Share

Diceraikan Mantan Suami, Ternyata Aku ....
Diceraikan Mantan Suami, Ternyata Aku ....
Penulis: Semangka

Bab 1

[ Suamimu selingkuh. ]

Di saat Lillia Sentana menerima pesan dari sahabatnya, dia baru saja menyelesaikan suntikan ovidrel untuk merangsang sel telur. Sambil menahan rasa sakit di perutnya, dia bersandar di bangku klinik untuk beristirahat.

Rambutnya hitam legam dan kulitnya putih mulus. Meski wajahnya terlihat pucat, kecantikannya tidak berkurang sama sekali. Semua orang yang berjalan melewatinya, tak kuasa untuk berpaling meliriknya sekilas.

Lillia menarik napas dalam-dalam, jarinya menyentuh layar ponsel untuk membuka foto yang dikirimkan sahabatnya. Ternyata itu adalah foto Claude yang sedang memeluk seorang wanita berpakaian merah muda keluar dari hotel.

Wajah pria itu yang awalnya dingin, kini terlihat sangat lembut saat menundukkan kepalanya. Lillia juga mengenal wanita itu. Dia adalah cinta pertama Claude, Nikita Mawardi.

Begitu tersadar dari lamunannya, Lillia langsung menelepon Claude. Setelah terdengar nada sambung yang lama, pria itu akhirnya menjawab, "Ada apa?"

"Apa kamu pulang malam ini?" Lillia sebenarnya ingin bertanya apakah Claude masih ingin pulang ke rumah. Namun jelas sekali panggilannya itu telah mengganggu kesenangan Claude. Setelah terdiam beberapa detik, Claude berkata dengan tidak sabaran, "Apa kamu begitu terburu-buru?"

Mata Lillia memerah mendengar perkataan Claude. Meski merasa sakit hati dengan ucapan Claude, nada bicara Lillia tidak terdengar sedih. "Apa kamu lupa dengan hari ini?"

Mereka menikah secara diam-diam selama tiga tahun. Setiap bulan, mereka akan berhubungan badan secara rutin. Selain dari waktu itu, keduanya memang jarang bertemu. Hari ini adalah hari peringatan pernikahan mereka, juga saatnya Claude pulang ke rumah. Claude telah berjanji akan menemaninya bulan lalu.

Claude menyela ucapannya dengan tidak sabaran, "Aku akan pulang malam nanti, kamu tenang saja."

Seusai bicara, dia langsung mematikan teleponnya. Mendengar nada sambung yang terputus, hati Lillia terasa perih. Dia mendongak sesaat dan menarik napas dalam-dalam, lalu menelepon sahabatnya, Moonela, untuk menjemputnya.

Sepuluh menit kemudian, terdengar suara langkah kaki di lorong rumah sakit. Wanita itu berambut pendek, dengan cat biru dan highlight perak. Rambutnya berkibar ditiup angin, membuatnya terlihat sangat keren. Moonela mengabaikan pandangan semua orang yang melihatnya. Dia mengangkat alisnya dan berjalan ke arah Lillia.

Melihat wajah Lillia yang pucat, Moonela memarahinya dengan kesal, "Dia sudah seperti itu dengan Nikita, apa gunanya lagi kamu suntik hormon?"

Lillia hanya menunduk dan terdiam. Dia tahu bahwa pernikahannya dengan Claude sedari awal memang bukan atas dasar cinta. Kakek Claude yang terus memaksa untuk menjodohkan keduanya. Saat pernikahan itu ditetapkan, Lillia juga tidak menolaknya. Dalam hatinya justru diam-diam merasa senang. Dia telah menyukai Claude sangat lama.

Namun setelah menikah, Lillia baru tahu bahwa Claude memiliki seorang kekasih bernama Nikita. Kakeknya tidak menyukai latar belakang keluarga Nikita, sehingga menggunakan Lillia sebagai kambing hitam. Claude tidak ingin mengakui keberadaan Lillia, sehingga status pernikahan mereka terus dirahasiakan selama tiga tahun ini.

Lillia tidak peduli dengan semua itu, dia berpikir bahwa dirinya akan bisa meluluhkan hati Claude suatu saat. Dia akan membuat Claude melupakan Nikita, dan hidup bahagia bersamanya. Kini setelah Nikita muncul, Lillia baru mengerti seberapa bodohnya dirinya.

