Share

Putus Asa

Penulis: Daralist
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-01 10:14:01

“Ayah, ibu … aku pulang.”

Suara ceria menggema di seluruh ruangan. Ketegangan yang Evelyn rasakan sebelumnya mencair saat sosok perempuan datang menghampiri.

Evelyn masih tidak bergerak. Dia terlalu kalut hanya untuk menyambut adik angkatnya yang selalu mendapat senyum hangat orang tuanya. Seperti yang terjadi sekarang.

Tiara berdiri dari sofa. Kekesalan di wajahnya saat menghadapi Evelyn langsung sirna, digantikan senyum yang terkembang sempurna.

Tiara meraih tangan Sira saat dia bertanya dengan khawatir, “Ke mana saja kamu? Jangan terlalu sering keluar. Perusahaan sedang ada masalah, ibu takut itu akan mempengaruhimu.”

“Ibumu benar, Sira,” kata Jason ikut menimpali. “Perusahaan sedang dalam perbaikan, tidak baik keluar terlalu sering.”

“Tenang saja ayah, ibu. Toh, bukan aku yang salah. Aku bisa menjaga diri dengan baik,” balas Sira dengan senyum manisnya.

“Kamu memang bisa diandalkan. Berbeda dengan seseorang yang tidak bisa menjaga diri, tapi tidak mau mengakui,” sindir Tiara seraya melirik Evelyn yang terpaku di tempatnya, membuat Sira akhirnya melihat ada kakaknya di sana.

Sira menoleh ke arah Evelyn dan berpura-pura terkejut. Tatapannya yang terlihat murni dipenuhi rasa bersalah ketika bertemu pandang dengan Evelyn.

“Kakak, maaf. Aku tidak bermaksud begitu,” kata Sira dengan pelan.

Evelyn hanya diam. Menatap kosong pada wajah cerah Sira. Berbeda dengan dirinya yang kuyu karena menghadapi masalah yang menimpa dirinya.

Rasanya Evelyn ingin tertawa. Betapa berbeda perlakuan yang dia terima. Saat Evelyn duduk diam dan memperhatikannya sekarang, dia baru menyadari bahwa kehadirannya tampak tak sesuai dengan keluarga ini.

“Lihat, kamu bahkan tidak mau menyapa Sira yang lebih dulu mengajakmu bicara,” kata Tiara jengkel dengan respon Evelyn. “Persis seperti ciri-ciri pengguna, linglung!”

Belum sempat Evelyn membalas, sebuah suara yang dikenal Evelyn membuat dia mendongak.

“Apakah kamu tidak sadar diri sampai belum juga pergi dari sini?”

Evelyn mendadak berdiri. Seorang pria dengan balutan jas abu-abu berdiri di belakang Sira. Matanya dingin saat menatap Evelyn, seolah dia melihat orang asing yang tidak dia sukai.

“Kevin, aku–”

“Tidak perlu bicara. Kamu pasti sudah dengar dari orang tuamu,” kata Kevin memotong ucapan Evelyn. “Kita akan membatalkan pertunangan. Jangan salahkan siapapun. Ini adalah keputusanku sendiri.”

Penjelasan Kevin langsung mencekik Evelyn hingga lidahnya kelu. Mata Evelyn yang semula sembab kini kembali meneteskan air mata.

“Pertunangan sudah berjalan tiga tahun dan kita berencana menikah dalam waktu dekat. Bagaimana bisa kamu membatalkannya?”

“Aku tidak membatalkannya secara sah,” kata Kevin membuat Evelyn terkejut. Namun, kalimat selanjutnya meruntuhkan harapan yang baru saja terbentuk.

“Pertunangan tetap dilanjutkan demi nama baik keluarga, jadi Sira yang akan menggantikanmu.”

Pandangan Evelyn nyaris menghitam sepenuhnya. Namun, dia dengan keras kepala menatap Kevin yang dulu tunangan sekarang memandang dingin ke arahnya.

“Kenapa?” tanya Evelyn lirih.

“Rumor burukmu telah menyebar di kalangan atas. Aku takut itu akan mempengaruhi karirku,” jelas Kevin dengan malas. Dia memandang jijik pada Evelyn, “Sira jelas lebih baik darimu karena bisa menjaga diri.”

“Maaf Kakak. Aku tidak enak saat tahu Kak Kevin akan kena masalah jika lanjut bertunangan denganmu. Jadi aku setuju saat dia memintaku untuk menggantikanmu.”

Sira melirik takut-takut sembari bersembunyi di belakang Tiara. Sikapnya yang rendah hati meluluhkan hati semua orang. Namun, kata-katanya yang meminta maaf seolah Evelyn akan marah padanya.

“Tidak perlu meminta maaf. Aku lah yang memintamu. Jadi, kamu jangan khawatirkan apapun,” kata Kevin menenangkan Sira dengan suaranya yang melembut.

