Share

Bab 5 Janda di Malam Pertama

Author: Tusya Ryma
last update Huling Na-update: 2024-11-02 14:10:09

Jam 6 sore, langit sudah mulai gelap. Bian datang ke rumah itu dan memarkirkan mobilnya di halaman yang sangat indah dan luas. Dari pintu utama yang tinggi dan besar, Danisha berjalan ditemani kepala pelayan menghampiri Bian. Ketika mereka bertatap muka, Bian terdiam, melihat di kening dan tangan Danisha ada plester besar yang menutupi luka-lukanya. Pakaian dan sepatu yang dipakai Danisha pun nampak mahal, padahal semalam istirnya kabur tanpa mengganti pakaian.

"Dari mana saja kau, semalaman tidak pulang? Bahkan kau merusak semua tanaman yang ada di belakang rumah!"

Bukannya disambut dengan baik oleh orang yang menjemputnya, Danisha malah dipelototi. Kepala pelayan yang mengantarnya pun sampai terheran-heran dengan sikap kasar Bian.

"Terima kasih, Bu! Saya tidak akan melupakan semua kebaikan kalian!"

Danisha tidak langsung menjawab pertanyaan Bian. Ia malah berpamitan pada kepala pelayan, lalu berterima kasih lagi untuk kesekian kalinya sebelum dirinya benar-benar pergi.

"Iya, iya! Sama-sama! Pergilah. Jangan lupa obatnya dihabiskan agar luka Anda segera sembuh." Kepala pelayan tersenyum sambil menepuk pundak Danisha.

"Iya, Bu! Kalau begitu, saya permisi!" pamit Danisha sambil membungkuk hormat.

Setelah itu, Danisha berbalik badan, lalu masuk ke dalam mobil tanpa mempedulikan pria yang masih berdiri di samping mobil.

Setelah itu, mereka pergi.

Dari salah satu balkon yang ada di rumah mewah tersebut, seorang pria berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan. Dia terdiam, menatap tajam pada mobil hitam yang keluar dari gerbang rumahnya.

Padahal tadi sore, sang pemilik rumah tidak benar-benar pergi seperti apa yang dikatakan oleh asisten pribadinya. Dia hanya bersembunyi di salah satu ruangan, karena tidak ingin bertatap muka dengan wanita yang sudah bersuami.

Tapi sekarang ... dia melihat sesuatu yang janggal. Pengantin baru itu nampak aneh, ada sesuatu yang disembunyikan.

***

Di perjalanan, Danisha meminta untuk diturunkan di jalan.

"Berhenti di depan! Aku bisa pulang sendiri!" pinta Danisha pada pria yang mengemudi di sampingnya.

Bian yang memang sudah sedari tadi menahan kekesalannya, sekarang semakin kesal lagi karena wanita di sampingnya terus meminta untuk diturunkan. Padahal dirinya lah yang menjemputnya pulang.

"Danish! Tidak bisakah kau berpikir normal?" tanyanya dengan mengeratkan gigi.

"Setelah apa yang kau lakukan, kau masih saja bersikap seolah dirimu tidak bersalah!" tambahnya lagi yang membuat Danisha terdiam sambil mengerutkan kening.

"Bersalah? Kesalahan apa memangnya yang telah kuperbuat?" tanya Danisha yang hatinya sudah mulai membeku.

Karena rasa sakit yang dia terima semalam dari suami yang menyebabkan dirinya terluka hingga demam tinggi, Danisha bertekad untuk membuang semua rasa cintanya yang telah tumbuh lebih dari tiga tahun untuk pria itu. Danisha akan melupakan semua kenangan indah bersama pria itu dan membuka lembaran baru dengan statusnya yang sekarang.

'Janda di malam pertama!'

"Apa?" Bian mendengus kesal. "Kesalahan apa, katamu?"

"Dasar wanita murahan!" makinya dengan tangan yang sudah terangkat ke atas di samping Danisha. Satu tangan masih memegang roda kemudinya.

Namun, detik berikutnya Bian menghempaskan tangannya dan menahan sedikit amarahnya.

"Setelah kau tidur dengan pria lain saat bersamaku, bukannya introspeksi diri, kau malah kabur dari rumah dan berlari ke pelukan pria lain. Mungkin saja tadi malam kau tidur bersama. Haha! Kau mengadu padanya telah dianiaya olehku, kan? Dasar wanita ular! Ke sana mah, ke sini mau."

"Bian! Jaga bicaramu!" Kali ini Danisha sudah habis kesabaran.

Tadi malam, dirinya masih syok karena tiba-tiba dimarahi dan ditendang oleh Bian sampai babak belur. Tapi sekarang, pikirannya sudah lebih tenang. Danisha sudah bisa membela diri atas tuduhan keji yang telah pria itu tuduhkan kepadanya.

"Pertama, kau terus menuduhku, aku tidur dengan pria lain seperti yang ada di foto itu! Kau pun memakiku, mendorongku, menendangku seperti kau menendang seekor anjing ...."

