Share

4. Rindu

Angel pergi dari tempat itu dengan rasa kesal yang amat sangat. Ia tidak menghiraukan teriakan dari Devan. Ia tidak habis fikir, Bagaimana bisa alamat yang tertera di dompet itu bukan alamat dari sang pemilik dompet? Malah monster tidak waras itu yang ia temui. Saat Angel baru tiba di depan gerbang, Pak Tejo bertanya kepada Angel.

"Loh kok sudah pulang non? Apa tuan tidak menemui nona di dalam?" Tanya Pak Tejo.

Angel yang merasa kesal memilih berlalu dengan menatap Pak Tejo dengan tatapan tajam. Seketika itu juga pak Tejo tidak berani bertanya lagi.

"Hii ... cantik-cantik kok jutek. Apa aku tadi salah ngomong ya?"

Angel sepanjang jalan menggerutu. Ia merasa kalau dunia terlalu sempit, Sehingga di mana-mana ia bertemu dengan pria itu.

"Entah kenapa kalau aku merasa dunia begitu sempit sekarang."

Angel pulang menggunakan ojek online. Ia meminta kepada si pengemudi ojol untuk menurunkan kan nya di taman. Angel mencoba berusaha untuk meredakan emosi nya. Angel pun memilih untuk duduk di sekitar taman sambil membuka novel nya.

"Lebih baik aku melanjutkan membaca novel ku, Daripada aku memikirkan dompet sialan ini. Karena dompet ini aku ketemu cowok berengsek tempo hari."

Angel meletak kan dompet itu di sebelah nya. Belum sempat Angel membuka novel nya, tiba-tiba saja ada sepasang tangan mungil yang menutup mata nya dari belakang. Dari harum wangi nya, Angel seperti teringat dengan anak kecil tempo hari yang ia tolong.

"Coba tebak siapa aku Tante? Hihihi ...," tanya anak itu dengan cekikikan.

"Waaahh siapa yaa? Kaya nya tante tau deh ini siapa," jawab Angel menanggapi anak manis yang sedang tertawa.

"Hahaha, ayo Tante tebak siapa aku?" Kata anak kecil tersebut dengan suara lucu nya.

Angel membalik badan nya tetapi dengan mata yg pura-pura terpejam.

"Ini anak kecil yang mau tante bawa pulang. Mau ante jadiin guling Tante," jawab Angel sambil menggelitiki anak kecil itu.

"Ahaha ... ampun Tante, geli, ahahaha, geli Tante " jawab Febby sambil tertawa-tawa. Ya, anak manis ini Febby. Entah apa yang Febby lakukan di sekitar taman ini?

"Emmuaach ... emmuaach, kamu ngapain sayang disini? Tante kangen looh sama Febby," Tanya Angel pada Febby yang ada di pelukan nya.

"Febby cari Tante Angel disini, ( Angel adalah panggilan dari Febby untuk Angelica) Febby juga kangen sama Tante. Febby susah tidur Tante, semenjak Febby ketemu sama Tante waktu itu,  Febby mau Tante Angel selalu ada kapan aja kalo Febby cari dan Febby butuhin. Daddy selalu sibuk kerja Tante, jadi Febby kalau di rumah cuma sama mbak Ica. Febby bosen Tante kaya gitu terus, Febby mau ada yang nemenin Febby main. Maka nya Febby kesini sama Mang Deden cari Tante. Mau Febby ajak pulang biar bisa main sama Febby." Jelas Febby kepada Angel.

"Tante Angel? Kenapa jadi Tante Angel? Terus Febby kesini daddy tau gak? Emang nya mommy nya Febby kemana? Kok Febby bisa ngerasa bosen? Kan mommy nya Febby bisa nemenin Febby main di rumah." Tanya Angel beruntun kepada Febby.

Wajah cantik dan imut Febby yang ceria Seketika berubah jadi sendu. Angel seketika merasa bersalah dengan anak itu. Angel merasa ada yang salah dengan pertanyaan nya.

"Maafin Tante ya sayang kalo Tante salah tanya sama Febby. Maaf kalo Tante buat Febby jadi sedih. Ya udah gak usah di jawab pertanyaannya."

