Share

Undangan Reuni

Arman hanya mengantarku sampai ke TK dan Daycare Mutiara, tempat aku menitipkan Rania, lalu pulang. Sengaja kusuruh dia pulang selain karena sebal dengan percakapan di mobil tadi, aku juga ingin curhat-curhat dulu dengan Erna. Lagipula jarak TK tak terlalu jauh dari rumahku, hanya lima menit jika ditempuh dengan jalan kaki. Beruntung bagiku, sehingga aku bisa menitipkan Rania jika ada keperluan. Apalagi Erna itu kawan baikku sejak SMA.

Oh iya, TK ini milik ibunya Erna. Selepas SMU, Erna mengikuti pendidikan guru TK kemudian ikut mengajar dan membantu ibunya mengelola TK ini.

“Nad, gimana wawancara kerjanya tadi?” tanya Erna antusias, matanya berbinar-binar, senyum merekah di wajahnya.

“Langsung aja tanya, gimana tadi Galang? Nggak usah sok peduli gitu deh!" kataku sambil membukakan bungkus eskrim untuk Rania. Erna termasuk penggemar sinetron dan drama Korea. Dia sering heboh ngobrolin aktor ini dan itu, yang aku tak begitu paham itu siapa. Aku yakin, pasti dia juga salah satu penggemar Galang.

“Ih, suudzon aja!” Erna cemberut. Ia mengambil selembar tissue dan mengusap pipi Rania yang belepotan eskrim.

“Mau dengar kabar baik dulu apa kabar buruk dulu nih?” Pertanyaanku bikin dia sedikit mikir.

“Emmmm apa ya, baik dulu aja deh.”

“Oke kabar baiknya ... aku keterima kerja, aaaak!” Aku histeris, kami berpelukan lebay.

“Terus kabar buruknya?” Erna melepaskan pelukanku, raut mukanya berubah agak serius.

“Kayaknya Galang nggak suka aku diterima kerja di sana, deh.”

“Hah kok bisa?”

Aku lalu bercerita panjang lebar pada Erna mulai dari insiden taksi sampai wawancara.

“Kamu sih, kubilang juga apa, sekali-kali nonton infotainment, biar nggak kudet!”

“Nih kamu harus baca informasi tentang Galang mulai sekarang. Dia itu bosmu, mampus kau kalau sampai dia kesel lagi kaya tadi terus kamu dipecat!” Erna menyodorkan HP nya, kulihat layarnya menampilkan laman wikipedia bertuliskan nama Galang. Galang Arnaldo Rizki nama lengkapnya. Usianya dua tahun lebih muda dariku rupanya.

Tak cukup sampai di situ, ia juga menunjukkan akun i*******m Galang.

“Cewek itu siapa?” Aku menunjuk salah satu foto Galang bersama perempuan.

“Ih, kamu ngga tau?” Ia malah balik bertanya. 

Aku menggeleng

“Itu lawan mainnya si Galang di Aroma Cinta namanya Malya. Ada gosip mereka pacaran beneran. Tapi nggak tau sih soalnya belum ada kabar juga si Galang putus sama Marini.”

“Marini? Marini itu siapa?” tanyaku lagi.

“Nggak tau juga?” Erna nampak mulai kesal. Nada suara Erna meninggi. “Ihhh, Marini itu pacarnya Galang, dia kan model cukup terkenal dan sedang merambah dunia akting juga. Ya ampuuun bener-bener deh kamu.” Erna mencubit pipiku. Aw sakiit.

Kulihat Rania telah selesai makan eskrim, daripada Erna makin senewen gara-gara kutanyai terus lebih baik aku pulang deh. Nanti biar kucari-cari sendiri info tentang Galang di rumah.

“Udah ah, serem di sini jadi korban keganasan fansnya Galang,” candaku.

“Yuk Ran kita pulang!” Aku berdiri dan menggandeng tangan Rania.

“Ngapa sih buru-buru amat?” Erna ikut beranjak dari tempat duduknya dan mengantarku sampai gerbang TK.

“Jangan lupa besok minggu kita ada reuni SMA ya!” Erna mengingatkan. Oh, untung saja. Hampir aku lupa karena fokus sama wawancara kerja hari ini. SMA kami memang rutin menggelar reuni tiap tahun dan aku tak pernah melewatkannya sama sekali. Bagiku, bertemu teman lama adalah salah satu mood booster terbaikku.

“Mau berangkat bareng ke reuni?” tanyaku.

“Aku berangkat dari rumah Nenek Nad, ketemu di sana aja ya darling.”

“Oke deeh. Ayo Ran pamit sama tante Erna. Pulang dulu tante ....”

Rania menirukan omonganku dan mengulurkan tangan pada Erna “Pulang dulu atee. ”

Erna berjongkok, menyamakan tinggi dengan Rania. “Iya sayang, besok main lagi ya.”

********

Hari Minggu, aku sudah berpenampilan rapi mau pergi ke reuni. Begitupun Rania. Ia memakai dress sebawah lutut berwarna tosca dipadu legging berwarna hitam, manis sekali.

Baru saja hendak memesan taksi online, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah. Suara mesinnya sangat kukenali. 

Aku mengintip ke jendela. Melihat mobil putih terparkir di sana. Kugandeng Rania keluar rumah. 

“Pamaaan!” Rania menghambur ke pelukan pamannya yang sudah berada di depan pagar rumah. Arman lalu mengendong Rania, berjalan ke arahku yang sedang mengunci pintu.

“Ada perlu apa? Aku mau pergi!” tanyaku jutek. Masih teringat dia memarahiku tempo hari di mobil karena aku meninggalkan Rania untuk wawancara kerja. Kesal.

"Naik ke mobil!" Bukannya menjawab, ia malah memerintahkan seenaknya. Bahkan tanpa menunggu persetujuanku, ia langsung ngeloyor menuju mobil sambil menggendong Rania.

"Heh, kamu mau bawa Rania ke mana? Siapa yang bilang mau naik ke mobilmu, hah?"

Komen (5)
goodnovel comment avatar
siti fauziah
kayak tom& Jerry ...
goodnovel comment avatar
Nila Elok
seru seru Thor alur ceritanya
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
apa Arman sebenarnya udah suka sama nadia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status