Home / Rumah Tangga / Dicerai Di Malam Pertama / Bab 3 Memperbaiki Apa?

Share

Bab 3 Memperbaiki Apa?

Author: Myafa
last update Huling Na-update: 2024-05-07 20:09:53

Hati Stela sedikit teriris saat seseorang menanyakan pernikahannya, apa lagi dirinya baru saja bertemu dengan pria yang menjadi suaminya itu.

"Baru satu bulan, Pak."

"Masih pengantin baru ya," goda Finn.

"Iya," jawab Stela singkat.

Wanita yang menarik.

Finn melihat Stela tenang saja saat dia mengoda dan tak tampak merona.

Mereka berdua sibuk makan, dan Finn berhenti bertanya karena dia tak mau membuat Stela tidak nyaman saat makan.

**

"Bagaimana hari pertama berkerja?" tanya Ana yang baru masuk ke kamar kos Stela.

"Lumayan, bosnya tidak menakutkan."

Ana langsung tertawa mendengar ucapan Stela. "Finn memang tidak menakutkan, aku sudah bilang bukan."

"Aku bertemu Sean tadi." Stela yang teringat pertemuannya dengan Sean, menceritakan pada Ana.

"Hah!" pekik Ana kaget, "di mana?" tanya Ana yang masih begitu ingin tahu dimana temannya itu bertemu suaminya

"Ternyata dia investor baru di tempat Finn."

"Bagaimana reaksinya melihatmu?" Ana begitu penasaran. Dia tahu seperti apa hubungan Stela dengan Sean.

"Aku rasa biasa saja."

"Apa kamu tidak mau mengatakan sesuatu padanya."

"Ayolah Ana, jangan berpikir aku akan pergi dan memohon padanya untuk mendengarkanku."

"Stel, mungkin semua masih bisa diperbaiki."

Stela sudah berkaca-kaca mengingat semua yang terjadi dihidupnya. "Memperbaiki apa? Rumah tangga yang belum dibangun?" Stela tertawa menertawakan dirinya sendiri yang belum memulai pernikahnya, tapi sudah berakhir.

"Stel .... " Ana tahu betul, seperti apa temannya hancur dan berusaha bangkit dalam sebulan ini.

"Jangan membuat aku menangis lagi Ana, aku benci dalam situasi tangisan, itu sangat membuatku lelah."

Dalam sebulan ini, dia yang menemani Stela untuk bangkit dari keterpurukan. Jadi dia tahu seberapa luka yang temannya alami. "Apa kamu sudah memberi tahu ayahmu?" Akhirnya Ana mengalihkan pembicaraan.

"Belum, biarkan saja seperti ini. Aku tidak mau ayah memikirkan putrinya yang merantau jauh, ternyata menderita." Stela sadar keputusanhya bercerai akan membuat ayahnya terluka, tapi dirinya hanya bisa pasrah saat takdir begitu kejam mempermainkanya.

"Baiklah. Aku hanya bisa mendukungmu."

***

"Pagi, Kak Ina," sapa Stela saat baru sampai di kantor. Walaupun kemarin dia harus sedih kembali karena bertemu dengan Sean, kini dia berusaha semangat memulai aktifitasnya kembali.

"Pagi Auri," sapa balik Ina. "Auri malam ini kita akan ada pesta ulang tahun Big Bos."

"Maksudnya Pak Adrian Sanjaya, Kak?" Stela memperjelas lagi ucapan Ina.

"Iya."

"Apa semua karyawan diundang?"

"Iya, kamu jangan lupa datang."

Belum sempat Stela menjawab ucapan Ina, pembicaraan antara Stela dan Ina terhenti, karena Finn sudah datang. Finn yang melangkah menuju ke ruanganya, melewati Stela dan Ina.

"Pagi, Pak," sapa Ina dan Stela bersamaan.

"Pagi." Finn masuk ke dalam ruangan, setelah membalas sapaan Stela dan Ina.

Seperti biasa, Stela yang melihat Finn masuk, langsung menyusul Finn masuk ke dalam ruangannya. Di dalam dia membacakan jadwal Finn. Selama membacakan jadwal, mata Finn tak berhenti menatap Stela, dan Stela menyadari akan hal itu. Namun, dia mencoba mengabaikannya.

Padahal dia memiliki tunangan tapi menatapku seperti itu, batin Stela sedikit kesal.

