Share

Permintaan Cerai

Penulis: Kaiwen77
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-07 08:42:23

"Apa ini, Mas?"

Tangan Jihan bergetar ketika melihat beberapa tautan yang dikirim oleh Yuna, kakaknya. Video itu berisi adegan-adegan yang mendetail pertempuran panas antara Yuna dengan suaminya. Bahkan, pakaian yang berserakan di sekitar ranjang pun menunjukkan bahwa video panas itu diambil malam itu.

Abian yang menyaksikan manik sang istri yang membulat sempurna, serta desahan-desahan yang keluar dari mulut kakak iparnya sendiri akhirnya merampas ponsel milik Jihan. Dengan santai, Abian justru menghapus satu persatu pesan dari Yuna.

"Hilang kan?" tanya Abian.

"Kamu keterlaluan, Mas. Video itu memang bisa dihapus dari ponselku, tapi bukan berarti fakta bahwa kamu tidur bersama kakakku dan bahkan membuat video itu bisa hilang dari pikiranku!"

Abian menyenderkan punggung pada sofa dan dengan entengnya bicara, "Kan tinggal dilupakan saja, apa susahnya? Lagi pula hanya tidur bersama saja, sama seperti yang sering kita lakukan. Bukan hal spesial kan?"

"Kamu benar-benar sudah gila, Mas Abian!" Jihan kini berteriak dengan lantang. Bisa-bisanya raut wajah milik sang suami tak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun.

Abian menghela napas kesal. "Kenapa sih? Harusnya kau bangga jadi istri seorang manajer, di luar sana banyak yang iri dengan posisimu."

"Apa yang bisa aku banggakan darimu, Mas?"

"Hartaku," sahut Abian dengan bangga, namun Jihan tak mau membicarakan harta itu.

"Aku mau cerai," pinta Jihan setelah berusaha mengeluarkan kalimat itu sedari tadi. Kini, dirinya sudah tak kuasa menahan rasa kesal dan amarah yang sudah memenuhi seluruh tubuhnya.

Abian memejamkan mata sejenak, kemudian menghela napas dan menatapnya. "Oke. Aku akan menceraikanmu, tapi setelah 40 harian Winda. Tapi, jaga mulutmu. Aku tidak mau ya, tetangga sama keluarga membicarakan kita berpisah karena ketahuan selingkuh."

"Terserah," sahut Jihan tak ingin berdebat dan membuat suaminya ini berubah pikiran.

Hari-hari tanpa putrinya terus saja Jihan jalani. Sekali pun ditemani tangisan dan kerinduan, tapi Jihan memilih untuk tetap hidup. Demi mendoakan anaknya selalu. Jihan tetap tinggal bersama Abian di rumah ini hingga 40 hari berakhir. Meski masih tidak bisa memaafkan Abian, tapi posisi Jihan di rumah itu adalah istri. Jadi, Jihan tetap melakukan kewajibannya sebagai istri, kecuali ranjang.

"Kau sudah berjanji untuk bercerai denganku, setelah acara 40 harian putri kita," singgung Jihan saat di ruang makan.

"Oh masalah cerai. Jangan menyesal setelah cerai. Aku tidak akan menikah lagi dengan orang yang sama," celetuk Abian sembari meliriknya dengan ekspresi santai.

Jihan tatap wajah suaminya juga. Tapi ia hanya diam saja, Jihan merasa tak ada hal yang harus dibicarakan lagi. Apalagi mempertimbangkan masalah seperti menyesal. Mungkin iya, jika Abian sosok pria yang baik dan membuat Jihan bahagia. Tapi untuk pria tukang memukul, hanya peduli pada diri sendiri, Jihan lebih baik berpisah.

Abian bangkit dari duduk setelah selesai sarapan, tiba-tiba saja Abian menatapnya. "Aku setuju bercerai, tapi aku punya satu syarat."

"Syarat?"

