Share

bab 4

Author: Addarayuli
last update Last Updated: 2025-11-02 20:08:40

Ren dan Sofia menatap senang kedekatan Florensia dan Raditya, tangan Ren senantiasa memeluk bahu mamanya sambil menatap istri dan papanya yang tengah berpelukan di halaman didekat mobil baru Florensia.

"Mama juga punya hadiah buat Flo." ucap Sofia.

"Hadiah? Untuk Flo saja?" tanya Ren sambil mengerutkan keningnya.

"Ya, hanya untuk menantu sekaligus anak perempuan mama yang cantik."

Sofia mendongak lalu menatap putra sulungnya.

"Ren, jangan bilang kamu belum menyiapkan hadiah untuk istri kamu?"

Ren tersenyum manis lalu mengangguk pelan.

"Mama jangan khawatir, Ren sudah menyiapkan semuanya."

Sofia berbafas lega. "Syukurlah."

"Papa, terima kasih. Ini hadiah yang bagus."

Raditya mengusap surai panjang Florensia, dia menatap putri temannya yang kini menjadi bagian dari keluarganya.

"Sama-sama, ayo kita masuk. Masih ada kejutan lain yang menunggu kamu."

"Kejutan lagi?" tanya Florensia terkejut.

Raditya mengajak Florensia masuk ke mansion, Sofia dan Ren yang sejak tadi menunggui mereka juga ikut masuk ke dalam.

Florensia duduk disebelah Sofia dan Ren, tak lama Desta, asisten Raditya muncul sambil membawa paper bag dan memberikannya pada Sofia.

"Ini nyonya."

Sofia menerima paper bag itu lalu memberikannya pada sang menantu kesayangan.

"Ini hadiah dari mama buat Flo, semoga Flo suka ya?"

Florensia menatap Sofia dan suaminya bergantian, dia melihat Ren menganggukan kepalanya lalu tersenyum. Florensia menerima paper bag yang diberikan Sofia dengan senang hati.

"Mah, apa ini?" tanya Florensia.

"Buka dong, semoga sesuai selera kamu ya?"

"Ayo sayang buka, aku juga penasaran dengan hadiah pemberian mama." ucap Ren sambil merangkul mesra pinggang istrinya.

Florensia mengangguk kemudian mulai mengeluarkan isi dari paper bag pemberian Sofia. Flo membelakan mata saat sebuah kotak emas berada ditangannya.

"Mah."

Sofia mengangguk sambil tersenyum.

Florensia kemudian membuka kotak berukuran persegi panjang itu, seketika satu set perhiasan terpampang jelas dihadapannya. Florensia tersenyum lebar melihat berlian berwarna blue diamond yang langka itu.

"Gimana? Flo suka?"

Florensia menatap Sofia lalu mengangguk.

"Flo suka mah, makasih mama." Ucap Florensia kemudian memeluk tubuh Sofia.

"Sama-sama sayang, mama senang kalau Flo suka hadiahnya."

Florensia melepaskan pelukannya, dia kembali menatap berlian indah itu.

"Kalian sudah makan siang?" tanya Raditya.

"Sudah pah, tadi kita makan di hotel." jawab Ren.

"Ren, bawa Flo ke kamar. Biarkan dia istirahat dulu." ucap Sofia.

Ren mengangguk. "Ayo sayang kita ke atas dulu, ada sesuatu yang mau aku tunjukkan ke kamu."

"Ayo."

Florensia menutup kotak perhiasan itu lalu kembali memasukkannya ke dalam paper bag. Ren mengambil alih paper bag ditangan istrinya kemudian mengajak istrinya ke kamar.

"Kalau gitu Flo istirahat dulu mah pah." pamit Florenisa pada mertuanya.

"Iya sayang." jawab Sofia.

Ren memeluk erat pinggang Florensian kemudian masuk ke dalam lift, mereka naik ke lantai tiga dimana kamar Ren berada.

Setelah kepergian Florensia dan Ren, Sofia menatap suaminya dengan tatapan mata berbinar.

"Akhirnya Flo bisa jadi menantu kita juga pah." ucap Sofia.

Raditya mengangguk. "Iya, papa juga senang memiliki mantu sebaik dan setulus Flo. Hubungan kita dan keluarga Brawijaya bisa semakin erat karena hubungan pernikahan ini."

Sofia mengangguk setuju, sejak awal Ren memperkenalkan Flo pada keluarga Louhan sebagai seorang kekasih, Sofia langsung merasa cocok dengan Flo. Sifat lemah lembut serta keibuan yang dimiliki Flo membuatnya kekeuh ingin membuat Flo menjadi menantu keluarga Louhan.

