Share

Bab 157

Penulis: Merisa storia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-14 09:59:21

Suasana kamar mendadak menjadi mencekam. Gavin melangkah masuk dengan wajah yang semakin gelap, matanya menatap Elena dengan pandangan yang menuntut penjelasan lebih lanjut.

"Aku tanya sekali lagi, Elena," suara Gavin terdengar dingin dan menuntut. "Apa maksudmu dengan 'uang itu'? Jelaskan dengan jelas!"

Elena merasakan dadanya berdebar kencang. Ia tahu bahwa kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya telah membuka kotak pandora yang seharusnya tetap tertutup. Namun, melihat sikap Sandra dan Rita yang sudah terlalu keterlaluan, Elena merasa sudah saatnya kebenaran terungkap.

"Pak Gavin," Elena menarik napas dalam-dalam. "Maaf, tapi saya merasa Bapak harus tahu kebenaran ini. Bu Rita dan Sandra pernah memaksa Livia untuk ... untuk bekerja di tempat hiburan malam demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ayahnya."

Gavin terdiam sejenak, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Matanya beralih menatap Rita dan Sandra yang berdiri dengan wajah pucat.

"Apa ini bena
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
thorrrr... kenapa lama bgt ya lanjutannya?? are you ok??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 158

    Terdengar suara Livia yang terdiam di seberang sana. Setelah beberapa detik, Livia menjawab dengan suara yang bergetar. "Bagaimana kamu bisa tahu?""Aku kesal padamu, Livia. Mengapa kamu tidak memberitahukan perbuatan mereka selama ini? Mengapa kamu diam saja?""Aku sudah memaafkannya, Gavin," Livia menjawab dengan nada yang lemah. "Mereka sudah minta maaf.""Memaafkan?" Gavin meninggi suaranya. "Mereka tetap jahat dan hanya memanfaatkan kebaikanmu! Mereka tidak pantas mendapat maaf!""Gavin, aku akan ke sana sekarang untuk menjelaskan semuanya.""Tidak!" Gavin langsung melarang dengan tegas. "Kamu tidak perlu ke sini. Ini sudah menjadi keputusanku dan tidak ada yang bisa merubahnya. Aku sudah mengusir mereka dari rumah. Ini demi kebaikan kita semua."Livia terdiam lagi di seberang sana. "Baiklah, kalau itu maumu.""Terima kasih sudah mengerti, Livia. Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena menatap Gavin dengan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Pak Gavin. Bapak

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 157

    Suasana kamar mendadak menjadi mencekam. Gavin melangkah masuk dengan wajah yang semakin gelap, matanya menatap Elena dengan pandangan yang menuntut penjelasan lebih lanjut."Aku tanya sekali lagi, Elena," suara Gavin terdengar dingin dan menuntut. "Apa maksudmu dengan 'uang itu'? Jelaskan dengan jelas!"Elena merasakan dadanya berdebar kencang. Ia tahu bahwa kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya telah membuka kotak pandora yang seharusnya tetap tertutup. Namun, melihat sikap Sandra dan Rita yang sudah terlalu keterlaluan, Elena merasa sudah saatnya kebenaran terungkap."Pak Gavin," Elena menarik napas dalam-dalam. "Maaf, tapi saya merasa Bapak harus tahu kebenaran ini. Bu Rita dan Sandra pernah memaksa Livia untuk ... untuk bekerja di tempat hiburan malam demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ayahnya."Gavin terdiam sejenak, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Matanya beralih menatap Rita dan Sandra yang berdiri dengan wajah pucat."Apa ini bena

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 156

    Sementara itu, di rumah Livia, Sandra melangkah ke dapur dengan langkah yang penuh percaya diri. Ia menghampiri Amira yang tengah sibuk mencuci piring dengan wajah lelah."Amira!" Sandra memanggil dengan nada yang memerintah. "Kamu pindahkan semua barang-barang Elena ke kamar Aruna. Sekarang!"Amira terhenti dari kegiatannya dan menatap Sandra dengan bingung. "Maaf, Nona. Tapi saya tidak bisa melakukan itu. Nona Elena pasti akan marah kalau barang-barangnya dipindahkan tanpa seizinnya.""Berani sekali kamu melawan perintahku!" Sandra membentak dengan mata menyala. "Dengar ya, mulai sekarang aku lah nyonya di rumah ini! Jadi semua harus menuruti perintahku! Kalau kamu tidak mau, silakan pergi saja!"Amira yang takut kehilangan pekerjaan terpaksa mengangguk pasrah. "Baik, Nona. Saya akan pindahkan."Di lantai dua, Aruna yang masih berleha-leha di kamar terperanjat ketika Rita dan Sandra tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu. Aruna bangkit dari tempat tidur dengan wajah kaget."Ada apa in

