Home / Romansa / Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat / Bab 19 Pernah Bertemu Sebelumnya

Share

Bab 19 Pernah Bertemu Sebelumnya

Author: Tusya Ryma
last update Huling Na-update: 2025-01-02 22:53:03
"Kau tidak apa-apa, kan?" tanya Wihaldy yang masih memeluk Danisha sama seperti sebelumnya.

 Bian sudah dibawa pergi oleh petugas keamanan, sekarang di tempat itu hanya ada Danisha berdua dengan Wihaldy.

 "Terima kasih!" lirih Danisha dengan pelan.

 Tanpa sadar ia memeluk tubuh kekar pria itu, membenamkan wajahnya di dada Wihaldy dengan perasaan yang sangat tidak karuan.

 Entah mengapa, pria itu selalu ada untuknya di situasi terburuk sekalipun. Padahal sebelumnya mereka tidak saling mengenal, bertemu pun bukan disengaja. Tapi pria itu, selalu menolong dan menyelamatkan Danisha.

 "Tidak apa-apa! Sudah seharusnya ini kulakukan. Lain kali, kalau dia mengganggumu lagi, jangan segan untuk segera menghubungiku!"

 "Oh, iya!" Tiba-tiba Wihaldy berbicara serius. "Anggap saja ini sebagai balasan karena dulu, lima tahun yang lalu kau pernah menyelamatkan aku!"

 "Hah?" Yang tadinya sedih, sekarang Danisha malah terkejut.

 Ia penasaran dan segera mendongak menatap Wihaldy yang tampan, yang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 62 Orang Tua Kita?

     Di dalam ruangan yang luas dan bersih, juga dekorasi yang sangat mewah dan modern, Danisha duduk di sofa kulit sambil menatap kagum. Di depannya ada meja kerja yang terbuat dari marmer berwarna abu, sepertinya itu meja kerja Wihaldy.  "Nona! Anda bisa menunggu Tuan di sini. Sebentar lagi Tuan kembali!" ucap Fay sesuai dengan apa yang dikatakan oleh sekretaris bosnya tadi di telepon.  Mendengar hal itu, Danisha pun mengerti. Ia mengangguk, duduk dengan patuh di sana sambil menatap kiri dan kanan dan memperhatikan sekelilingnya.  "Baiklah! Kalau ada apa-apa, Anda bisa menghubungi saya!" ucap Fay lagi.  Setelah itu, dia keluar dari ruangan itu meninggalkan Danisha sendirian di sana.  Ditinggal sendirian di ruangan mewah itu, Danisha merasa gugup. Ini pertama kalinya ia masuk dan bahkan duduk di ruang kerja Wihaldy. Ia pun menatap sekeliling, memperhatikan setiap sudut ruangan itu, khawatir ada kamera tersembunyi yang sedang memperhatikan dirinya. Ketika masih duduk santai di sana,

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 61 Di Luar Dugaan

    Di luar gedung perusahaan, Danisha berjalan perlahan sambil melamun. Saat ini, dirinya tidak tahu harus pergi ke mana dan harus bagaimana? Pemecatannya yang tiba-tiba ini membuatnya syok dan juga tidak percaya. Tid! Dari belakangnya, sebuah mobil keluar dari kawasan itu lalu membunyikan klakson saat akan melewati Danisha. Tanpa rasa curiga, Danisha segera menyingkir ke samping. Ia melihat seseorang yang ada di dalam mobil menurunkan kaca mobilnya, lalu menatap Danisha dengan penuh keangkuhan. Setelah berpapasan, kacanya kembali diturunkan, dan mobil itu melaju pergi. "Eh ... itu?" Danisha terdiam sejenak. Ia ingat dengan wajah itu. Wanita yang baru saja lewat di depannya memakai make up tebal, juga kacamata dan topi berjaring hitam yang menutupi mata dan sebagian dari wajahnya. Tapi walaupun begitu Danisha bisa dengan mudah mengenalinya. "Jane! Apa dia dari kantorku?" gumam Danisha sambil terus menatap mobil yang mulai menghilang di balik jalanan yang lumayan padat itu. "

