Share

Bab 6

Penulis: Phoenixclaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-18 21:27:03

Tiga minggu semenjak Naira tinggal di rumah Arga, hubungan mereka semakin baik. Naira mulai merasa nyaman di lingkungan baru yang jauh lebih hangat dibandingkan rumah mantan suaminya.

Arga, meskipun tetap dingin dan pendiam, perlahan menunjukkan perhatian kecil yang membuat Naira merasa dihargai.

Setiap pagi, Arga memastikan Naira sarapan sebelum ia berangkat kerja, meski hanya dengan ucapan singkat seperti, "Jangan lupa makan." Jika ia pulang lebih awal, ia akan menemaninya makan malam, meskipun kebanyakan waktu mereka dihabiskan dalam keheningan.

Namun, bagi Naira, keheningan itu lebih berarti daripada ejekan dan hinaan yang dulu ia terima.

Suatu sore, ketika Naira sedang membantu Mbak Hanum di dapur, Arga tiba-tiba muncul di ambang pintu. "Kau ada waktu sebentar?" tanyanya singkat, tanpa basa-basi.

Naira mengangguk, mengusap tangannya yang sedikit basah sebelum mengikuti Arga ke taman belakang. Angin sepoi-sepoi bertiup lembut, membawa aroma bunga melati yang sedang mekar.

Arga duduk di bangku kayu dan menatap langit senja sebelum akhirnya menoleh ke arah Naira. "Apa rencanamu ke depan? Kau tidak bisa terus tinggal di sini tanpa arah yang jelas."

Naira menggigit bibir, menunduk. "Aku belum tahu... Aku tidak punya tempat lain untuk pergi."

Arga menghela napas, nadanya tetap datar. "Kau bisa tinggal di sini selama yang kau butuhkan. Tapi kau juga harus mulai memikirkan masa depanmu. Aku bisa membantumu mencari pekerjaan atau memulai sesuatu yang baru."

Mata Naira membesar. "Kau benar-benar mau membantuku?"

Arga menatapnya sekilas, lalu kembali memandang lurus ke depan. "Aku tidak akan menawarkan kalau aku tidak serius."

Perlahan, senyum kecil muncul di wajah Naira. "Terima kasih, Arga. Aku akan memikirkannya."

Arga hanya mengangguk kecil, tak mengatakan apa-apa lagi. Baginya, kata-kata berlebihan tidak perlu jika tindakan sudah cukup berbicara.

Setelah percakapan itu, malam perlahan merayap masuk. Di teras rumah, Naira duduk dengan secangkir teh hangat di tangan, menghirup aromanya yang menenangkan.

Angin malam berhembus lembut, membawa aroma tanah yang baru tersiram embun. Suasana begitu hening, namun tidak canggung sebuah keheningan yang nyaman.

Arga duduk di sebelahnya, pandangannya menerawang ke langit gelap bertabur bintang. Tanpa sadar, kenangan masa lalu kembali menyeruak, membawa mereka pada nostalgia yang selama ini terpendam.

Arga teringat masa SMA-nya yang penuh dengan ejekan dan kesepian. Tubuhnya yang dulu gemuk menjadi bahan olokan banyak orang, tetapi di tengah semua itu, ada satu orang yang tetap di sisinya yaitu Naira.

Gadis ceria itu tak pernah ragu untuk duduk di sebelahnya, berbagi cerita, bahkan membagi jajannya tanpa menghakimi. Baginya, Naira adalah satu-satunya cahaya di masa-masa kelam itu.

"Dulu aku selalu menunggumu di kantin," kata Arga dengan nada datar, tapi ada sedikit kehangatan dalam suaranya. "Kau satu-satunya yang tidak peduli kalau aku makan banyak."

Naira tertawa kecil. "Bagaimana bisa aku peduli? Aku senang melihatmu makan dengan lahap. Lagipula, kalau aku tak menemanimu, siapa lagi yang mau?"

Arga hanya mengangkat bahu. "Saat itu... kau satu-satunya temanku. Tidak ada yang lain."

Naira menatapnya, mengingat masa-masa SMA mereka. Bagaimana ia satu-satunya yang mau berteman dengan Arga yang dulu gemuk dan canggung. Bagaimana ia selalu berbagi jajannya tanpa pikir panjang.

Ia tak pernah melihatnya sebagai seseorang yang berbeda. Namun kini, saat mengingat semua itu, ada sesuatu yang terasa berbeda di hatinya.

Arga menghela napas pelan sebelum akhirnya berkata dengan nada datar namun tegas, "Naira, menikahlah denganku." Ia menatapnya dalam, tanpa ekspresi berlebihan, namun ada ketegasan di sana. "Aku tidak bisa menjanjikan banyak hal, tapi satu yang pasti aku akan menjagamu. Tidak akan ada lagi yang bisa merendahkan atau menyakitimu."