"Selama hampir 40 hari ini, aku tidak pernah menyentuhmu. Aku mau kau lakukan kewajibanmu di ranjang sekarang juga." Mata Abian sudah melirik tubuh Jihan dengan minat.

"Mas Abian, kau mau apa?" tanya Jihan sedikit curiga.

Abian tersenyum sinis. "Tentu saja menagih syarat bercerai."

Mengetahui tujuan Abian ingin menyetubuhi dirinya, Jihan segera bangkit dari duduk dan siap berlari ke kamar untuk mengunci diri. Tapi, Abian lebih cepat dan berhasil meraih tangannya. Jihan terkejut ketika Abian menyingkirkan seluruh alat makan bekas sarapan ke lantai, hanya untuk menaikkan tubuhnya di atas meja.

"Turunkan aku, Mas!" pinta Jihan dengan mata melotot.

Abian baru saja merebahkan Jihan dan mengelus pipinya, tapi Jihan memilih menghindar. "Aku tidak akan lama, kok."

"Kita akan bercerai! Aku tidak mau melakukannya denganmu," tolak Jihan berusaha untuk mendorong Abian agar menyingkir dari atasnya.

"Kan kita belum cerai," sahut Abian santai.

Jihan langsung melengos ketika Abian mendekatkan wajah padanya. Hal itu membuat suaminya tersenyum sinis dan mencoba lagi. Tapi, Jihan menolak kembali. Sampai Abian mendengkus, tangan suaminya yang semula menopang tubuh langsung mencengkram rahangnya supaya kepala Jihan tidak pindah ke mana pun.

"Mas Abian, berhenti!" seru Jihan dengan susah payah bicara karena Abian membungkam mulutnya.

"Kau gila ya Jihan!" seru Abian langsung bangkit dari tubuhnya, setelah Jihan menggigit keras bibir Abian.

"Aku tidak sudi disentuh oleh pria kotor sepertimu!" seru Jihan membuat wajah Abian menjadi marah.

Jihan sedikit terkejut saat Abian menariknya. Tangan Jihan berusaha berpegangan pada benda apa pun yang bisa ia jangkau. Tapi, tenaga Abian lebih besar hingga berhasil membawanya ke arah kamar mandi. Jihan menatap curiga pada Abian yang menyalakan kran air. Abian kerap memukulnya di dalam ruangan ini, kran air tak pernah dimatikan selama Abian belum selesai memukul. Tujuannya supaya telinga tetangga tidak ada yang bisa mendengar perbuatan jahat Abian.

"Mas, kau mau apa!" seru Jihan berusaha keluar dari kamar mandi.

Abian menyudutkan Jihan ke dinding, lantas melepaskan ikat pinggang hanya untuk mengikat kedua tangan Jihan. Jemari Abian tampak begitu bebas membuka pakaian Jihan yang kesulitan memberontak. Jihan hanya bisa menjerit minta dilepaskan, tapi Abian begitu larut dalam hasrat dan mulai menyentuhnya.

"Mas! Tolong hentikan," pinta Jihan sembari menangis.

Tiba-tiba saja Abian menjauh dan menampar wajah Jihan. "Kenapa tidak melayaniku dengan baik hah!"

Sorot netra Abian sangat marah. Suaminya mengambil tongkat pembersih toilet dan menggunakan gagang pegangannya untuk memukuli Jihan. Sekali lagi ia hanya bisa memohon supaya berhenti disiksa, dengan tangan terikat ini Jihan tak bisa berbuat apa pun selain menangis.

Abian mendengkus sangat kesal dan membanting tongkat pembersih toilet asal. "Menyesal aku menikahi wanita yang tak bisa menyenangkan suami sepertimu."

"Aku talak tiga dirimu, Jihan!"

