Share

Bab 227

Author: Felix Harrington
"Pak Ryan, pagi-pagi sudah pergi menyapa Bu Lucya, ya? Pintar menjilat juga, ya!" seru Zio dengan nada sinis. "Pantas saja kamu bisa jadi manager, memang lebih rajin daripada orang lain!"

Kata "rajin" itu sengaja ditekankan dengan niat menyindir.

Suasana hati Ryan sedang buruk. Ucapan Zio benar-benar tepat mengenai titik emosinya. Dia berjalan ke meja kerja Zio, berdiri tegak mengawasinya dari atas, dan berkata dingin, "Zio, orang lain punya mulut untuk makan dan bicara. Tapi menurutku, kamu punya mulut cuma untuk omong kosong."

"Siapa yang kamu maki?!"

"Ya kamu!"

Kedua orang itu hampir saja baku hantam. Rekan-rekan kerja buru-buru memisahkan mereka. Zio tahu dirinya bukan tandingan Ryan. Namun karena di kantor banyak orang dan dia tahu Ryan tidak akan bertindak kasar di tempat seperti ini, dia pun semakin berani.

"Ryan, kamu itu bukan cuma menjilat atasan, bahkan juga jadi mata-mata!"

"Apa maksudmu?"

Zio menggertakkan gigi. "Jangan kira aku nggak tahu. Yurica belakangan sering dekat d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 322

    "Pfft, hahahahaha!" Bara langsung tertawa terbahak-bahak. "Kupikir kamu punya dasar apa, ternyata cuma tabib jalanan!""Bara!" tegur Gandhi dengan suara rendah dan Bara segera menahan tawanya.Gandhi menatap Ryan dengan dingin lalu berkata, "Sebuah obat khusus dibuat untuk menyelamatkan jutaan pasien, bukan untuk mencelakai mereka! Kamu cuma bilang 'berdasarkan pengalaman', lalu ingin lolos begitu saja. Itu benar-benar meremehkan dunia kedokteran!"Ryan segera menjelaskan, "Profesor Gandhi, aku sama sekali nggak berniat asal-asalan ....""Nggak berniat asal-asalan?" Tatapan Gandhi tajam seperti pisau, menanyai Ryan layaknya dosen menginterogasi mahasiswa. "Kalau begitu, katakan padaku, obat khususmu itu sudah diuji dan disertifikasi oleh lembaga apa? Berdasarkan prinsip ilmiah apa obat itu bisa mengobati virus spiral? Atas dasar apa aku harus percaya obatmu bisa menyembuhkan virus spiral?"Sorot mata Ryan muncul api amarah. Dia berkata dengan tegas, "Pengobatan tradisional adalah ilmu

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 321

    "Kalau sudah buat janji, kenapa Profesor Gandhi nggak datang menemui kalian?" Bara menanyai dengan nada menekan.Jesse mengerutkan alis indahnya dan berkata, "Kami benar-benar punya urusan yang sangat penting dengan Profesor Gandhi.""Cantik, bukan aku nggak mengizinkanmu bertemu Profesor Gandhi. Hanya saja beliau kadang sangat sibuk," kata Bara. Kilatan licik melintas di matanya. "Begini saja, kita tukar kontak dulu. Kamu pulang dulu, nanti kalau Profesor Gandhi ada waktu, aku hubungi kamu untuk datang."Ryan tahu jelas orang ini tidak berniat baik. Dia pun tidak ingin bertele-tele dan langsung berkata, "Di mana kantor Profesor Gandhi?""Kalian disuruh pulang dulu nggak dengar, ya?" bentak Bara.Di belakangnya, tiga sampai empat peneliti muda langsung berdiri.Setelah kejadian terakhir, Bara memang sengaja berkoordinasi dengan rekan-rekannya. Kalau ada orang datang membuat keributan lagi, mereka harus bersatu mengusirnya.Melihat hal itu, Ryan merasa kesal. Dia menyerahkan ransel beri