Saat mengucapkan kalimat ini, Danisha tidak bisa menahan air mata untuk tidak menetes keluar.

Kalau diucapkan kembali, rasanya sangat sakit dan hatinya begitu hancur. Perbuatan Bian padanya benar-benar sudah keterlaluan.

"Yang kedua," Danisha segera menyeka air matanya di wajah cantiknya. Lalu melanjutkan ucapannya, "kau menuduhku, aku pergi ke pelukan pria lain."

"Pria lain yang kau tuduh itu adalah orang yang menolongku, Bian!"

Saat mengingat orang baik yang semalam menolongnya, moodnya menjadi baik. Bahkan sudut bibirnya sedikit terangkat, memperlihatkan senyumnya yang manis.

Namun detik berikutnya, ekspresinya berubah menjadi dingin. "Coba kau pikir, semalam kau menyiksaku tanpa apapun. Jangankan uang untukku naik taksi, atau membayar sewa hotel, ponsel untuk menghubungi orang lain pun, aku tidak ada!"

"Tanpa uang, bagaimana aku bisa pergi ke rumah pria lain?"

"Tanpa Ponsel, bagaimana aku bisa menghubungi pria lain? Coba kau pikir, Bian!!"

Danisha terus mengatakan apa yang ada di kepalanya. Berharap, pria itu bisa mengerti dengan situasinya.

Namun, bukannya mengerti Bian malah marah. Ia memaki sambil meninju dashboard yang ada di depannya sampai tangannya sedikit terluka.

"Sudahlah! Jangan banyak bicara lagi! Semakin kau berbicara, aku semakin muak kepadamu!"

"Besok aku akan mengurus surat perceraian kita. Tunggulah!" ucap Bian dengan tegas.

"Ah, iya! Barangmu ada di bagasi. Ambilah kalau tidak ingin kubuang!" tambahnya lagi masih dengan nada yang tidak enak.

Setelah itu, Bian membanting setirnya ke samping, menginjak rem dengan kasar sampai kepala Danisha hampir terbentur ke depan.

"Aishhh! Kau!" Danisha mendengus heran.

Pria di depannya ini benar-benar sudah gila.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 65 Bisa Melakukannya

    Di malam hari, Danisha keluar dari kamarnya dengan memakai gaun seksi yang sangat cantik lengkap dengan make up dan tataan rambut yang diikat ke atas. Ia menenteng tas kecilnya sambil berjalan ke arah ruang keluarga. Di sofa, Rachel sedang duduk santai sambil memeluk toples bening berisi makanan. Satu tangan memegang makanan dan dimasukan ke dalam mulut. Sedangkan matanya terfokus pada acara di televisi. Ketika Danisha berjalan ke ruangan itu, tiba-tiba Rachel berhenti mengunyah. Dia terdiam dengan mulut yang penuh dengan makanan, menatap Danisha dengan heran. "Kau mau pergi ke mana?" tanya Rachel sambil memperhatikan Danisha dari ujung kaki hingga ujung kepala. Selain sangat cantik, adik tirinya itu semakin sempurna dengan perhiasan yang berkilau berupa kalung, anting dan juga gelang. Rachel pun mengerutkan kening sambil terus memperhatikan. "Aku mau keluar sebentar! Kalau ada orang asing datang, pintunya jangan dibuka. Berpura-pura lah di sini tidak ada orang!" ucap Danisha memb

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 64 Sampai Bian Kembali

    Danisha terdiam. Ia terkejut dengan tindakan pria di depannya yang tiba-tiba menciumnya dengan lembut. Detik berikutnya, Danisha terhanyut dan memejamkan mata sambil menikmati gerakan pria itu. Tadi, dirinya sedang bersembunyi, lalu mendengar pembicaraan Wihaldy dengan mantan tunangannya tentang keinginan keluarga yang ingin mereka menikah. Awalnya, Danisha marah dan cemburu dengan pembicaraan dan sikap Jane yang terus menggoda Wihaldy. Namun, saat Wihaldy menolak dan menegaskan bahwa dia tidak akan menerima Jane lagi, hati Danisha menjadi hangat. Ia tidak menyangka, pria kaya dan tampan itu akan menolak pernikahan dengan wanita kaya itu. Bahkan semua anggota keluarga mereka sangat menantikan bersatunya Wihaldy dengan Jane. "Enh ...." Tiba-tiba Wihaldy melepaskan pautan bibir mereka. Ia bertanya dengan pelan sambil menatap Danisha dengan mata sendu, "Ada apa?""Apa ada yang membuatmu tidak nyaman?" tanyanya lagi sambil menatap kiri dan kanan. Tiba-tiba dia tersenyum, lalu mencolek

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 63 Apa yang Pacarku Lakukan

