Share

Bab 49

Author: Firsyaka
last update Last Updated: 2025-05-02 07:16:38

Malam dengan Rahasia

Malam itu terasa hangat. Setelah makan malam romantis di luar, Flavia dan Dr. Alessandro kini beristirahat di kamar. Flavia, dengan senyum yang tak henti-hentinya merekah, memeluk boneka beruang besar yang baru saja dibelikan oleh suaminya.

“Terima kasih ya, Sayang. Aku nggak nyangka kamu bakal belikan aku ini,” ucap Flavia sambil mencium boneka itu. “Kamu tahu banget aku suka boneka beruang!”

Dr. Alessandro hanya tersenyum kecil dari sofa, tetapi tatapannya tampak kosong. Ia duduk dengan kedua tangan menggenggam ponsel, pandangannya terpaku pada layar.

Pikirannya teralihkan oleh pesan yang baru saja diterimanya dari Valeri, mantan kekasihnya. Ia tahu seharusnya pesan itu diabaikan, tapi kata-kata Valeri terasa seperti duri yang menusuk hati.

"Hai, Ale. Apa kabar? Aku cuma mau bilang, aku baru melahirkan anak perempuan. Senang banget akhirnya aku jadi seorang ibu. Tapi aku nggak lupa, dulu kita pernah bermimpi punya anak juga, kan?"

Pesan itu masih terngiang-ngia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 50

    Pesan Tengah Malam“Siapa yang chat jam segini?” bisiknya pelan, memastikan Alessandro tetap terlelap.Flavia ragu sejenak. Ia tahu membuka ponsel suaminya tanpa izin bukanlah tindakan yang benar, tetapi rasa ingin tahunya lebih besar. Apalagi Alessandro sudah pernah berjanji akan memutuskan semua hubungan dengan masa lalunya, termasuk Valeri.Ia meraih ponsel itu, sidik jarinya langsung membuka kunci layar. Sebuah notifikasi pesan WhatsApp muncul di layar. Tidak ada nama, hanya nomor. Namun, Flavia tahu siapa pemilik nomor itu.“Valeri...” gumamnya lirih, tangannya bergetar saat membaca pesan itu."Ale, apa kamu bahagia dengan istrimu sekarang?"Mata Flavia menatap kata-kata itu tajam. Ia menggigit bibirnya, berusaha menahan amarah yang mulai menyelimuti dadanya.“Apa-apaan ini? Dia sudah menikah dengan orang lain. Buat apa dia tanya kebahagiaan suamiku?” pikir Flavia, hatinya campur aduk antara marah, cemburu, dan takut.Ia meletakkan ponsel itu kembali ke meja. Alessandro tetap te

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 49

    Malam dengan RahasiaMalam itu terasa hangat. Setelah makan malam romantis di luar, Flavia dan Dr. Alessandro kini beristirahat di kamar. Flavia, dengan senyum yang tak henti-hentinya merekah, memeluk boneka beruang besar yang baru saja dibelikan oleh suaminya.“Terima kasih ya, Sayang. Aku nggak nyangka kamu bakal belikan aku ini,” ucap Flavia sambil mencium boneka itu. “Kamu tahu banget aku suka boneka beruang!”Dr. Alessandro hanya tersenyum kecil dari sofa, tetapi tatapannya tampak kosong. Ia duduk dengan kedua tangan menggenggam ponsel, pandangannya terpaku pada layar. Pikirannya teralihkan oleh pesan yang baru saja diterimanya dari Valeri, mantan kekasihnya. Ia tahu seharusnya pesan itu diabaikan, tapi kata-kata Valeri terasa seperti duri yang menusuk hati."Hai, Ale. Apa kabar? Aku cuma mau bilang, aku baru melahirkan anak perempuan. Senang banget akhirnya aku jadi seorang ibu. Tapi aku nggak lupa, dulu kita pernah bermimpi punya anak juga, kan?"Pesan itu masih terngiang-ngia