Hening menyelimuti mereka sesaat. Naira menatapnya, hatinya bergetar mendengar kata-kata itu. Pernikahan bukan sesuatu yang pernah ia pikirkan lagi setelah luka yang ia alami, tetapi tawaran Arga... terasa berbeda.

Ia tertawa kecil, lebih kepada dirinya sendiri. "Jadi, ini caramu? Melamar dengan tiba-tiba?"

Arga mengusap tengkuknya sekilas, tetapi tetap dengan ekspresi tenangnya. "Bima bilang aku harus melakukannya dengan cara langsung."

Naira mengernyit. "Bima?"

Arga mengangguk kecil. "Dia bilang, kalau aku memang ingin menjagamu, sebaiknya aku melakukannya dengan jelas. Tanpa ragu."

Naira terdiam, lalu matanya tertuju pada benda kecil di tangan Arga sebuah kotak beludru hitam yang hampir tak terlihat dalam genggamannya.

"Kau bahkan menyiapkan cincin?" Naira hampir tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

Arga hanya mengedikkan bahu. "Aku tidak tahu cara melamar yang benar. Tapi kalau aku ingin kau menjadi istriku, seharusnya aku melakukannya dengan benar, kan?"

Naira menatapnya lama, pikirannya berputar liar. Ini kesempatan yang tidak pernah ia duga, tetapi mungkin inilah jalan terbaik. Jika ia menerima lamaran Arga, ia akan mendapatkan status dan perlindungan. Mantan suami dan keluarganya tidak akan bisa lagi merendahkannya.

Perlahan, sudut bibirnya terangkat. Menjadi istri Arga berarti membuktikan bahwa ia bukan wanita lemah yang bisa dihancurkan sesuka hati. Ia akan berdiri lebih tinggi, lebih kuat, dan akhirnya bisa membalas semua luka yang mereka berikan padanya.

Terlebih lagi, ia sudah mengetahui sesuatu yang membuat keputusannya semakin mantap. Arga bukan hanya seorang pria biasa, dia adalah bos di perusahaan tempat Reyhan bekerja. Jika ia menikah dengan Arga, ia punya cara untuk membalas semua perlakuan buruk yang pernah ia terima.

Tatapan mereka bertemu, lebih lama dari sebelumnya. Di tengah keheningan, perlahan kebekuan di antara mereka mencair, membuka kemungkinan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 120

    Hari H pernikahan akhirnya tiba setelah 1 bulan lamanya mengurus segala hal.Gedung megah di pusat kota Jakarta dipenuhi tamu penting. Kilatan kamera, musik klasik yang lembut, dan hiasan bunga mawar putih menambah kemewahan pesta pernikahan Arga dan Arumi.Media berdatangan, dan semua mata tertuju pada pasangan “calon pengantin” yang kini berdiri di pelaminan, bersiap mengucap janji suci.Arga mengenakan jas hitam klasik, sementara Arumi tampak cantik memesona dalam gaun putih mewah, menyembunyikan kegelisahan dalam senyumnya.Tepat saat MC bersiap memulai prosesi janji nikah, pintu utama terbuka keras.“HENTIKAN!”Semua mata menoleh. Tamu-tamu terdiam. Kamera-kamera berputar ke arah wanita cantik bergaun biru tua yang berjalan penuh keyakinan ke tengah aula.Itu Naira.Di belakangnya, Reyhan mengejar, mencoba menahannya.“Naira, cukup. Kau tak harus lakukan ini. Kembalilah padaku. Aku akan terima kau apa adanya asal bukan bersamanya.”Tapi Naira menepis tangan Reyhan, lalu berjalan

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 119

    Dirumah besar keluarga Wijaya.Di halaman belakang rumah besar keluarga Wijaya, Arga sedang duduk bersila di atas rumput, bermain dengan Gio. Bocah itu tertawa-tawa riang, melemparkan bola kecil ke pelukan Arga yang berpura-pura menangkap dengan susah payah.Sesekali, Arga memandangi wajah bocah itu diam-diam. Ia tidak bisa membohongi diri sendiri bahwa anak itu menggemaskan dan pintar.Tapi hatinya masih penuh sangsi. Maka saat Gio berlari mengejar bola dan rambutnya tersibak angin, Arga diam-diam mengambil sehelai rambut Gio dengan modus ada serangga.Dengan gerakan halus, ia memasukkannya ke dalam amplop kecil. Tak lama setelahnya, di parkiran rumah, Bima datang dengan mobil hitamnya.Tanpa banyak bicara, Arga menyerahkan amplop itu.“Lakukan secepatnya. Aku ingin hasilnya sebelum pesta ulang tahun perusahaan,” bisiknya.Bima mengangguk.“Anda yakin, Pak?”“Jelas Aku yakin, pilih rumah sakit terbaik,” jawab Arga, suaranya pelan tapi mantap.Sementara itu, di ruang keluarga, suasan