Akhirnya, keinginan Sofia bukan wacana semata. Ren berhasil mempersunting Florensia dan menjadikan gadis itu menjadi menantu Louhan.

Sampai diatas, senyun Florensia tak pernah luntur. Semenjak berpacaran dengan Ren, kedatangannya ke kamar Ren hanya bisa dihitung jari. Dan hari ini, dia akan menempati kamar yang dulu pernah disambanginya.

"Aku sudah mengubah kamar kita sesuai dengan kesukaan kamu." ucap Ren.

"Ren, tidak perlu sampai seperti itu. Mau bagaimana kamar kamu aku tetap suka."

Sampai didepan kamar, Ren lekas membuka pintu dan mereka masuk ke dalam. Tak lupa Ren mengunci pintunya.

Terakhir kali Flo datang, kamar Ren memiliki warna bernuansa abu-abu. Dan benar apa yang dikatakan suaminya tadi jika Ren benar-benar mengubah tatanan kamarnya. Kamar dengan buansa manly itu kini berubah menjadi bernuansa nude. Ada rak buku didekat sofa dan juga televisi besar didepannya.

Diatas ranjang terpasang foto pernikahan mereka yang sudah jadi dan memiliki ukuran yang besar. Didekat meja rias ada pintu walk-in closet dan pintu kamar mandi.

"Kamu bisa meletakkan koleksi buku kamu disana nanti." ucap Ren.

Florensia memeluk lengan suaminya dan menyandarkan kepalanya ke pundak Ren.

"Terima kasih Ren."

"Kamu suka kamarnya?"

Florensia mengangguk. "Aku suka."

Ren mengajak Florensia untuk duduk di sofa, dengan hati-hati dia mendudukkan Flo disana.

"Apa masih sakit sayang?"

Florensia sedikit meringis. "Sedikit, tapi tidak papa kok."

Ren berdiri dari duduknya lalu masuk ke walk-in closet dan meletakan hadiah perhiasan dari mamanya ke laci khusus perhiasan yang sudah dia rancang khusus untuk istrinya.

Sementara Ren pergi, Flo menatap sekeliling kamar yang berubah hampir enam puluh persen. Ren yang pada dasarnya suka dengan nuansa dark tiba-tiba rela mengubah nuansa kamarnya untuk dirinya.

"Romantis sekali." gumam Florensia.

Ren membuka laci kemudian mengambil sebuah map, dia tersenyum lalu membawa map itu keluar kembali menghampiri istrinya.

"Gimana, ada yang mau dirubah atau kurang sesuai selera kamu, hem?" tanya Ren lalu duduk disebelah Flo.

Florensia menggeleng sambil tersenyum. "Tidak Ren, aku sudah puas dengan kamarnya kok."

Ren mengusap gemas pucuk kepala Florensia.

"Kenapa kamu selalu menurut, hem?"

"Ren, nanti rambut aku berantakan."

Ren menghentikan usapannya lalu meraup kedua pipi Flo dan mendekatkan ke arahnya.

Cup!

Cup!

"Makasih sayang." ucap Ren.

"Untuk?"

Ren mengenggam kedua tangan Flo erat.

"Untuk semuanya, aku sangat beruntung memiliki kamu dihidup aku."

"Ren, kamu terlalu berlebihan."

"Ah iya, aku punya sesuatu buat kamu."

Ren melepaskan genggaman tangannya pada tangan Flo lalu mengambil map dan memberikannya pada sang istri.

"Buat kamu, sebagai hadiah pernikahan kita."

"Apa ini sayang?"

Ren membuka map itu kemudian mengeluarkan tiga buah benda dari dalam, dua akta kepemilikan aset dan selembar kertas kepimilikan saham.

Lagi-lagi Flo terkejut dengan apa yang dilihat dan didapatkannya hari ini.

"Ini hadiah buat kamu, aku sengaja sudah menyiapkan rumah untuk kita nanti saat kita sudah memiliki anak, kita akan tinggal di rumah baru kita."

"Dan ini, surat kepemilikan vila milikku yang ada di Bandung. Dan yang ini, adalah akta kepimilihan saham perusahaan Louhan."

Florensia semakin tercengang saat melihat tiga akta itu tertulis atas nama dirinya. Ren bahkan memberinya saham sebesar sepuluh persen dari jumlah saham milik Ren di perusahaan Louhan.

"Sayang, terima kasih." ucap Flo karena sudah tidak bisa berkata-kata lagi selain mengucapkan terima kasih.

