Share

Dilarang Untuk Mencintai
Dilarang Untuk Mencintai
Penulis: Kaporan

Sayembara

Shayla langsung melotot kan matanya. Dia masih belum percaya dengan apa yang dia lihat itu, laki laki tampan yang di kagumi nya dari setahun lalu kini berjalan di hadapan Shayla bahkan menuju ke arahnya. 

Langkah demi langkah kaki laki laki itu berhasil membuat detak jantung Shayla berdegup kencang. Dia bahkan menganga karena saking terkejutnya. 

[Sesempurna inikah ciptaan engkau Ya Allah. Laki-laki yang sangat aku idam-idamkan kini sedang berjalan dengan begitu gagahnya di hadapan hamba. Hamba sangat mencintai dia] batin Shayla. 

Langkah kaki itu semakin lama semakin dekat hingga membuat Shayla menutup mata karena takut untuk menatap kedua bola matanya. Pada saat laki-laki itu sudah sampai di meja tempat Shayla, tiba-tiba seseorang yang berada di belakang Shayla memanggil nama Laki-laki itu. 

"Yogi, sini." ucap nya. 

Laki-laki bernama Yogi itu tersenyum lalu menghampiri perempuan tua di belakang Shayla. 

"Ada apa nenek meminta Yogi untuk ke sini? Apa ada sesuatu?" tanyanya dengan suara lembut. 

Shayla langsung membuka matanya. Dia mengira Yogi menghampiri dirinya namun itu hanya khayalan nya saja. Shayla langsung menghembuskan nafas kesal, ia menoleh sedikit ke arah belakang. 

"Wah! Tampan sekali," seru Shayla gemas. 

BUK!

Seorang perempuan berbadan tinggi langsing itu menaruh buku di atas meja dengan sangat kasar. Shayla terperejat langsung memutar lehernya ke depan. Mengerutkan dahinya pada wanita itu.

"Ini buku kamu." Perempuan itu langsung duduk di hadapan Shayla. "Maaf aku telat ya? Tadi aku kejebak macet." 

"Ih! Bikin kaget saja." Shayla langsung merasa geram dengan sahabatnya itu. 

"Kenapa bisa kaget? Memangnya kamu dari tadi melamun?" tanya sahabat Shayla yang bernama Wulandari itu. 

"Iya enggak sih tapi coba liat orang di belakang aku," pinta Shayla.

Wulan langsung melihat orang yang dimaksud oleh Shayla tersebut. Ekspresi wajah Wulan yang terkejut semakin membuat Shayla gemas. 

"Bagaimana? Itu kan?" Shayla mulai gemas sendiri. 

"Itukan orang yang kamu kagumi Shayla?" tanya Wulan untuk memastikannya lagi. 

Shayla mengangguk mantap. Dia menaruh jari telunjuk di bibirnya. "Ssttt! Jangan keras keras ngomongnya nanti ketahuan dia," ucap Shayla. 

"Ya maaf, aku kan terkejut gitu lihat dia ada di belakang kamu, Eeh! Dia liat ke sini mungkin dia tau kalau kita ngomongin dia," ujar Wulan berhasil membuat Shayla panik. 

"Serius kamu?" 

Wulan mengangguk lalu langsung menunduk karena Yogi mulai menatapi mereka berdua. Shayla sangat panik, dia takut laki-laki yang dia kagumi mengetahui itu. 

"Untung aku gak menghadap ke dia jadinya aku gak begitu malu banget seperti ini! Hn, sesusah inikah menjadi pengagum rahasianya? Capek, diem diem terus," keluh Shayla. 

"Itulah takdir! Makanya jangan pernah berkhayal untuk bisa hidup bahagia selamanya dengan dia bahkan mengimpikan menikah dengannya, hahaha sangat mustahil sekali Shayla! Kamu menatap kedua bola matanya saja takut," tutur Wulan. 

Shayla langsung memonyongkan bibirnya. Ucapan Wulan juga ada benarnya, dia tidak boleh bermimpi yang terlalu tinggi agar tidak nyesek di akhir. 

"Semua orang akan bermimpi seperti itu! Kamu juga kan begitu kalau saat nonton drama Korea yang ada Lee Min Ho nya, sampai sampai mau menikah dengannya juga kan? Jadi sama aku juga begitu, tetapi kita kan gak tau nanti kalau benar dia adalah jodoh aku bagaimana?" 

Wulan langsung menaik turunkan kedua bahunya sebagai pertanda bahwa dia tidak tahu. 

"Entah! aku gak bisa meramal takdir," kata Wulan. 

