Share

Bab 6 Saya Bukan Suami Anda

Penulis: Tusya Ryma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 18:28:37

Pria di depannya ini benar-benar sudah gila.

Tadi, Bian menjemput Danisha di rumah orang lain layaknya suami yang baik. Tapi sekarang, dia menurunkannya seperti akan menurunkan seekor domba dari mobilnya, sangat kasar dan arogan.

Tanpa membuang waktunya lagi, Danisha pun segera membuka sabuk pengamannya, keluar dari mobil, lalu membuka bagasi belakang sesuai arahan dari Bian.

Melihat ada koper hitam yang memang miliknya, Danisha langsung mengangkatnya, lalu menurunkannya ke tanah.

Setelah itu, Bian benar-benar pergi. Dia mengunjak gasnya dengan kuat seperti akan menerbangkan mobil dua baris itu ke langit.

Melihat mobil dan orangnya sudah pergi, Danisha pun terdiam. Ia membeku di pinggir jalan yang gelap dengan tinju yang terkepal erat di dalam pakaian.

Ia pun tidak menyadari, orang yang menolongnya semalam mengikutinya dari belakang. Dan sekarang dia sedang memperhatikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh.

"Ah, sudahlah! Lebih baik seperti ini. Dia pergi aku pun pergi! Toh pernikahan ini sudah hancur berkeping-keping, sudah tidak bisa diperbaiki lagi!" ucap Danisha sambil melamun.

Ini merupakan nasib yang sangat buruk sepanjang hidupnya. Dulu, ibunya meninggal pada saat melahirkan dirinya. Ayahnya pun menikah lagi dengan janda beranak satu dan membawa anaknya ke rumah. Danisha selalu dibeda-bedakan dan tidak pernah disayang oleh ibu tirinya. Namun, itu bukan masalah besar, dunianya masih aman selagi ayahnya masih mencintainya. Tapi sekarang ... tuduhan keji dan perlakuan buruk dari suami dan ibu mertuanya itu telah menyakiti hati dan perasaan Danisha. Selamanya, ia tidak akan memaafkan mereka.

"Taksi!" panggilnya pada taksi yang lewat.

Taksi pun berhenti di depannya.

Danisha segera masuk ke dalam taksi, lalu pergi menuju tempat tinggalnya yang baru, yang seharusnya ditempati oleh dirinya dan Bian setelah mereka menikah.

***

Malam hari, di sebuah bar ternama yang ada di pusat kota, Danisha memakai pakaian seksi berupa atasan tanpa lengan yang dipadukan dengan rok mini sepaha dan sepatu boots kulit berwarna hitam, duduk bersama teman wanita sambil makan dan minum.

Hari ini Danisha sangat stres dengan masalah yang menimpanya. Ia ingin minum-minum sampai mabuk dan sampai dirinya tidak mengingat apapun lagi.

"Udah lah, Sha! Jangan minum lagi. Walau mabuk sampai pingsan sekalipun, itu tidak akan membuat statusmu berubah, kan? Kau akan tetap menyandang status janda karena si brengsek Bian itu sudah mengajukan gugatan perceraian ke pengadilan!" ucap Stefia—teman baik Danisha sekaligus rekan kerja di kantor—sambil mengambil gelas kecil yang sudah kosong dari tangan Danisha.

Danisha sudah menceritakan semuanya pada Stefia tentang nasib buruk yang baru saja menimpanya. Stefia pun sangat syok dan tidak percaya kalau tidak melihat luka di kening, juga memar di bahu dan lengannya karena tendangan dari Bian. Padahal sebelumnya Danisha dan Bian sudah menggelar pesta pernikahan yang meriah di sebuah hotel berbintang yang ada di pusat kota dengan tamu yang beragam. Dari mulai rekan kerja Danisha di kantor sampai para konglomerat yang merupakan rekan bisnis Bian dan keluarganya. Mereka semua hadir dan ikut memeriahkan acara tersebut. Tidak ada yang menyangka kalau akhirnya akan seperti ini.

"Ya, kau benar! Aku tetap akan menyandang status janda! Itu sangat lucu kan, haha ...."

Mulutnya tertawa lebar, namun matanya mengeluarkan air yang cukup deras dari ujung matanya.

"Sini! Aku mau minum lagi. Aku mau minum sampai mati!" gerutunya sambil merebut gelas dari tangan Stefia.

Danisha yang sudah mabuk pun kembali mengambil minuman. Ia tertawa, menertawakan kebodohannya yang mudah sekali difitnah oleh orang lain.

“Ah ….”

Lama kelamaan kepalanya terasa pusing.

Danisha bangkit berdiri, lalu pamit untuk pergi ke toilet.

“Sini … biar aku antar!” ucap Stefia dengan cemas. Ia pun memegang tangan Danisha, bermaksud untuk memapahnya.

“Tidak! Aku bisa sendiri,” balas Danisha sambil menghempaskan tangan Stefia.

Setelah itu, ia pergi ke ke belakang sendiri.