Ren mengangguk. "Dan satu lagi."

"Apa Ren?"

Ren kembali mengambil sesuatu dari dalam map itu, sebuah kartu berwarna hitam dengan logo berwarna gold yang tertempel di kartu itu.

"Ini buat kamu, mulai hari ini jika kamu menginginkan apapun kamu bisa menggunakan kartu ini."

Florensia masuk kedalam pelukan Ren tanpa mengambil black card yang diberikan suaminya. Saking senangnya dia sampai tak bisa berkata-kata dan tak tahu harus berekspresi bagaimana lagi. Keluarga Ren sangat royal padanya sampai mereka memberikan banyak hadiah untuknya.

"Sore nanti kita akan pergi ke Bali, sebaiknya kamu istirahat dulu." ucap Ren sambil mengelus rambut panjang Florensia.

"Temenin." ucap Florensia.

Ren mengangguk, dia meleapskan pelukannya lalu mengajak Florensia untuk berbaring di ranjang. Ren duduk ditepi ranjang lalu mengelus rambut Florensia saat Florensia terbaring sambil menghadap ke arahnya.

"Ren, baju aku gimana?" tanya Florensia saat matanya sudah hampir terpejam.

"Kamu tenang saja, aku sudah menyiapkan semua keperluan kamu disini."

"Sekali lagi terima kasih suami."

Ren tersenyum lalu menundukkan wajahnya kemudian mengecup kening Florensia. Wanita cantik itu memejamkan mata saat kecupan hangat suaminya mendarat dikening.

"Nanti aku akan suruh Karina untuk membawakan barang-barang penting kamu kesini, sekalian dia juga bisa memindahkan barang-barangnya."

Florensia mengangguk.

"Sekarang kamu tidur dulu ya."

"Iya."

Ren kembali mengelus kepala Florensia dengan lembut, sesekali dia tersenyum saat menatap wajah sang istri yang terlihat menggemaskan. Elusan pada kepala Florensia membuat wanita itu merasakan kantuk, tubuhnya masih terasa lelah akibat acara pernikahan kemarin ditambah digempur suaminya semalam. Perlahan dia mulai masuk ke alam mimpi.

Terdengar dengkuran halus dari sang istri menandakan Florensia benar-benar sudah terlelap. Perlahan Ren bangkit dari duduknya, sepelan mungkin agar tidak menganggu tidur istrinya. Ren membenarkan selimut yang digunakan Flo kemudian keluar dari kamar.

Ren turun ke lantai bawah kemudian mencari asistennya.

"Ada yabg bisa saya bantu tuan?"

"Hubungi asisten Flo, suruh dia membawakan barang penting milik Flo dan juga miliknya sendiri. Dia bisa menempati rumah samping khusus untuk para pekerja."

"Baik tuan." jawab Venus.

"Bagaimana pekerjaan kantor?" Tanya Ren sambil berjalan menuju ruang kerjanya.

"Semua sudah saya hendel tuan, anda bisa menikmati hari libur anda tanpa kendala."

Ren duduk di meja kerjanya lalu mengangguk.

"Bagaimana kerja sama dangan perusahaan Mogani?"

"Mereka sudah menandatangai kontrak kerja samanya tuan, saya juga sudah meyerahkan berkasnya pada tuan Raditya."

Ren menyalakan laptopnya lalu mulai melihat pekerjaan Venus, dia begitu teliti membaca setiap kata yang tertulis sambil mengangguk-anggukkan kepalanya puas.

"Bagus, terus pantau perkembangan proyek yang berjalan. Minta rinciannya pada Kenan dan laporkan pada saya dua hari lagi."

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi kembali ke kantor."

Ren mengangguk lalu mempersilakan Venus untuk kembali ke kantor. Dia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi sambil menatap langit-lagit ruang kerjanya.

"Lebih baik aku fokus pada Florensia dulu." gumamnya.

Ren memutuskan kembali mengerjakan pekerjaannya sebelum dia pergi honeymoon, bagaimana pun juga dia tak ingin terlalu membebani asistennya untuk mengurus dirinya dan juga pekerjaan kantor.

Di kamar, Florensia meregangkan otot-ototnya. Dia mengucek matanya pelan sambil mengerjabkan matanya.

"Ren dimana?"

Florensia bangkit dari tidurnya dan menatap sekeliling kamarnya yang kosong. Dia menatap dua koper yang tertata dilantai kamar.

"Apa Ren yang menyiapkan ini?"

Ceklek.

Florensia menatap pintu kamar yang terbuka, Ren masuk ke dalam sambil membawa nampan berisi makanan.

