Share

Bab 3. Dalam Gelap

Penulis: SunnyBells09
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-09 17:13:59

Semburat lembayung senja keemasan menghiasi langit sore, Alana menikmati pemandangan indah itu dari atas balkon kamarnya, sedangkan Cakra tengah berkutat kembali di ruang kerjanya. Ini adalah hari kedua setelah Alana mendapati dirinya tanpa busana saat bangun di pagi hari. Setelahnya tak ada lagi moment kedekatan dirinya dengan sang suami.

Meskipun statusnya kini telah berubah menjadi seorang istri, tetapi hingga kini Alana tak pernah merasakan sentuhan seorang suami. Semenjak menikah Cakra berubah menjadi acuh padanya, dengan alasan sibuk mengurusi pengembangan bisnisnya demi memenuhi gengsinya terhadap keluarga Alana.

Sebuah lengan kokoh tiba-tiba memeluknya dari belakang, Alana terperanjat karena kaget, dia langsung menoleh ke belakang.

“Mas Cakra?”

“Sedang apa istriku melamun sendiri disini? ini sudah hampir gelap loh, tidak baik berada di luar rumah saat seperti ini”

Antara terkejut dan bahagia, Alana membalikan tubuhnya dan balas memeluk suaminya. “Mas, aku kangen sama kamu”

“Aku juga sayang, ayo masuk jangan di luar seperti ini”

Mereka berdua pun masuk ke dalam kamar dengan Alana yang masih bergelayut manja pada lengan Cakra.

“Sayang, mas punya hadiah buat kamu”

“Apa itu mas?”

Cakra berjalan kearah lemari, dan membuka laci di dalamnya. Kini ditanganya terdapat sebuah kotak beludru berwarna biru. Disodorkanya kotak tersebut pada Alana.

“Ini apa mas?” dengan mata berbinar Alana menerima pemberian suaminya.

“Bukalah”

Sambil tersenyum Alana membuka kotak beludru tersebut, dilihatnya sebuah kalung berlian yang amat indah.

“Wah, mas.. ini.. indah sekali, pasti harganya mahal, mas kenapa membuang uangmu hanya untuk memberiku hadiah seperti ini?”

“Itu belum seberapa Alana, nanti aku akan sering memberikanmu hadiah seperti itu” Cakra tersenyum menatap wajah cantik istrinya, terlihat dia menelan salivanya dengan susah payah. “Kau sangat cantik Alana” ucapnya lagi dengan suara sedikit serak.

“Apa kau tidak akan memakaikan kalung ini di leherku mas? Mengapa kau berdiam diri terus disitu?”

Alana sengaja berkata dengan manja untuk menggoda suaminya, dan ternyata usahanya itu berhasil. Cakra terlihat beberapa kali menelan salivanya, jakunya naik turun saat Alana melangkah kearahnya untuk mengikis jarak diantara mereka, kemudian memutar tubuhnya membelakangi Cakra sambil menyibakan rambutnya kesamping.

Dengan tangan sedikit gemetar Cakra pun akhirnya memakaikan kalung hadiah darinya ke leher jenjang istrinya itu.

Alana langsung memutar tubuhnya saat dirasakanya kalung tersebut telah terpasang sempurna di lehernya.

“Kau.. semakin cantik Alana..”

Tiba-tiba Cakra melingkarkan lenganya di pinggang Alana dan menariknya semakin menempel pada tubuhnya. Alana pun mengalungkan kedua tanganya di leher Cakra.

“Mas Cakra...”

Suara Alana terdengar mendesah menyebut nama suaminya, membuat Cakra semakin gelisah, terlebih saat istrinya itu dengan berani menempelkan bibirnya dan juga menciumnya.

Ciuman Alana yang lembut dan menggoda itu mampu membangkitkan sesuatu dalam diri Cakra, hingga pria itu menggeram puts asa, dan membalas ciuman Alana dengan lebih dalam, dan bahkan tanganya kini telah menyusup kedalam pakaian Alana, serta meremas kuat gundukan kembar milik istrinya itu.

Saat keduanya sibuk memagut dan mencecap bibir masing-masing, tiba-tiba terdengar suara barang berat yang dibanting dengan kasar. Keduanya pun tersentak kaget.

