Home / Romansa / Dijebak Mengandung Anak CEO / 3. Kenyataan Pahit 3

Share

3. Kenyataan Pahit 3

Author: Rafli123
last update Huling Na-update: 2023-03-19 17:01:22

"Argh!"

Jihan terkejut. Ia mengurungkan niatnya untuk mencoba menjelaskan pada sang Ayah saat pria paruh baya memegang dadanya.

Rasa nyeri semakin menyiksa Jihan, pria yang sangat di cintainya menderita karena konspirasi istri dan putri tirinya. Hanya untuk menjatuhkan dirinya, memisahkan mereka demi harta dan kekuasaan. Jihan baru menyadari jika selama ini tunangan dan saudara tirinya begitu hebat menyembunyikan perselingkuhan mereka, dan dengan indahnya mereka menikah setelah berhasil menjebak dirinya dengan pria yang tidak di kenalnya.

"Pergilah jangan membuat keributan, beruntung sekali anakku tidak menikahi wanita seperti dirimu. Wanita penipu yang mudah menjatuhkan tubuhnya pada pria yang lain. Menjijikan! Beruntung Nyonya Irina memiliki putri yang cantik dan pandai menjaga martabatnya sebagai seorang wanita, Tuan Cakra yang terhormat. Saya tidak menyangka jika wanita yang saya ketahui putri anda ini adalah seorang wanita yang berpendidikan tinggi. Namun sayangnya, akhlaknya sungguh tidak bermoral. Entah seperti apa ibunya di masa lalu, sampai-sampai melahirkan anak seperti dia!! Atau jangan-jangan ibunya melakukan hal yang sama sehingga memiliki anak yang tidak seharusnya di lahirkan!!"

Jihan mengepalkan tangannya mendengar perkataan Naifa ibu dari Ivan, laki-laki yang menjadi tunangannya satu bulan yang lalu. Dengan suara lantang, Naifa menghinanya Bukan hanya dirinya, tetapi juga ibu kandungnya, wanita yang telah melahirkan dirinya dan kini telah meninggal dunia di hina begitu dahsyatnya.

Jihan lantas berdiri dengan kekuatan yang entah dari mana dengan syara yang tidak kalah lantangnya Jihan bersuara.

"Jaga ucapan anda nyonya Naifa yang terhormat! Anda begitu mudah menghina saya, tanpa berfikir lebih dulu. Dengan ikhlas saya terima hinaan itu. Tetapi saya tidak terima jika mendiang ibuku anda hina! Tahukah anda siapa yang terhina di sini? Tentu anda tidak tahu bukan? Anda hanya melihat apa yang terjadi dengan saya tapi anda tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi dan siapa yang harus bertanggung jawab atas kejadian ini! Apakah anda sudah bertanya pada anak dan menantu anda? Apa yang mereka lakukan saat kejadian? Kenapa mereka membawa saya kesana hanya untuk--"

"Sudah cukup!! Keluar dari sini. Jika kau sayang pada ayahmu! Perlu kau ingat dalam otakmu, bahwa kau adalah sampah tentunya yang pantas di tempat sampah. Kau tahu itu bukan? Pergi dengan sendiri atau mereka yang akan menyeret mu!!"

Dengan langkah berat Jihan pergi tangan lemahnya menarik koper meninggalkan rumah yang sejak kecil menjadi tempat ternyaman untuknya, sebelum kedatangan Irina dan Luna kedalam hidup mereka. Wanita yang di perkenalkan sebagai ibu sambung untuknya dan seorang gadis yang seusianya menjadi saudara tirinya.

Hatinya yang begitu lembut tidak dan tutur katanya yang mendayung membuat siapapun akan nyaman berada di sisinya. Jihan adalah gadis yang periang meskipun sifatnya yang lembut. Namun sayangnya itu adalah kelemahannya sehingga mudah bagi siapapun untuk menipunya seperti yang terjadi saat ini. Saudara tiri dan tunangannya bersekongkol menjebak dirinya hingga harus terbuang dari keluarganya.