Setelah membacakan jadwal Finn, Stela kembali meja kerjanya untuk melanjutkan perkerjaanya.

**

Sore ini sesampainya di kos, Stela mulai bersiap untuk menghadiri pesta. Di depan cermin, dia memoles wajahnya dengan sapuan make up. 

Stela memilih memakai gaun warna merah berpotongan pass body, membuat lekuk tubuhnya terlihat. Stela yang memiliki tubuh ideal, tampak sempurna dengan gaun yang digunakan.

Saat sudah selesai bersiap, dia keluar menyusul Ana yang sedari tadi menunggunya. Menaiki mobil Nathan, Ana dan Stela menuju ke tempat pesta. Stela memilih berangkat dengan Ana dan Nathan, karena dua orang itu juga diundang.

"Kamu cantik sekali hari ini," puji Ana saat melihat Stela tampil cantik.

"Aku tidak punya uang receh untuk membayar pujian mu itu," ucap Stela dengan senyuman.

"Aku tidak mau uang receh, aku hanya menerima pembayaran debit."

"Aku rasa pasienmu sudah mulai berkurang hingga butuh uang dariku," goda Stela.

"Aku jadi dokter tidak semata-mata uang saja, jadi mendapat uang darimu sangat disarankan, apalagi sekarang kamu bekerja di perusahaan besar."

"Sayang, jangan lupa kamu minta jatah, karena membantunya masuk ke perusahaan besar," ucap Ana seraya menepuk kursi yang diduduki Nathan dari belakang.

"Kalian itu kalau bertemu selalu saja bertengkar," potong Nathan yang mendengar obrolan antara Stela dan Ana.

Stela dan Ana pun tertawa. Hal itu memang sudah menjadi hal biasa yang dilakukan mereka berdua.

"Bicara perkerjaan, bagaimana pekerjaanmu, Stel?" Nathan melihat Stela dari pantulan kaca di atas dasbor.

"Biasa saja, aku masih adaptasi."

"Apa Finn memerlakukanmu dengan baik?"

"Dia memerlakukanku dengan baik."

Saat Nathan membicarakan tentang Finn, Stela sedikit teringat akan Finn. "Nathan, bisakah kamu tidak mengatakan pada Finn tentang keadaanku."

Nathan adalah orang kedua yang tahu masalah Stela setelah Ana. Karena saat terpuruk hanya Ana dan Nathan yang ada untuk Stela.

"Baiklah, kamu tenang saja."

"Terimakasih." Stela merasa lega. Dia memang tidak mau banyak orang tahu tentang kehidupannya.

Setelah sampai di hotel tempat acara ulang tahun, Stela, Ana dan Nathan berjalan ke dalam acara pesta ulang tahun bersama-sama.

Stela yang tampil cantik malam ini, membuat beberapa mata tertuju padanya. Mereka memandang kagum melihat kecantikan Stela.

"Kenapa mereka melihatku?" tanya Stela berbisik pada Ana.

"Mereka terpesona akan kecantikanmu," jawab Ana berbisik.

Masuk ke dalam pesta, Nathan, Stela dan Ana mencari pemilik acara. Dari mereka bertiga, hanya Nathan yang tahu mana papa Finn, jadi Stela dan Ana hanya mengikuti saja. Saat mata Nathan menangkap sosok papa Finn, dia langsung mengajak Stela dan Ana menghampiri.

"Selamat ulang tahun, Om."

"Terima kasih Nathan." Mata Adrian menatap ke sebelah Nathan. Dia melihat dua wanita cantik yang datang bersama Nathan. "Kamu datang bersama wanita-wanita cantik rupanya," godanya.

"Kenalkan ini Kirana, pacar Nathan, Om." Nathan mengenalkan Ana pada Adrian.

"Selamat ulang tahun Pak, saya Kirana pacar Nathan." Ana mengulurkan tangan, dan Adrian menerima seraya mengucapkan terimakasih.

Beralih pada Stela, Nathan mengenalkannya pada Adrian. "Sedangkan ini Auristela, dia teman Nathan sekaligus sekretaris Finn."

"Oh … kamu sekretaris Finn." Adrian menatap Stela. Dia memerhatikan jika sekertaris anaknya sangat cantik. Ada kekhawatiran anaknya akan tergoda.

"Selamat ulang tahun, Pak Adrian, saya Auri-sekretaris Pak Finn."

"Terima kasih. Silakan nikmati pestanya."