Mata jihan terbelalak mendengar kata haram itu baru saja terlontar dari mulut Abian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Chantiqa Chiqa
pas di talak malah kaget, sampah emg ne perempuan. jd lah manusia jihan jangan jd hewan
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
ntahlah bacany kok gini amat yaaaa baru bab awal pdhl
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
JAHAT nya thor kayak B2 mengalahkan Fir'aun dan DAJJAL syukur deh di talak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Berakhir Baik (Tamat)

    Darren pikir, kalau sang putra yang terlihat jarang menangis itu akan tetap tertidur seperti siang hari. Ternyata tidak. Di tengah malam, Jihan sibuk membuka kancing baju untuk menyusui Bilal."Ternyata begini rasanya jadi ayah," gumam Darren di tengah mata yang mengantuk.Jihan tersenyum. Mungkin sewaktu bayi, Bella benar-benar diurus oleh pembantu. Darren yang sibuk mengejar cinta Elina atau bekerja, sedikit melupakan sang putri. Jemari Darren mengusap kepala Bilal lembut. "Kapan selesainya Nak? Papa juga kan mau gantian."Jihan menatap suaminya kesal. "Apa sih Mas? Kalau masih masa nifas, istri itu tidak boleh disentuh."Darren menatap Jihan dengan dahi mengerut. "Apanya Sayang?"Tapi, kemudian bibir mengulas senyum. "Aku tak ada membahas masalah ranjang sama sekali padahal.""Terus yang gantian itu apa? Ingin ikut menyusu kan?"Darren terkekeh dan mengusap hidungnya. "Mana tega aku melakukannya padamu Jihan. Aku bermaksud untuk gantian menggendong Bilal saja."Mendengarnya. Jihan

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Tuan Muda Gerald

    "Yohan," panggil Luna.Suara itu begitu bergetar. Sedang mata yang bengkak itu kembali meneteskan air mata. Kesedihan telah hinggap dalam diri Luna setelah mengetahui fakta terjangkit penyakit ganas itu."Aku akan mati," lanjut Luna.Yohan terburu mendekat dan duduk di kursi. Memegang tangan Luna yang tidak diinfus. Yohan berusaha untuk tidak menunjukkan wajah sedih dan mengelus kepala Luna amat lembut."Tidak Luna. Jangan katakan hal bodoh macam itu, karena kau akan sembuh." Yohan mencium tangan Luna."Tapi tak ada yang bertahan lama, kalau punya penyakit dalam," ujar Luna nampak takut.Yohan menggeleng. "Itu kata orang lain. Tapi kata Allah beda Luna. Selama kita mau berusaha, pasti ada jalan. Yuk semangat, aku akan membantumu menjalani kemoterapi."Luna menatap Yohan nanar. Dokter telah menyampaikan, bahwa kanker stadium 4 tidak bisa disembuhkan, namun tetap harus menjalani pengobatan. Guna memperlambat penyebaran sel kanker juga meningkatkan kualitas hidup pasien.***Waktu terus

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Sebuah Karma

    "Aduh."Selagi ciuman itu. Darren dikejutkan oleh Jihan yang tiba-tiba saja mengaduh, namun bibir Jihan justru tersenyum begitu menjauhkan wajah. Darren tentu saja nampak cemas dan mengelus wajahnya."Kenapa Sayang? Apa aku ada menyakitimu?"Jihan terkekeh. "Bukan. Tapi anak kita terasa menendang tadi."Kecemasan di wajah Darren pun hilang, digantikan dengan senyuman. "Sepertinya anak kita juga tak sabar ingin ditengok sama ayahnya."Jihan tersenyum. "Apa sih Mas? Bisa saja alasannya kalau lagi ingin."Perlahan Darren merebahkan dirinya di atas ranjang. Kemudian Darren menaiki tubuh Jihan amat ramah. Kancing bajunya dilepas cukup hati-hati juga."Mas, aku tidak akan hancur, meski pun kau tidak melakukannya dengan pelan," komennya.Mata Darren terangkat dan menatapnya kemudian tersenyum. "Baiklah."Bibir Jihan pun mengulas senyum saat Darren lebih bersemangat membuka bajunya. Bibir Darren mengecup kulit lehernya antusias. Jemari Jihan mengelus kepala suaminya dengan lembut.Kecupan Dar

