Share

Bab 254 Harus Kamu

Penulis: Syakia
Tiga hari kemudian.

Di dalam kotak surat yang sudah berdebu, Nayla menerima sepucuk surat balasan. Isinya adalah ajakan untuk bertemu langsung di sebuah kafe tengah kota.

Sore itu, Nayla berdandan rapi dan datang ke kafe yang dimaksud. Tak lama kemudian, muncullah seorang wanita tua berambut putih dengan aura yang luar biasa. Mereka saling mengenali lewat benda penanda yang telah disepakati, lalu duduk berhadapan.

"Nggak nyangka setelah sekian tahun, kamu masih bersedia membalas suratku," ucap Nayla penuh rasa syukur sambil memandang wanita tua di depannya.

"Aku dan mendiang ibu mertuamu adalah sahabat sejati," jawab wanita tua itu dengan penuh semangat. "Meski di tahun-tahun terakhir sebelum dia meninggal kami jarang bertemu karena jarak, tapi begitu dia menitipkan keluarganya padaku, aku sudah bersumpah akan melindungi kalian sampai napas terakhirku. Jadi, nggak perlu sungkan. Katakan saja, apa yang bisa kubantu?"

"Terima kasih banyak, Tante Winaya."

Nayla tersenyum haru. "Putriku ak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 255 Perbedaannya Terlalu Besar

    Setelah menutup telepon, Chris terdiam cukup lama. Kemudian, dia menelepon Wilson dan menyampaikan perintah Tessa padanya, "Cari orang yang bisa dipercaya, wakilkan aku untuk ketemu sama seseorang besok ...."Wanita apanya .... Chris sama sekali tidak ingin menghabiskan waktunya."Baik."Wilson juga merasa permintaan Tessa terlalu aneh. Setelah menutup panggilan itu, dia langsung menelepon untuk mencari wajah asing di tim pengawal Grup Mahendra dan memastikan tidak ada kesalahan untuk pertemuan besok.....Sore keesokan harinya.Milla mendorong pintu restoran tempat janji temu, di tangannya menggenggam setangkai mawar merah muda.Siang tadi, ibunya tiba-tiba bersikap misterius lewat telepon dan menyuruhnya datang ke tempat ini sambil membawa mawar sebagai penanda untuk bertemu seseorang.Katanya, orang itu akan menjadi pelindung rahasia selama Milla berada di Negara Melasa. Yang perlu dilakukan hanyalah bertemu langsung. Setelah itu, semua akan menjadi jelas.Ini adalah permintaan lang

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 256 Tiga Gerbang Utama

    "Pak Rafael?"Melihat Rafael yang berdiri di sampingnya, untuk pertama kalinya Milla merasa kehadiran Rafael ini sangat tepat waktu."Kebetulan aku baru selesai makan sama teman, dari belakang tadi kulihat seperti kamu. Ternyata memang benar kamu!" ucap Rafael dengan ekspresi senang."Kamu siapa, ya?" Rafael menoleh ke arah pria di seberang Milla yang sedang menyumpal mulutnya dengan potongan daging.Belum sempat pria itu menjawab, Milla sudah berdiri sambil berkata, "Silakan lanjutkan makan. Aku sudah bayar semua, jadi ... sampai jumpa." Setelah itu, dia menarik Rafael pergi bersamanya.Rafael sempat menoleh ke belakang dan menangkap aura canggung di antara mereka, lalu bertanya, "Milla, jangan-jangan ... kamu lagi ikut kencan buta?""Mana mungkin?" sahut Milla jengkel."Tapi aku lihat suasananya canggung sekali, kalian makan berdua begitu ...." Rafael masih terlihat penasaran."Cuma dia yang makan, aku nggak!" jawab Milla dengan kesal. Dia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya dipik

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 257 Pengemis Tua

    Melihat sorot mata Graham yang diam-diam menanti pujian seperti anak kecil, Milla pun tersenyum dan menggoda, "Tentu saja aku percaya pada guruku. Kalau begitu, sepertinya kita harus mendaki cukup jauh, ya!"Graham tertawa lepas, "Gadis cerdik!"Baru saja mereka melewati gerbang pertama, datang beberapa pria dari arah berlawanan. Dari kejauhan, mereka langsung membungkuk memberi salam, "Pak Graham! Nggak nyangka Anda juga hadir hari ini ...."Graham segera dikerubungi untuk saling menyapa dan bertukar basa-basi, sementara Milla berdiri sedikit menjauh sambil memperhatikan pemandangan di sekitar gerbang.Saat itulah terdengar suara seorang wanita dari belakang yang agak terkejut dan sinis, "Eh, bukannya ini Milla? Lama nggaka jumpa!"Milla menoleh dan ternyata orang yang berdiri di sana adalah Hara.Tak jauh di belakangnya, Mona terlihat sibuk membawa sejumlah kantong hadiah besar dan sedang mendaftarkan barang-barang mereka kepada pelayan Keluarga Angle di depan gerbang pertama."Kamu

