Share

Bab 12

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-11 23:07:25

“Aku nggak apa-apa, Om Dewa,” suara Andini terdengar pelan namun mantap, saat ia keluar dari toilet.

Wajahnya pucat, rambut sedikit berantakan, dan ada bekas merah samar di bahunya yang tak sempat tertutup sepenuhnya oleh dress yang kini robek. Gegas ia menutupinya dengan cardigan tipis.

Tapi ia tetap menegakkan kepala. Matanya yang merah bukan lagi karena lemah, melainkan karena berusaha menahan segalanya sendirian.

Dewa berdiri tak jauh dari pintu, menatap Andini dengan dahi berkerut. Pasti telah terjadi sesuatu di antara Andini dan adik tirinya.

Dewa menjadi penasaran akan hubungan mereka. Sepertinya hubungan kakak beradik itu tidak baik.

“Adikmu melakukan sesuatu padamu?” telisik Dewa dengan suara yang dingin.

Andini menahan napas. Ia ingin mengangguk, tapi tubuhnya masih sedikit gemetar. Ia tahu ia harus kuat.

“Aku bisa mengatasinya, Om. Cuma masalah kecil.”

Dewa menatap wajah Andini lekat-lekat.

“Masalah kecil?” Dewa setengah membentak. Tatapannya tertuju pada dress bagian bah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 24

    Ketegangan masih terjadi di rumah Andika Raharja–ayah Andini. Semua akibat soal hutang pada perusahaan Wibisana. Andika memukul meja hingga sendok garpu berloncatan, masih kesal pada tingkah istrinya. “Jadi kamu pakai uang utang buat belanja, foya-foya dan ikut arisan? Itu bukan uang kamu, Sis!”Siska mulai drama. Duduk di sofa sambil memegangi dada. “Mas, aku ini istri kamu. Masa aku nggak boleh pakai uang kamu sebentar buat kebutuhan aku? Aku juga pengen dihargai! Lagian, nanti aku ganti kok,”Andika menatapnya tajam. “Harga diri aku sekarang digadaikan ke anak orang! Dan parahnya—mereka malah datang ke Andini! Bukan ke kamu, yang utang! Kamu tega banget, Sis.”Andika memang selalu menjaga wibawa di depan anak-anaknya. Perbuatan Siska seperti telah membubuhkan arah ke wajahnya!Siska langsung berdiri. “Lho, salahnya Adrian dong. Masa naksir anak tiriku terus ngarang alasan mau nikahin dia buat bayar utang! Kan itu bukan urusan aku.”“ITU URUSAN KAMU! Karena kamu penyebabnya!” Andik

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 23

    Satu jam sebelumnya“Ayah, Ibu, aku rasa ruang tamu ini perlu dinding baru.”Rania memandangi dinding ruang tamu dengan tatapan menghakimi, seperti sedang menilai fashion show murahan. Di tangannya, ia membawa katalog interior dengan gaya minimalis Skandinavia. Ratih, sang ibu, mengangguk setuju. Surya? Dia sedang mengupas buah jeruk di pojokan dan tidak terlalu peduli.“Aku juga pengen renovasi dapur,” Rania melanjutkan sambil membuka map berisi denah rumah. “Kalau bisa, sekalian kamar Bima yang di lantai dua diperbesar. Sebelahnya kan perpustakaan. Karena Bima sudah menikah … lebih baik ke dua ruangan disatukan.”Rania–anak tertua Ratih yang suka mengatur segalanya. Dari mulai hal remeh temeh hingga hal besar.Surya mengunyah jeruk yang agak asam. “Dan... Dewa?”Rania memutar bola matanya. “Dewa? Please, jangan bilang dia mau diboyong juga? Lagian Dewa gak mungkin mau tinggal di rumah. Dia sudah nyaman di apartemen.”Ratih mendesah. “Ibu pengin semua anak tinggal di sini. Rumah in