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Orang Dewasa

    Yohan terkekeh. "Orang? Memangnya di rumahku ada siapa Luna?"Mata Luna menjadi menyipit. "Bisa saja kan kalau kau membawa kekasihmu ke sini. Dan kalian bersenang-senang bersama."Mendengar hal itu, Yohan menarik napas. "Sejak dulu aku tak punya kekasih.""Yohan," sebut Luna kembali mendekati Yohan.Namun, sekretaris Darren itu langsung memegang kedua pundak Luna. Bukan untuk melanjutkan kegiatan ranjang, tapi mendorong tubuh Luna untuk duduk di sofa. Hal itu membuat Luna mengerutkan dahi."Yohan, kan aku meminta bantuanmu, kenapa malah menyuruhku duduk?"Yohan tersenyum miris. "Kau tahu Luna, apa yang terjadi jika sampai orang lain tahu. Tahu soal kejadian malam ini.""Aku berjanji tak akan bicara pada siapa pun. Aku hanya perlu hamil saja Yohan," ujar Luna terdengar bersikeras.Yohan menarik napas. Justru karena ada Darren dan Akio yang bersembunyi di ruang kerja. Jadi, Yohan tak bisa leluasa melakukan hal seperti itu pada Luna, ya meski hal itu terlarang."Pulanglah, aku akan menga

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Cara Terakhir

    Mendapat pertanyaan itu, membuat Stella bergeming sejenak. Kemudian berusaha untuk tersenyum. Menjemput Aksa di negeri orang, dan menempatkan ke sisi Luna lagi. Itu artinya Stella akan benar-benar bermusuhan dengan Darren."Tentu saja, aku akan membawa Aksa kembali."Luna tersenyum. "Ya harus Bu. Karena anak ini butuh ayahnya."Stella sempat saling lirik dengan pembantu, kemudian mengajukan pertanyaan, "oh iya Nak. Cucuku ini sudah berapa minggu? Jika belum tahu, nanti aku akan memanggil dokter ke rumah."Luna nampak kaget sejenak mendengar penuturan dari Stella, kemudian Luna menjawab dengan segera, "sudah kok Bu. Aku diperiksa oleh dokter yang dipanggil dari luar. Katanya sudah 5 minggu."Stella mengulas senyum. "Begitu ya, ternyata penantian menunggu cucu lahir masih sangat lama. Butuh waktu kurang lebih 8 bulan lagi kan?"Kepala Luna mengangguk dan tersenyum ceria. Namun, begitu Stella menatap ke depan. Raut wajah Luna langsung berubah, sedikit kecemasan terlihat jelas di sana. Na

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Bebas Dari Hukuman

    Luna perlahan mulai keluar dari kamar mandi. "Katakan pada mertuaku, kalau aku hamil."Petugas pun nampak mengerutkan dahi. "Sudah dipastikan memangnya? Bukankah lebih baik diperiksa dulu?"Luna berjalan pergi. "Cukup katakan saja padanya, aku akan memberimu banyak uang jika melakukannya."Petugas tersebut menarik napas mendengar Luna yang bersikeras, padahal belum tentu mengandung. Masalahnya orang yang akan diberi tahu adalah nyonya besar dari keluarga Gerald. Kalau salah informasi sedikit saja, maka kelar sudah hidup petugas itu.***Baru saja kembali ke rumah. Tapi, Darren dibuat kesal oleh Akio yang datang tiba-tiba. Dan memaksa supaya Darren serta Jihan kembali dari perjalanan. Namun, hal yang diberi tahukan oleh Akio justru membuat Darren semakin kesal."Si Luna dikabarkan mengandung," ujar Akio membuat Darren menghela napas."Bagaimana bisa hamil sih?"Jihan membantu Susan meletakkan minuman serta camilan di hadapan Akio. Sepertinya pembahasan mereka berdua cukup serius. Hingg

