Share

Bab 179

Author: Merisa storia
last update Last Updated: 2025-08-15 09:24:55

Evita terdiam sejenak, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Kemudian matanya mulai berkaca-kaca.

"BENARKAH?!" Evita berteriak senang. "GAVIN SUDAH SADAR?!"

Bu Lina yang mendengar teriakan itu langsung ikut menangis bahagia. "Syukurlah! Syukurlah! Tuhan masih sayang sama kita!"

"Kita kesana sekarang!" Evita langsung berdiri dari kursinya. "Bu Lina, ayo kita ke rumah sakit!"

"Tunggu dulu, Bu. Dokter bilang jangan terlalu banyak pengunjung dulu. Biarkan Gavin istirahat sebentar. Besok pagi saja ya," Livia menjelaskan.

"Baiklah, sayang. Yang penting Gavin sudah pulih. Terima kasih sudah menelepon kami," Evita masih sesekali terisak bahagia.

Setelah menutup telepon, Evita dan Bu Lina saling berpelukan sambil menangis haru.

"Syukurlah! Gavin selamat!" Bu Lina mengusap air matanya. "Keluarga kita lengkap lagi."

©©©

Kembali di ruang ICU, suasana sudah lebih tenang. Dokter dan perawat sudah keluar setelah memastikan kondisi Gavin benar-benar stabil. Kini hanya Livia dan Gavin b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
emang lu siapa Sugeng ???!!!! Kesian deh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 180

    Joseph tersenyum dengan tenang menghadapi amukan Pak Sugeng. Pria berjas rapi itu tidak bergeming sedikitpun meskipun dihadapkan dengan amarah yang meledak-ledak."Saya tidak peduli siapa Anda," Joseph berkata dengan nada datar namun tegas. "Saya hanya menjalankan tugas untuk klien saya. Fakta tetap fakta, dan hukum tetap hukum."BRAK!Pak Sugeng mendorong meja dengan kasar hingga bergeser beberapa sentimeter. Wajahnya memerah padam, urat-urat di leher dan pelipisnya tampak menonjol karena marah.Namun Joseph tetap duduk dengan tenang, bahkan tidak berkedip sedikitpun. Ketenangan yang ditunjukkannya justru semakin membuat Pak Sugeng frustasi."SAYA AKAN MENCARI PENGACARA TERBAIK!" Pak Sugeng berteriak sambil menunjuk-nunjuk Joseph. "PENGACARA YANG BISA MENGALAHKAN ANDA!"Joseph mengangguk pelan sambil merapikan berkas-berkasnya. "Silakan saja, Pak. Saya ingin tahu apakah masih ada yang mau menjadi lawyer Anda setelah melihat bukti-bukti yang sudah ada.""SIALAN! BRENGSEK! ANDA—"Pak S

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 179

    Evita terdiam sejenak, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Kemudian matanya mulai berkaca-kaca."BENARKAH?!" Evita berteriak senang. "GAVIN SUDAH SADAR?!"Bu Lina yang mendengar teriakan itu langsung ikut menangis bahagia. "Syukurlah! Syukurlah! Tuhan masih sayang sama kita!""Kita kesana sekarang!" Evita langsung berdiri dari kursinya. "Bu Lina, ayo kita ke rumah sakit!""Tunggu dulu, Bu. Dokter bilang jangan terlalu banyak pengunjung dulu. Biarkan Gavin istirahat sebentar. Besok pagi saja ya," Livia menjelaskan."Baiklah, sayang. Yang penting Gavin sudah pulih. Terima kasih sudah menelepon kami," Evita masih sesekali terisak bahagia.Setelah menutup telepon, Evita dan Bu Lina saling berpelukan sambil menangis haru."Syukurlah! Gavin selamat!" Bu Lina mengusap air matanya. "Keluarga kita lengkap lagi."©©©Kembali di ruang ICU, suasana sudah lebih tenang. Dokter dan perawat sudah keluar setelah memastikan kondisi Gavin benar-benar stabil. Kini hanya Livia dan Gavin b