Di toilet yang nampak sepi, Danisha berjalan sempoyongan menuju bilik yang terbuka. Ia pun duduk di kloset sambil memijat keningnya yang terasa sakit.

"Ahhh! Sakit sekali!"

Di dalam toilet, Danisha tidak buang air kecil, juga tidak buang air besar. Ia hanya duduk sambil merasakan kepalanya sakit dan perutnya terasa mual.

Semakin lama mualnya semakin terasa, Danisha pun segera keluar dari bilik toilet, berlari ke arah wastafel, lalu membungkuk untuk memuntahkan sesuatu yang sudah ada di tenggorokannya.

Setelah berkumur dan mencuci tangan, Danisha bergeras pergi ke luar.

Dari pintu masuk utama, Danisha yang berjalan sempoyongan tiba-tiba menabrak seseorang yang baru masuk ke toilet sampai hidung dan keningnya terasa sakit. Pria bertubuh tinggi dan gagah dengan wangi yang sangat khas itu segera menunduk, menatap Danisha yang juga menatapnya.

Namun, detik berikutnya Danisha malah pingsan di pelukan pria itu.

***

Di dalam mobil dengan interior yang sangat mewah, Danisha duduk sambil membuka mata sedikit demi sedikit. Antara sadar dan tidak, ia bergumam dan memarahi pria yang ada di sampingnya.

"Dasar brengsek! Kau menuduhku tidur dengan pria lain. Jangankan tidur dengan pria lain, denganmu pun aku belum pernah! Asal kau tahu, aku masih perawan sampai detik ini. Kalau tidak percaya, coba saja sekarang!" Danisha mulai melantur.

Ia memaki sambil menunjuk-nunjuk pria di sampingnya. Dipikirnya pria itu adalah Bian.

Bukannya menjawab, pria itu malah menyalakan mesin mobil, lalu membawa mobilnya keluar dari bar tersebut.

Melihat mobilnya berjalan, Danisha yang sedang mabuk pun segera bertanya, "Bian! Kau mau membawaku ke mana? Kita sudah berpisah, aku tidak ingin ikut denganmu!"

"Eh!" Pria itu terkesiap. Dia pun menjelaskan, "Maaf Nona, saya bukan suami Anda! Nama saya Wihaldy!"

"Hah .... Wihaldy? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu!" balas Danisha sambil berpikir.

"Wihaldy! Apa kau mau menculikku?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 65 Bisa Melakukannya

    Di malam hari, Danisha keluar dari kamarnya dengan memakai gaun seksi yang sangat cantik lengkap dengan make up dan tataan rambut yang diikat ke atas. Ia menenteng tas kecilnya sambil berjalan ke arah ruang keluarga. Di sofa, Rachel sedang duduk santai sambil memeluk toples bening berisi makanan. Satu tangan memegang makanan dan dimasukan ke dalam mulut. Sedangkan matanya terfokus pada acara di televisi. Ketika Danisha berjalan ke ruangan itu, tiba-tiba Rachel berhenti mengunyah. Dia terdiam dengan mulut yang penuh dengan makanan, menatap Danisha dengan heran. "Kau mau pergi ke mana?" tanya Rachel sambil memperhatikan Danisha dari ujung kaki hingga ujung kepala. Selain sangat cantik, adik tirinya itu semakin sempurna dengan perhiasan yang berkilau berupa kalung, anting dan juga gelang. Rachel pun mengerutkan kening sambil terus memperhatikan. "Aku mau keluar sebentar! Kalau ada orang asing datang, pintunya jangan dibuka. Berpura-pura lah di sini tidak ada orang!" ucap Danisha memb

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 64 Sampai Bian Kembali

    Danisha terdiam. Ia terkejut dengan tindakan pria di depannya yang tiba-tiba menciumnya dengan lembut. Detik berikutnya, Danisha terhanyut dan memejamkan mata sambil menikmati gerakan pria itu. Tadi, dirinya sedang bersembunyi, lalu mendengar pembicaraan Wihaldy dengan mantan tunangannya tentang keinginan keluarga yang ingin mereka menikah. Awalnya, Danisha marah dan cemburu dengan pembicaraan dan sikap Jane yang terus menggoda Wihaldy. Namun, saat Wihaldy menolak dan menegaskan bahwa dia tidak akan menerima Jane lagi, hati Danisha menjadi hangat. Ia tidak menyangka, pria kaya dan tampan itu akan menolak pernikahan dengan wanita kaya itu. Bahkan semua anggota keluarga mereka sangat menantikan bersatunya Wihaldy dengan Jane. "Enh ...." Tiba-tiba Wihaldy melepaskan pautan bibir mereka. Ia bertanya dengan pelan sambil menatap Danisha dengan mata sendu, "Ada apa?""Apa ada yang membuatmu tidak nyaman?" tanyanya lagi sambil menatap kiri dan kanan. Tiba-tiba dia tersenyum, lalu mencolek

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 63 Apa yang Pacarku Lakukan