“Apa itu mas?”

“Ya ampun... maafkan aku Alana, maaf...”

Cakra terlihat gugup dengan tatapan matanya yang terlihat cemas, dia pun melangkah mundur menjauh dari Alana untuk kemudian bergegas keluar dari kamarnya dan menutup pintu, meninggalkan Alana yang terbengong sendiri tak mengerti akan sikap suaminya itu.

Lama Alana tergugu dan menunggu, namun suaminya itu tak juga kembali ke kamar, akhirnya Alana merasa jenuh, dia pun keluar dari kamar.

Alana masih terheran akan perubahan sikap suaminya, setelah mendengar suara barang jatuh tadi. Cakra terlihat memucat dan ketakutan, dia langsung keluar kamar dan pergi entah kemana.

“Mas Cakra kenapa ya? Ko setelah bunyi keras tadi dia seperti ketakutan melihatku? Seolah melihat hantu saja”

Alana yang merasa heran dengan sikap suaminya itu mulai mencari dimana keberadaan Cakra saat ini, juga dia penasaran barang apa yang terjatuh tadi. Hingga langkah kakinya terhenti saat melewati ruang kerja pribadi suaminya itu.

“Ampuni saya, itu tadi hanya khilaf, maaf... saya janji tak akan mengulangi hal itu lagi”

Alana menghentikan langkahnya tepat di depan pintu ruang kerja suaminya, dia merasa heran karena mendengar suara Cakra yang menghiba memohon ampun pada seseorang. Alana pun mendekat kearah pintu yang sedikit terbuka itu, dia ingin melihat dengan siapa suaminya bicara.

Dengan mengernyitkan dahinya, Alana berusaha untuk melihat melalui celah pintu.

“Nyonya, anda sedang apa? bukankah mengintip itu hal yang tidak terpuji?”

Refleks Alana memutar tubuhnya saat mendengar teguran seseorang, dan mendapati pelayan yang bekerja dirumahnya itu sedang berdiri tak jauh darinya. “Astaga..! Hesti, kau membuatku kaget saja”

“Anda tidak boleh melakukan hal seperti itu nyonya, Tuan Cakra tidak akan menyukainya”                                                                                                                  

“Aku ini istrinya, dan kau disini cuma seorang pelayan Hesti. Jadi tolong kau urus saja tugasmu sana, jangan mencampuri urusan majikanmu!”

Alana menatap kesal pada pelayan yang sudah lama bekerja pada suaminya itu, dia tidak terima atas teguran yang dilakukan oleh Hesti padanya.

“Ada apa ini? mengapa kalian ribut disini?”

Belum sempat Alana melanjutkan kalimatnya yang hendak kembali menumpahkan kekesalanya pada Hesti, dari arah pintu telah berdiri Cakra Heryawan, suaminya.

“Maaf tuan, saya tidak bermaksud mengganggu Tuan Cakra” Hesti menundukan kepalanya saat melihat Cakra keluar dari ruangan tersebut.

“Mas, tolong kamu peringati karyawanmu itu, untuk menghormati aku sebagai nyonya rumah disini”

Dengan kesal dan menyentakan kaki ke lantai Alana pergi dari sana meninggalkan keduanya, dan memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

“Berani sekali si Hesti itu menegurku, bahkan kepala pelayan dirumahku tak ada satu pelayan pun yang berani menegur mama, apapun yang dilakukanya, karena mama adalah nyonya rumah” gerutunya masih dengan wajah ditekuk.

Alana bertekad akan mengadukan sikap Hesti pada Cakra, namun sesaat dia bingung karena khawatir suaminya itu akan bertanya balik padanya tentang apa yang dia lakukan di depan pintu ruang kerja Cakra.

“Tapi kalau terus dibiarkan pelayan itu bisa besar kepala nantinya, aku harus cari cara agar dia dipecat oleh Mas Cakra”

Karena rasa kesalnya pada pelayan di rumah itu, Alana sampai melupakan niatnya yang tadi hendak mencari tau benda apa yang terjatuh, juga tentang suaminya yang seolah sedang bersama seseorang di ruang kerjanya tadi.