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 258 Menghadiahkan Harta Berharga

    "Tapi memang sih, orang seperti Graham itu benar-benar unik. Nggak pernah ada wawancara atau laporan media, katanya seumur hidup belum pernah menikah! Keluarga Dolken punya harta sebesar itu, tapi nggak jelas akan diwariskan ke siapa," ucap Mona sambil berdecak menyayangkannya."Pastilah dia pernah patah hati!" Hara langsung berspekulasi penuh keyakinan, "Tapi pria yang bisa seumur hidup nggak menikah itu langka sekali. Gara-gara dia nggak punya istri atau anak, Ayah sampai bingung harus kasih hadiah apa ...."Mona dan Hara saling bergandengan, lalu mendekati pelayan Keluarga Angle yang tadi bertugas mencatat hadiah.Sebagian besar tamu yang datang ke tempat seperti ini pasti punya tujuan tersembunyi. Jadi pelayan pun tak terkejut saat mereka bertanya dan menjawab dengan tenang, "Pak Graham sudah datang."Sorot mata kedua orang itu langsung berbinar bersamaan. "Di mana dia?""Barusan sudah naik ke atas," jawab pelayan sambil menengadah ke arah lereng. "Kemungkinan besar sekarang sudah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 259 Penerus Tuan Muda

    "Iya, dia orangnya." Milla mengangguk tanpa sungkan-sungkan.Wajah Mona dan Hara menjadi merah padam, lalu berubah pucat. "Itu ... Anda salah dengar. Yang kami maksud tadi bukan Anda ...," ucap Mona menjelaskan."Oh ya?" Graham meletakkan tangannya di belakang punggung. "Jadi siapa maksud kalian? Aku malah jadi penasaran, siapa yang pakaiannya lebih mirip pengemis daripada aku?"Graham sengaja merendahkan dirinya hingga membuat kedua orang itu bungkam dan tidak tahu harus bagaimana menjawabnya."Pak Graham ini orang penting, pasti nggak akan mempermasalahkan hal kecil begini, bukan? Kami datang ke sini sebenarnya memang ingin menemui Anda. Karena Anda jarang sekali ada di rumah, kami belum sempat berkunjung selama ini," Mona berusaha mencari celah.Namun, Graham tak tergoda oleh rayuan seperti itu sedikit pun. Dia hanya mendengus dan menoleh ke arah lain.Milla menggunakan kesempatan itu untuk menyindir, "Jadi maksudnya, kalian bukan datang untuk mengantarkan hadiah kepada Keluarga Ang

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 260 Tempat Paling Berbahaya Adalah Tempat Paling Aman

    Usai meninggalkan kediaman Keluarga Angle, Graham mengajak Milla dan asistennya untuk makan malam bersama. Saat makan malam berlangsung, Graham bertemu beberapa sahabat lamanya dan asyik bernostalgia, sehingga membiarkan Milla dan asistennya duduk sendiri.Tanpa sengaja, Milla mendengar mereka menyebut-nyebut Keluarga Angle, bahkan menyinggung tentang obsesi lama Graham yang belum juga padam.Milla lalu mengaitkan satu per satu petunjuk yang dia dengar dan bertanya pada asisten Graham, "Kalau Guru orang asli Melasa dan punya keluarga sebesar ini, kenapa dia nggak pernah pulang?"Asisten itu menghela napas pelan. "Karena baginya, rumah adalah tempat yang penuh dengan luka.""Apa ada hubungannya dengan yang mereka sebut ... Helen?" tanya Milla lagi.Beberapa sahabat Graham yang duduk tak jauh dari mereka memang menyebut nama itu beberapa kali. Bahkan saat Graham dulu bersama Gorman, pria itu juga pernah bilang bahwa Helen adalah obsesi hidup Graham.Tatapan asisten Graham sedikit berubah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 261 Peluang