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 155

    Malam itu, Elena terbaring di tempat tidur dengan mata terbuka menatap langit-langit kamar. Jam di meja nakas menunjukkan pukul 23:30, namun rasa kantuk belum juga datang. Kejadian sore tadi terus berputar di kepalanya—tamparan Sandra yang menyakitkan, dan yang lebih menyakitkan lagi adalah sikap Daniel yang sepertinya lebih percaya pada Sandra.Elena mengambil ponselnya dan menghubungi Livia. Setelah nada sambung berbunyi beberapa kali, suara lembut Livia terdengar."Halo, Elena? Kenapa menelepon malam-malam begini?""Liv, maaf ya mengganggu. Aku tidak bisa tidur," kata Elena sambil duduk di tepi tempat tidur. "Bagaimana kabarmu di sana?""Baik. Alaric juga sehat. Oh, iya, Elena!" suara Livia terdengar bersemangat. "Kamu belum tahu kabar terbaru. Gavin baru saja melamarku kemarin!"Elena yang tadinya murung langsung tersenyum lebar. "Benaran? Wah, selamat ya, Liv! Aku senang sekali mendengar kabar ini!""Terima kasih, Elena. Kamu memang sahabat terbaikku," Livia tertawa bahagia. "Oh,

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 154

    Daniel mengangguk. "Iya, Sandra teman lama, sekaligus istri Evan, temanku juga."Aruna mengangguk pelan, namun matanya masih penuh dengan keraguan. Ada perasaan aneh yang bergejolak di dadanya melihat keakraban Sandra dan Daniel."Oh, begitu," gumam Aruna sambil memainkan jari-jarinya.Elena yang melihat ketegangan di wajah Aruna langsung menarik tangan Daniel. "Ayo, kita berangkat! Kita bisa kesiangan.""Sebentar, Elena," Daniel menatap Aruna dengan lembut. "Aruna, tidak apa-apa kan? Kamu terlihat tidak nyaman.""Tidak apa-apa," Aruna tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja."Elena memutar mata, kemudian menarik Daniel lebih kuat. "Sudah, ayo berangkat!"Sebelum pergi, Elena menghampiri Aruna dan berbisik, "Kalau terjadi sesuatu di rumah, langsung telepon aku, ya!"Aruna mengangguk. "Baik."Elena dan Daniel berjalan menuju mobil yang terparkir di halaman. Elena menyerahkan kunci mobil pada Daniel."Kamu yang nyetir, ya," kata Elena sambil masuk ke kursi penumpang.Daniel mengangguk dan

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 153

    Gavin dan Livia saling bertukar pandang sebentar sebelum Livia menjawab pertanyaan Evita. "Sebenarnya kami belum membicarakan tanggalnya, Ma," kata Livia sambil tersenyum malu. "Baru saja Gavin melamar, jadi belum sempat membahas detail-detailnya." Evita mengetuk-ngetuk dagunya, terlihat sedang berpikir keras. "Kalau begitu, Mama yang tentukan. Bagaimana kalau dua bulan lagi? Itu cukup waktu untuk persiapan." "Dua bulan?" Livia tersentak. "Bukankah itu terlalu cepat, Ma? Persiapan pernikahan kan butuh waktu yang—" "Tidak cepat sama sekali," potong Evita dengan semangat. "Lagipula, kalian sudah punya anak. Masa mau menunda-nunda terus?" Gavin meraih tangan Livia dengan lembut. "Aku setuju dengan Mama. Dua bulan sudah cukup." Livia menatap Gavin dengan mata berbinar. "Kamu yakin?" "Sangat yakin," Gavin menggenggam tangan Livia lebih erat. "Aku sudah tidak sabar membuatmu menjadi istriku secara resmi." Evita bertepuk tangan dengan gembira. "Nah, begitu dong! Akhirnya Mama

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status