Share

Bab 5

last update Last Updated: 2024-05-18 22:19:14

Setelah mengusir Nona, Rafa mendaftarkan perceraiannya. Dia benar-benar bertekad menceraikan wanita malang itu, setelah mendapatkan apa yang diinginkan.

“Ingat, kamu jangan mempersulitku. Jangan pula meminta harta gono-gini. Aku selama ini sudah menghidupimu anggap itu sebagai ganti rugi, lagi pula aku sudah banyak mengeluarkan uang untukmu!” Rafa bicara dengan penuh penegasan. Dia tidak mau ada kendala dalam proses perceraiannya dengan Nona.

Nona hanya menatap Rafa dengan tatapan benci. Pria itu mengundangnya dan hanya ingin menekankan hal itu kepadanya. Meski Nona sekarang dalam posisi titik terendah, tapi tak lantas membuatnya berniat mengemis ke pria itu.

“Apa kamu tuli, hah? Kenapa tidak jawab?” Rafa membentak karena Nona hanya diam.

Rafa selama ini tidak pernah mencintai Nona. Dia pura-pura mencintai dan memikat hati Nona agar bisa menikahi wanita itu. Rafa melakukan itu karena Nona adalah putri tunggal seorang pengusaha. Pria itu menikahi Nona hanya untuk memanfaatkan dan mendapatkan harta warisannya saja.

Awalnya Rafa sangat baik dan penyayang, tapi setelah ayah Nona meninggal, Rafa berubah dan menunjukkan sifat aslinya. Dia meminta Nona tidak bekerja, dengan alasan tidak ingin membuat Nona lelah. Bahkan membujuk Nona untuk memberikan jabatan direktur di perusahaan almarhum papanya ke Rafa. Lambat-laun Rafa semakin serakah dan perlahan mulai menguasai saham perusahaan milik Nona. Bahkan diam-diam memperdaya Nona agar mau menandatangani surat perpindahan kepemilikan saham dan perusahaan agar bisa menjadi miliknya. Kini setelah semua didapat, Rafa pun membuang Nona layaknya barang yang sudah tidak terpakai.

Rafa meninggalkan Nona setelah selesai mengajukan gugatan cerai dan memperingatkan wanita itu. Dia benar-benar licik karena menekan Nona yang mentalnya sedang dalam kondisi tidak stabil.

Rafa tidak merasa bersalah sama sekali. Dia bahkan pergi ke apartemen Karin untuk bersenang-senang.

“Apa benar kamu sudah mengajukan gugatan cerai ke pengadilan?” tanya Karin seolah tidak percaya.

“Tentu saja,” jawab Rafa begitu bangga. “Aku bahkan mengancam Nona agar tidak menuntut apa-apa dariku. Aku yakin dia tidak akan pernah melawanku,” ucap Rafa jumawa.

Karin sangat senang, dengan begini akan bisa hidup enak karena bersama pria kaya seperti Rafa. Tidak sia-sia Karin bertahan sebagai orang ketiga, karena pada akhirnya dia akan jadi nyonya besar.

**

Di rumah Prabu. Istri dan anak Prabu tampak tidak menyukai kehadiran Nona di rumah itu. Hal itu terlihat jelas saat apa pun yang dilakukan Nona selalu salah di mata bibi dan sepupunya itu.

“Ga usah pegang apa-apa. Nanti yang ada malah pecah, memangnya kamu sanggup ganti?” Suara sang bibi mengejutkan Nona.

Nona sedang ingin membantu mencuci piring, tapi sang bibi langsung menegurnya dengan kalimat yang tidak mengenakan.

“Jangan pura-pura mau ngerjain pekerjaan rumah. Numpang di sini bikin tambah beban keluarga ini saja,” ketus sang bibi lagi.

Nona hanya menunduk tidak berani menjawab, semua sikap dan ucapan sang bibi membuatnya semakin merasa kalau kehadirannya di sana memang tidak diterima.

Nona tidak bisa melakukan apa pun di rumah. Hendak melakukan pekerjaan rumah pun hanya dianggap pencitraan. Dia lantas memilih bertemu dengan Prabu, Nona hanya tidak ingin menjadi beban serta jadi biang masalah keluarga pamannya.