Selesai memberi ucapan selamat pada pemilik acara, mereka bertiga menikmati pesta. Nathan yang ingin bertemu Finn, mengajak Stela dan Ana menghampiri Finn. Dari kejauhan mereka melihat Finn yang sedang mengobrol dengan seseorang. Karena posisi orang itu membelakangi, mereka tidak tahu siapa pria itu.

"Finn," panggil Nathan.

"Hai, Nathan," sapa Finn. "Hai, Ana." Finn beralih menyapa Ana yang berdiri di samping Nathan.

"Hai, Finn." Ana pun menyapa Finn.

Pandangan Finn beralih pada Stela, saat sedang menyapa Nathan dan Ana. Terbiasa melihat Stela dengan pakaian kerja, dia terpesona saat melihat wanita cantik itu dengan balutan dress dan memperlihatkan lekuk tubuhnya.

"Malam, Pak Finn," sapa Stela.

"Malam Auri. Kamu terlihat cantik hari ini." Finn menatap kagum pada Stela.

"Terima kasih." Stela tersenyum tipis. 

Pandangan Stela pun beralih pada orang yang berada bersama Finn. Alangkah terkejutnya melihat orang itu lagi. Seolah takdir membawanya pada orang itu lagi dan lagi

‘Sean,’

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
kok ya ketemu lagi toh
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
sebenarnya ini berkah atau musibah bagi ste yang harus ketemu dengan sean kembali
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
apakah pak fin terpesona liat stela ya .. penasaran liat reaksi nya sean
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 188 TAMAT

    "Sabar ya, rasa sakitnya nanti akan hilang jika anak kita sudah lahir." Sean mencoba menenangkan Stela. Namun, rasanya ucapannya tidak berarti apa-apa, karena Stela semakin mencengkeram erat tangannya.Sean hanya bisa pasrah saat kuku-kuku Stela menancap sempurna di tangannya. Dia merelakan itu asal bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan istrinya.Setelah semua peralatan siap. Dokter mulai memberi instruksi pada Stela untuk mengejan. "Kita mulai persalinannya, Bu, tarik napas dan buang seperti yang sudah diajarkan di kelas ibu hamil," ucap Dokter pada Stela.Stela hanya bisa mengangguk. Dia berusaha kuat dan melakukan instruksi yang diberikan oleh Dokter. Dia menarik napas dan membuangnya sambil mengejan.Mungkin ini adalah yang membuat surga di telapak kaki ibu. Sakitnya saat melahirkan benar-benar tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Tulangnya serasa remuk saat berusaha untuk mengejan. Otot-ototnya tertarik semua saat tubuh berusaha keras untuk mendorong bayi untuk keluar."

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 187 Tanda-Tanda Melahirkan

    "Mungkin aku kekenyangan." Stela tidak ingin membuat panik Sean. "Kita pulang saja," ajak Stela.Usai makan mereka akhirnya memilih pulang. Di mobil Stela merasakan kembali perutnya mulas."Kamu benar tidak apa-apa?" tanya Sean khawatir."Sepertinya aku sudah mulai ada tanda-tanda melahirkan."Mendengar ucapan Stela, Sean panik. Dia bingung harus berbuat apa. Padahal di kelas ibu hamil berkali-kali dijelaskan jika dia tidak boleh panik."Kita ke rumah sakit," ucapnya pada Stela."Tapi, masih berjarak sangat jauh rasa mulasnya, jadi aku rasa kita tunggu saja di rumah."Sebenarnya Sean merasa tidak tenang. Namun, dia menuruti keinginan istrinya, kembali ke rumah sambil menyiapkan semuanya.Di rumah Sean meminta Stela untuk duduk manis. Dia juga sudah memberitahu sang mama jika Stela sudah menunjukan tanda-tanda melahirkan. Adel yang sedang ada pertemuan dengan teman-temannya langsung meninggalkan tempat acara dan menuju ke rumah anaknya.Sean merapikan beberapa barang untuk keperluan a