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 60 Dipecat

    Di jam 7 pagi, Danisha keluar dari tempat tinggalnya dengan pakaian rapi yang lengkap dengan tas dan sepatu. Ia turun ke bawah, lalu masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir di depan gedung apartemen.   Bruk!   Danisha menutup pintu mobilnya. Ia duduk di depan, samping Stefia yang akan mengemudi.   "Ayo!" ajak Danisha sambil memakai sabuk pengaman.   Setelah itu mereka pergi dari sana dan berjalan menuju kantor tempatnya bekerja.   Pagi ini, Danisha sudah menelepon Wihaldy di kamarnya, meminta ijin pada pria itu untuk pergi ke kantor bersama Stefia. Jadi, sopir pribadinya tidak perlu mengantarnya pergi ke kantor.   Di perjalanan, Stefia penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa teman baiknya itu ingin pergi ke kantor bersama, sedangkan Stefia baru saja punya kendaraan roda empat hasil kreditnya kemarin. Danisha sendiri pun ada mobil dan sopir pribadi yang akan mengantarnya ke manapun dia pergi.   "Ada apa, Sha? Apa kalian bertengkar lagi?"   "Kalau tidak, kau tidak

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 59 Hancur Berkeping-Keping

    Malam ini, Danisha nampak murung selama perjalanan menuju tempat tinggalnya. Ia terdiam, tidak mempedulikan apapun selama berada di dalam mobil. Karena merasa tidak nyaman dengan situasi itu, akhirnya Wihaldy bertanya, "Ada apa?" "Apa kau tidak suka kuajak makan bersama Jane?" tanyanya lagi karena wanita di sampingnya tidak menjawab. Danisha masih terdiam sambil memalingkan muka ke samping, melihat pemandangan yang ada di luar, tidak melihat Wihaldy yang sedang menyetir. "Ya, maaf kalau kau tidak suka! Lain kali, aku akan memberitahumu lebih awal. Tidak akan melakukan apapun tanpa persetujuanmu! Sekarang, maafkan aku, ya!" bujuk Wihaldy sambil memegang tangan Danisha dengan satu tangan. Dan, satu tangannya lagi memegang roda kemudian sambil sesekali menatap ke depan, melihat jalanan yang mulai macet. Sebenarnya Danisha ingin marah, pipinya masih sakit karena ditampar oleh Jane. Tapi, melihat ketulusan dan kebaikan Wihaldy, Danisha menjadi tidak tega. Akhirnya ia menatap Wih

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 58 Riwayatmu Akan Tamat

    Suasana di ruangan itu terasa hening dan sepi. Semua orang terdiam beberapa detik, lalu saling tatap, setelah itu Wihaldy berdiri, mempersilahkan Jane untuk duduk.  "Hemmm!" Jane mengiyakan ucapan Wihaldy dengan enggan. Dia pun langsung duduk di kursi depan Danisha.  "Sayang! Perkenalkan, ini Jane, mantan tunanganku! Eh, ya! Waktu itu kalian sudah pernah bertemu di rumahku," ucap Wihaldy tanpa ragu sedikitpun.  Danisha tergagap sejenak. Namun kemudian ia membungkukkan badan dan menyapa.  Di depannya Jane menatap Danisha dengan sinis. Ia ingin berkata kasar, namun diurungkan karena Wihaldy ada di depannya.  Tadi siang Wihaldy sudah berbicara serius dengan Jane. Ia pun sudah menjelaskan alasan dirinya tidak bisa kembali pada wanita itu. Awalnya Jane tidak setuju. Ia tetap ingin mempertahankan pernikahan itu dan ingin Wihaldy menikah dengannya sesuai dengan apa yang telah dibicarakan oleh kedua keluarga. Namun Jane pun tersadar, keputusan Wihaldy sudah bulat, ia menyetujui keput

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 57 Seseorang Akan Datang

    Di jam pulang kerja, Danisha keluar dari gedung kantornya dengan lesu. Ia pun memikirkan banyak hal, termasuk ucapan teman baiknya tentang Bian, Fandy dan juga Lingga yang menghilang dari Kota A ini. "Apa benar Haldy yang membuat mereka pergi?" "Tapi kenapa?" Tiddd! Ketika Danisha sedang berjalan di trotoar jalan, tiba-tiba sebuah mobil hitam mewah berhenti di depannya, lalu sang sopir membuka pintu belakang untuknya. "Nona, masuklah!" ucap Fay dengan senyum ramahnya pada Danisha. Sedangkan wanita itu hanya terdiam sambil mengerutkan kening. Dari dalam mobil, Wihaldy melihatnya, lalu menyuruh Danisha untuk masuk. "Mau masuk sendiri atau mau digendong olehku?" canda Wihaldy karena wanita itu tidak kunjung merespon. Danisha yang mendengarnya jelas saja sangat malu. Ia bergegas masuk ke dalam mobil karena khawatir pria itu benar-benar akan melakukannya. Bruk! Pintu mobil pun sudah ditutup. Fay segera mengemudikan mobilnya dan melaju di jalanan yang lumayan padat. D