“Paman, mungkin aku lebih baik pergi dari rumah ini. Aku tidak ingin menambah beban pikiran Paman atau Bibi,” ucap Nona saat menemui Prabu.

Prabu yang memang sedang dalam kondisi buruk, kini menyalahkan Nona atas semua yang menimpa keponakannya itu.

“Ini juga semua salahmu. Andai kamu tidak mudah dibodohi oleh suamimu, hidupmu juga tidak akan terlunta-lunta seperti ini!”

Nona semakin merasa bersalah hingga menundukkan kepala.

Prabu sendiri sebenarnya dalam kondisi bingung, perusahaannya hampir bangkrut dan juga memiliki banyak hutang di perusahaan Segara, hal ini membuat Prabu tidak bisa berpikir jernih.

“Maaf Paman, aku benar-benar tidak tahu kalau mas Rafa akan mempermainkan serta memanfaatkanku saja,” ucap Nona yang bingung.

Prabu terlihat seperti sedang berpikir, hingga terlintas ide gila di kepalanya. Dia ingat sekretarisnya pernah bilang kalau Segara adalah seorang casanova. Mungkin bisa saja dia memanfaatkan Nona untuk menolongnya lepas dari hutang yang menjeratnya. Dengan memberikan wanita ke Segara, siapa tahu Segara bisa melunak kemudian memberikannya waktu tenggang lagi.

“Begini saja. Aku akan memikirkan solusi, untuk saat ini kamu tetap di rumah paman dulu,” ucap Prabu membujuk.

**

Malam harinya Prabu menghubungi Segara. Dia hendak melaksanakan ide yang melintas di kepala. Prabu mengajak bertemu Segara di sebuah klub, dia juga mengajak Nona untuk dipertemukan dengan pria itu.

“Paman, kenapa kita pergi ke tempat seperti ini?” tanya Nona yang ragu untuk masuk ke klub.

“Sudah, kamu jangan bertanya. Kamu ikut saja apa kataku. Kamu harus membantuku jika ingin tetap tinggal di rumahku,” ucap Prabu mencoba meyakinkan Nona agar mau mengikuti ucapannya.

Nona merasa ragu, tapi karena Prabu terus memaksa, akhirnya dia ikut masuk ke klub malam itu. Saat diajak masuk ke sebuah ruangan pribadi, Nona melihat ada Segara di sana.

Segara jelas terkejut melihat Nona bersama Prabu, penasaran kenapa Prabu membawa wanita itu ikut serta.

Prabu menyapa Segara, dia mengajak bicara dan membahas masalah pekerjaan untuk berbasa-basi. Segara sendiri mendengarkan, meski sebenarnya tahu kalau Prabu hanya sedang berusaha merayunya.

“Untuk masalah hutang, saya belum bisa membayar seluruh hutang yang saya miliki,” ucap Prabu di akhir pembicaraan.

“Lalu?” Segara bicara dengan tatapan dingin.

Prabu melirik Nona, hingga kemudian kembali menatap Segara.

“Sebenarnya saya ingin menawarkan keponakan saya. Mungkin dia bisa menjadi pemuas Anda dan setidaknya mengurangi hutang saya,” ucap Prabu terang-terangan menjadikan Nona sebagai alat tukar hutangnya.

Nona sangat terkejut dan begitu syok, bagaimana bisa sang paman hendak menjualnya seperti pelacur.

“Tidak, aku tidak mau!” Nona berdiri dan berlari ke arah pintu, tapi sayangnya pintu itu dikunci oleh Prabu.

Segara tidak senang melihat Nona yang hendak kabur, hingga kemudian menyindir Prabu.

“Kamu mau menukar hutangmu dengan seorang wanita, tapi sayangnya kamu malah menawarkan wanita yang tidak mau melakukannya.” Segara tersenyum mencibir.

Prabu kesal karena Nona menolak, hingga mengejar Nona dan mencengkram lengan keponakannya itu. Dia pun mengajak keluar Nona untuk bicara empat mata.

“Paman, aku tidak mau, kenapa paman tega menjualku?” tanya Nona. Ia hampir menangis mengetahui Prabu ingin menjualnya.