"Bagaimana rasanya di buang Jihan? Ah! Aku lupa, seharusnya aku bawa ayahmu yang sialan itu untuk melihat putrinya sedang memadu kasih dengan pria lain. Pasti akan menyenangkan bukan? Terlebih saat itu juga ayahmu mati karena serangan jantung. Sayangnya aku hanya ingin bermain-main dengan mu dan pria tua bangka itu, akan menunggu gilirannya. Saat putrinya tidak lagi mampu untuk melindunginya, Jihan kau tahu apa yang aku inginkan saat ini? Tentunya adalah harta. Ya! Harta itu, aku menginginkannya menjadi milikku maka aku pastikan dia akan mati."

Kepalan tangan Jihan semakin kuat hingga otot terlihat begitu jelas. Kesabarannya telah mencapai batas ingin ia lampiaskan semuanya tidak peduli apa yang akan terjadi tetapi akal sehatnya kembali bekerja sehingga Jihan memilih diam menyimpan kemarahannya sendiri.

"Aku tahu jika kau ingin marah padaku? Jika kamu ingin, kamu bisa melakukannya. Tapi aku tahu kamu tidak akan bisa, karena apa? Kau takut ayahmu mati seketika bukan? Haha, Jihan kau menyedihkan sekali. Kau begitu pandai menyimpan kemarahan mu, coba kau lihat tanganmu terluka. Kuku mu begitu tajam setajam otakmu, tapi sayang hatimu yang mengalahkan otakmu."

Jihan ingin menampar Luna, namun dengan kuat ia menahannya tidak ingin sang ayah mengalami serangan jantung. Sehingga Jihan memutuskan untuk pergi, hatinya begitu rapuh dengan kenyataan saat ini kenyataan pahit yang harus ia hadapi. Di tatapannya pria yang sangat ia cintai bersamaan dengan rasa benci yang begitu mendalam atas apa yang mereka lakukan padanya. Melihat mereka tersenyum indah senyum yang sebenarnya adalah mencemooh ke arahnya. Belum lagi ia melangkah tiba-tiba suara Luna kembali terdengar.

"Jihan apa yang kamu katakan, aku berusaha untuk menutupi semuanya dari ayah. Kamu tahu 'kan kalau ayah pernah sakit jantung? Aku hanya berusaha untuk melindungi ayah, tapi kenapa kamu begitu marah padaku?" ujar Luna dengan sandiwara yang indah dan air mata palsunya.

Jihan menggeleng lemah, sungguh pandai sandiwara yang mereka mainkan. Berusaha menyembunyikan kebenaran jika Luna dan kekasihnya yang telah melakukan konspirasi untuk menyingkirkan dirinya.

"Hatimu begitu busuk, Luna. Kau wanita tidak berhati." lirih Jihan penuh penekanan tepat di telinga Luna.

"Itu kamu tahu, Jihan. Kenapa kamu begitu bodoh menerima kami? Huss! Cepat pergi aku tidak ingin mengatakan padamu sekarang. Pikirkan kenapa jadi orang terlalu bodoh dan tentunya hati kamu itu, lembek."

"Berbahagialah Luna, apa yang kau ambil dariku suatu saat nanti kau akan merasakan seperti yang aku rasakan saat ini. Mungkin jauh lebih menyakitkan dari ini. Aku berharap pada saat itu kau tidak mengambil jalan pintas, kau tahu kenapa? Aku ingin kamu menikmatinya dengan air matamu itu. Kehilangan orang yang kita cintai dan sakitnya saat di khianati, terlebih saat kau melihat suami yang kau ambil dariku tidur dengan wanita lain."

"Jihan, aku bukan kau. Karena aku tahu caranya untuk mempertahankan. Kau wanita bodoh dan aku tentu jauh lebih pintar darimu, jika aku bisa mengambilnya darimu bagaimana bisa dia lepas dariku? Kau begitu naif Jihan. Terima kenyataan di usir dari rumah, kehilangan harta dan laki-laki yang menjadi tunanganmu itu. Kau memiliki semua tapi sayangnya kau tidak bisa menikmatinya, selamat jalan Jihan, hiduplah dengan baik dan selamat menjalani kemiskinan."