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 56 Jangan Membuatnya Tersinggung

    Di pagi hari, Danisha terbangun karena dering alarm dari ponsel yang ada di dalam tasnya. Ia pun mengulurkan tangan, mengambil tasnya yang ada di lantai samping tempat tidur karena arah suara itu muncul dari sana."Jam berapa ini?" Danisha menggeliat, membuka mata sedikit demi sedikit dan melihat jam di ponselnya."Jam 5! Aku harus segera bersiap pergi ke kantor!"Ini hari Senin, Danisha harus segera bangun, mandi dan pergi ke kantor sebelum kesiangan."Aishhh! Sakit ...." Danisha merasakan sekujur tubuhnya sakit, seperti habis lari maraton berpuluh-puluh mil. Selain itu, kepalanya berdenyut dan pusing."Eh...." Ketika membuka mata, Danisha terkejut, mendapati dirinya ada di kamar asing tanpa berpakaian. "Apa yang terjadi?" tanyanya sambil memeluk selimutnya dengan erat. Ia pun menoleh ke samping, melihat seorang pria tertidur pulas sambil memunggunginya. Yang terlihat hanya punggung polo dengan luka cakar di beberapa bagian. "Opsss ...." Danisha segera menutup mulutnya dengan tang

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 55 Tidak Mau Lihat

     Seketika di kamar yang luas dan mewah itu menjadi hening dan dingin. Baik Danisha maupun Wihaldy, keduanya terdiam tanpa bergerak. Tidak terdengar sepatah katapun sampai akhirnya Danisha mengulurkan tangan, menarik pegangan pintu dan berniat membukanya. "Eh!" Semakin ditarik, pintu itu semakin sulit untuk dibuka. Wihaldy yang ada di belakangnya hanya terdiam sambil melihat Danisha yang terus berusaha keluar dari kamar itu. "Kau tidak lupa, kan! Ini kamarku! Kau tidak bisa keluar dari kamar ini tanpa seijin dariku!""Hah?" Danisha berbalik badan, mendongak, menatap pria di depannya dengan heran."Atas dasar apa kau menahanku di sini?" tanya Danisha dengan lantang.Ia tidak mempedulikan ekspresi wajah pria di depannya yang sudah sangat buruk."Jangan terlalu egois kalau jadi pria! Aku terus kau ganggu, tapi di belakang, kau menikahi mantan tunanganmu! Lebih baik lepaskan aku, menjauh dari hidupku, aku tidak mau bersama dengan pria sepertimu!"Bruk!Baru selesai berbicara, tiba-tiba

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 54 Tidak Bisa Menyangkal

    "Danisha!" panggil Wihaldy sambil menahan emosinya. Dia menekan Danisha ke pintu, lalu menekan kedua pundak polos itu dengan tatapan tajam. Danisha pun tidak bisa bergerak dan tidak bisa melepaskan diri karena cengkeramannya begitu kuat.Di ruangan yang luas itu seketika menjadi hening dan dingin. Baik Danisha maupun Wihaldy, keduanya terdiam tanpa bergerak. Tidak terdengar sepatah katapun sampai akhirnya Danisha mengulurkan tangan, menarik pegangan pintu dan berniat membukanya. "Eh!" Semakin ditarik, pintu itu semakin sulit untuk dibuka. Wihaldy yang di belakangnya hanya terdiam sambil melihat Danisha yang terus berusaha keluar dari kamar itu. "Kau tidak lupa, kan! Ini kamarku! Kau tidak bisa keluar dari kamar ini tanpa ijin dariku!" Sudah lebih dari empat jam Wihaldy duduk di tempat karaoke itu melihat Danisha dan Lingga bermesraan sambil bernyanyi dan berjoged. Mereka pun mengobrol dengan asyiknya, tertawa sambil minum-minum tanpa mempedulikan Wihaldy yang ada di sana. Suda

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status