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 320

    Satu jam kemudian, Jesse terkulai lemas tengkurap di sofa.Ryan duduk tegak sambil terengah-engah, lalu meminum seteguk teh."Ryan, sekarang hubungan kita ini apa?" Jesse menjilat bibir merahnya perlahan, menatap Ryan dengan pandangan samar."Hubungan kita sepenuhnya ditentukan oleh Bu Jesse," jawab Ryan.Sebenarnya, setelah gairah mereda, Ryan justru merasakan sedikit rasa bersalah di dalam hatinya. Dia merasa seharusnya dia tidak menyeret Jesse ke dalam situasi ini. Jesse belum pernah benar-benar menjalin hubungan cinta dan seharusnya dia memiliki jalan hidupnya sendiri yang berbeda.Sementara dirinya ini dikelilingi terlalu banyak wanita. Kadang dia sendiri juga ragu dan bimbang, dan itu jelas tidak adil bagi Jesse."Aku ini punya trauma pernikahan," kata Jesse tiba-tiba. "Waktu kecil, ayahku setiap hari memukuli ibuku. Aku punya ketakutan yang mengakar terhadap keluarga. Karena itu, aku pernah berulang kali memperingatkan diri sendiri, jangan sampai menikah. Kalau nggak, aku akan m

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 319

    "Nggak apa-apa, aku masih bisa menemanimu sebentar lagi." Jesse mengangkat alisnya, lalu bangkit ke kamar mengambil sedikit daun teh, menuangkannya ke dalam cangkir dan menyeduhnya. "Untuk menyegarkan pikiran. Mau secangkir?""Aromanya memang harum. Aku mau secangkir." Ryan tersenyum, lalu tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya, "Oh ya, ini teh yang kamu bawa untuk Bu Lucya itu, 'kan?"Dia teringat saat hari pertama kembali bekerja di kantor, Lucya menitipkan pesan kepadanya untuk mengucapkan terima kasih kepada Jesse atas teh kampung halaman yang dibawakan. Katanya, teh itu menyegarkan pikiran dan sangat nyaman diminum."Iya, ini teh itu," kata Jesse sambil menyeduhkan teh untuk Ryan. "Di sekitar Kabupaten Tosa, teh seperti ini ada di mana-mana. Namanya Teh Jarum. Karena teknik penanamannya belum matang dan jumlah teh liar di pegunungan terbatas, namanya tidak terlalu terkenal. Tapi, ini benar-benar barang bagus! Banyak orang kaya sampai menyetir sendiri ke pegunungan untuk memetikny

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 318

    Namun, ada begitu banyak jenis tanaman obat untuk mengatasi gejala mengantuk. Yang mana sebenarnya paling tepat sasaran?Ryan menelepon ayahnya dan menceritakan kondisi yang sedang dia hadapi, berharap ayahnya bisa memberi saran. Setelah mendengarkan, Sakha berkata, "Tanaman obat untuk mengobati gejala mengantuk memang banyak. Kalau mau menemukan yang benar-benar tepat, ada satu cara tradisional.""Cara tradisional apa?""Kamu pasti pernah dengar pepatah ini, 'kan? Segala sesuatu saling melahirkan dan saling mengekang, inilah keseimbangan alam. Dalam radius beberapa meter, pasti ada penawarnya," ujar Sakha. "Jadi, di sekitar asal virus itu, pasti ada obat untuk penyakit tersebut."Mata Ryan langsung berbinar. "Virus ini berasal dari hewan liar di pegunungan. Artinya, penawarnya ada di pegunungan Kabupaten Tosa!""Benar," kata Sakha."Pengalaman orang tua memang beda. Aku paham sekarang. Terima kasih, Ayah!" ujar Ryan.Setelah menutup telepon, di detik berikutnya Ryan kembali diliputi k

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 317

    Ryan berjalan ke samping dan mengecek ponselnya dengan puas. Hasil fotonya sangat jelas. Dia baru saja bangkit hendak pergi ketika suara Amanda terdengar dari belakang, "Ryan, ya?""Ah, iya!" jawab Ryan."Hari ini aku yang menjamin agar kamu bisa melihat laporan virus ini. Tapi aku nggak tahu latar belakangmu, dan aku juga nggak tahu apakah semua yang kamu katakan itu benar atau nggak," kata Amanda. "Aku membantumu karena tersentuh oleh kegigihanmu. Tapi kalau kamu menggunakan laporan ini untuk hal-hal ilegal, kamu akan menyeretku. Dan aku nggak akan membiarkanmu lolos!""Kamu nggak perlu meragukannya. Aku punya kemampuan untuk itu!"Saat mengucapkan kalimat itu, Amanda tampak penuh percaya diri dan dominan. Auranya terbuka sepenuhnya, cantik sekaligus tangguh.Ryan mengepalkan kedua tangan ke depan dada sebagai tanda hormat. "Terima kasih atas bantuanmu, Bu Amanda. Budi baikmu ini nggak akan pernah aku balas dengan hal buruk. Apalagi menggunakan laporan virus ini secara sembarangan. A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status