    Graham langsung memahami maksud Milla. Tanpa berkata apa pun, dia mengikuti langkah gadis itu kembali ke arah semula.Begitu sampai di dekat pintu keluar tangga darurat, Milla sengaja membiarkan salah satu pintunya terbuka. Lalu, dia melepas sepatu hak tingginya dengan cepat dan langsung melemparkannya ke bawah tangga. Kemudian, dia menarik Graham kembali ke lorong dekat toilet tadi dengan kaki telanjang.Di sekitar mereka, restoran-restoran mulai gaduh. Para pramusaji berusaha menenangkan para tamu."Para pelanggan, mohon jangan panik. Ini hanya pemadaman sementara. Genset cadangan akan segera menyala dalam beberapa menit. Harap tetap di tempat duduk masing-masing dan jangan bergerak sembarangan agar tidak terjadi kecelakaan ...."Milla memindai sekeliling dengan cepat, lalu menarik Graham masuk ke sebuah restoran yang paling ramai."Kita bersembunyi di sini?" tanya Graham setengah bingung."Nggak," jawab Milla sambil menggeleng."Denah restoran terlalu rapi. Begitu mereka masuk dan m

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 262 Kawan atau Lawan?

    Di luar, kekacauan berlangsung selama kurang lebih setengah jam.Milla dan Graham mendengar seseorang di luar berseru bahwa listrik sudah kembali menyala! Setelah kegaduhan awal mereda, suasana menjadi lebih tenang. Mereka sedang menimbang-nimbang kapan waktu yang tepat untuk keluar, ketika tiba-tiba kegaduhan kembali terdengar.Seseorang membentak keras, "Jangan bergerak!"Lalu, terdengar jeritan para pengunjung restoran.Milla dan Graham langsung menyadari bahwa situasinya memburuk. Mereka saling berpandangan, lalu menahan napas. Tak lama kemudian, suara-suara langkah kaki masuk ke dapur."Ada yang lihat seorang wanita muda dan pria tua? Orang asing!" tanya sebuah suara pria yang serak."Nggak ada ...." Para staf dapur menjawab dengan penuh keraguan."Belum lihat sudah bilang nggak ada?!" Pria itu langsung meledak marah dan terdengar suara pecahan keras yang membuat semua orang terkejut dan panik."Sumpah saya nggak lihat! Tadi gelap sekali, semua serba kacau, saya nggak lihat satu o

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 288 Menyanjung

    Hara berdiri di samping sambil menyilangkan tangan di dada. Baginya, Milla tidak mungkin bisa membuat kejutan apa pun. Dia telah membayar orang untuk meredam berita tentang Milla yang dibersihkan tuduhannya dan bahwa pelaku sebenarnya sudah menyerahkan diri. Jadi, mana mungkin bisa ditemukan lagi berita itu?Orang-orang di sekeliling juga belum memahami apa yang sedang dilakukan Milla.Di sisi lain, Bertrand memberi isyarat pada bawahannya untuk mendekat, lalu berbisik, "Bantu Milla cari jalan keluar. Aku nggak mau dia dipermalukan di depan komunitas bisnis Huari.""Baik." Bawahannya langsung menyanggupi, lalu bertanya, "Tapi, apakah Bapak sudah memikirkan bagaimana memperlakukannya ke depan?"Bertrand memicingkan mata dengan tenang. "Kakek ingin aku mendekatinya, maka aku akan mendekatinya. Selebihnya nggak perlu kupikirkan. Lagi pula, aku rasa bahkan kakek sendiri masih belum menentukan sikapnya.""Selama ini, dia sudah beberapa kali menyuruh orang menyelidikinya diam-diam. Suruh ora

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 287 Dia Kotor

    Mendengar rencana Milla, Joy langsung tertawa cekikikan di telepon. "Kali ini Hara pasti bakal kena batunya lagi!""Itu harga yang harus dia bayar karena baru pulang ke Huari langsung berniat cari masalah denganku. Anggap saja ini paket sambutan dariku untuk dia," kata Milla dengan nada datar."Paket pelajaran dari Milla, pasti bakal heboh!" Joy masih tertawa saat menutup telepon.Milla menyimpan ponselnya, lalu pergi ke toilet untuk merapikan riasan dan memastikan dirinya kembali dalam kondisi prima sebelum keluar.Saat kembali ke ruang pesta, suasana sudah jauh lebih panas. Bahkan Hara yang sejak awal memilih bersikap rendah hati, kini mulai menonjolkan diri dan memancarkan pesona ke sekelilingnya.Itu semua karena seorang sosok penting telah tiba di pesta malam itu.Milla mengedipkan mata pelan saat memandang pria yang tampil bersih dan rapi itu. Tak disangka, Bertrand juga datang.Dari kejauhan, Bertrand tampak lebih kurus dan putih. Sesekali, dia mengangkat saputangan untuk menut

