Share

Utang

Penulis: Daralist
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-01 10:15:04

“Evelyn, turun dari sana!”

Teriakan panik ditelan malam sunyi. Hingga Evelyn pun tanpa sengaja mengabaikannya. Dia baru tersadar saat sebuah tangan menariknya kasar dari tempat jembatan di mana dia duduk di pagar pembatas.

Sebuah pelukan disertai tangisan membuat tubuh Evelyn yang dingin kembali mendapat kehangatan.

“Sudah kubilang jangan bertindak gegabah!” kata Mia, sahabat Evelyn dengan tangisan yang menyertai kata-katanya.

Mendengar itu Evelyn menangis kembali. Keinginan untuk terjun itu lenyap. Digantikan rasa hangat yang selama ini dia lupakan.

Mia melepas pelukan dan melihat tubuh sahabatnya dengan seksama, “Kamu tidak apa-apa kan? Ya, Tuhan, syukurlah aku tidak terlambat.”

“Aku kotor Mia,” ucap Evelyn lirih. Kepalanya masih mengingat makian dan rasa jijik dari orang tuanya.

“Jangan bicara sembarangan! Kamu tidak kotor. kamu menjaga diri dengan baik, aku percaya itu.”

“Ayo ikut ke apartemenku,” Mia menarik paksa Evelyn yang terduduk di aspal. “Berterima kasihlah padaku dan buatkan aku makanan.”

Perasaaan hangat merayapi hati Evelyn yang membeku. Mia tahu dia suka memasak. Bujukan itu juga yang membuat dia akhirnya bangkit dan meninggalkan jembatan malam itu.

Dua minggu kemudian berjalan dengan cepat. Pada akhirnya Evelyn tinggal di apartemen sahabatnya. Mia jarang pulang, jadi Evelyn tidak merasa canggung tinggal di sana.

Kini Evelyn duduk di meja seraya memandangi wajahnya di depan cermin. Tidak ada yang berbeda dari sebelumnya, tapi jelas ada perasaan lega selama dua minggu tanpa gangguan yang berarti.

Kepala Mia mendadak muncul di pintu, “Eve, kamu sudah siap?”

“Aku sudah siap,” jawab Evelyn lalu menghampiri Mia di pintu.

Hari ini Evelyn akan mengikuti lomba memasak nasional. Mia mendaftarkannya ketika dia masih menata hati untuk menjalani hari.

Evelyn tidak masalah. Dia justru merasa ini adalah awal yang baik. Dia berniat meninggalkan masa lalunya dengan karir yang dia inginkan. Sebab sebelumnya dia menjadi akuntan di perusahaan orang tuanya karena tuntutan mereka.

“Hari ini aku tidak bisa menemanimu. Jadi kamu harus bisa sendiri. Tidak apa-apa, kan?”

“Bukankah aku selalu sendiri?”

Jawaban Evelyn membuat Mia meringis, “Aku akan bersyukur jika kamu menjadi saudariku Eve.”

Evelyn hanya bisa menanggapi dengan tawa kecil. Bagi Mia, Evelyn bisa segalanya. Bahkan dia tidak mengeluh ketika dia berjuang untuk lulus dari mata kuliah yang bukan minatnya. Jika itu Mia, dia pasti akan merengek setiap hari.

Teman-teman Evelyn pun menyayangkan pilihannya yang mengambil mata kuliah manajemen bisnis. Jika dia memilih tata boga dari awal, karirnya pasti melejit.

Evelyn tampaknya tidak mengecewakan harapan mereka ketika dia mengambil sertifikasi di sekolah tata boga. Itulah sebabnya Mia mendaftarkan lomba memasak taraf nasional tanpa beban.

Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Evelyn turun dari mobil yang dikendarai Mia sambil memegang secangkir kopi.

“Harus menang, ya! Aku akan menyusulmu nanti.”

Evelyn tertawa kecil, “Baiklah. Hati-hati di jalan.”

Evelyn berjalan menuju restoran bintang lima Vilma, tempat diadakannya lomba. Namun, Evelyn terlalu asik dengan pikirannya sendiri sampai kemudian menabrak seorang pria dengan keras.

Setengah dari kopi di tangannya tumpah mengenai jas pria itu. Evelyn terkejut hingga mulutnya menganga, lalu menjadi panik karena jas pria itu basah setengahnya.

“Maaf-maaf, aku tidak sengaja. Ini salahku. Kemari, akan aku bersihkan,” ujar Evelyn dengan panik sambil mengelap jas yang terlihat mahal itu dengan tisu yang dia punya.

Sayangnya, pria bernama Ernest itu dalam suasana hati yang buruk dan menepis tangan Evelyn yang sibuk membersihkan jas-nya.

“Tidak perlu,” ujar Ernest seraya mengerutkan kening. Tangannya justru menerima sapu tangan dari asistennya.

