Share

Bab 61

Author: Firsyaka
last update Last Updated: 2025-05-23 09:45:24

Flavia duduk di tepi ranjang, tangannya refleks membelai perutnya yang mulai membesar. Senyum kecil terbit di wajahnya, membayangkan kehidupan baru yang sedang tumbuh di dalam rahimnya. Namun, ketenangan itu seketika pecah saat sebuah notifikasi masuk ke ponsel suaminya, Dr. Alessandro, yang tergeletak di atas nakas.

Flavia menoleh. Biasanya, ia tidak pernah iseng membuka ponsel suaminya, tetapi ada sesuatu dalam hatinya yang mendorongnya untuk melihat pesan itu. Dengan sedikit ragu, ia meraih ponsel itu dan membuka aplikasi biru yang menampilkan pesan masuk dari Valeri.

Sang suami yang berparas rupawan itu tengah di dalam kamar mandi dan baru saja masuk.

Darahnya seketika membeku. Sebuah video berdurasi lima menit terlampir dalam pesan itu. Jantungnya berdebar kencang saat jarinya dengan gemetar menekan tombol putar.

Di layar, terlihat suaminya—pria yang begitu ia cintai—berada di sebuah apartemen. Bajunya terlepas, dan di hadapannya ada Valeri yang hanya mengenakan gaun tidur tipis.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 63

    "Benar, Mas. Kamu kan, Dokter, kamu pasti tahu caranya mengecek makanan untuk memastikan apakah ini aman atau enggak," sela Fla kemudian.Sang suami mengangguk lalu segera mengambil alat penguji makanan.Tatapannya penuh keteguhan. Ia sudah kehilangan Flavia sekali, dan ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.Di luar, hujan semakin deras, seolah ikut menciptakan ketegangan di dalam rumah itu.Sore itu, di dapur rumah besar keluarga Dokter Alessandro, suasana mendadak mencekam. Di atas meja, ada dua bungkus rujak buah dan asinan yang baru saja diterima dari orang tak dikenal. Alessandro—seorang dokter berpengalaman—menggunakan alat khusus untuk menguji kandungan makanan tersebut.Flavia, istrinya yang tengah hamil empat bulan, berdiri di sampingnya dengan ekspresi tegang. Pak Maximus, satpam yang berjaga di rumah itu, ikut menyaksikan dengan waspada.Beberapa detik kemudian, alat uji berbunyi nyaring. Alessandro menatap hasilnya, lalu menoleh ke arah Flavia dengan wajah menger

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 62

    Perlahan Dr. Ale membukanya dengan dahi yang mengernyit."Jika aku tidak bisa memilikimu, maka tak seorang pun bisa."Alessandro menatap surat itu dengan rahang mengeras, sementara Flavia yang membacanya di sampingnya merasakan ketakutan menjalari tubuhnya.Mereka berpikir semuanya telah selesai. Tapi ternyata, badai baru saja dimulai."Valeri ... kau sungguh tidak waras. Aku dulu serius sama kamu, tapi kamu malah menduakan aku. Bahkan, sampai hamil dengan pria itu. Gimana bisa aku memaafkan pengkhianatan seperti itu? Kalau belum ada anak, mungkin aku bisa," gumam dr. Ale yang masih bisa didengar sang istri di sampingnya."Valeri benar-benar nekat ya, Mas. Dia gak takut apa kalau nanti kita laporkan dia ke polisi," sahut Fla menambahi."Dia sering mendapat kekerasan dari suaminya, dan pernah bilang kalau dia gak bahagia karena suaminya kasar dan temperamen. Hingga mungkin dia sekarang baru menyesali perbuatannya hingga sampai kehilangan kewarasannya," papar sang suami sambil merengkuh