***

Malam semakin larut, Alana sudah tak berniat lagi untuk menunggu suaminya memasuki kamar mereka, dia memilih pergi mandi dengan air hangat dan memanjakan dirinya dengan skincare dan bodycare yang dibelinya.

Setelah olesan terakhir body serum dan body lotion ke tubuhnya, Alana pun tersenyum puas.

“Harum sekali tubuhku, juga rasanya segar, namun sayang Mas Cakra tak memperhatikan istrinya ini yang sudah berdandan cantik dan wangi untuknya” kembali Alana kesal mengingat moment indahnya bersama Cakra tadi sore rusak gara-gara benda jatuh.

Alana pun mematikan semua lampu dan bersiap untuk tidur, dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Namun, pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dan kembali tertutup, setelah itu terdengar langkah kaki yang kian mendekat.

Alana berusaha menajamkan penglihatanya. Namun, hanya siluet hitam yang tertangkap oleh matanya. Punggung Alana terasa dingin saat bayangan hitam itu perlahan bergerak mendekat.

“Ssii... siapa disana?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 31. Ruangan Yang Terkunci

    Di dalam kamarnya, Alana langsung berselancar di dunia maya untuk mencari cara menggugurkan janin yang di kandungnya, karena ini bukanlah janin biasa, Alana pun mencari di beberapa situs, hingga kemudian ia teringat padaseorang dokter kenalan ibunya yang diam-diam menerima pekerjaan untuk aborsi bagi wanita muda yang hamil di luar nikah.“Apa aku minta bantuan Tante Risda saja ya? Tapi... bagaimana jika nanti dia ngadu ke mama?” sesaat Alana bimbang, namun akhirnya ia membulatkan tekadnya.“Apa yang sedang kau pikirkan?”Suara Raja Agha yang tiba-tiba terdengar serta sosoknya yang juga tiba-tiba berada disampingnya membuat Alana gugup, ia khawatir pria jelmaan siluman itu mendengarkan apa yang baru saja ia ucapkan tadi.“Aa... ituu... bukan apa-apa. Aku hanya merasa bosan tapi tidak tahu apa yang harus kulakukan”Alana terpaksa berbohong karena tidak ingin Raja Agha mengetahui bahwa ia berpikir untuk menggugurkan kandunganya.“Bagaimana jika kau berjalan-jalan di area rumahmu, bukanka

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 30. Hamil Kembar Lima

    “Apa yang kau lakukan Raja Agha? Mengapa kau menampakan wujud ularmu dan menakuti orang-orang itu?” Alana yang emosi membentak sambil menatap pantulan Raja Agha dari cermin.Dalam sekejap Raja Agha merubah wujud ularnya menjadi manusia, ia duduk santai di seat belakang sambil balas menatap Alana yang memperhatikanya dari kaca spion sambil menyetir perlahan meninggalkan area tersebut.“Dalam kerumunan itu ada seseorang yang membawa benda yang membuatku tak bisa menggunakan wujud manusiaku terlalu lama” jawabnya.Alana terdiam sesaat, namun kemudian ia menggendikan bahunya acuh. Terlebih kini fokusnya adalah memikirkan tentang masalah wanita yang menjadi selingkuhan sang suami.‘Apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa Lidya ditemukan telah meninggal dalam keadaan mengenaskan? Dan apakah benar itu adalah kasus tabrak lari?’Merasa ada keanehan, Alana menepikan mobilnya dan mencoba menghubungi salah seorang karyawan Cakra yang dekat denganya, dan beruntungnya panggilan telponya langsung ter

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 29. Kerumunan Di Restoran

    “Hentikan Raja Agha!”Entah dari mana datangnya, tiba-tiba Cakra Heryawan telah berdiri di belakang Raja Agha. Dalam sekejap mata, ular besar itu berubah wujud kembali menjadi Raja Agha.“Kau telah melanggar janjimu Cakra! Kau telah membunuh rakyatku, dan wanita ini telah membinasakan anak-anak dari bangsa ular”“Itu salahmu sendiri raja Agha, karena kau menolak untuk memberikan sisik emas di kepalamu itu”“Dasar manusia serakah! Kau sungguh manusia biadab Cakra, aku akan menuntut balas atas pembantaian yang kau lakukan pada bangsaku”Raja Agha bersiap hendak menyerang Cakra, namun gerakanya terhenti saat mendengar kalimat yang diucapkan Cakra.“Hahaha, apa kau lupa? Aku memiliki kekasihmu, dan kau tak bisa melakukan apapun padaku, atau kekasihmu itu akan kuhancurkan”“Baiklah, kuakui kali ini kau menang Cakra! Tapi jangan harap kau akan selamanya bisa lolos dariku”Tubuh raja Agha menghilang dalam sekejap setelah selesai berkata, bersamaan dengan tubuh Hesti yang perlahan mulai berge

