Beranda / Rumah Tangga / Diculik Musuh Mantan Suamiku / 36| Kau Tidak Pernah Mendengar Penjelasanku

Share

36| Kau Tidak Pernah Mendengar Penjelasanku

Penulis: Kay Liavin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 18:08:19

LILIANA

“Aku sudah sangat lelah dengan segala dramamu untuk kabur,” sindir Ryder, lalu melemparkan bantal ke lantai di depanku. “Gunakan saja selimut yang dibawa Serina tadi.”

Aku tidak menjawab. Aku hanya menatapnya tajam, lalu dengan susah payah berbaring di lantai kayu dingin itu. Punggungku sakit, tanganku pegal karena posisi yang tak nyaman. Tapi bukan itu yang membuatku sulit tidur.

Yang membuatku gelisah... adalah suara itu.

Gemerisik kain. Bunyi sabuk dilepaskan. Suara kaus yang diseret melewati kepala. Aku menahan napas.

Apa Ryder sedang... melepas pakaiannya?

Wajahku langsung panas. Aku tahu aku seharusnya tidak peduli. Aku tahu aku seharusnya tak memikirkan hal lain selain kabur dari sini. Tapi aku tetap mencuri-curi dengar.

Aku ingin membuka mata. Sekilas saja. Melihat, hanya sedikit saja.

Namun suara langkah kakinya mendekat membuatku langsung pura-pura tertidur. Napas kuatur sedemikian rupa. Jantungku berdegup kencang.

Dia berhenti di sampingku. Aku bisa merasakan tatapa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   38| Hatiku yang Koyak, Bukan Kemeja

    LILIANA"Kami tidak punya bayi," kataku nyaris berbisik, penuh kemarahan, menatap mata Ryder Black yang menyala seperti bara api yang siap meledak. Nadaku tenang, tapi tajam, seperti belati yang menyayat pelan."Jika kau melakukannya—menyakiti anak-anak itu di panti asuhan—aku akan pastikan membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri."Kali ini aku tidak main-main. Tidak sedang melontarkan ancaman kosong. Aku sungguh-sungguh. Anak-anak di panti itu adalah bagian dari hidupku, satu-satunya cahaya kecil di tengah reruntuhan kehidupanku. Jika ada yang berani menyentuh mereka, aku akan berubah menjadi sesuatu yang bahkan aku sendiri tak kenal.Ryder mengalihkan pandangannya. Mata yang tadi berkobar itu meredup. Ada sesuatu yang mengendap di balik sorotnya—penyesalan, mungkin. Atau sekadar frustrasi."Aku tidak sehina itu," gumamnya akhirnya, dengan suara parau, seperti berbicara kepada dirinya sendiri. "Aku hanya... mara

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   37| Aku Menikmati Ketegangan di Antara Kami

    LILIANAPondok itu menjadi sunyi. Suara anak-anak yang bermain terdengar dari kejauhan, bercampur dengan gemericik air terjun yang terbawa angin. Sesekali terdengar bunyi palu, dan gonggongan anjing dari desa. Namun semua itu seperti dunia lain. Dunia yang jauh, terpisah dari ruang sunyi yang kini hanya berisi aku dan Ryder Black.Ketegangan di antara kami menebal seperti kabut pagi di lembah. Aku tak sanggup lagi menahan diam ini. Sejak meminta rekan-rekannya untuk pergi, Ryder hanya memintaku tetap tinggal. Tanpa penjelasan. Tanpa tujuan yang jelas. Hanya tatapan yang dingin, penuh perhitungan, dan membuatku tak tenang.“Jika tak ada yang ingin kau katakan, aku sebaiknya pergi,” kataku akhirnya, melangkah menuju pintu.Langkahku belum mencapai setengah ruangan ketika suara langkah cepat menghentikanku. Ryder. Tubuh tinggi dan tegap itu bergerak cepat, menghampiriku. Dia berdiri di hadapanku hanya dalam satu kedipan mata.&nbs

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   36| Kau Tidak Pernah Mendengar Penjelasanku