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 286 Siapa yang Tidak Bisa Mengungkit Masa Lalu

    "Anakku memang sudah dewasa," kata Mona sambil tersenyum puas mendengar ucapan Hara."Setelah melewati semua yang terjadi, tentu saja aku sudah jauh lebih matang," kata Hara dengan bangga sambil memutar-mutar ujung rambutnya."Selain itu, aku juga sudah cari tahu. Bertrand itu punya kebiasaan suka kebersihan sejak kecil, bahkan cenderung perfeksionis! Wanita seperti Milla yang pernah terseret kasus hukum, apa menurutmu dia masih terlihat bersih bagi Bertrand? Dia pasti bahkan ogah melihatnya! Jijik!"Mendengar hal itu, mata Mona langsung menajam dan buru-buru berkata, "Kalau begitu, Ibu harus mengeluarkan sedikit uang untuk menekan lagi catatan masa lalumu."Menyinggung tentang masa lalu Hara yang pernah dipenjara di luar negeri, Hara pun menggertakkan giginya penuh dendam, "Itu semua gara-gara Milla! Setiap kali aku dipermalukan, pasti ada hubungannya dengan dia!""Ibu tenang saja. Kali ini aku sudah siap dengan semua rencana. Aku akan perhitungkan semua dendam lama dan baru sekaligus

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 285 Aku Punya Cara untuk Menanganinya

    Milla mengendarai mobil Kenrick untuk mengantarnya pulang.Di dalam mobil, dia langsung memuji, "Baru berpisah beberapa lama saja, penilaianku terhadapmu sudah berubah!"Kenrick hanya melambaikan tangan dengan santai. "Di divisi medis baru di luar negeri, aku bukan cuma mengurus riset, tapi juga urusan bisnis. Lama-lama, ya belajar juga. Oh ya, bagaimana ceritanya kamu bisa kenal dengan Khavin? Dari cara bicara kalian, sepertinya banyak hal terjadi di perayaan Keluarga Angle waktu itu?""Jangan banyak tanya."Milla tidak langsung menjawab. "Aku berani bertaruh, kamu pasti lebih baik nggak tahu apa yang terjadi."Setelah jeda sejenak, dia bertanya dengan perhatian, "Bagaimana persiapan untuk lomba sepeda gunung?"Kenrick duduk lebih tegak dan menjelaskan, "Dari pihak Jauhari Medis, kita hanya bertugas menyediakan bantuan medis dasar dan baru bergerak kalau ada keadaan darurat. Jadi dari pihak kita, semuanya beres.""Tapi, aku lihat Keluarga Hutapea kerjanya amatiran dan Grup Domani juga

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 284 Menyiratkan Kebenaran yang Terjadi Hari Itu

    "Ibu sudah menyuruh orang melindungiku, mana mungkin aku nggak tahu?" Milla mengangkat wajah dan balik bertanya."Apalagi, Guru juga sudah bilang, aku punya bakat indra penciuman yang nggak kalah dengan Keluarga Yunandananda. Kalau ke depannya aku nggak bisa dimanfaatkan oleh mereka, cepat atau lambat aku akan dianggap sebagai musuh. Jadi wajar saja kalau harus berjaga-jaga lebih awal.""Oh ...."Nayla akhirnya bisa sedikit bernapas lega, takut putrinya yang cerdas ini menyadari sesuatu."Tapi perjalanan ke Keluarga Yunanda kemarin juga nggak sepenuhnya sia-sia. Selama di sana, aku bertemu beberapa produsen luar negeri di acara perayaan mereka. Beberapa hari ini, divisi parfum Jauhari sudah menandatangani dua kontrak besar berkat itu. Jadi, rasanya tetap sepadan," Milla berkata sambil mencoba mencairkan suasana."Dua kontrak itu mana bisa dibandingkan dengan keselamatanmu?" Nayla menghela napas. "Yang Ibu harapkan cuma kamu sehat dan selamat. Hidup sederhana pun nggak masalah."Milla t

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 283 Mendekatkan Diri pada Orang Hebat