“Kamu pikir paman mau? Paman terpaksa melakukan ini. Hutang paman kepada pria itu sangat banyak, kalau paman tidak membayarnya, maka perusahaan paman akan diminta dan sudah jelas paman akan jatuh miskin! Kamu harus membantu paman, agar tetap bisa tinggal di rumah. Memangnya kamu mau tinggal di jalanan dan jadi gelandangan, hah!” Prabu malah memarahi Nona, serta meminta wanita itu memahami kondisinya dan membantu.

“Pokoknya kamu harus mau melayaninya!”

Di dalam ruangan. Emir yang ikut Segara merasa keheranan karena Prabu tega menjual keponakannya sendiri.

“Bagaimana bisa dia menjual keponakannya?” Emir mencibir. Baru kali ini dia melihat seorang paman begitu tega kepada keponakannya.

Segara terlihat berpikir, hingga kemudian berkata, “Tapi wanita itu boleh juga.”

"Apa Pak?" Emir terkejut mendengar perkataan Segara dan menoleh ke atasannya itu dengan tatapan heran.

Emir belum mendapatkan jawaban dari Segara, tapi Prabu lebih dulu kembali ke ruangan itu bersama Nona. Dia mencengkram lengan Nona agar tidak kabur, sedangkan wanita itu hanya menundukkan kepala karena takut.

"Maaf, dia.... "

Belum juga Prabu menyelesaikan kalimatnya, Segara sudah lebih dulu memberi perintah.

“Kalian semua keluar! aku ingin bicara berdua dengan dia.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
dsarrr paman lucknat bsa² ny jual pnkan bt byr utang
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
segara mau bicara apa ya
goodnovel comment avatar
Wida
apa yg akan d lakukan segara
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 115 : Final

    Delapan bulan kemudian.Suasana sebuah rumah sakit tampak ramai seperti biasa. Di salah satu ruang inap yang ada di sana, Nona berbaring dengan wajah pucat dan tampak lemas karena baru saja melahirkan.Nona memandang orang-orang yang ada di ruangan bersamanya, meski dia lelah, tapi semua itu terbayarkan dengan melihat senyum orang-orang yang ada di sana, terutama Segara.“Dia menggemaskan, ‘kan?” tanya Segara ke Mina yang sedang menggendong anaknya dan Nona.“Iya, dia tampan sekali,” balas Mina dengan tatapan tidak teralihkan dari bayi yang ada di gendongan.Nona melahirkan anak laki-laki yang sangat tampan. Di saat Nona bahagia dengan kelahiran bayinya, ada Senja yang dua kali lipat merasakan kebahagiaan, sebab sebentar lagi dia bisa menikah dengan Biru.“Bisa tampan begini, dia mirip siapa ya?” Mina memperhatikan dengan seksama wajah cucunya.“Sepertinya mirip Nona dan Se

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 114

    Setelah makan siang di kantin. Nona kembali ke ruang kerja bersama Segara. Di sana dia duduk di sofa sambil memandang suaminya yang kini sudah fokus ke pekerjaan.“Apa benar kalau kamu yang melaporkan Austin ke polisi?” tanya Nona yang sejak tadi penasaran.“Bukan, aku hanya cepu,” jawab Segara dengan entengnya.Nona berdecak mendengar jawaban sang suami. “Itu sama saja,” balasnya gemas.Segara melirik Nona yang terlihat cemberut dan kesal karena ucapannya, hingga dia tersenyum-senyum dan membuat Nona akhirnya tertawa.“Oh ya. Tante Maya ingin pergi dari panti asuhan bu Dewi untuk melanjutkan hidupnya.”Segara mengerutkan kening menatap Nona sekilas, kemudian berkata, “Baguslah, setidaknya dia tidak patah semangat dan tidak terus bergantung kepada orang lain.”“Hem … meski sebenarnya aku merasa sangat kasihan, tapi mau bagaimana lagi,” ujar Nona sambi

