Share

Bab 3 Memperbaiki Apa?

Hati Stela sedikit teriris saat seseorang menanyakan pernikahannya, apa lagi dirinya baru saja bertemu dengan pria yang menjadi suaminya itu.

"Baru satu bulan, Pak."

"Masih pengantin baru ya," goda Finn.

"Iya," jawab Stela singkat.

Wanita yang menarik.

Finn melihat Stela tenang saja saat dia mengoda dan tak tampak merona.

Mereka berdua sibuk makan, dan Finn berhenti bertanya karena dia tak mau membuat Stela tidak nyaman saat makan.

**

"Bagaimana hari pertama berkerja?" tanya Ana yang baru masuk ke kamar kos Stela.

"Lumayan, bosnya tidak menakutkan."

Ana langsung tertawa mendengar ucapan Stela. "Finn memang tidak menakutkan, aku sudah bilang bukan."

"Aku bertemu Sean tadi." Stela yang teringat pertemuannya dengan Sean, menceritakan pada Ana.

"Hah!" pekik Ana kaget, "di mana?" tanya Ana yang masih begitu ingin tahu dimana temannya itu bertemu suaminya

"Ternyata dia investor baru di tempat Finn."

"Bagaimana reaksinya melihatmu?" Ana begitu penasaran. Dia tahu seperti apa hubungan Stela dengan Sean.

"Aku rasa biasa saja."

"Apa kamu tidak mau mengatakan sesuatu padanya."

"Ayolah Ana, jangan berpikir aku akan pergi dan memohon padanya untuk mendengarkanku."

"Stel, mungkin semua masih bisa diperbaiki."

Stela sudah berkaca-kaca mengingat semua yang terjadi dihidupnya. "Memperbaiki apa? Rumah tangga yang belum dibangun?" Stela tertawa menertawakan dirinya sendiri yang belum memulai pernikahnya, tapi sudah berakhir.

"Stel .... " Ana tahu betul, seperti apa temannya hancur dan berusaha bangkit dalam sebulan ini.

"Jangan membuat aku menangis lagi Ana, aku benci dalam situasi tangisan, itu sangat membuatku lelah."

Dalam sebulan ini, dia yang menemani Stela untuk bangkit dari keterpurukan. Jadi dia tahu seberapa luka yang temannya alami. "Apa kamu sudah memberi tahu ayahmu?" Akhirnya Ana mengalihkan pembicaraan.

"Belum, biarkan saja seperti ini. Aku tidak mau ayah memikirkan putrinya yang merantau jauh, ternyata menderita." Stela sadar keputusanhya bercerai akan membuat ayahnya terluka, tapi dirinya hanya bisa pasrah saat takdir begitu kejam mempermainkanya.

"Baiklah. Aku hanya bisa mendukungmu."

***

"Pagi, Kak Ina," sapa Stela saat baru sampai di kantor. Walaupun kemarin dia harus sedih kembali karena bertemu dengan Sean, kini dia berusaha semangat memulai aktifitasnya kembali.

"Pagi Auri," sapa balik Ina. "Auri malam ini kita akan ada pesta ulang tahun Big Bos."

"Maksudnya Pak Adrian Sanjaya, Kak?" Stela memperjelas lagi ucapan Ina.

"Iya."

"Apa semua karyawan diundang?"

"Iya, kamu jangan lupa datang."

Belum sempat Stela menjawab ucapan Ina, pembicaraan antara Stela dan Ina terhenti, karena Finn sudah datang. Finn yang melangkah menuju ke ruanganya, melewati Stela dan Ina.

"Pagi, Pak," sapa Ina dan Stela bersamaan.

"Pagi." Finn masuk ke dalam ruangan, setelah membalas sapaan Stela dan Ina.

Seperti biasa, Stela yang melihat Finn masuk, langsung menyusul Finn masuk ke dalam ruangannya. Di dalam dia membacakan jadwal Finn. Selama membacakan jadwal, mata Finn tak berhenti menatap Stela, dan Stela menyadari akan hal itu. Namun, dia mencoba mengabaikannya.

Padahal dia memiliki tunangan tapi menatapku seperti itu, batin Stela sedikit kesal.

Setelah membacakan jadwal Finn, Stela kembali meja kerjanya untuk melanjutkan perkerjaanya.

**

Sore ini sesampainya di kos, Stela mulai bersiap untuk menghadiri pesta. Di depan cermin, dia memoles wajahnya dengan sapuan make up. 

Stela memilih memakai gaun warna merah berpotongan pass body, membuat lekuk tubuhnya terlihat. Stela yang memiliki tubuh ideal, tampak sempurna dengan gaun yang digunakan.

Saat sudah selesai bersiap, dia keluar menyusul Ana yang sedari tadi menunggunya. Menaiki mobil Nathan, Ana dan Stela menuju ke tempat pesta. Stela memilih berangkat dengan Ana dan Nathan, karena dua orang itu juga diundang.

"Kamu cantik sekali hari ini," puji Ana saat melihat Stela tampil cantik.