    Graham memanggil dokter ke rumah untuk melakukan pemeriksaan, lalu menyebarkan kabar bahwa dirinya sedang sakit.Karena sebelumnya dia memang sempat tersengat listrik di perayaan Keluarga Yunanda, tidak ada seorang pun yang meragukan kabar tersebut. Graham sekalian memilih menutup diri di rumah selama tujuh hari dan semua pelayan di rumah diperintahkan untuk menjaga mulut rapat-rapat.Tujuh hari kemudian.Chris mengantar Milla dan Graham ke bandara untuk pulang ke negara asal. Chris sendiri masih ada urusan lain di Melasa, sehingga dia perlu tinggal dua hari lagi.Setelah menukar tiket, Milla dan Graham duduk di ruang tunggu VIP sambil menunggu penerbangan. Tak disangka, mereka bertemu dengan keluarga Hara.Begitu melihat Milla, Hara langsung menunduk panik dan buru-buru mengeluarkan cermin rias untuk merapikan riasan.Setelah memastikan riasannya sempurna, dia sengaja berjalan santai melewati mereka, lalu berpura-pura kebetulan bertemu dan menyapa, "Wah, ini Milla, bukan? Kamu juga pe

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 282 Pria di Kamar

    Baru saja sebuah pesta berakhir, di sisi lain, pesta lain pun segera dimulai. Milla merasa cukup lelah menghadapi semua ini. Apalagi, entah mengapa Graham dan Chris tidak ikut datang.Alfie memerintahkan orang untuk membawanya ke kamar agar bisa beristirahat, bahkan sudah menyiapkan beberapa set pakaian ganti untuknya. Namun, Milla yang suasana hatinya sedang kurang baik, hanya merapikan riasan seadanya lalu turun ke bawah.Paloh mendorong kursi roda Alfie sambil melapor, "Tuan, semuanya sudah diatur. Nanti Nona Milla pasti akan mencari Tuan Bertrand untuk berterima kasih secara pribadi. Saat itu, Tuan Bertrand akan membawanya ke ruang sebelah dan suasananya akan pas."Sudut bibir Alfie terangkat membentuk senyum samar, lalu memerintahkan, "Awasi Chris.""Dia tidak ikut datang, sepertinya ada urusan mendadak dan harus keluar pulau untuk menyelesaikannya," jawab Paloh.Alfie mengangguk, "Kalau begitu awasi pelabuhan, jangan biarkan dia kembali!""Baik!"Sementara itu, Milla turun ke lan

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 281 Menjodohkan

    "Yang membawa orang untuk mengamankan barang bukti penting adalah Bertrand, sehingga membuktikan dugaanku nggak salah. Kalau nggak, hasil uji silikon karet pada pistol itu pasti sudah diubah. Aku benar-benar harus berterima kasih pada Bertrand," jelas Milla."Oh?"Alfie melirik Bertrand sejenak, lalu berkata, "Kamu memang melakukan hal yang sangat teliti!"Setelah berhenti sejenak, Alfie kembali menatap ke depan dan berkata, "Tapi, semua itu tetap sia-sia. Pelaku sebenarnya sudah menyerahkan diri dalam perjalanan kalian menuju kantor polisi. Sekalipun tanpa bukti uji itu, Milla tetap nggak bersalah!""Benar kata Kakek, uhuk uhuk."Bertrand mengangguk patuh, lalu berjalan pelan di belakang sambil mendorong kursi roda.Alfie menoleh ke arah Milla dan berkata, "Kalau soal berterima kasih, anak muda seperti kalian punya caranya sendiri, nanti saja dibicarakan. Sekarang kita pergi makan dulu.""Baik."Milla mengangguk dan Bertrand menatapnya sambil tersenyum.Seketika itu juga, Milla merasa

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 280 Pelaku Menyerahkan Diri

    "Aku tahu ini bukan Kota Huari, juga bukan wilayahmu. Jadi, aku akan tetap mendampinginya," kata Chris melihat Graham mulai gelisah. Suaranya terdengar pelan, berusaha menenangkan."Kamu yang temani?" Graham menyeringai dingin. "Kamu pikir tubuhmu terbuat dari baja dan kulitmu nggak bisa ditembus peluru ya?"Di sekitar mereka mulai terdengar bisikan pelan dari para penonton dan suara batuk Bertrand juga sesekali terdengar.Milla melirik ke arah Chris, melihat keyakinan di matanya. Sepertinya dia memang sudah punya rencana. Perasaan Milla menjadi sedikit tenang.Dia pun maju dan menggandeng tangan Graham sambil membujuk, "Sudahlah, Guru. Ayo kita balik. Marah-marah juga nggak akan menyelesaikan apa-apa, 'kan?""Yang ditahan itu kamu! Bukan aku! Aku marah buat apa!" Graham pura-pura kesal dan menepis tangan Milla, lalu bertumpu pada tongkatnya dan masuk ke mobil.Begitu iring-iringan mobil kembali ke lokasi acara, mereka melihat Alfie sudah berdiri di sana bersama sejumlah orang untuk me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status