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 61

    Flavia duduk di tepi ranjang, tangannya refleks membelai perutnya yang mulai membesar. Senyum kecil terbit di wajahnya, membayangkan kehidupan baru yang sedang tumbuh di dalam rahimnya. Namun, ketenangan itu seketika pecah saat sebuah notifikasi masuk ke ponsel suaminya, Dr. Alessandro, yang tergeletak di atas nakas.Flavia menoleh. Biasanya, ia tidak pernah iseng membuka ponsel suaminya, tetapi ada sesuatu dalam hatinya yang mendorongnya untuk melihat pesan itu. Dengan sedikit ragu, ia meraih ponsel itu dan membuka aplikasi biru yang menampilkan pesan masuk dari Valeri.Sang suami yang berparas rupawan itu tengah di dalam kamar mandi dan baru saja masuk.Darahnya seketika membeku. Sebuah video berdurasi lima menit terlampir dalam pesan itu. Jantungnya berdebar kencang saat jarinya dengan gemetar menekan tombol putar.Di layar, terlihat suaminya—pria yang begitu ia cintai—berada di sebuah apartemen. Bajunya terlepas, dan di hadapannya ada Valeri yang hanya mengenakan gaun tidur tipis.

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 60

    Hari ini adalah hari yang dinantikan. Setelah beberapa hari dirawat akibat kecelakaan yang menyebabkan tangan kanannya patah, akhirnya Dr. Alessandro bisa pulang. Meski kondisinya belum sepenuhnya pulih, dokter sudah mengizinkannya menjalani rawat jalan di rumah.Dr. Severino—adik Alessandro yang kini bertugas di Jakarta—datang untuk menjemputnya. Mereka memang sangat dekat, meskipun jarak memisahkan mereka karena tugas masing-masing. Saat Sever mengurus administrasi di resepsionis, Alessandro duduk di kursi roda sambil menghela napas panjang."Sudah nggak sabar pulang, ya?" tanya Sever sambil tersenyum setelah selesai dengan administrasi."Jelas," jawab Alessandro. "Kasihan Flavia, dia sendiri sedang hamil , masih harus mengurusku juga."Sever mengangguk paham. Ia tahu betapa besar cinta Alessandro pada istrinya. Flavia bukan hanya sedang hamil, tapi juga memiliki keterbatasan pada kakinya akibat kecelakaan yang dialaminya dulu. Tapi semua itu tak membuat Alessandro mencintainya kur

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 59

    Ruangan ini masih berbau obat dan antiseptik khas rumah sakit. Aku duduk di kursi sebelah ranjang Dr. Ale—suamiku—yang terbaring dengan tangan kanannya dibalut gips. Kecelakaan itu hampir merenggut nyawanya. Sialnya, semua ini diduga karena satu orang, Zafran.Aku menghela napas berat, menatap wajah suamiku yang pucat. "Jadi, kamu yakin kalau Zafran yang menyebabkan kecelakaan ini?" tanyaku, mencoba menahan emosi yang mulai menggelegak.Dr. Ale menatapku dalam. "Aku tidak bilang yakin, tapi aku menduga dia melintas mendadak di depanku. Aku refleks banting setir dan..." Ia menggantungkan kalimatnya, seolah mengingat kembali momen mengerikan itu.Tanganku mengepal di atas pangkuan. "Kalau memang dia sengaja, aku tidak akan tinggal diam."Dr. Ale tersenyum tipis. "Jangan gegabah, sayang. Ini masih dugaan."Dugaan atau bukan, aku tahu bagaimana Zafran dan Aurellia. Mereka sudah cukup menyakiti aku di masa lalu. Sekarang mereka kembali muncul dan membawa malapetaka lain."Kamu tenang, jaga

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 58

    Kabar Tak TerdugaFlavia merasa dunianya berputar saat mendengar kabar mengejutkan itu. Dr. Alessandro, suaminya yang penyayang dan selalu sabar menghadapi segala keadaan, mengalami kecelakaan. Tangan Flavia gemetar, bibirnya bergetar tanpa kata, dan kakinya terasa lemas. Dengan segera, ia gegas turun ke lantai bawah, niatnya untuk memberi tahu mertuanya, Ibu Sofia dan Bapak Maximus.Namun, langkah Flavia terhenti di depan pintu kamar mertuanya. Ia berdiri di sana, mondar-mandir dengan cemas. "Bagaimana cara mengatakannya? Aku gak enak malam-malam gini ganggu. Bagaimana kalau mereka syok?" pikirnya sambil menghela napas panjang. Ia menggigiti ujung kukunya, dadanya naik turun tidak karuan.Severus, adik iparnya yang berusia 30 tahun, muncul dari arah dapur. Ia membawa segelas air, tetapi langkahnya berhenti ketika melihat Flavia yang tampak panik di depan pintu kamar ibunya."Kak Flavia?" tegurnya dengan alis terangkat. "Kenapa mondar-mandir di situ? Ada apa sih, kelihatannya pani