Kevin kemudian menoleh pada Evelyn yang terdiam di tempatnya berdiri. “Aku harap kamu tidak menyalahkan Sira. Dia lebih layak untuk berada di sampingku.”

“Lebih layak?”

Tiba-tiba Evelyn tertawa. Tawanya mengandung rasa sakit dan kecewa yang tak bisa disembunyikan.

Evelyn memandang Sira. Sejak adiknya itu datang ke rumah ini, seluruh perhatian nyaris diberikan pada Sira seluruhnya.

Lalu apa yang dia dapatkan?

Tidak ada. Keceriaannya perlahan memudar. Sebab setiap Sira menangis, dia lah yang dituduh lebih dulu. Setiap memiliki sesuatu, Evelyn harus berbagi dengan Sira.

Kali ini pun sama. Kevin adalah miliknya, tapi Sira mengambilnya. Persis seperti dulu, Sira selalu mengambil apa yang dia punya.

“Aku baru menyadarinya sekarang Sira. Kamu selalu mengambil apa yang aku punya,” tuduh Evelyn dengan suara pelan.

“Berani sekali kamu menuduh adikmu sendiri! Keluar sekarang juga!” bentak Jason. Tidak menyangka Evelyn menyalahkan Sira.

Tiara juga merasa geram. “Dasar tidak tahu terima kasih! Pantaslah Kevin memutuskan pertunangan denganmu!”

“Pengawal, bawa Nona Evelyn keluar,” kata Kevin di ponselnya.

Pengawal datang dengan cepat dan menyeret Evelyn pergi. Mereka melemparkan koper kecil ke arah Evelyn yang tidak lagi menangis.

Evelyn hanya menarik koper dan menyeretnya pergi dengan tatapan hampa.

Evelyn tidak tahu sejauh mana dia berjalan. Dia baru berhenti saat angin malam membelai tubuhnya hingga nyaris menggigil. Ketika tersadar, dia sudah berada di tepi jembatan penghubung kota.

Ponsel Evelyn bergetar lama tanda panggilan masuk saat dia mendekati pagar jembatan. Dia mengangkat panggilan itu.

“Eve, di mana kamu?! Aku jemput ya. Jangan bertindak gegabah!”

Evelyn kembali menangis seraya menatap bagian bawah jembatan yang gelap, “Apakah aku layak untuk dijemput?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   56. Kesempatan Terakhir

    Sira menyembunyikan senyum licik di wajahnya atas respon jason pada foto yang dia ambil saat melihat Evelyn bersama pria lain. Isi obrolan Evelyn itu tidak penting. Reputasinya yang buruk sudah cukup untuk membuat Jason berpikir jauh tanpa dia merangkai kata untuk membalikkan fakta. Sira sekarang hanya melakukan hal kecil untuk menambahkan api di dalamnya.“Ayah, sepertinya itu temannya kakak. Dia tidak mungkin mendapat undangan dengan dekat laki-laki, kan?” tanya Sira dengan bingung. Padahal dari ucapannya, Sira sudah menuduh Evelyn dekat dengan laki-laki lain hanya agar mendapat undangan resmi saja.Benar saja, Jason langsung tersulut emosi. Matanya tampak melotot dan rahangnya mengeras menahan marah. Apalagi saat matanya melihat Evelyn dekat dengan seseorang yang terlihat seperti orang elite, Jason merasa malu atas namanya.“Beritahu dia jangan sampai aku mengurungnya untuk kedisiplinan!”“Tapi, ayah … kak Evelyn bilang dia sudah bukan lagi anggota keluarga Rowan.”Jason mendengku

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   55. Pikiran yang Seharusnya Tidak Ada

    Evelyn melemparkan pisaunya dengan refleks. Ernest yang tidak jauh dari tempatnya memotong buah pun ikut terkejut.Evelyn hanya bisa menahan sakitnya tangan yang teriris. Meski itu hanya luka kecil, rasa perih dan panas itu benar-benar menjalar. Darah merah segar pun terlihat saat Evelyn membuka tangannya dan melihatnya dengan lebih jelas.Ernest melihat itu sekilas lalu mengambil tisu dan meraih tangan Evelyn tanpa permisi. Evelyn membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Ernest.“Tuan Ernest, aku bisa sendiri!” ujar Evelyn panik saat tangannya dipegang.Ernest tampak tidak peduli saat dia dengan cekatan mengelap banyak darah dari jari Evelyn yang terluka. Ernest juga dengan perhatian memberi plester pada luka yang menurut Evelyn tidak perlu dibalut seperti itu.“Seharusnya tidak perlu sampai seperti itu,” kata Evelyn pelan setelah lukanya dibalut plester dengan sempurna.“Apa maksudmu tidak perlu sampai seperti itu?” tanya Ernest dengan alis terangkat. “Aku ha