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Jika Damai Selalu

    Jihan menggeliat dalam tidurnya, ketika jemari Darren memainkan bulu matanya. Jihan yang merasa tidurnya terganggu, langsung menyingkirkan tangan suaminya kemudian berbalik memunggungi. Darren terkekeh melihat Jihan yang masih ingin tidur.Tak berhenti sampai disitu. Jemari Darren mulai iseng dan meraba punggungnya, tanpa permisi tiba-tiba saja selimut disibak. Tentu Jihan menolehkan kepala dengan mata yang masih mengantuk berusaha dibuka untuk menatap tajam. Sementara tangan meraih selimut lagi untuk menutupi tubuh polosnya."Mas!" keluhnya.Darren tersenyum. "Masih ngantuk?""Masih."Jihan berbalik lagi. Mendekati Darren kemudian memeluk suaminya yang juga tak berbusana. Darren tersenyum dan tangan mulai berhenti menjahilinya. Jihan pun akhirnya bisa memulai tidurnya lagi."Meski kelihatan kecil perutnya, tapi ketika bertemu kerasa ganjel Jihan," gumam suaminya.Jihan malas meladeni suaminya dan hanya menjawab singkat, "iya."Darren mengerutkan dahi mendengar nada suara malasnya. "B

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Rencana Bepergian

    Sementara Jihan menemani Bella belajar di kamar. Bella sudah tak perlu tidur ditemani Susan lagi, pasalnya Jihan tak harus bersandiwara dan menemani Darren di rumah sakit lagi."Ma," sebut Bella membuatnya menatap."Ya Sayang, ada apa?""Wali kelas memberi tugas, untuk membuat karangan ketika jalan-jalan. Tapi, kita kan tidak pernah pergi bersama-sama seharian penuh ya Ma?" tanya Bella.Jika dipikir kembali. Memang benar, selama menikah. Darren hampir tak pernah mengajaknya mau pun Bella pergi jalan-jalan seharian penuh. Jihan pun tersenyum karena sepertinya mendapat kesempatan untuk menghirup udara segar. Bosan juga rasanya dikurung di rumah karena masalah Aksa dan Luna."Kapan tugasnya harus dikumpulkan?" tanya Jihan sembari mengelus kepala putrinya."Lusa.""Ya sudah, nanti malam mama bilang sama papa ya. Biar besoknya kita jalan-jalan dan pulangnya Bella bisa langsung mengerjakan tugas untuk diserahkan besoknya," ujarnya sembari tersenyum."Benar ya Ma? Yeay!"Sesuai permintaan Be

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Pandangan Seorang Pria

    Jihan berusaha mengalihkan pandangannya dari ibu mertuanya. Alangkah baiknya memang Jihan berpura tidak tahu apa pun. Hanya perlu ikut menatap dalam diam perdebatan antara suaminya dengan Akio."Kenapa langsung nuduh tanpa bukti sih? Serius, aku mendengar kalau Ibumu berkata seperti itu," ujar Akio penuh semangat, kemudian mata melirik pada Stella, "bukankah begitu Nyonya Stella?"Lagi, Akio bertanya. Namun, kali tersebut Stella menatap pada Darren sekilas. Kemudian mengangguk, membenarkan perkataan Akio soal kebohongan Darren sudah diketahui sejak awal. "Serius?" tanya Darren dengan wajah kaget.Kepala Stella mengangguk lagi. "Ya, ibu sudah tahu."Dan Stella pun menggunakan ibu untuk menyebut diri sendiri. Sorot mata Stella nampak sedih, begitu saling bertukar mata dengan sang anak. Darren sendiri hanya diam saja, sementara Jihan yang merasa pundak ibu mertuanya sedikit bergetar dan tak kuasa menahan emosi hingga berakhir dengan terisak. Jihan langsung mendekat dan memeluk pelan pun

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status