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 118

    Beberapa hari setelah Naira menghilang…Arga mulai bergerak diam-diam, namun bukan untuk menyelamatkan pernikahannya melainkan untuk mengungkap kebenaran di balik semua kekacauan.Dia tahu, kunci dari semua kekacauan ini bukan hanya Arumi atau Gio, tapi seseorang yang selama ini berada di balik layar.Arga menghubungi seorang mantan detektif yang pernah menyelidiki kasus internal perusahaan, dan nama pertama yang muncul… Alex.Alex yang telah membawa Arumi dan Gio ke kota ini, juga dia yang membiayai seluruh keperluan Arumi selama di Jakarta termasuk menentukan hari dimana penobatan Arga baru dia muncul.“Jika memang itu maumu, aku akan layani kamu Alex!” Lirih Arga menatap lurus ke depan mengepalkan tangannya.Arga lalu meminta Bima menyampaikan pada Arumi jika ia akan bertanggung jawab untuk segala hal termasuk menikahinya.Tapi kenyataannya? Itu semua hanya sandiwara dingin.Di belakang layar, ia menyelidiki lebih dalam. Ia memasang CCTV tersembunyi di kamar Arumi. Ia menanam track

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 117

    Flashback – Sehari Sebelum Hasil Tes DNA KeluarLangit di luar mendung. Kantor mulai sepi setelah rapat evaluasi bulanan. Liza melangkah masuk ke pantry dengan langkah malas. Ia lelah secara fisik, tapi lebih dari itu hatinya terasa kosong.Di sudut ruangan Tina, asisten pribadi Naira, sedang merapikan map yang berserakan. Liza hanya melirik sekilas, lalu membuka lemari es mengambil air mineral.Sebuah map jatuh dan isinya tercecer ke lantai. Kak Tina membungkuk cepat, tapi sebelum ia sempat meraih semua, Liza ikut jongkok membantunya. Tanpa banyak bicara."Terima kasih, Liza..." ucap Tina pelan.Liza diam. Lalu tiba-tiba bertanya sambil menatap kosong ke lantai, “Kak Tina… Kakak udah lama ya kerja sama Naira?”Tina mengangguk pelan. “Sejak awal Bu Naira masuk Wijaya Group. Waktu itu dia langsung jadi wakil direktur dan banyak diragukan. Tapi dia kerja keras banget untuk diakui… Bahkan saat semua orang termasuk aku ragu sama dia.”Liza tertawa kecut. “Kerja keras, tapi akhirnya jadi pa

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 116

    Dirumah Ibu Rina.Ruangan itu penuh ketegangan. Arga duduk di kursi pemeriksaan dengan lengan masih memeluk Naira, yang belum sepenuhnya pulih dari trauma penculikan.Di seberangnya, Arumi berdiri gemetar, wajahnya kusut dengan amarah, sementara seorang anak kecil lelaki berdiri kebingungan sambil memegang ujung bajunya.“Arga, kamu pikir kamu bisa semudah itu menyingkirkan aku?” bentaknya parau, “Aku bawa anakmu ke pesta itu bukan buat dihina, tapi buat kamu tanggung jawab!”Arga menatap tajam, matanya tak bergeming. “Anak itu belum tentu anakku, Arumi. Dan satu-satunya jalan adalah kita lakukan tes DNA. Aku nggak akan nikahi kamu hanya karena ancaman atau rasa bersalah.”“TES DNA?!” Arumi tertawa sumbang. “Setelah semua yang aku alami? Setelah keluargamu tinggalin aku, setelah ibumu buang aku seperti sampah, sekarang kamu minta bukti?!”Tepat saat itulah Liza masuk ke ruang tamu, didampingi oleh Bu Rina. Langkahnya penuh percaya diri, suaranya tajam seperti pisau yang siap membelah s

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 115

    Malam itu terasa panjang, seperti enggan beranjak dari luka yang terbuka. Naira kembali ke kamar tamu di rumah Tari, meninggalkan Arga yang berdiri diam di ambang pintu, menatap punggung perempuan yang dulu begitu yakin ia cintai dan kini nyaris tak sanggup ia sentuh tanpa rasa bersalah.Sementara itu, Arga kembali ke mobilnya, melempar tubuhnya ke kursi dengan napas berat. Kepalanya bersandar pada kemudi, mata terpejam, menahan gejolak emosi yang semakin menyesakkan dada.Seluruh hidupnya terasa seperti reruntuhan pewarisan harta yang ia dapatkan kini tak berarti, karena wanita yang paling ia ingin bagi semuanya tengah menggantung di tepi jurang keputusan.Ia menginap di dalam mobil malam itu, di depan rumah Tari. Seolah hanya dengan berada dekat, ia bisa tetap memeluk harapan. Tapi pagi tidak membawa ketenangan. Pagi justru membawa kabar buruk.Ponselnya bergetar keras. Sebuah panggilan dari Liza.“Arga! Arumi menghilang! Dia kabur semalam. Dia ninggalin anaknya di rumah!”Darah Ar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status