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   54. Cemilan Tengah Malam

    Evelyn akhirnya tersadar dengan pertanyaannya sendiri. Evelyn tersenyum kikuk dan mengalihkan topik pembicaraan, “Saya hanya tidak menyangka Tuan akan bangun di tengah malam. Biasanya di jam ini tidak ada yang terjaga.” Ernest tersenyum tipis tanpa bisa dilihat oleh Evelyn. Dia tidak menjawab dan hanya memilih duduk di kursi meja makan tidak jauh dari kulkas. Evelyn menelan ludah dengan gugup. Tangannya pun tanpa sadar saling menggenggam di depan perut. ‘Apa yang aku lakukan sekarang? Haruskah aku tetap mengambil minum?’ Hati Evelyn gelisah. Dia bahkan tidak menyadari sedang berdiri tidak jauh dari tempat Ernest duduk dalam keheningan total. ‘Jika aku tidak mengambil minuman sekarang, aku akan mati kehausan.’ Pikiran-pikiran Evelyn menjadi semakin liar. Ernest yang tengah duduk di sana pun menyadari perilakunya yang aneh. Meski Ernest menyukai ketenangan seperti ini, bukan berarti dia tidak masalah ada seseorang yang berdiri diam dengan aura gugup yang tidak bisa diabai

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   53. Mencari Udara Segar

    Evelyn nyaris terjatuh sampai kemudian sepasang tangan menariknya. Belum sempat kesadarannya pulih, pertanyaan itu meluncur dari pria yang baru saja menabraknya.Setelah stabil dan melihat siapa yang dia tabrak, Evelyn buru-buru melepas pegangannya pada tangan pria itu dan berdiri dengan sedikit panik.“Maaf, Tuan Ernest. Saya tidak melihat jalan,” kata Evelyn dengan tulus. Dia sungguh tidak tahu dan memang tidak melihat jalan dengan benar saat menabrak majikannya itu.Ernest mengerutkan kening sedikit, sebelum kemudian menjadi rileks dalam sekejap.“Kamu sedang apa di sini?” tanya Ernest sekali lagi.Evelyn akhirnya tersadar dan menjawab, “Ah, saya hanya mencari angin segar. Di dalam terlalu ramai untuk saya.”Evelyn mengatakannya dengan jujur. Apalagi setelah bertemu dengan dua orang yang tak ingin lagi dia temui, energinya terkuras habis.Ernest tahu maksud Evelyn. Apalagi dia sempat melihatnya pergi dari meja yang diisi oleh orang yang kemarin bermasalah dengannya saat di resto wa

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   52. Ingin Dia Menghilang

    “Memangnya masalah apa sudah aku buat?” balas Evelyn atas pertanyaan Kevin yang sedikit memojokkannya. “Aku hanya memberikan Sira nasehat.”“Bukankah kamu bilang bukan lagi anggota keluarga Rowan? Jika itu benar, seharusnya kamu tidak berhak memberi nasehat apapun pada Sira,” kata Kevin merasa geram dengan cara Evelyn menjawabnya. Evelyn benar-benar orang lain di matanya sekarang.“Apa salahnya memberi nasehat yang baik pada orang lain? Bukankah ibumu yang bukan keluargaku juga memberi nasehat kepadaku?”Ucapan Evelyn membuat beberapa orang menahan tawa. Terutama para nyonya yang hadir menemani suami mereka, jelas masih mengingat kejadian yang memalukan tentang Vera, ibu dari Kevin.Rahang Kevin mengeras saat mendengar tawa tertahan dari para tamu yang hadir. Mengingatkannya pada peristiwa memalukan yang pernah melibatkan Evelyn.Evelyn hanya memandang Kevin setengah hati. Mereka datang lebih dulu padanya. Siapa yang tidak tahu bahwa mereka datang hanya untuk merendahkannya? Jelas di

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   51. Jangan Menangis Adikku Sayang

    Pada akhirnya masalah itu selesai dalam diam. Meski Raya menangis dengan keras dan sedih serta mengungkapkan betapa dia mengagumi Ernest, wajah dingin lelaki yang semula dia kagumi itu sudah mengatakannya dengan jelas. Tidak ada pengampunan untuknya.Jangan bertanya tentang Hana atau Hilda. Mereka masing-masing mendapat peringatan. Hana tentu saja menyeret Hilda dan Ernest segera memecatnya. Namun, Hilda tidak terima dan masalah itu ditunda.Mengingat kembali apa yang baru saja dia lalui sebelumnya, Evelyn hanya bisa menghela napas sambil duduk di sudut ruangan sambil memandangi pemandangan yang tersaji di jendela dinding besar di sampingnya.“Kakak, kamu juga ada di sini?!”Teriakan ceria itu membuat Evelyn tersentak. Untuk kesekian detik, Evelyn berharap bukan seseorang yang sudah dia kenal suaranya. Namun, saat membalikkan badan dengan tenang, Sira sudah duduk di seberang meja tempat dia menenangkan diri sekarang.“Kakak, kenapa kamu menatapku seperti itu? Kamu tidak suka aku ada d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status