Tanpa menjawab perkataan Luna, Jihan mencari taksi yang biasa lewat di tempat tinggalnya. Tidak ingin menunggu kedatangan taksi online yang di pesannya yang akan membutuhkan waktu lama. Jihan menyusuri jalan yang terlihat ramai karena waktu yang sebentar lagi jam istirahat. Wajahnya yang begitu menyedihkan dan matanya yang sembab membuat dirinya tidak mudah di kenali terlebih dengan penampilan yang begitu berantakan seakan dirinya adalah orang yang tidak waras.

Din Din Dinn!!

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   80. Ending.

    Tujuh tahun kemudian kehidupan Jihan dan Kenzie semakin bahagia bisnis mereka semakin berjaya. Bukan hanya perusahaan Kenzie dan Jihan saja tetapi cafe tunggal yang didirikan Jihan kini semakin maju. Bahkan Kenzie membangun penginapan tidak jauh dari cafe agar memudahkan para wisatawan yang ingin berkunjung ke wisata yang tidak jauh dari cafe tunggal milik Jihan. Kenzie yang lebih banyak menghabiskan waktu liburan setelah kesibukan dengan berbagai tumpukan berkas. Kenzie enggan untuk pergi kemanapun selain waktu untuk keluarga seperti saat ini. Mereka merencanakan untuk liburan bersama namun mereka mengurungkan niatnya mengingat putri kecil mereka yang baru sembuh. Sehingga mereka memilih untuk berkumpul di rumah bersama keluarga besar."Sayang biarkan Zahra sama ibu, kamu istirahat saja," ujar Intan yang saat ini berada di kediaman Jihan. Setelah usia Zahra tujuh tahun Jihan memilih menempati rumah yang telah di siapkan oleh Kenzie."Mah, aku tidak apa-apa lagi pula Zahra hanya manj

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   79. Penyesalan Yang Terlambat.

    Mang Ucup berlari keluar mencari seseorang yang mungkin saja akan keluar dari rumah bos-nya. Langkahnya baru mencapai pintu sebuah mobil meninggalkan halaman depan rumah, keterkejutan bukan sampai disana. Sebuah pukulan begitu keras membuat mang Ucup tergeletak begitu saja tidak sadarkan diri."Mang Ucup!!" Jihan berusaha untuk menyadarkan mang Ucup sebelum seseorang menarik kerudungnya yang panjang."Serahkan semua hartamu untukku. Kamu sudah mendapatkan ibuku dan kasih sayangnya, kau ambil ibuku aku ambil hartamu. Bagaimana? Adil bukan?" kata Nanda penuh penekanan."K– kamu? Nanda untuk apa kamu lakukan ini padaku, hah?" geram Jihan setelah mengetahui bahwa Nanda adalah dalang di balik kekacauan rumahnya."Mudah saja seperti yang aku katakan tadi serahkan semua hartamu maka akan aku berikan Ibuku padamu. Kamu begitu sangat disayanginya tapi aku sebagai anak kandungnya sangat dibencinya, ikuti kemauanku maka semuanya akan kembali seperti semula kamu hidup bahagia bersama dengan kelu

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   78. Kelahiran Putri Jihan.

    "Sayang, kamu sakit? Katakan yang mana?" Kenzie begitu panik melihat kondisi sang istri yang begitu kesakitan berulangkali mengusap perutnya dan wajahnya mulai terlihat pucat. "Mas sepertinya aku akan melahirkan," ucap Jihan terbata."I– iya sayang," Kenzie mengangkat tubuh sang istri entah kekuatan dari mana namun ia mampu turun dari tangga meski Veer terus berteriak sehingga mengumpulkan penghuni rumah mewah milik Cakra."Ken, apa Jihan mau melahirkan?" tanya Bu Imah yang keluar lebih dulu dari kamar diikuti oleh Cakra."Iya Bu, Jihan mengeluh sakit di perut!" Kenzie mempercepat langkahnya menuju mobilnya yang terparkir di halaman. Cakra berlari mendahului mereka dan membukakan pintu untuk anak dan menantunya."Mas pergilah dulu ke rumah sakit biar aku yang menyusul bersama dengan Veer." Bu Imah meminta Cakra untuk pergi lebih dulu agar bisa menyelamatkan Jihan mengingat air ketuban yang sudah pecah."Ya, jangan lupa hubungi Intan dan Ghasam!" sahut Cakra melajukan mobilnya dengan

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   77. Rencana Yang Gagal.