"Enggak kok Tante, Tante Angel gak salah. Febby boleh kan manggil Tante dengan panggilan Tante Angel?" Tanya Febby yang belum menjawab peranyaan dari Angel, "Daddy gak tau Tante kalo Febby kesini cari Tante. Daddy juga  bilang ke Febby kalau mommy nya Febby udah ada di surga waktu ngelahirin Febby. Febby mungkin nakal ya tante, maka nya mommy gak mau liat Febby, gak mau temenin Febby main? Hiks ... hiks ... hiks ..., " jawab Febby yang sudah terisak karena menangis.

"Sssstt Febby gak boleh bilang kaya gitu. Mommy nya Febby udah bahagia di surga, mommy nya Febby selalu liat Febby dari atas sana sambil jagain Febby loh. Febby tuh gak nakal, Febby tuh anak yang cantik dan pintar. Mommy nya Febby pasti bahagia banget karena punya anak yang lucu kaya Febby. Jadi Febby gak boleh sedih lagi donk, masa anak pintar cengeng. Hayoo Tante cium terus nih ... emmuaach, emuuach, emmuach. Hayoo masih nangis lagi? Cium lagi nih,"

"Hahaha hahaha udah Tante geli ah. Iya iya Febby gak nangis lagi, tapi Tante Angel mau kan nemenin Febby main? Mau ya Tante, ya, ya, ya?" Pinta Febby dengan mata Puppy eyes nya.

"Baiklah, Tante mau main sama Febby tapi ada syaratnya. Kita main nya di tempat Tante Ana aja gimana? Terus kita juga harus kasih tau daddy kalu Febby ada sama Tante. Kasihan nanti Daddy cemas khawatirin Febby yang gak ada di rumah sama Mbak Ica,"

"Oke tante Febby setuju. Tapi nanti daddy marah gak ya sama Febby, karena Febby pergi gak bilang sama daddy? Febby jadi takut tante,"

"Lain kali gak boleh gini ya sayang, kasihan daddy kalo sampek tau Febby gak dirumah. Ya udah, sekarang kita cari Mang Deden nya dimana, terus kita kerumah Tante Ana. Nanti kita bilang sama Mang Deden supaya kasih tau Daddy kalau Febby ada sama Tante Ana. Jadi nanti kalau daddy jemput Febby, nanti Febby minta maaf ya sayang sama daddy. Bilang ke daddy kalau Febby gak akan ulangin ini lagi. Pasti daddy gak akan marah ke Febby." Jelas Angel ke Febby agar anak kecil itu tidak merasa takut lagi.

Angel memang sosok yang penyayang terhadap anak kecil. Ia sangat menyukai anak-anak, apa lagi anak ceria seperti Febby. Entah kenapa Angel merasakan rindu nya terbayar kan setelah bertemu dengan Febby. Mendadak emosi nya hilang setelah berbincang-bincang dengan anak kecil itu. Angel sangat menyayagi Febby, entah lah, Angel sendiri bingung kenapa dia bisa merasakan hal itu kepada Febby.

"Itu Mang Deden, Tante," tunjuk Febby pada seorang yang tengah duduk di kedai kopi ya ada di sekitar taman.

Feeby dan Angel menghampiri mang Deden yang sedang asik berbincang dengan pemilik kedai.

"Mang Deden, nanti bilangin sama Daddy ya kalau Febby ada di rumah Tante Angel. Febby mau main sama Tante Angel di rumah Tante Angel," pinta Febby sekaligus menjelaskan apa yang ia inginkan.

"Tapi Non, nanti Mang Deden bisa di marah sama Tuan Mario kalau Non gak ada di rumah sama Mbak Ica, tapi Non malah keluar main dengan orang yang belum Non kenal," kata Mang Deden sambil memperhatikan Angel.

"Mang Deden bilang aja kalau Febby ada sama Tante Angel. Lagian juga Daddy udah tau Tante Angel kok, Mang. Bilangin ya Mang Deden ya, ya, ya," pinta Febby sambil menunjukkan puppy eyes andalan nya.

