Share

Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda
Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda
Penulis: Kaiwen77

Suamiku Selingkuh Dengan Kakakku

"Kamu keterlaluan, Mas Abian!" seru seorang wanita bermanik hitam. Pundaknya bergetar kala menyaksikan adegan yang sedang terpampang jelas di hadapannya. Suaminya sendiri, melingkarkan tangannya ke pinggang seorang wanita yang sedang terlelap di sampingnya. Seakan itu saja tak cukup, wanita yang terlelap itu adalah kakaknya sendiri.

Melihat istrinya sendiri, pria yang masih tak mengenakan pakaian itu menghampiri sang istri tanpa ada ekspresi bersalah di wajahnya, "Jihan? Apa yang kamu lakukan di sini?"

Tubuh Jihan baru saja didorong paksa oleh Abian, begitu berhasil keluar, pria yang Jihan sebut suami selama dua tahun terakhir menutup pintu kamar. Mata Abian menatap nyalang pada Jihan. Sempat-sempatnya Abian meraih pakaian yang berserak di lantai, lantas memakainya. Tak peduli sama sekali dengan perasaan Jihan yang lara ini. Kalau saja, Jihan tak menerima pesan misterius, maka sampai kapan pun ia tak akan tahu.

"Apa yang aku lakukan?! Seharusnya aku yang bertanya padamu, Mas! Kuburan anak masih basah, tapi kamu malah selingkuh dariku!" Jihan kini tak bisa lagi membendung air matanya. Pasalnya, baru tujuh hari yang lalu anaknya meninggal karena penyakit komplikasi. Di kala dirinya masih berkabung dan membutuhkan ketenangan untuk hatinya, sang suami justru menghabiskan malam dengan kakaknya sendiri. 

"Jangan keras-keras, Yuna bisa terbangun karena suaramu," sungut Abian, seolah tidak peduli dengan ucapan Jihan. 

"Jadi, kamu lebih peduli lelapnya selingkuhanmu itu? Sedangkan anakmu yang baru saja masuk ke liang lahat itu, kamu tidak mempedulikannya?!"

Abian mendelik tajam dengan tangan sudah terangkat, siap memukul sampai Jihan menutup mata dengan raut takut. Kepala Abian sempat menoleh ke arah kamar, lantas mendengkus dan memilih menarik Jihan untuk keluar dari apartemen. Jihan yang merasa marah sangat ingin mencakar wajah kakak iparnya itu. Sayangnya Abian menarik sangat kasar hingga tangan Jihan pedas rasanya.

"Jangan bawa-bawa anak kita, Jihan! Dia sudah mati!" ucap Abian sembari mencengkeram lengan Jihan dengan kuat. 

"Gila kamu, Mas! Lepaskan aku! Aku mau buat perhitungan pada mba Yuna karena menggoda kamu!" sungut Jihan berusaha melepaskan dirinya dari cengkeraman sang suami.

Mendengarkan ucapan Jihan, Abian merasa semakin murka, "Diam kamu! Tengah malam teriak-teriak, kamu kira ini hutan? Bikin malu saja!" 

Abian mendengkus dan kembali menarik Jihan. Setelah benar-benar keluar dari apartemen milik kakak Abian, nampak Yuna membuka pintu sedikit dan mengintip Jihan yang diseret paksa oleh Abian. Bibir wanita itu mengulas senyum sinis. Tangan menjelajah isi ponsel dan mulai mengirim beberapa foto serta video adegan panas ke nomor Jihan.

"Sedikit hadiah untukmu, Jihan. Semoga harimu menyenangkan," gumam Yuna dengan tersenyum menang kala menyaksikan Jihan dan Abian yang sudah masuk ke dalam lift.

Sementara di dalam lift yang sepi itu, hanya dihuni oleh suara tangis dari Jihan. Abian menghela napas dan menyenderkan tubuh pada dinding lift, netra hitamnya menatap sang istri dengan sorot benci. Jihan hanya wanita miskin yang bisa lulus kuliah karena bantuan bude-nya, sedangkan karirnya tertunda sebab menerima ajakan berkomitmen pernikahan dengan Abian. Pria yang nampak baik di luar, tapi ternyata seorang bedebah. Parahnya lagi menyelingkuhi Jihan dengan kakaknya sendiri, Yuna.