"Sudah bangun, ayo makan dulu." ucap Ren.

"Kamu yang siapin ini semua?"

Ren meletakkan nampan ke meja nakas lalu duduk disebelah istrinya.

"Tadi dibantu Karina. Dia sudah membawakan barang penting punya kamu, dia juga membantu menata keperluan kamu."

Florensia mengangguk. "Kamu sudah makan?"

Ren menggeleng pelan. "Belum, aku baru saja menyelesaikan pekerjaan."

"Kalai gitu ayo makan bareng."

Ren tersenyum lalu mengangguk, dia bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju sofa diikuti Florensia.

"Aku suapin?" tawar Ren.

Florensia mengangguk, Ren mulai menyendokkan nasi dan lauk kemudian menyuapi istrinya. Florensia tampak berbinar saat makanan yang dia kunyah terasa pas dilidahnya. Tak mau kalah, dia mengambil alih sendok dari tangan Ren lalu ikut menyuapi Ren juga.

Keduanya saling menyuapi, sesekali diiringi tawa canda seperti dunia hanya milik mereka. Tanpa sadar makanan dipiring Ren sudah habis tak tersisa.

"Makanan di rumah kamu selalu enak." puji Florensia.

"Sini aku bersihin dulu mulutnya."

Florensia memajukan wajahnya, Ren meraih tissue kemudian menyeka bibir Flo yang sedikit kotor.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Suami, Ku Nikahi Adik Ipar   bab 6

    Drrtt. Drrtt. Suara dering ponsel mengalihkan perhatian wanita cantik yang tengah berkutat dengan laptopnya. Dia melirik ponselnya lalu mengangkat panggilan itu. "Katakan." "Maaf menganggu waktu anda nona, namun ada hal penting yang harus saya sampaikan." Kalimat sang penelpon terjeda sesaat, terdengar suara helaan nafas dari sebrang telepon. "Polisi yang sebelumnya menangani kasus ini ternyata sudah dipindah tugaskan ke luar Privinsi. Saya sudah memaksa mereka untuk memberitahu dimana lokasi pemindahannya namun mereka menolak memberikan informasi." "Beri mereka uang, hanya uang yang bisa menutup dan membuka mulut aparat itu." ucap sang wanita cantik tegas. "Sudah nona, namun mereka menolaknya. Bahkan saya sudah menyuap salah satu oknum namun beliau juga menolak." Wanita cantik itu tersenyum miring. "Kalau begitu biarkan saja. Kita cari cara lain." "Baik nona." "Segera kembali ke kantor." "Baik nona, saya akan kembali sekarang." Wanita cantik itu mematikan

  • Dikhianati Suami, Ku Nikahi Adik Ipar   bab 5

    Tok.Tok."Masuk."Ceklek.Pintu ruangan Kenan terbuka dari luar, Darel, pria berusia tiga puluh tahun masuk ke dalam ruangan Kenan sambil membawa beberapa berkas."Ini laporan perkembangan proyek vila yang anda ingikan tuan." ucap Darel."Letakkan dimeja."Darel mengangguk kemudian meletakkan berkas itu ke atas meja. Tidak langsung pergi, Darel masih berdiri ditempatnya karena masih ada satu hal yabg ingin dia sampaikan pada Kenan.Melihat asistennya masih berdiri, Kenan sedikit mendongak."Apa masih ada hal lain?" tanya Kenan.Darel mengangguk."Duduk." ucap Kenan.Darel kemudian duduk dihadapan Kenan. Kenan melepaskan kacamata yang digunakannya kemudian menatap asistennya."Ada apa?""Tuan Ren meminta saya untuk memberitahu anda, bahwa selama beliau honeymoon anda diutus untuk membantu mengerjakan pekerjaannya." Kenan mengangguk, dia kemudian menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Tidak heran lagi jika dia sering membantu pekerjaan Ren. Menurutnya, Ren adalah panutan yang sempurn