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 28. Positip Hamil

    Alana begitu shock mendengar apa yang dikatakan Raja Agha. “Aku… hamil?”“Iya sayang, aku akan membawamu ke istanaku dan kita akan menikah disana”Alana tak lagi fokus atas apa yang dikatakan oleh Raja Agha selanjutnya. Mendengar bahwa dirinya saat ini tengah hamil membuatnya bimbang. Sebelumnya dia sudah bertekad akan mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya. Namun, kini dia mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan hamil.“Tidak! Aku tidak mungkin hamil anakmu. Ini pasti anaku bersama Mas Cakra” dengan putus asa dan hati dipenuhi kebimbangan, Alana menolak semua yang dikatakan oleh Raja Agha.“Apa kau lupa? Kita kerap bercinta di setiap malam, aku telah menyamarkan ingatanmu, kau merasa seolah itu adalah mimpi, tapi itu terjadi di alam nyata sayang”Alana tersentak mendengar perkataan pria bermata hijau itu. Kini dia teringat akan mimpi-mimpinya. Tentang pria yang kerap hadir di mimpinya dan melakukan kegiatan sebagaimana layaknya suami istri, dan ketika dirinya terbangun wajah pria

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 27. Kemunculan Raja Agha

    Alana merasa sedih dan kecewa, jika saja dirinya benar-benar hamil. Pasalnya ia sudah memutuskan akan mengajukan gugatan cerai pada Cakra, tapi dengan jika dirinya hamil, ia harus mempertimbangkan keputusanya demi sang anak.Sore hari Alana memutuskan untuk pulang ke rumahnya, ia membereskan pakaianya dan dimasukan ke dalam koper. Kedua orangtua Alana masih berada di luar kota, jadi Alana hanya akan menitipkan pesan pada Mbok Mar untuk berpamitan.Saat Alana menutup koper, ia mendengar seseorang memanggil namanya. Alana pun menoleh dan melihat ke sekeliling kamar.“Aneh, akhir-akhir ini aku sering sekali mendengar seseorang memanggilku” gumamnya.Alana bukanlah seseoroang yang takut pada mahluk ghoib, meskipun ia akui dirinya takut pada ular. Namun, saat ini ia merasakan bulu kuduknya meremang.“Alana...”Kembali terdengar seseorang memanggilnya, kali ini Alana memusatkan perhatianya untuk mendengarkan suara itu supaya lebih jelas.“Alana, ikutlah denganku...”Alana menoleh kesana kem

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 26. Hamil?

    Tak terasa sudah tiga hari Alana menginap di rumah kedua orangtuanya, namun karena kesibukan ayah dan ibunya, Alana hanya bertemu satu kali dengan mereka, pada saat sarapan pagi sebelum kedua orangtuanya itu berangkat ke luar kota untuk urusan bisnis.Pagi ini Alana terbangun dengan merasakan tubuhnya lemas dan pusing. Alana bangkit dari tempat tidur dan meraih gelas beriisi air yang memang ia siapkan untuk dirinya sendiri. Setelah meminum air putih tersebut, Alana merasa mual dan ia langsung berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Namun, yang keluar hanyalah cairan bening. Pandangan matanya pun berkunang-kunang. “Apa yang terjadi dengan diriku? Kepalaku terasa berat sekali”Tubuh Alana menjadi limbung, dan sebelum dia jatuh ke lantai, samar-samar Alana merasa ada sepasang lengan yang menangkap tubuhnya, Alana melihat seraut wajah milik seorang laki-laki, namun pandanganya mengabur dan akhirnya semuanya gelap. Alana pun jatuh, tak sadarkan diri.“Alana...”Sebekum k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status