"Aku tidak punya uang receh untuk membayar pujian mu itu," ucap Stela dengan senyuman.

"Aku tidak mau uang receh, aku hanya menerima pembayaran debit."

"Aku rasa pasienmu sudah mulai berkurang hingga butuh uang dariku," goda Stela.

"Aku jadi dokter tidak semata-mata uang saja, jadi mendapat uang darimu sangat disarankan, apalagi sekarang kamu bekerja di perusahaan besar."

"Sayang, jangan lupa kamu minta jatah, karena membantunya masuk ke perusahaan besar," ucap Ana seraya menepuk kursi yang diduduki Nathan dari belakang.

"Kalian itu kalau bertemu selalu saja bertengkar," potong Nathan yang mendengar obrolan antara Stela dan Ana.

Stela dan Ana pun tertawa. Hal itu memang sudah menjadi hal biasa yang dilakukan mereka berdua.

"Bicara perkerjaan, bagaimana pekerjaanmu, Stel?" Nathan melihat Stela dari pantulan kaca di atas dasbor.

"Biasa saja, aku masih adaptasi."

"Apa Finn memerlakukanmu dengan baik?"

"Dia memerlakukanku dengan baik."

Saat Nathan membicarakan tentang Finn, Stela sedikit teringat akan Finn. "Nathan, bisakah kamu tidak mengatakan pada Finn tentang keadaanku."

Nathan adalah orang kedua yang tahu masalah Stela setelah Ana. Karena saat terpuruk hanya Ana dan Nathan yang ada untuk Stela.

"Baiklah, kamu tenang saja."

"Terimakasih." Stela merasa lega. Dia memang tidak mau banyak orang tahu tentang kehidupannya.

Setelah sampai di hotel tempat acara ulang tahun, Stela, Ana dan Nathan berjalan ke dalam acara pesta ulang tahun bersama-sama.

Stela yang tampil cantik malam ini, membuat beberapa mata tertuju padanya. Mereka memandang kagum melihat kecantikan Stela.

"Kenapa mereka melihatku?" tanya Stela berbisik pada Ana.

"Mereka terpesona akan kecantikanmu," jawab Ana berbisik.

Masuk ke dalam pesta, Nathan, Stela dan Ana mencari pemilik acara. Dari mereka bertiga, hanya Nathan yang tahu mana papa Finn, jadi Stela dan Ana hanya mengikuti saja. Saat mata Nathan menangkap sosok papa Finn, dia langsung mengajak Stela dan Ana menghampiri.

"Selamat ulang tahun, Om."

"Terima kasih Nathan." Mata Adrian menatap ke sebelah Nathan. Dia melihat dua wanita cantik yang datang bersama Nathan. "Kamu datang bersama wanita-wanita cantik rupanya," godanya.

"Kenalkan ini Kirana, pacar Nathan, Om." Nathan mengenalkan Ana pada Adrian.

"Selamat ulang tahun Pak, saya Kirana pacar Nathan." Ana mengulurkan tangan, dan Adrian menerima seraya mengucapkan terimakasih.

Beralih pada Stela, Nathan mengenalkannya pada Adrian. "Sedangkan ini Auristela, dia teman Nathan sekaligus sekretaris Finn."

"Oh … kamu sekretaris Finn." Adrian menatap Stela. Dia memerhatikan jika sekertaris anaknya sangat cantik. Ada kekhawatiran anaknya akan tergoda.

"Selamat ulang tahun, Pak Adrian, saya Auri-sekretaris Pak Finn."

"Terima kasih. Silakan nikmati pestanya."

Selesai memberi ucapan selamat pada pemilik acara, mereka bertiga menikmati pesta. Nathan yang ingin bertemu Finn, mengajak Stela dan Ana menghampiri Finn. Dari kejauhan mereka melihat Finn yang sedang mengobrol dengan seseorang. Karena posisi orang itu membelakangi, mereka tidak tahu siapa pria itu.

"Finn," panggil Nathan.

"Hai, Nathan," sapa Finn. "Hai, Ana." Finn beralih menyapa Ana yang berdiri di samping Nathan.

"Hai, Finn." Ana pun menyapa Finn.

Pandangan Finn beralih pada Stela, saat sedang menyapa Nathan dan Ana. Terbiasa melihat Stela dengan pakaian kerja, dia terpesona saat melihat wanita cantik itu dengan balutan dress dan memperlihatkan lekuk tubuhnya.

"Malam, Pak Finn," sapa Stela.

"Malam Auri. Kamu terlihat cantik hari ini." Finn menatap kagum pada Stela.

"Terima kasih." Stela tersenyum tipis. 

Pandangan Stela pun beralih pada orang yang berada bersama Finn. Alangkah terkejutnya melihat orang itu lagi. Seolah takdir membawanya pada orang itu lagi dan lagi

‘Sean,’

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
sebenarnya ini berkah atau musibah bagi ste yang harus ketemu dengan sean kembali
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
apakah pak fin terpesona liat stela ya .. penasaran liat reaksi nya sean
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status