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 57

    Kehangatan yang TerusikFlavia terduduk di kursi goyang di kamarnya, rumah mertuanya. Tangannya lembut mengelus perut yang mulai membuncit, sebuah tanda kehidupan kecil yang tumbuh di dalamnya. Wajahnya terlihat damai, meski ada semburat kegelisahan yang tersimpan dalam tatapannya. "Sayang, kamu nggak usah terlalu capek, biar aku aja yang beresin baju nanti" ujar Alessandro Flavia tersenyum tipis. "Aku nggak capek kok. Ini kan, sudah tugasku sebagai istri."Alessandro mendekat dan berjongkok di hadapannya. "Aku cuma nggak mau kamu terlalu banyak pikiran atau lelah. Kamu itu prioritas aku sekarang, Fla. Kamu dan anak kita," ucapnya sambil menatap penuh kasih ke arah perut Flavia.Flavia mengangguk, tapi matanya tampak berkabut. "Aku cuma takut, Mas Ale. Semua ini terlalu indah ... dan aku takut ada yang merusaknya."Alessandro menarik tangan istrinya, menggenggamnya erat. "Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Mantan-mantan itu ... mereka hanya masa lalu. Masa depan kita yang penting. Aku

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 56

    Pagi itu, kehangatan matahari masuk dari sela-sela tirai ruang makan rumah Dr. Alessandro. Di meja, Flavia tampak sibuk menyuapi dirinya sendiri, sementara Alessandro duduk di sampingnya, tak lepas dari tatapan protektif yang selalu ia tunjukkan sejak mereka menikah. Di ujung meja, kedua orang tua Alessandro menikmati roti panggang dan teh. Suasana nyaman ini terusik ketika Bi Imah muncul dari pintu ruang makan dengan ekspresi ragu-ragu."Permisi, Dokter," ucap Bi Imah pelan, tapi cukup untuk menarik perhatian semua orang di meja itu. "Ada tamu di depan, katanya ingin bertemu Dokter."Flavia langsung menghentikan gerakannya, menatap Alessandro. Alessandro pun balik menatapnya, alisnya naik sedikit. Dalam sekejap, tatapan mereka seperti saling bertanya, Siapa tamu ini?"Tamu siapa, Bi?" tanya Alessandro dengan nada datar, namun ada sedikit nada curiga di sana.Bi Imah menggeleng. "Tidak tahu, Dokter. Dia tidak bilang. Cuma bilang mau bertemu dengan Dokter."Seketika itu, Alessandro be

  • Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan   Bab 55

    Api Cemburu di Pagi Mingguwajah Flavia memucat. Di hadapannya berdiri seorang wanita dengan gaun elegan, rambutnya tertata sempurna—Valeri, mantan kekasih Alessandro.Flavia menelan ludah, berusaha tetap tenang. "Ada apa, Valeri? Mas Ale nggak pernah cerita kamu akan datang."Valeri tersenyum tipis, penuh ejekan. "Aku hanya ingin bicara dengan suamimu."Alessandro menatapnya sinis. "Kenapa kamu ke sini, Valeri?""Karena aku sadar, aku membuat kesalahan besar meninggalkanmu dulu, Ale," kata Valeri dengan suara lirih. "Aku ingin kita kembali." Valeri mendekat ke arah Ale dan meraih tangannya. Namun Ale menghempaskan kasar tangan Valeri.Alessandro tertawa kecil, tapi nadanya penuh ketegasan. "Sudah terlambat. Aku punya keluarga sekarang. Dan aku bahagia." Dr. Ale malah mendekat ke arah istrinya sambil merengkuh pinggangnya.Namun, Valeri tak menyerah. "Apa kamu benar-benar bahagia, Ale? Lihat aku. Kita pernah punya mimpi bersama, semua hal yang pernah kita rencanakan. Jangan bilang kam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status