    "Kenapa neraka?" tanya Jane sambil tersenyum, seolah dirinya tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Wihaldy. "Kalau kita menikah, bukankah itu akan menjadi surga dunia yang sangat indah?" ucap Jane sambil bangkit berdiri. Dia berjalan menghampiri Wihaldy sambil menatapnya dengan tajam. "Haha!" Namun, tiba-tiba Jane tertawa. "Aku jadi ingat, pacarmu yang cupu itu tadi keluar dari kantornya dengan kasihan." "Ckckck, suruh siapa dia bersaing denganku? Dia akan kalah dalam segala hal," cibirnya lagi sambil tersenyum membayangkan kemenangannya akan sesuatu hal. Mendengar hal itu, Wihaldy mengerutkan kening. Ia membuyarkan lipatan kakinya, lalu meminta Jane untuk menjelaskan apa yang dia katakan tentang pacarnya. "Apa yang kau lakukan di tempat kerja Danish?" "Kenapa? Apa kau begitu peduli pada pacarmu? Haha!" Jane tertawa lagi. Dia duduk di samping Wihaldy, lalu mencondongkan tubuhnya pada pria itu dengan gerakan yang sangat menggoda. "Kalau kubilang, aku baru s

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 62 Orang Tua Kita?

     Di dalam ruangan yang luas dan bersih, juga dekorasi yang sangat mewah dan modern, Danisha duduk di sofa kulit sambil menatap kagum pada semua yang ada di depannya. Di sana ada meja kerja yang terbuat dari marmer berwarna abu, yang biasa digunakan saat Wihaldy bekerja.  "Nona! Anda bisa menunggu Tuan di sini. Sebentar lagi Tuan kembali!" ucap Fay sesuai dengan apa yang dikatakan oleh sekretaris bosnya tadi di telepon.  Mendengar hal itu, Danisha pun mengerti. Ia mengangguk, duduk dengan tenang di sofa sambil menatap kiri dan kanan dan memperhatikan sekelilingnya.  "Baiklah! Kalau ada apa-apa, Anda bisa menghubungi saya!" ucap Fay lagi.  Setelah itu, Fay keluar dari ruangan itu.  Ditinggal sendirian di ruangan mewah itu, Danisha merasa gugup. Ini pertama kalinya ia masuk dan bahkan duduk di ruang kerja Wihaldy setelah mereka bersama. Ia pun menatap sekeliling, memperhatikan setiap sudut ruangan itu, khawatir ada kamera tersembunyi yang sedang memperhatikan dirinya. Ketik

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 61 Di Luar Dugaan

    Di luar gedung perusahaan, Danisha berjalan perlahan sambil melamun. Saat ini, dirinya tidak tahu harus pergi ke mana dan harus bagaimana? Pemecatannya yang tiba-tiba ini membuatnya syok dan juga tidak percaya. Tid! Dari belakangnya, sebuah mobil keluar dari kawasan itu lalu membunyikan klakson saat akan melewati Danisha. Tanpa rasa curiga, Danisha segera menyingkir ke samping. Ia melihat seseorang yang ada di dalam mobil menurunkan kaca mobilnya, lalu menatap Danisha dengan penuh keangkuhan. Setelah berpapasan, kacanya kembali diturunkan, dan mobil itu melaju pergi. "Eh ... itu?" Danisha terdiam sejenak. Ia ingat dengan wajah itu. Wanita yang baru saja lewat di depannya memakai make up tebal, juga kacamata dan topi berjaring hitam yang menutupi mata dan sebagian dari wajahnya. Tapi walaupun begitu Danisha bisa dengan mudah mengenalinya. "Jane! Apa dia dari kantorku?" gumam Danisha sambil terus menatap mobil yang mulai menghilang di balik jalanan yang lumayan padat itu. "

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 60 Dipecat

    Di jam 7 pagi, Danisha keluar dari tempat tinggalnya dengan pakaian rapi yang lengkap dengan tas dan sepatu. Ia turun ke bawah, lalu masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir di depan gedung apartemen.   Bruk!   Danisha menutup pintu mobilnya. Ia duduk di depan, samping Stefia yang akan mengemudi.   "Ayo!" ajak Danisha sambil memakai sabuk pengaman.   Setelah itu mereka pergi dari sana dan berjalan menuju kantor tempatnya bekerja.   Pagi ini, Danisha sudah menelepon Wihaldy di kamarnya, meminta ijin pada pria itu untuk pergi ke kantor bersama Stefia. Jadi, sopir pribadinya tidak perlu mengantarnya pergi ke kantor.   Di perjalanan, Stefia penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa teman baiknya itu ingin pergi ke kantor bersama, sedangkan Stefia baru saja punya kendaraan roda empat hasil kreditnya kemarin. Danisha sendiri pun ada mobil dan sopir pribadi yang akan mengantarnya ke manapun dia pergi.   "Ada apa, Sha? Apa kalian bertengkar lagi?"   "Kalau tidak, kau tidak

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status