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 48

    Malam yang Mengikat JiwaMalam itu, kamar Flavia dan dr. Alessandro dipenuhi dengan kehangatan. Fla, dengan wajah yang sedikit gugup tapi penuh cinta, duduk di tepi tempat tidur. Alessandro, atau akrab dipanggil dr. Ale, menghampirinya dengan senyum lembut."Sayang, malam ini kita sudah bisa dong ...," cakap dr. Ale dengan menaik-turunkan alisnya "Bisa apa, Mas? tanya Fla pura-pura tidak paham sambil menaham senyum."Bisa ... bisa ... menerima nafkah batin dariku? Kan, hari ini kamu sudah selesai haidnya," sambung dr. Ale lagi."Ih ... Mas Ale tahu aja," sahut Fla malu-malu.Dr. Ale tak menunggu aba-aba lagi, dia langsung mendekatkan wajahnya di depan wajah sang istri dan mencium lembut dahinya.“Sayang, kamu tahu nggak?” suara Alessandro pelan, “Apa, Mas?” Fla menoleh.“Aku bersyukur sekali Tuhan kasih kamu untuk aku. Kamu itu hadiah terbaik dalam hidupku.”Fla tersenyum, pipinya memerah. Alessandro menarik istrinya ke dalam pelukan. Malam itu, mereka bukan hanya bersatu secara fis

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 47

    Kejutan di TegalFla membuka matanya yang masih terasa berat. Sebuah ciuman lembut di pipi membuatnya tersentak kecil, dan ia mendapati senyum hangat Dr. Ale yang sudah bersiap dengan sarung untuk salat Subuh."Bangun, Sayang, kita Salat Subuh dulu yuuk! Nanti kita Salatnya berjamaah. Mas sekarang sudah jadi imammu," bisik Ale sambil menepuk pipi istrinya pelan."Sebentar lagi," rajuk Fla manja sambil meringkuk kembali di bawah selimut. Namun, Dr. Ale tidak menyerah. Ia menggendong Fla dengan mudah menuju kamar mandi."Eh! Turunin, Mas! Aku bisa jalan sendiri!" protes Fla sambil tertawa, tangannya memukul dada suaminya."Aku nggak yakin. Kamu itu ahlinya minta tambahan waktu lima menit," balas Dr. Ale sambil tersenyum jahil.Setelah mandi, Fla keluar dengan rambut setengah basah, wajahnya tiba-tiba berubah. "Mas Ale!" panggilnya dengan nada protes. "Aku kan lagi datang bulan!"Dr. Ale terdiam sesaat, lalu menepuk jidatnya sambil tertawa lebar. "Astaga, Mas lupa total! Maaf, ya." ucap

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 46

    Hadiah dari IbuDr. Alessandro keluar dari kamar setelah seorang asisten rumah tangga mengetuk pintu, menyampaikan bahwa ada tamu yang menunggunya di ruang tamu. Dengan lembut, ia mengelus pipi istrinya, Flavia, yang sedang duduk di sisi ranjang sambil membereskan baju.“Sayang, aku pamit sebentar, ya? Ada tamu di bawah.”Flavia mengerucutkan bibirnya. “Siapa tamunya? Kenapa harus sekarang? Aku nggak suka ditinggal.”Dr. Alessandro tersenyum kecil, duduk di tepi tempat tidur, dan menggenggam tangan Flavia. “Temanku, mungkin ada hal penting yang ingin dibicarakan. Kamu mau ikut? Kita temui sama-sama.”Flavia langsung menggeleng. “Nggak, ah. Teman-temanmu pasti pintar-pintar, sukses, dan ... ya, sederajat denganmu. Aku nggak nyaman, aku kan cuma ...” Kalimatnya menggantung, ragu melanjutkan.“Kamu cuma apa?” Alessandro menatap dalam-dalam, mencari mata istrinya yang menunduk.“Cuma perempuan biasa.”Perkataan itu menusuk hati Alessandro. Ia menarik Flavia ke pelukannya. “Kamu adalah per

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 45

    Rumah Baru, Awal Baru"Bu ..." Alessandro akhirnya membuka suara, meletakkan cangkir kopinya perlahan. "Iya, Nak?" jawab Bu Mireya,"Ada yang ingin saya sampaikan. Sebenarnya ... saya ingin membawa Flavia ikut ke Brebes," kata Alessandro hati-hati. "Ada tugas pekerjaan yang harus saya jalani di sana sebagai dokter. Para pasien sudah menunggu, dan saya rasa lebih baik kalau Flavia ikut saya tinggal di sana."Flavia yang sedari tadi menunduk langsung mendongak, menatap Alessandro. "Ke Brebes, Mas?" tanyanya pelan, ada nada tak percaya.Alessandro menggenggam tangan Flavia di atas meja. "Iya, Sayang. Kita butuh ruang untuk memulai hidup baru. Aku ingin kita tenang ... jauh dari hal-hal yang bisa mengganggu," ujarnya sambil melirik sekilas ke arah Bu Mireya,Bu Mireya terdiam, menggigit bibir. "Tapi, Fla itu sudah seperti belahan nyawa saya. Saya belum pernah berpisah dengannya sejak kecil. Apalagi setelah Ibu menikah dengan ayahnya dulu ..." Suaranya mulai bergetar, seolah menahan air m