    "Kenapa neraka?" tanya Jane sambil tersenyum, seolah dirinya tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Wihaldy. "Kalau kita menikah, bukankah itu akan menjadi surga dunia yang sangat indah?" ucap Jane sambil bangkit berdiri. Dia berjalan menghampiri Wihaldy sambil menatapnya dengan tajam. "Haha!" Namun, tiba-tiba Jane tertawa. "Aku jadi ingat, pacarmu yang cupu itu tadi keluar dari kantornya dengan kasihan." "Ckckck, suruh siapa dia bersaing denganku? Dia akan kalah dalam segala hal," cibirnya lagi sambil tersenyum membayangkan kemenangannya akan sesuatu hal. Mendengar hal itu, Wihaldy mengerutkan kening. Ia membuyarkan lipatan kakinya, lalu meminta Jane untuk menjelaskan apa yang dia katakan tentang pacarnya. "Apa yang kau lakukan di tempat kerja Danish?" "Kenapa? Apa kau begitu peduli pada pacarmu? Haha!" Jane tertawa lagi. Dia duduk di samping Wihaldy, lalu mencondongkan tubuhnya pada pria itu dengan gerakan yang sangat menggoda. "Kalau kubilang, aku baru s

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 62 Orang Tua Kita?

     Di dalam ruangan yang luas dan bersih, juga dekorasi yang sangat mewah dan modern, Danisha duduk di sofa kulit sambil menatap kagum pada semua yang ada di depannya. Di sana ada meja kerja yang terbuat dari marmer berwarna abu, yang biasa digunakan saat Wihaldy bekerja.  "Nona! Anda bisa menunggu Tuan di sini. Sebentar lagi Tuan kembali!" ucap Fay sesuai dengan apa yang dikatakan oleh sekretaris bosnya tadi di telepon.  Mendengar hal itu, Danisha pun mengerti. Ia mengangguk, duduk dengan tenang di sofa sambil menatap kiri dan kanan dan memperhatikan sekelilingnya.  "Baiklah! Kalau ada apa-apa, Anda bisa menghubungi saya!" ucap Fay lagi.  Setelah itu, Fay keluar dari ruangan itu.  Ditinggal sendirian di ruangan mewah itu, Danisha merasa gugup. Ini pertama kalinya ia masuk dan bahkan duduk di ruang kerja Wihaldy setelah mereka bersama. Ia pun menatap sekeliling, memperhatikan setiap sudut ruangan itu, khawatir ada kamera tersembunyi yang sedang memperhatikan dirinya. Ketik

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 61 Di Luar Dugaan

    Di luar gedung perusahaan, Danisha berjalan perlahan sambil melamun. Saat ini, dirinya tidak tahu harus pergi ke mana dan harus bagaimana? Pemecatannya yang tiba-tiba ini membuatnya syok dan juga tidak percaya. Tid! Dari belakangnya, sebuah mobil keluar dari kawasan itu lalu membunyikan klakson saat akan melewati Danisha. Tanpa rasa curiga, Danisha segera menyingkir ke samping. Ia melihat seseorang yang ada di dalam mobil menurunkan kaca mobilnya, lalu menatap Danisha dengan penuh keangkuhan. Setelah berpapasan, kacanya kembali diturunkan, dan mobil itu melaju pergi. "Eh ... itu?" Danisha terdiam sejenak. Ia ingat dengan wajah itu. Wanita yang baru saja lewat di depannya memakai make up tebal, juga kacamata dan topi berjaring hitam yang menutupi mata dan sebagian dari wajahnya. Tapi walaupun begitu Danisha bisa dengan mudah mengenalinya. "Jane! Apa dia dari kantorku?" gumam Danisha sambil terus menatap mobil yang mulai menghilang di balik jalanan yang lumayan padat itu. "

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 60 Dipecat

    Di jam 7 pagi, Danisha keluar dari tempat tinggalnya dengan pakaian rapi yang lengkap dengan tas dan sepatu. Ia turun ke bawah, lalu masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir di depan gedung apartemen.   Bruk!   Danisha menutup pintu mobilnya. Ia duduk di depan, samping Stefia yang akan mengemudi.   "Ayo!" ajak Danisha sambil memakai sabuk pengaman.   Setelah itu mereka pergi dari sana dan berjalan menuju kantor tempatnya bekerja.   Pagi ini, Danisha sudah menelepon Wihaldy di kamarnya, meminta ijin pada pria itu untuk pergi ke kantor bersama Stefia. Jadi, sopir pribadinya tidak perlu mengantarnya pergi ke kantor.   Di perjalanan, Stefia penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa teman baiknya itu ingin pergi ke kantor bersama, sedangkan Stefia baru saja punya kendaraan roda empat hasil kreditnya kemarin. Danisha sendiri pun ada mobil dan sopir pribadi yang akan mengantarnya ke manapun dia pergi.   "Ada apa, Sha? Apa kalian bertengkar lagi?"   "Kalau tidak, kau tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status