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 113

    [Terima kasih Nona, karena kamu sudah mau membantu kami.][ Oh… ya apa mungkin kamu mau membeli rumah Papa? Kami akan menjual rumah itu untuk mencari rumah yang agak kecil ]Nona terdiam. Ia tiba-tiba saja merasa kasihan, tapi tidak mungkin bisa membantu dengan membeli rumah itu. Mencoba untuk bersikap biasa, Nona pun membalas pesan Sandra.[Bagaimana kondisi Paman?]Nona mengirimkan pesan itu dan menunggu jawaban dari sang sepupu, hingga beberapa saat kemudian Sandra membalas.[ Kondisi Papa sudah membaik setelah menjalani operasi.]Meski membenci prabu, tapi Nona merasa lega. Ia pun meminta Sandra untuk terus menjaga Prabu dengan baik.Segara yang baru selesai rapat tampak berjalan sambil memasukkan tangan kirinya ke saku celana. Ia pun menyapa Emir dan diberitahu kalau Nona ada di ruangan. Segara terlihat senang dan langsung masuk. Begitu melihat Nona yang sedang fokus menatap ponsel, pria itu pun mendekat dan langsung mereb

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 112

    Mata Nona langsung berbinar, dia senang mendengar kata rujak yang baru saja Senja ucapkan.“Kamu turun dulu, aku akan menyusul,” balas Nona.Senja mengangguk dan meninggalkan Nona lebih dulu. Kakak iparnya itu berniat pamit ke Segara.“Mama bikin rujak, aku mau ikut makan,” kata Nona tanpa mendekat karena takut ditahan oleh sang suami.“Tidak! kamu tidak boleh keluar dari sini. Kamu harus membayar hutang dulu,” balas Segara.“Tapi aku pengen banget. Kamu harus tahan dulu nafsumu, ini demi anak kita.”Setelah mengatakan itu, Nona pun kabur keluar kamar. Ia berjalan cepat takut jika sampai sang suami mencegah.Segara pun berteriak-teriak frustasi melihat Nona kabur, hingga akhirnya dia pun memilih keluar dari kamar dan menyusul Nona ke bawah.Segara ikut makan rujak, sengaja menunggui Nona agar cepat selesai dan segera kembali ke kamar.

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 111

    Hari Minggu pagi Nona memilih pergi ke rumah mertuanya bersama sang suami. Pembantu rumah mengatakan jika Mina dan Senja ada di belakang sedang berkebun, sehingga Nona pun memilih menyusul ke sana meninggalkan Segara yang berbelok ke dapur untuk mengambil minum.Saat sampai di belakang rumah. Nona melihat Senja sedang membantu Mina menanam bunga, Nona pun mendekat dan langsung menyapa.“Eh, kamu datang sama Segara 'kan?” tanya Mina saat melihat sang mantu.“Iya, Ma. Dia di dalam tuh, langsung mau minum katanya,” jawab Nona.“Kayak habis lari-lari aja dia, datang-datang langsung minum,” seloroh Senja.Mina dan Nona pun tertawa mendengar candaan Senja. Semenjak dibantu gadis itu dari penculik yang ingin membuatnya celaka, Nona memang bersikap baik ke Senja.“Ngomong-ngomong Nona, apa kamu tidak ngidam?” tanya Mina tiba-tiba. Ia sampai menghentikan gerakan tangannya yang sedang memegang sekop kecil untuk menoleh Nona.&nb

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 110

    Segara benar-benar berubah menjadi suami idaman yang sangat perhatian. Sosoknya yang kaku seperti kanebo kering kini hangat bak selimut bulu.Nona melebarkan senyum, dia senang karena Segara menemaninya seharian. Mereka duduk sofa yang terdapat di kamar, menikmati buah sambil menonton acara televisi.Hingga saluran televisi yang sedang ditonton Nona, menayangkan acara sekilas info, yang berisi berita atau peristiwa terbaru.“Buka mulutmu,” perintah Segara yang siap menyuapi Nona dengan potongan buah mangga.Nona membuka mulut dan membiarkan sang suami menyuapi, bahkan mengabaikan pembawa berita yang sedang membacakan berita terkini.‘Seorang wanita menjadi korban penusukan. Di depan banyak pengunjung sebuah kafe, pria berinisial RF menusuk wanita bernama KR berulang kali, hingga membuat korban terluka sebelum akhirnya meninggal dunia.’Mendengar inisial nama yang seperti familiar di tel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status