Lagipula, siapa yang bisa menolak anak itu kalau sudah merengek seperti ini.

"Ya sudah baiklah, tapi Mang Deden ya yang anter Non ke tempat Mbak ini," pinta Mang Deden agar dia tau, dimana rumah orang yang membawa Nona kecil nya itu .

"Oke. Ayo Mang Deden cepetan!! Febby gak sabar mau ke rumah Tante Angel," kata Febby sambil berlari-lari menuju mobil nya.

"Jangan lari-lari sayang, nanti jatuh!" teriak Angel karena melihat Febby berlarian seperti itu. Lalu Angel  mengikuti Mang Deden yang mengajak nya menuju ke arah mobil nya.

Sampai di rumah nya Angel, Mang Deden pun berpamitan untuk memberitahu Tuan nya kalau Nona muda nya ada bersama wanita yang di sebut dengan Tante Angel.

****

Mang Deden tiba di kantor Tuan nya, lalu masuk ke ruangan dengan di antar oleh petugas keamanan.

tok ...

tok ...

tok ...

"Masuk!" jawab Mario.

Ceklek

Suara pintu ruangan di buka setelah mendapat izin dari sang pemilik ruangan.

"Ada apa Mang, tumben datang ke sini," tanya Mario sambil memperhatikan supir putrinya itu yang terlihat gugup.

"Anu Tuan, Non Febby tidak di rumah. Tadi Non Febby meminta saya untuk mengantarkan nya ke taman. Dia bilang, dia mau cari seseorang yang kata nya suka duduk di taman itu, Tuan."

Mario mengernyitkan keningnya setelah mendengarkan apa yang supirnya itu katakan.

"Tapi gak lama Non Febby dateng dengan seorang wanita yang di panggil Non Febby dengan panggilan Tante Angel. Non Febby bilang, dia mau main ke rumah wanita itu, dan meminta saya untuk memberi tahu Tuan. Tapi non Febby bilang, Tuan kata nya tau dengan wanita yang disebut dengan Tante Angel itu. Saya tau Tuan diman rumah wanita itu, karena saya tadi yang mengantar Non Febby ke sana," imbuh mang Deden menjelaskan kepada Tuan nya. Dia sendiri khawatir dengan diri nya yang akan kena marah, bila Tuan nya tahu putri satu-satunya tidak ada di rumah.

"Ya sudah kamu boleh pulang, saya tau kok wanita yang ada sama putri saya," kata Mario dengan supir pribadi nya itu.

Setelah mang Deden pulang, Leon memijit pangkal hidung nya yang terasa agak pusing. Ia tidak mengerti dengan tingkah putri kesayangan nya semenjak bertemu dengan wanita itu.

Setelah pertemuan singkat mereka waktu itu, Febby tidak habis-habisnya membahas Tante Angel-nya itu. Febby jadi kurang tidur, tidak nafsu makan, yang selalu ia fikirkan hanyalah bertemu dengan Tante Angel-nya itu. Mario sampai di buat sakit kepala karena tingkah putri nya itu. Dan ini malah Febby minta di antar dengan Mang Deden untuk mencari Tante Angel-nya. Entah bagaimana jika putri nya itu kalau tidak bertemu dengan Tante Angel nya?

Mario mengeluarkan ponsel nya, lalu mengiri pesan dari aplikasi berwarna hijau ke nomer ponsel Angel.

Hai, ini aku Leon. Maaf jika aku merepotkan mu kali ini. Aku titip putri ku padamu, maaf sekali lagi aku merepotkanmu. Aku akan menjemputnya setelah pekerjaan ku selesai. 

pesan sudah terkirim, namun belum ada tanda-tanda jika pesan nya di baca. Mario menghembuskan nafas kasar.

"Heemmmh ada-ada saja kali ini tingkah mu nak, tidak biasa nya kau seperti ini." Ucap Mario dengan lirih.

Mario melanjutkan pekerjaan nya. Ia ingin pekerjaan nya segera selesai, lalu dapat menyusul putri kesayangan nya itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status