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 178

    Sudah seminggu berlalu sejak insiden penembakan. Di ruang ICU, suasana tampak lebih tenang. Mesin ventilator yang tadinya membantu pernapasan Gavin sudah dilepas tiga hari yang lalu.Livia duduk di kursi yang sama, di tempat yang sama, sejak seminggu terakhir. Pakaiannya sudah diganti berkali-kali, tapi ia tidak pernah meninggalkan Gavin."Halo, Suster ... Alaric sedang apa?" Livia menelepon suster Dessy. "Halo, Nyonya. Alaric baru saja selesai mandi dan menyusu. Berat badannya sudah naik 300 gram," terang Suster Dessy.Livia tersenyum. "Boleh saya video call?" "Tentu saja, Nyonya." Livia langsung mengubah panggilan telepon ke mode video. Ini sudah menjadi rutinitas harian Livia. Setiap pagi dan malam, ia selalu melakukan video call dengan Alaric. Dokter bilang meskipun Gavin koma, indra pendengarannya mungkin masih berfungsi.Video call tersambung. Di layar muncul wajah menggemaskan Alaric yang sedang dalam pelukan suster Dessy."Alaric sayang ... Mama disini," Livia tersenyum mel

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 177

    Suasana di sel tahanan Polda yang pengap dan suram tiba-tiba menjadi mencekam. Pak Sugeng berdiri dengan mata menyala-nyala, wajahnya merah padam melihat Bram yang masuk dengan kondisi wajah penuh luka dan darah kering."BRAM?!" teriak Pak Sugeng tidak percaya.Tanpa menunggu lama, Pak Sugeng langsung melangkah cepat menghampiri Bram dan menarik kerah bajunya dengan kasar."JELASKAN PADAKU APA YANG TERJADI!" Pak Sugeng mengguncang-guncang tubuh Bram. "Kenapa kamu bisa ada di sini?!"Bram yang masih lemah karena luka-lukanya, berusaha melepaskan cengkeraman Pak Sugeng. "Pak ... Pak Sugeng ... saya ....""BICARA! KENAPA KAMU ADA DI SINI?!""Maafkan saya, Pak .... Misi saya gagal ...," Bram menundukkan kepala dengan menyesal. "Anak buah yang menembak Gavin Lysandros ... dia tertangkap ... dan ... dan ...""DAN APA?!" "Saya juga tertangkap saat melarikan diri ...."PLAK!Pak Sugeng menampar Bram dengan keras. Suara tamparan itu menggema di sel yang sempit."DASAR BODOH! TIDAK BERGUNA! Su

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 176

    "Pak Sugeng membayar satu miliar rupiah untuk membunuh Tuan Gavin. Pelakunya sudah ditangkap dan mengaku."Bu Lina terduduk lemas di sofa. Air mata mengalir deras di pipinya."Kenapa ... kenapa Pak Sugeng tidak juga puas menyakiti keluarga saya?" Bu Lina menangis histeris. "Suami saya meninggal terkena serangan jantung karena Bella, dia juga membuat Gavin dan Livia kecelakaan, sekarang dia ingin membunuh Gavin dengan cara menembaknya ... Jahat sekali dia ...."Evita yang mendengar itu langsung menegakkan tubuhnya. Matanya menyala-nyala."Dika, urus kasus ini sampai tuntas! Pastikan mereka mendapatkan hukuman yang paling berat! Saya akan membayar berapapun asalkan mereka dihukum seberat-beratnya!"Bu Lina mengusap air matanya. "Saya akan memerintahkan pengacara Gavin untuk mengurus semua ini.""Bu Lina," Evita menggenggam tangan besannya. "Saya juga punya pengacara terbaik, bahkan mungkin lebih baik dari pengacara Gavin sebelumnya. Untuk kasus ini, biarkan pengacara saya yang bekerja."

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 175

    Satu jam kemudian, lima mobil patroli meluncur kencang menuju pinggiran Jakarta. Dalam mobil terdepan, Komisaris Bayu berkomunikasi melalui HT."Unit 1 sampai 5, kita sudah dekat lokasi. Ingat, target sangat berbahaya. Jangan ragu untuk menembak kalau mereka melawan!""Siap, Kombes!"Mobil-mobil patroli berbelok masuk ke Jalan Raya Industri. Di kejauhan, tampak sebuah gudang tua yang sepi."Kombes, itu dia gudangnya," Inspektur Ardi menunjuk ke arah bangunan bobrok.Tapi saat mereka semakin mendekat, terlihat sebuah sedan hitam melaju kencang keluar dari area gudang."KEJAR MOBIL ITU!" Komisaris Bayu berteriak melalui HT.Sedan hitam itu melaju dengan kecepatan tinggi di jalan yang berliku. Di dalamnya, Bram duduk di samping sopir dengan wajah panik."BRENGSEK! Mereka sudah tahu!" Bram mengepalkan tangannya. "Gas terus! Jangan sampai ketangkap!""Tapi Boss, mereka sudah dekat!" sopir sekaligus anak buah Bram itu berkeringat dingin."DIAM DAN TERUS MENYETIR!"Di belakang mereka, lima m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status