berbadan tambun dan gagah itu, tentu saja malam itu bersama Rey yang selalu mendampingi dan menemani aku untuk menemui seseorang yang belum aku kenal dan belum pernah bertemu. Pria yang memiliki kekuasaan atas pemilik dari usaha malam tempat para wanita cantik dan juga berpenampilan seksi yang ada di depan tadi sedang berdiri melayani beberapa laki-laki, bahkan para om-om girang di depan sana. “Mau ketemu siapa?! Salah satu dari dua orang laki-laki berbadan tambun itu berbicara pada Rey yang ingin lewat, memang sengaja mereka berjaga di tempat itu entah mungkin sebagai pengganti keamanan. Sungguh sangat ketat pengamanan di sana ibarat melebihi pengamanan orang-orang penting yang memiliki jabatan yang duduk di kursi santai di gedung tempat para pembawa amanat orang-orang penuh harap. “Maaf kami mau menemui Piko! “Apakah Piko ada? Aku lihat Rey te
Aku sejenak membaca tulisan itu yang ada di sebuah kertas berisi surat perjanjian, walaupun hanya mengeja tulisan itu yang berisi surat perjanjian kerja. Aku begitu tak paham beberapa butir perjanjian yang memang banyak menggunakan istilah yang baru aku ketahui di sana. Ladies club, singer, bartender, cashier, seksi dancer, banyak sekali kata-kata asing yang aku tak pahami. Maklum, selain aku yang memang tak mengerti istilah asing dan sama sekali tak mengerti bahasa asing yang berada di perjanjian itu membuat aku jadi sedikit pusing memikirkannya. Sudahlah, bagiku sudah paham dengan inti perjanjian yang aku baca sekilas saja itu sudah cukup. Tanpa ragu, coretan tinta aku ukir di sana, di atas perjanjian bermaterai itu. “Ini sudah selesai..” Aku berucap pada Rey malam itu dan menyodorkan kembali surat perjanjian yang telah aku tanda tangani. Rey laki-laki baik itu pun tersenyum padaku, sembari dia menatapku dengan begitu serius. Entahla