Sepulangnya ke rumah, Lillia langsung mandi. Saat melihat piama seksi yang diletakkannya di ranjang, hati Lillia merasa getir. Dia berkata pada dirinya sendiri, ini adalah kesempatan terakhir baginya dan Claude.

Saat tengah malam, pinggang Lillia dipeluk erat oleh sebuah tangan yang terasa sejuk. Napas pria itu yang panas berembus di telinga Lillia, seakan-akan hendak membakar dirinya. Lillia merasa kaget dan terbangun, lalu mengangkat kakinya secara refleks.

Gerakan Claude sangat cepat, dia langsung menahan kaki Lillia dan menepiskannya ke samping. Kemudian, pria itu menindih tubuh Lillia hingga membuat posisi keduanya tampak mesra saat ini. Lillia masih belum tersadar sepenuhnya karena baru bangun.

Namun, dia dengan cepat menyadari itu adalah Claude. Setelah itu, dia merangkulkan tangannya ke leher Claude dan memeluknya dengan erat. Pandangan pria itu terjatuh pada pakaian Lillia. Napasnya juga mulai memburu saat berkata, "Kamu menyuruhku pulang karena ini?"

Tubuh Lillia terasa kaku sejenak. Kemudian, dia berkata sambil tertawa, "Iya, aku baru belajar gaya baru." Selama ini, Lillia yang selalu berinisiatif dalam hubungan mereka. Baik dari menjalani suntikan hormon, meminum sup nutrisi, ataupun meneliti gaya saat berhubungan, Lillia rela mencoba segala cara demi bisa hamil.

Mengingat semua ini hanya demi bisa hamil, Claude pun kehilangan minatnya. Dia mendorong Lillia untuk berdiri, lalu mengambil tisu basah di depan ranjang untuk mengelap tangannya dengan perlahan.

Claude mengelap tangannya dengan saksama. Seakan-akan baru menyentuh benda kotor, dia menyeka setiap inci tangannya tanpa terlewatkan sama sekali. Setelah itu, dia membuang tisu basah itu ke tong sampah, lalu berkata dengan nada dingin, "Kamu membuntuti Nikita karena hal ini?"

Lillia tertegun sejenak. Setelah beberapa saat, dia baru menyadari bahwa yang disebutkan Claude itu sepertinya adalah foto mereka yang diambil oleh paparazi. Meski kalimatnya berbentuk pertanyaan, nada bicara Claude malah terdengar sangat yakin.

Claude sepertinya sengaja pulang untuk mencari keadilan demi kekasih gelapnya. Hati Lillia terasa dingin, seolah-olah membeku. Setelah terdiam sesaat, dia duduk di ranjang dan memakai roknya dengan sembarangan. Wajah cantiknya terlihat begitu dingin, jauh berbeda dengan ekspresinya yang begitu berinisiatif tadinya.

Lillia berkata tanpa sungkan, "Iya, kamu berbuat macam-macam dengan mantan pacarmu dan malah merahasiakan pernikahan kita. Jangankan mengutus paparazi, aku nggak menyuruh orang menggerebek kalian karena takut akan mempermalukan sekeluarga!"

Claude tertegun mendengarnya. Dia sudah terbiasa dengan sikap Lillia yang penurut, kini Claude tidak menyangka Lillia akan seketus ini ketika marah. Ternyata memang tidak bisa menilai orang dari penampilannya.

Claude tiba-tiba marah, lalu mendorongnya. "Jangan pakai pikiran kotormu itu untuk menilai Nikita. Dia berbeda denganmu."

Bagi Claude, Lillia adalah wanita licik yang menghalalkan segala cara, sedangkan Nikita adalah wanita polos yang suci. Usaha yang dilakukan Lillia selama tiga tahun bahkan tidak sebanding dengan satu lirikan dari Nikita.

Lillia merasa dirinya benar-benar bodoh karena menyukai pria ini selama ini! Pria berengsek seperti ini seharusnya dicampakkan saja saat dia muda. Lillia malah menganggap pria ini sebagai hartanya selama ini. Setelah terdiam beberapa saat, Lillia mendongak, lalu berkata, "Claude, kita cerai saja."
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Catoer
jujur ak suka baca di lapak ini. karena cerita sama hy beda nama pemain sj
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status