    LILIANA“Aku sudah sangat lelah dengan segala dramamu untuk kabur,” sindir Ryder, lalu melemparkan bantal ke lantai di depanku. “Gunakan saja selimut yang dibawa Serina tadi.”Aku tidak menjawab. Aku hanya menatapnya tajam, lalu dengan susah payah berbaring di lantai kayu dingin itu. Punggungku sakit, tanganku pegal karena posisi yang tak nyaman. Tapi bukan itu yang membuatku sulit tidur.Yang membuatku gelisah... adalah suara itu.Gemerisik kain. Bunyi sabuk dilepaskan. Suara kaus yang diseret melewati kepala. Aku menahan napas.Apa Ryder sedang... melepas pakaiannya?Wajahku langsung panas. Aku tahu aku seharusnya tidak peduli. Aku tahu aku seharusnya tak memikirkan hal lain selain kabur dari sini. Tapi aku tetap mencuri-curi dengar.Aku ingin membuka mata. Sekilas saja. Melihat, hanya sedikit saja.Namun suara langkah kakinya mendekat membuatku langsung pura-pura tertidur. Napas kuatur sedemikian rupa. Jantungku berdegup kencang.Dia berhenti di sampingku. Aku bisa merasakan tatapa

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   35| Tidur di Lantai atau di Ranjang?

    LILIANAMalam itu terasa dingin meski api di perapian pondok masih menyala. Kabut tipis menggantung di luar, seolah-olah ikut menyembunyikan dosa-dosa yang belum sempat terbongkar.Aku mencoba mendorong dadanya. Tapi dia terlalu kuat, dan aku terlalu lemah dalam pelukannya.“Lepaskan aku, Ryder!” desisku, separuh panik, separuh muak.Tangannya menelusuri pinggangku dengan perlahan, seolah menandai wilayah kekuasaannya. Sentuhan itu membuat tubuhku tegang, tidak karena gairah, tapi karena jijik dan ketakutan. Getar tangannya terasa dingin di kulitku, menciptakan gelombang mual dalam perutku.“Aku tidak melakukannya! Aku bukan pelacur!” teriakku putus asa.Tapi memang itu kabar yang beredar. Bahkan dimuat dalam laporan berita khusus untuk istri-istri pria ternama. Nama dan wajahku terpampang jelas di layar, disandingkan dengan judul yang membuat semua orang jadi menyalahkanku atas perceraianku dengan Ethan tiga tahun lalu. Gosip yang terlalu sempurna untuk dipercaya, terlalu keji untuk

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   34| Jangan Sentuh Kelemahanku

    LILIANAMalam sudah larut. Angin dari celah pintu pondok tua ini menggesek pelan kulitku, membawa aroma tanah basah dan kabut. Di dalam pondok yang terbuat dari kayu keras ini hanya diterangi lampu minyak, aku berdiri mematung. Napasku tertahan. Di depanku, Ryder berdiri tegak. Tegas. Matanya menyorotiku seperti elang memangsa mangsanya."Baiklah," katanya akhirnya, suaranya dalam dan tajam. "Aku akan melepasmu..."Aku hampir tidak percaya dengan yang kudengar. Lidahku kelu. Dadaku seperti akan meledak. Apakah ini berarti dia sadar akan kebodohannya karena telah mempercayai Ethan? Ataukah... apakah kata-kataku akhirnya menyentuhnya? Membuatnya iba?Namun, sebelum aku bisa meresapi perasaan itu, suara dinginnya kembali menusuk."Dengan satu syarat," lanjutnya.Aku mengerjapkan mata. Tentu saja. Selalu ada syarat. Tak pernah semudah itu. Aku mengepalkan tangan, mencoba menenangkan detak jantungku yang kacau."Syarat?" gumamku, nyaris tak terdengar.Ryder menatapku tajam, seperti memutus

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   33| Terus Memprovokasi

    LILIANAEntah berapa lama aku duduk meringkuk di ranjang keras itu, tubuhku kaku dan pegal. Tali kasar yang mengikat pergelangan tangan dan kakiku terasa semakin menyakitkan setiap kali aku mencoba bergerak. Udara di dalam pondok kayu ini dingin, menusuk tulang, dan semakin menambah perasaan putus asa yang menggerogoti hatiku.Aku benar-benar bosan, tapi yang lebih dominan adalah rasa kesal yang membakar dalam dada.Siang tadi, seorang pria bertubuh kekar mengantarkan makanan. Ia juga menawariku bantuan untuk ke toilet, dengan sikap dingin dan formal seperti robot. Aku menolak keduanya. Aku tidak ingin bergantung pada siapapun di tempat ini, apalagi menunjukkan kelemahan.Dia mengabaikan semua rengekanku untuk membebaskanku. Wajahnya datar, bahkan saat aku berusaha memohon ataupun mengancam. Sejak upayaku kabur semalam — dengan mencuri salah satu kuda mereka — semua orang di tempat ini tampaknya jauh lebih berhati-hati.Aku mendesah pelan, menahan rasa frustrasi.Ketika malam tiba dan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status