Melihat pria itu mengelap jasnya dengan tidak senang, Evelyn merasa bersalah. Namun, dia juga tidak bisa mengganti jas itu dengan santai. Dia keluar dari rumah tanpa uang, jika masalah ini berlanjut, tamatlah riwayatnya.

“Aku minta maaf, Tuan,” kata Evelyn dengan suara kecil. Kepalanya tertunduk sambil melirik takut-takut, “Jika Anda berkenan, aku bisa membawa jas itu kembali dan mencucinya.”

Ernest melemparkan sapu tangan ke asistennya dan menghadap Evelyn, “Oh, kamu bisa mencuci jas-ku?”

“Jika Anda berkenan,” sahut Evelyn lirih.

“Jas ini dibuat khusus untukku dengan bahan berkualitas tinggi dan selalu dibersihkan dengan teliti. Bagaimana kamu akan membersihkannya? Dengan tangan?”

Kata-kata Ernest itu membuat Evelyn meringis. Ernest juga yakin wanita di depannya tidak bisa melakukannya. Pakaiannya sederhana tanpa merek.

“Sudahlah, aku tidak akan memperpanjang masalah ini,” kata Ernest malas. Dia tidak suka pembicaraan panjang tanpa keuntungan seperti ini, apalagi dia sedang dalam suasana hati yang buruk

“Aku anggap ini sebagai utangmu.”

Evelyn mendongak terkejut, “Utang?!”

“Tidak setuju?”

Mata Evelyn berputar cepat saat dia berpikir. Dia tidak punya uang untuk mengganti jas itu, tapi juga belum tentu bisa membersihkan noda kopi itu dengan maksimal.

Dengan pasrah dan tak berdaya, akhirnya tawaran itu Evelyn terima juga.

“Kalau begitu … aku akan membayarnya. Tapi aku harap Anda tidak keberatan untuk menunggu,” tawar Evelyn.

Ernest melepas jasnya yang kotor dan berjalan melaluinya. “Ernest Avram. Aku tunggu pelunasanmu.”

Evelyn hanya bisa terpaku di tempat sambil mengutuk diri sendiri karena melamun sebelumnya. Pada akhirnya dia panik karena waktu perlombaan segera dimulai.

“Aduh, aku hampir terlambat!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   56. Kesempatan Terakhir

    Sira menyembunyikan senyum licik di wajahnya atas respon jason pada foto yang dia ambil saat melihat Evelyn bersama pria lain. Isi obrolan Evelyn itu tidak penting. Reputasinya yang buruk sudah cukup untuk membuat Jason berpikir jauh tanpa dia merangkai kata untuk membalikkan fakta. Sira sekarang hanya melakukan hal kecil untuk menambahkan api di dalamnya.“Ayah, sepertinya itu temannya kakak. Dia tidak mungkin mendapat undangan dengan dekat laki-laki, kan?” tanya Sira dengan bingung. Padahal dari ucapannya, Sira sudah menuduh Evelyn dekat dengan laki-laki lain hanya agar mendapat undangan resmi saja.Benar saja, Jason langsung tersulut emosi. Matanya tampak melotot dan rahangnya mengeras menahan marah. Apalagi saat matanya melihat Evelyn dekat dengan seseorang yang terlihat seperti orang elite, Jason merasa malu atas namanya.“Beritahu dia jangan sampai aku mengurungnya untuk kedisiplinan!”“Tapi, ayah … kak Evelyn bilang dia sudah bukan lagi anggota keluarga Rowan.”Jason mendengku

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   55. Pikiran yang Seharusnya Tidak Ada

    Evelyn melemparkan pisaunya dengan refleks. Ernest yang tidak jauh dari tempatnya memotong buah pun ikut terkejut.Evelyn hanya bisa menahan sakitnya tangan yang teriris. Meski itu hanya luka kecil, rasa perih dan panas itu benar-benar menjalar. Darah merah segar pun terlihat saat Evelyn membuka tangannya dan melihatnya dengan lebih jelas.Ernest melihat itu sekilas lalu mengambil tisu dan meraih tangan Evelyn tanpa permisi. Evelyn membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Ernest.“Tuan Ernest, aku bisa sendiri!” ujar Evelyn panik saat tangannya dipegang.Ernest tampak tidak peduli saat dia dengan cekatan mengelap banyak darah dari jari Evelyn yang terluka. Ernest juga dengan perhatian memberi plester pada luka yang menurut Evelyn tidak perlu dibalut seperti itu.“Seharusnya tidak perlu sampai seperti itu,” kata Evelyn pelan setelah lukanya dibalut plester dengan sempurna.“Apa maksudmu tidak perlu sampai seperti itu?” tanya Ernest dengan alis terangkat. “Aku ha