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 44

    Malam Pertama yang TertundaResepsi sederhana yang diadakan di rumah Flavia di Cirebon telah berakhir dengan penuh kehangatan. Suara musik lembut dan tawa para tamu perlahan memudar seiring dengan selesainya acara. Kini, rumah kembali hening. Hanya tinggal Flavia dan Dokter Alessandro, yang kini resmi menjadi suami istri.Malam itu, Alessandro mendampingi Flavia menuju kamar mereka. Dengan hati-hati, ia menuntun istrinya melewati lorong menuju ruangan yang telah dihias cantik. Kamar itu dipenuhi nuansa romantis, dengan seprai putih bermotif bunga tulip dan taburan kelopak mawar. Aroma lembut bunga bercampur dengan harum lilin aroma terapi memenuhi udara.Flavia berdiri di depan cermin, perlahan mulai melepas riasan pengantinnya. Tangan Alessandro tiba-tiba menyentuh lembut bahunya. "Sayang, biar aku bantu," ucapnya dengan suara lembut, penuh perhatian.Flavia mengangguk pelan, membiarkan Alessandro membersihkan sisa riasan di wajahnya. "Kamu cantik, bahkan tanpa ini semua," bisik Ales

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 43

    "Aku cuma ... takut, Mas. Takut jika semuanya ini hanya sementara. Takut jika kamu dan keluargamu nggak sebaik yang terlihat sekarang."Alessandro tertegun. "Maksud kamu?"Flavia menunduk, memainkan ujung kerudungnya. "Aku pernah percaya sama seseorang. Aku pikir dia akan jadi masa depanku, tapi nyatanya dia malah mengkhianati aku. Aku takut kamu bakal melakukan hal yang sama. Nggak ada yang tahu isi hati orang, kan?"Mendengar itu, Alessandro langsung meraih tangan Flavia. "Flavia, lihat aku."Flavia mengangkat wajahnya perlahan. Mata Alessandro menatapnya penuh kesungguhan."Aku bukan Zafran. Aku nggak akan pernah menyakitimu seperti dia. Aku tahu luka yang dia tinggalkan, dan aku nggak akan pernah jadi alasan kamu terluka lagi," ujarnya tegas."Tapi ..." Flavia berusaha menyangkal, namun Alessandro memotong dengan lembut."Aku janji, Flavia. Aku akan setia mendampingi kamu, bukan cuma sekarang, tapi sampai maut memisahkan kita."Tanpa diduga, Alessandro mencium tangan Flavia. Peras

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 42

    Satu minggu kemudianSejak pagi, Flavia sibuk membantu ibunya menyiapkan hidangan makan malam. Aroma semur jengkol yang khas menyeruak di dapur, bercampur dengan harum ayam goreng yang baru diangkat dari penggorengan. Sesekali, Flavia melirik jam dinding dengan perasaan gugup."Fla, kamu kenapa? Kok dari tadi keliatan gelisah?" tegur Bu Mireya sambil menata piring di meja."Enggak, Bu. Cuma deg-degan aja. Kan mereka baru pertama kali mau makan di sini, takutnya mereka gak suka dengan menunya. Secara mereka kan, orang kaya, Bu," jawab Flavia sambil tersenyum kecil.“Sudah, santai aja. Ibu yakin semuanya bakal lancar. Lagipula, dokter Alessandro itu kan orangnya baik. Orang tuanya pasti juga begitu.”Flavia mengangguk pelan, namun hatinya tetap berdebar.Saat sore menjelang, sebuah mobil hitam mengkilap berhenti di depan rumah sederhana itu. Dokter Alessandro turun dengan setelan kemeja biru muda yang rapi, diikuti kedua orang tuanya, Ibu Sofia dan Pak Maximus.“Selamat datang,” sambut

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status