Share

EMPAT PULUH

Ibu Krisna melihat rantang betebaran di meja Reza, tidak sesuai dengan citra salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. "Suamiku, kamu pesan makan dimana? Kenapa malah pakai rantang begini?"

Reza yang sedang makan tenang, bertanya tanpa mengangkat kepalanya. "Ada apa?"

Ibu Krisna mengangkat tas karton di tangannya. "Aku bawakan kamu makanan, kita bisa makan siang bersama."

"Seingat saya, kamu tidak boleh menginjak kaki disini?"

Ibu Krisna duduk di kursi yang tadinya ditempati Vivi dan meletakan tas bekal di kursi sampingnya. "Anak-anak boleh, kenapa aku tidak?"

"Mereka darah daging saya, berbeda denganmu."

Ibu Krisna cemberut.

Vivi yang sembunyi di bawah meja mendengar dengan hati sedih.

Choky dan Putra celingukan mencari sosok Vivi. Kemana nona?

"Tapi kita sudah punya dua anak, tidak seharusnya kita bertengkar seperti ini."

"Saya hanya ingat di atas tempat tidur, kamu sangat ganas. Sayang sekali saya tidak merasakannya untuk Krisna." Reza sengaja mengusik telinga Vivi dan istri sirin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status