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   54. Cemilan Tengah Malam

    Evelyn akhirnya tersadar dengan pertanyaannya sendiri. Evelyn tersenyum kikuk dan mengalihkan topik pembicaraan, “Saya hanya tidak menyangka Tuan akan bangun di tengah malam. Biasanya di jam ini tidak ada yang terjaga.” Ernest tersenyum tipis tanpa bisa dilihat oleh Evelyn. Dia tidak menjawab dan hanya memilih duduk di kursi meja makan tidak jauh dari kulkas. Evelyn menelan ludah dengan gugup. Tangannya pun tanpa sadar saling menggenggam di depan perut. ‘Apa yang aku lakukan sekarang? Haruskah aku tetap mengambil minum?’ Hati Evelyn gelisah. Dia bahkan tidak menyadari sedang berdiri tidak jauh dari tempat Ernest duduk dalam keheningan total. ‘Jika aku tidak mengambil minuman sekarang, aku akan mati kehausan.’ Pikiran-pikiran Evelyn menjadi semakin liar. Ernest yang tengah duduk di sana pun menyadari perilakunya yang aneh. Meski Ernest menyukai ketenangan seperti ini, bukan berarti dia tidak masalah ada seseorang yang berdiri diam dengan aura gugup yang tidak bisa diabai

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   53. Mencari Udara Segar

    Evelyn nyaris terjatuh sampai kemudian sepasang tangan menariknya. Belum sempat kesadarannya pulih, pertanyaan itu meluncur dari pria yang baru saja menabraknya.Setelah stabil dan melihat siapa yang dia tabrak, Evelyn buru-buru melepas pegangannya pada tangan pria itu dan berdiri dengan sedikit panik.“Maaf, Tuan Ernest. Saya tidak melihat jalan,” kata Evelyn dengan tulus. Dia sungguh tidak tahu dan memang tidak melihat jalan dengan benar saat menabrak majikannya itu.Ernest mengerutkan kening sedikit, sebelum kemudian menjadi rileks dalam sekejap.“Kamu sedang apa di sini?” tanya Ernest sekali lagi.Evelyn akhirnya tersadar dan menjawab, “Ah, saya hanya mencari angin segar. Di dalam terlalu ramai untuk saya.”Evelyn mengatakannya dengan jujur. Apalagi setelah bertemu dengan dua orang yang tak ingin lagi dia temui, energinya terkuras habis.Ernest tahu maksud Evelyn. Apalagi dia sempat melihatnya pergi dari meja yang diisi oleh orang yang kemarin bermasalah dengannya saat di resto wa

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   52. Ingin Dia Menghilang

    “Memangnya masalah apa sudah aku buat?” balas Evelyn atas pertanyaan Kevin yang sedikit memojokkannya. “Aku hanya memberikan Sira nasehat.”“Bukankah kamu bilang bukan lagi anggota keluarga Rowan? Jika itu benar, seharusnya kamu tidak berhak memberi nasehat apapun pada Sira,” kata Kevin merasa geram dengan cara Evelyn menjawabnya. Evelyn benar-benar orang lain di matanya sekarang.“Apa salahnya memberi nasehat yang baik pada orang lain? Bukankah ibumu yang bukan keluargaku juga memberi nasehat kepadaku?”Ucapan Evelyn membuat beberapa orang menahan tawa. Terutama para nyonya yang hadir menemani suami mereka, jelas masih mengingat kejadian yang memalukan tentang Vera, ibu dari Kevin.Rahang Kevin mengeras saat mendengar tawa tertahan dari para tamu yang hadir. Mengingatkannya pada peristiwa memalukan yang pernah melibatkan Evelyn.Evelyn hanya memandang Kevin setengah hati. Mereka datang lebih dulu padanya. Siapa yang tidak tahu bahwa mereka datang hanya untuk merendahkannya? Jelas di

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   51. Jangan Menangis Adikku Sayang

    Pada akhirnya masalah itu selesai dalam diam. Meski Raya menangis dengan keras dan sedih serta mengungkapkan betapa dia mengagumi Ernest, wajah dingin lelaki yang semula dia kagumi itu sudah mengatakannya dengan jelas. Tidak ada pengampunan untuknya.Jangan bertanya tentang Hana atau Hilda. Mereka masing-masing mendapat peringatan. Hana tentu saja menyeret Hilda dan Ernest segera memecatnya. Namun, Hilda tidak terima dan masalah itu ditunda.Mengingat kembali apa yang baru saja dia lalui sebelumnya, Evelyn hanya bisa menghela napas sambil duduk di sudut ruangan sambil memandangi pemandangan yang tersaji di jendela dinding besar di sampingnya.“Kakak, kamu juga ada di sini?!”Teriakan ceria itu membuat Evelyn tersentak. Untuk kesekian detik, Evelyn berharap bukan seseorang yang sudah dia kenal suaranya. Namun, saat membalikkan badan dengan tenang, Sira sudah duduk di seberang meja tempat dia menenangkan diri sekarang.“Kakak, kenapa kamu menatapku seperti itu? Kamu tidak suka aku ada d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status