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 186 Di Rumah Saja

    Di depan cermin Stela menatap dirinya. Jika kemarin acara pesta pernikahannya bertema universal, kini acara tujuh bulanan diadakan dengan adat jawa sesuai dengan permintaan mertuanya.Rambut panjang Stela disanggul seperti tradisi jawa. Stela tersenyum melihat tampilan di pantulan cermin. Terakhir kali dia semacam ini adalah saat SD di hari kartini. Semenjak remaja hingga kuliah, dia lebih memilih memakai kebaya dengan rambut yang digerai.Penata rias, terus memoles wajah Stela dengan make up tipis sesuai permintaan Stela."Apa sudah siap?" tanya Sean seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu."Sudah, Pak," jawab penata rias. Penata rias keluar dan bergantian dengan Sean yang masuk ke dalam kamar. Sean mengambil baju dengan motif yang sama dengan Stela yang di letakan di atas tempat tidur.Sean langsung mengganti bajunya untuk acara yang sebentar lagi akan dimulai. Sepanjang memakai bajunya, Sean menggerutu karena harus memakai jarik dan itu membuat dirinya kesulitan. Namun, dem

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 185 Selalu Hamil

    Tentu saja Stela mau. Dia mengangguk mendapati tawaran dari mama mertuanya. Dia ingin membayangkan kelak akan seperti apa anaknya.Adel langsung mengambil foto yang ditemukannya kemarin. Kemudian dia menunjukan pada Stela. Lembar demi lembar Adel tunjukan pada Stela dan membuat Stela benar-benar senang.Sean kecil begitu mengemaskan. Dengan pipi gembulnya Sean begitu lucu. Stela memerhatikan dengan baik semua foto. "Ini umur berapa, Ma?" Saat melihat-lihat Stela justru menemukan selipan foto Sean yang besar."Itu umur sepuluh tahun."Mendengar jawaban mertuanya, Stela mengingat jika wajah Sean yang dilihatnya pertama kali di kampus tidak berubah. Entah kenapa, Stela merasakan jika Sean masih awet muda saja."Anak kalian nanti pasti anak lebih tampan dan cantik." Adel sudah membayangkan bagaimana cucunya nanti. Perpaduan antara Stela yang cantik dan Sean yang tampan."Yang penting sehat, Ma. Mau dia mirip Stela atau Sean sama saja." Stela tidak berharap banyak. Dia hanya ingin semua s

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 184 Detak Jantung

    Sean meletakan keranjang ke lantai dan menegakkan tubuhnya. Dia memijat pinggangnya yang begitu terasa sakit. "Aku membelinya karena penjualnya adalah seorang nenek tua." Dia menjelaskan pada Sean alasan membeli semua buah manggis.Stela merasa terharu mendengar jawaban Sean. Dia langsung memeluk tubuh Sean karena merasakan senang melihat suaminya membantu nenek-nenek dengan membeli banyak buah. Padahal mungkin yang akan dimakannya tidak akan banyak.Mendapati dekapan Stela, Sean merasa heran. Dia hanya tahu jika istrinya begitu melow, gampang menangis dan gampang terharu. "Ayo makan buahnya, aku tidak mau nanti anak kita mengeluarkan air liur karena tidak buru-buru diberikan."Stela melepas dekapan Sean dan tersenyum. Sean mengambil beberapa buah dan mengajak Stela untuk duduk menikmati buah yang dibuka oleh Sean.Rasa manis dari buah manggis membuat Stela begitu senang. Dia merasa lidahnya dimanjakan dengan rasa yang sudah dia bayangkan sedari tadi.Sean merasa sangat senang karena i

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 183 Manggis

    Stela mencebikkan bibirnya karena tidak menemukan perubahan itu, dan membuat Sean yang gemas mendaratkan kecupan di pipi Stela. "Tunggulah beberapa bulan lagi, pasti kamu akan melihat perut buncitmu, dan tidak hanya itu, kamu akan mendapati pipi kamu yang juga akan gembung." Sean menjelaskan seraya menggembungkan pipinya.Melihat Sean yang menggodanya, Stela terlihat kesal. "Apa jika aku gendut kamu tidak akan suka?" Dia langsung melepas dekapan tangan Sean dan meninggalkan Sean ke tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menarik selimut.Dahi Sean berkerut diiringi dengan matanya yang membulat. Niatnya tidaklah meledek istrinya. Akan tetapi istrinya itu justru merajuk. 'Tenyata bukan hanya wanita yang datang bulan yang sensitif, tetapi ibu hamil juga sensitif,' batin Sean.Melangkah menuju ke tempat tidur, dia merangkak naik dan kembali mendekap tubuh Stela. "Sayang, bukan maksud aku begitu," bujuknya."Kamu tadi bilang begitu." Stela masih saja dengan pendiriannya. D

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status