"Berisik sekali sih!" sungut Abian kesal dan menutup mulut Jihan dengan tangan.

Segera Jihan tepis tangan suaminya ini. "Tinggalkan mba Yuna sekarang juga. Sana kembali dan putuskan hubungan terlarang kalian berdua."

Jihan mendorong tubuh suaminya, tapi Abian justru membalasnya hingga Jihan tersungkur. "Tutup mulutmu! Siapa kamu seenaknya memintaku untuk meninggalkan Yuna?"

"Aku ini istrimu, Mas! Istrimu yang melahirkan anak bersamamu!" Jihan tunjuk diri sendiri, supaya suaminya ini sadar dan bisa melihat siapa dirinya.

Abian tersenyum sinis serta menatap remeh ke arah Jihan. "Istri? Heh, kamu gak ingat alasan aku menikah denganmu? Seandainya ibuku tidak berhutang budi kepada keluargamu yang miskin itu, aku tidak akan pernah menikahimu, Jihan!"

Begitu mendengar perkataan Abian, hati Jihan terasa hancur berkeping-keping. Selama ini mulut Abian begitu manis dan kerap menyanjungnya wanita paling cantik. Tapi, setelah dia mendapatkan dua garis biru yang Jihan di tahun pertama pernikahan, sikap Abian justru berubah. Awalnya, Jihan tak memungkiri perbuatan sang suami. Namun, wanita itu sudah tak tahan lagi terhadap kepergian sang suami selama berhari-hari setelah anaknya meninggal dunia.

Sekiranya dua menit di dalam lift, begitu tiba di basement apartemen, Abian langsung berjalan mendekati mobil yang terparkir di sana. Tak peduli dengan Jihan yang baru saja mendekat, pria itu justru mulai menghidupkan mesin, memerintahkan Jihan yang masih menangis untuk bergegas.

Usai menempuh perjalanan 15 menit lamanya. Mobil berhenti tepat di pekarangan sebuah rumah minimalis, rumah yang dibangun atas hasil kerja keras Abian selama menjabat sebagai manajer di perusahaan besar. Tapi, di rumah itu, Jihan sama sekali tak merasakan kebahagiaan. Mungkin pernah, sewaktu putri kecilnya masih hidup, Winda namanya.

Sayangnya warna dalam hidup Jihan lenyap sudah karena sosok suami yang mulai memasuki rumah. Nafkah yang Jihan terima hanyalah senilai 300 ribu, itu pun untuk dua bulan. Jangankan anak sakit, ketika popok habis saja, Abian marah dan justru menyuruhnya mengganti pakai kain bekas saja, sebab jauh lebih hemat katanya.

Begitu melihat kondisi rumah yang berantakan, Abian langsung mendengkus dan berbalik ke arahnya. "Seharian kau melakukan apa saja? Rumah berantakan seperti ini, kenapa tidak dibersihkan?"

Jihan menatap suaminya dengan pandangan sedih. "Hari ini tujuh harian Winda, kau bukannya datang dan menyambut orang tahlil, malah tidur dengan kakakku sendiri."

"Berhenti. Kamu sudah benar-benar keterlaluan," titah Abian. Wajahnya memerah, entah karena malu atau emosi. Jika memang sang suami merasa malu karena tidak hadir ke tujuh harian sepeninggalan anaknya, dia seharusnya lebih malu lagi karena perselingkuhannya.

Tepat ketika Jihan ingin mengonfrontasi Abian, ponsel Jihan yang mulai tersambung dengan wifi rumah, terus berdenting. Jihan pun mengecek notifikasi ponselnya itu untuk menemukan nama yang tak asing baginya, Yuna.

"Apa ini, Mas?!"

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
hei anjing, kapan tokoh cerita utama sedikit pintar ya. melebihi binatang bodohnya. pake otak dan akal sehat lah klu menulis cerita itu.
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
wah parah nih Abian bukannya datang di pengajian ank nya eeh malah selingkuh am kakakny Jihan istri nya
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
jihan menderita..suami selingkuh dengan kakaknya sendiri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status