  • Dikhianati Suami, Ku Nikahi Adik Ipar   bab 4

    Ren dan Sofia menatap senang kedekatan Florensia dan Raditya, tangan Ren senantiasa memeluk bahu mamanya sambil menatap istri dan papanya yang tengah berpelukan di halaman didekat mobil baru Florensia."Mama juga punya hadiah buat Flo." ucap Sofia."Hadiah? Untuk Flo saja?" tanya Ren sambil mengerutkan keningnya."Ya, hanya untuk menantu sekaligus anak perempuan mama yang cantik."Sofia mendongak lalu menatap putra sulungnya."Ren, jangan bilang kamu belum menyiapkan hadiah untuk istri kamu?"Ren tersenyum manis lalu mengangguk pelan."Mama jangan khawatir, Ren sudah menyiapkan semuanya."Sofia berbafas lega. "Syukurlah.""Papa, terima kasih. Ini hadiah yang bagus."Raditya mengusap surai panjang Florensia, dia menatap putri temannya yang kini menjadi bagian dari keluarganya."Sama-sama, ayo kita masuk. Masih ada kejutan lain yang menunggu kamu.""Kejutan lagi?" tanya Florensia terkejut.Raditya mengajak Florensia masuk ke mansion, Sofia dan Ren yang sejak tadi menunggui mereka juga i

  • Dikhianati Suami, Ku Nikahi Adik Ipar   bab 3

    Ren menatap Flo yang tengah tertidur dengan lelap, setelah pergumulan mereka tadi, Flo langsung tertidur tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Ren tersenyum melihat wajah damai Flo, dia mengangkat tangannya lalu merapikan rambut istrinya yang sedikit berantakan. Ren juga membenarkan selimut istrinya hingga sebatas leher."Terima kasih sudah mau menerima aku yang banyak kekurangan ini Flo." gumam Ren.Dia mengelus hidung mancung Flo lalu mengecupnya pelan. Ren bangkit perlahan dari tidurnya agar tak membangunkan istrinya. Hanya mengenakan kimono, dia duduk disofa lalu menuang minuman alkohol ke gelasnya kemudian menyesapnya pelan.Seketika dia teringat hadiah yang dia letakan disaku jasnya tadi. Dia kembali bangkit dari duduknya lalu mencari keberadaan jasnya, setelah menemukan jasnya dia lekas mengambil kotak yang tersimpan disaku."Apa yang dia berikan padaku?" gumam Ren.Ren menatap kotak berukuran sedang berwarna hitam ditangannya. Dia kembali ke sofa lalu duduk, sambil kembali

  • Dikhianati Suami, Ku Nikahi Adik Ipar   bab 2

    Ren berjalan dengan wajah datar menemui beberapa kolega bisnis perusahaan keluarganya, dia menerima ucapan selamat atas pernikahan yang baru saja di gelarnya."Selamat atas pernikahan anda tuan Ren." ucap Fajar."Terima kasih atas kehadiran anda tuan Fajar."Fajar tersenyum kemudian mengangguk."Suatu kehormatan bagi saya bisa menghadiri acara yang meriah ini tuan Ren.""Anda terlalu berlebihan tuan, silakan dinikmati pestanya. Saya ke sana dulu.""Ah ya, tentu saja tuan Ren."Selesai berbincang dengan Fajar, Ren menghampiri kedua sahabatnya yabg tengah duduk disalah satu meja."Jack Van." sapa Ren."Selamat atas pernikahanmu kawan." Ucap Jackson sambil memeluk Ren.Ren mengangguk, Jackson dan Evan bergantian memeluknya sambil mengucapkan selamat."Dimana Flo?" tanya Evan."Dia sedang istirahat, kakinya sakit karena terlalu lama berdiri." jawab Ren."Benar-benar suami pengertian." goda Jackson.Ren hanya tersenyum tipis, tak lama pelayan datang sambil membawa minuman. Ren mengambil sa

  • Dikhianati Suami, Ku Nikahi Adik Ipar   bab 1

    "Aku, Ren Abraham Louhan, menerima engkau, Florensia Brawijaya, menjadi istriku. Aku berjanji akan setia, mencintai, menghormati, dan menyayangi dalam suka maupun duka, dalam sakit maupun sehat, dalam kaya maupun miskin, hingga maut memisahkan kita." "Aku, Florenisa Brawijaya, menerima engkau, Ren Abraham Louhan, menjadi suamiku. Aku berjanji akan setia, mencintai, menghormati, dan menyayangi dalam suka maupun duka, dalam sakit maupun sehat, dalam kaya maupun miskin, hingga maut memisahkan kita.""Di hadapan Tuhan dan saksi ini, saya menyatakan kalian sebagai pasangan suami istri. Semoga pernikahan ini mendapat berkat dari Tuhan."Mata Flo berkaca-kaca saat pendeta menyatakannya resmi menjadi istri dari kekasih yang sudah mengisi hatinya selama dua tahun belakangan ini.Dia tak bisa membendung rasa senang yang membuncah dihatinya. Setelah penantian panjang, akhirnya dia berhasil menyandang status sebagai menantu keluarga Louhan."Silakan bertukar cincin." Ren mengambil cincin berlia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status