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 22

    “Andin,” suara Dewa terdengar dalam nada tenang tapi penuh instruksi dari luar pintu kamar. Sudah pukul delapan pagi, gadis itu belum menampakkan batang hidungnya.Di luar kamar Dewa malah sudah terlihat rapi bahkan sudah membuat sarapan untuk mereka. Hari itu kebetulan hari minggu sehingga ia tidak pergi ke kantor.“Kita akan pergi ke rumah Ibu,” lanjut Dewa dengan menghela nafas pelan.Saat mendengar suara Dewa, Andini nyaris menjatuhkan lip balm yang sedang ia oleskan ke bibirnya. “Ke rumah… Tante Ratih? Ngapain?” tanyanya gugup.“Bukan Tante. Sekarang panggil beliau Ibu,” jawab Dewa dengan datar. “Tentu saja aku akan memperkenalkanmu pada Ibu dan Ayah sebagai istriku.”Andini membeku di tempat. Bibirnya menggantung seperti habis melihat setan. Ia acapkali lupa jika sedang banyak pikiran. Semalam saat ia tidur, ia mendapat telepon dari kawannya di Malaysia. Ia berkonsultasi dengannya soal obat. Alhasil ia kurang tidur.“Iya, Om. Sebentar aku sedang … sedang merapikan barang-barang,

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 21

    “Andini, kita sudah sampai,” imbuh Dewa tepat ketika mereka sudah memasuki area parkir apartemen Cosmos.Dewa menarik nafas dalam, mendelik ke arah gadis yang kini ternyata sudah tertidur dengan kepala terkulai pada sisi jendela. Rambut panjangnya bahkan sudah menutupi wajahnya mirip sundel bolong. Nafasnya teratur.“Andini, sudah sampai.” Suara Dewa naik satu oktaf. Bisa-bisanya, Andini tertidur. Padahal seingatnya gadis itu bercerita banyak hal padanya soal kuliah dan sahabatnya bernama Naura yang kocak.Bagaimana bisa ia langsung tertidur setelah berceloteh banyak mirip seekor anak bebek.Tangan Dewa terangkat, hendak menoel lengan gadis itu. Ragu, ia mencondongkan tubuhnya hendak menyingkirkan helaian rambutnya yang berantakan.Namun sebelum itu terwujud, Andini sudah terbangun.“Maling!” teriaknya sembari memukul ke sembarang arah. Akhirnya, Dewa mendapat hadiah bogem mentah tepat di wajahnya.“Andini! Kamu mimpi ya,” gerutu Dewa segera menangkap pergelangan tangan Andini.Nafas

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 20

    “Pak Andika, saya minta waktu lima menit,” ucap Dewa datar. Jelas saja, ia tidak terima keputusan Andika. Ia sudah mengikat janji dengan Andini. Andini bahkan sudah bersedia menikah dengannya. Meskipun pernikahan kontrak—yang hanya mereka saja yang tahu.Andika menarik napas. Ia yakin seratus persen, ada sesuatu di balik lamaran diadakan itu. Satu hal yang pasti, ia tidak ingin Andini masuk ke dalam keluarga Hadinata dan mengusik Amanda.“Saya sudah bicara dengan Andini, lamaran Anda terlalu mendadak. Saya menolak.”Andini menelan salivanya. Ia bingung. Bagaimanapun, wali yang berhak menikahkannya ialah sang ayah. Ia harus cari cara apapun agar ayahnya setuju.“Tolong beri saya kesempatan. Saya hanya ingin mengobrol berdua.”Dewa tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Andini sampai mengerjapkan matanya, heran dengan sikap pantang menyerah Dewa. Sebetulnya, dalam lubuk hati terdalam, ia masih penasaran. Mengapa Dewa memilih dirinya sebagai istri kontraknya. Andika menghela nafas. Ia pu

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 19

    Siang itu, setelah drama hutang dan transfer lima miliar, Dewa mengajak Andini pergi makan siang. Tanpa bertanya, tanpa memberi pilihan.“Aku belum bilang iya,” protes Andini saat mereka sudah duduk di dalam mobil. Suasana hati gadis itu memburuk. Bukan tanpa alasan, pertama ia kesal karena ternyata utang ayahnya belum lunas. Ke dua, ia kesal karena Dewa menciumnya dengan seenaknya. “Terlambat. Kamu naik mobil aku, otomatis setuju,” balas Dewa santai, menyetir sambil menyetel lagu jazz instrumental.“Kamu tuh selalu ngatur!” gerutu Andini sembari menggosok pipinya dengan tisu basàh.Dari kaca spion, Dewa mengerutkan keningnya tatkala tatapannya tertuju pada gadis di sebelahnya. Seketika ia pun berkata. “Kamu pernah ciuman gak sama Bima?”Andini hanya bisa mendengus. Ia melihat jendela mobil dengan bibir yang mencucuk seperti paruh bebek. Dewa menarik sudut bibirnya. “Jangan bilang kalau tadi itu ciuman pertamamu!”Mendengar perkataan Dewa, Andini menoleh dengan tatapan yang tajam. “B