    Jihan berusaha untuk menenangkan bu Imah yang terlihat begitu marah dan kecewa atas kedatangan Nanda yang tiba-tiba. Jihan tidak ingin kekesalan dan kemarahan bu Imah semakin berlanjut mengingat ia sendiri telah mendengar apa yang dikatakan oleh Nanda namun fakta yang sebenarnya terucap dari Bu Imah hal itu yang membuat Jihan merasa dibohongi oleh Nanda."Bagaimana Ibu bisa tenang nak, dia adalah anak kandung ibu tapi sedikitpun dia tidak pernah merasa kasihan terhadap kami bahkan saat dia mengatakan itu hati ibu sangat hancur. Anak yang Ibu sayang yang ibu kandung selama 9 bulan ibu melahirkannya dengan susah payah bertaruh nyawa begitu tega mengucapkan kata yang begitu menyakitkan. Dia meminta kami untuk melupakannya, apa kamu tahu nak apa yang dilakukan dia pada saat datang meminta restu pada kami? Dia begitu angkuh bahkan dia mengatakan hal yang jauh lebih menyakitkan dia bisa bahagia dan menikah dengan siapapun tanpa restu dari kami karena restu kami tidaklah penting.Entah wali

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   76. Pengintai 2.

    Kenzie mengikuti arah pandang Jihan dimana seorang wanita yang terlihat membeli makanan tidak lama kemudian dia duduk di salah satu kursi yang ada di taman. Penampilannya yang sederhana namun terlihat ada sesuatu yang di sembunyikan. Berapa kali Jihan dan Kenzie melihatnya yang sesekali mengusap wajahnya hal itu tidak lepas dari pantauan Jihan dan Kenzie."Mas, kamu enggak kenal wanita itu? Sepertinya di nangis? Apa aku salah liat?" tanya Jihan tatapannya fokus kearah wanita yang berulang kali mengurungkan niatnya untuk menyantap makan yang ada di hadapannya dan memilih menyandarkan punggungnya."Enggak, sayang kita kesana. Mas penasaran ada hubungan apa antara wanita itu dan Bu Imah," Jihan mengangguk membenarkan ucapan suaminya. Ada rahasia yang ingin ia ketahui dari wanita yang mengambil foto bu Imah secara diam-diam."Hati-hati sayang," Kenzie dengan sigap membantu Jihan berdiri perutnya yang besar membuatnya kesulitan untuk berdiri."Ya mas, terima kasih,"Berlahan Jihan dan Ken

  • Dijebak Mengandung Anak CEO   75. Pengintai.

    Mang Ucup berlari mengejar sosok wanita yang terlihat tengah mengintip di kediaman Cakra. Ada rasa takut dan penasaran siapa gerangan wanita yang terus mengintai keadaan di dalam, jika wanita itu adalah suruhan dari Tania ataupun Luna karena mereka tidak akan membiarkan Jihan hidup bahagia dengan Kenzie."Mang Ucup bagaimana, apa wanita itu tertangkap?" tanya jihan mencari keberadaan wanita kini tidak ada di depan rumahnya."Maaf mbak Jihan wanita itu kabur. Dia bawa motor terparkir disana, sepertinya sudah di rencanakan di lihat dari cara parkirnya." ujar mang Ucup menunjukan motor yang melaju semakin jauh dengan kecepatan tinggi."Siapa kira-kira ya, mang? Kenapa enggak masuk tanya gitu sama kita. Tujuannya apa, siap yang di cari?"Jihan melihat sekitar yang sepi tidak ada orang yang lewat. Tempat tinggalnya yang terbilang elite membuat jarak rumah dengan rumah yang lain memiliki jarak walau hanya terhalang dengan tembok pembatasan. Namun, mereka sibuk dengan aktivitas di luar rumah

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status