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 18

    Dengan enggan, Andini membiarkan Adrian masuk hingga ke teras. Mereka berdua duduk dipisahkan oleh sebuah meja berbentuk bulat. Adrian membuka map, lalu menyerahkan selembar dokumen.Andini terperangah. “Pinjaman? Ayah punya hutang?”“Ini mengenai pinjaman sebesar lima miliar rupiah... atas nama perusahaan Pak Andika.” Adrian menambahkan dengan begitu tenang. Sementara itu, Andini memucat.Masalah apa lagi kali ini? Mengapa hidupnya penuh masalah?Beberapa detik, Andini baru sadar, sang ayah memang pernah meminjam uang untuk menutupi kerugian perusahaan teh yang dikelola olehnya. Namun … bukankah sang ayah sudah menjual aset miliknya—berasal dari warisan almarhum ibunya?Tanpa sàdar, Andini menggeram kecil. Ia kesal pada sang ayah.“Lima miliar?” tanya Andini kembali, masih tak percaya. Adrian mengangguk tenang. “Sudah termasuk bunga. Lima miliar, dua ratus juta rupiah,”Andini meneguk salivanya. Mengapa bisa kebetulan? Dewa menawarkan kerjasama dengan uang kompensasi sebanyak Lima

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 17

    Malam itu, Dewa masih berada di jalan setelah mengantar Andini pulang. Saat ia masih mengemudikan mobil Maybach hitam miliknya, sebuah notifikasi Whatsapp masuk. Andini mengirim pesan.Dewa membuka dengan malas. Tapi matanya langsung membelalak saat membaca pesan itu.[Om Dewa, ayo kita nikah!]“...APA?” gumam Dewa pelan namun ia tak lantas menjawab pesan itu.Ia menatap layar ponsel cukup lama, seolah memastikan itu bukan spam dari iklan situs nikah siri. Tapi tidak salah. Itu benar dari Andini. Lengkap dengan emoji cincin dan love kecil di bawahnya.Dewa langsung terduduk tegak, kemudian fokus kembali ke jalan sembari tersenyum tipis.Sesampainya di apartemen, Dewa melemparkan jasnya ke sofa dan menjatuhkan diri ke ranjang seperti aktor laga yang gagal take. Sepatu masih nempel. Dasi setengah melilit leher. Matanya memandang langit-langit sejenak, lalu menoleh ke ponsel di samping bantal.Pesan Andini masih terpampang jelas di layar.“Hah...” Dewa menghela napas panjang. “Gadis aneh

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 16

    Bima duduk di ruang kerjanya, menatap layar laptop yang tak kunjung fokus. Sejak tadi, pikirannya tidak bisa tenang. Bayangan itu terus muncul… wajah Andini—bukan dengan kacamata tebal dan pakaian polos seperti biasanya, tapi dalam balutan dress lembut saat di pesta ulang tahun Ratih. Rambutnya disanggul sederhana, wajahnya natural namun bersinar. Sangat cantik untuk dilupakan.Kenapa aku baru sadar sekarang?Kemudian ia teringat akan aksi Andini saat melakukan pertolongan pertama pada tantenya. Tak bisa dipungkiri. Muncul kekaguman dalam batinnya, tanpa ia sadari.Ternyata ia telah membuang permata demi …Bima mengembuskan napas, meneguk kopi yang sudah dingin. Rasa pahitnya makin mempertegas kekesalannya. Ia kesal pada Andini dan Dewa termasuk pada dirinya sendiri.Ia membanting cangkir kopi ke meja, terlalu keras, hingga tumpah sedikit.“Bodoh,” gumamnya lirih. “Kau biarkan dia pergi begitu saja.”Satu memori menamparnya pelan.Beberapa bulan yang lalu. Saat ia jatuh sakit karena k

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status