Tiba tiba wanita tua yang duduk di hadapan Yogi bagun. Dia bertepuk tangan, meminta perhatian sebentar kepada semua pengunjung cafe tersebut. 

"Maaf mengganggu waktu kalian semua. Namun saya di sini ingin mengadakan sayembara untuk para wanita-wanita yang masih belum menikah di sini," ucap nya. 

Semua orang yang berada di dalam cafe sontak bingung dengan itu, termasuk Shayla dan Wulan. Nenek tua itu pun langsung menjadi pusat perhatian banyak orang. 

"Sayembara apaan ini nenek tua?!" gerutu Wulan. 

"Sstttt! Diem dengerin dulu sapa tau dapat uang kan lumayan untuk tambahan bayar uang kosan," sangkal nya. 

Shayla lalu memperhatikan lagi ke arah si nenek tua tadi, sesekali Shayla mencuri pandang ke Yogi yang diam di tempat duduknya dengan ekspresi wajah kesal. 

[Ganteng banget sih,] seru Shayla dalam hati dengan tersenyum bahagia. 

Yogi yang menyadari bahwa dirinya sedang di pandangi langsung menoleh ke arah meja di sebelahnya. Berhasil membuat Shayla panik dan langsung berpura-pura memerhatikan si nenek tua itu lagi. 

[Astaghfirullah kelihatan kan aku tadi diem diem mandangin dia, bodoh banget aku,] batin Shayla. 

"Jadi begini saya di sini ingin mengadakan sayembara untuk mencarikan seorang istri untuk cucu kesayangan saya," 

Yogi langsung bangun dari duduknya. 

"Nenek! Sudahlah jangan mengada ngada dan untuk semua pengunjung, saya pribadi mengucapkan maaf karena sayembara ini hanya bohongan saja," sahut Yogi. 

"Tidak! Sayembara ini adalah nyata dan bagi siapa pun yang bersedia menikah dengan cucu saya, akan saya kasih uang berapapun yang orang tersebut minta," tegas sang nenek. 

"Nenek!!" Yogi mulai marah. 

Semuanya langsung berbisik bisik satu sama lain. Mereka sekarang sedang membicarakan si nenek tua yang kaya raya itu. 

"Kamu harus ikut sayembara ini Shayla, lumayan kan dapat uang untuk tambahan bayar uang kosan sama ke wujudnya mimpi kamu untuk menikah dengan Yogi, kapan lagi coba dapat kesempatan yang seperti ini."

"Sstttt! Jangan ngawur kalau aku benar menikah dengannya bagaimana dengan Emak Abah di kampung?" tanya Shayla. 

"Udahlah jangan di pikirin dulu mereka yang di sana, kita susun rencana terlebih dahulu kan lumayan kamu dapet uang banyak sama suami ganteng yang sudah lama kamu kagumi, iya kan?" Wulan memainkan alisnya. "Bagaimana? Mau gak, kesempatan gak akan dateng dua kali loh."

Shayla menatap Wulan yang antusias sekali karena sudah mendengar kata uang. 

"Ah gak tau, aku bingung," Shayla memegangi kepalanya yang mendadak puyeng. "TAPI MASALAHNYA YOGI INI  YANG AKU SUKA!!"

Shayla langsung menutup mulutnya itu. Dia tidak sadar dengan teriakan tadi, sekarang dia ikut kaget kenapa bisa dirinya berteriak seperti itu di hadapan semuanya hingga semua orang menatap dirinya. 

Wulan langsung tersenyum senang. Mungkin dengan teriakan tanpa di sengaja itulah yang akan membawa uang banyak untuknya dan juga Shayla. 

"A-ah tidak bukan maksud saya seperti itu. Jadi saya, saya  membaca cerita yang tokoh di dalam nya bernama Yogi! Maaf mengganggu waktu kalian semua." Shayla langsung menutup wajahnya menggunakan buku yang berada di atas meja. 

Wulan bangun dari duduknya. Dia memberitahu kepada si nenek tua itu di depan semua pengunjung cafe bahwasanya Shayla mengagumi cucu si nenek hingga sampai detik ini juga. 

"Nyonya! Teman saya ini sebenarnya suka dari dulu dengan cucu anda. Namun dia malu untuk mengatakannya sebab dia hanya anak dari seorang petani di kampung. Dia juga pernah mengimpikan menikah dengan cucu anda," tutur Wulan. 

Shayla merasa malu dengan itu. Dia langsung menundukkan kepala untuk menutupi rasa malunya. Sekarang dia menjadi sorotan semua orang yang berada di sana. 

Yogi menatap sinis Shayla. Sebenarnya dia tidak mau hadir di tempat ini kalau bukan karena keterpaksaan. Dia di paksa oleh sang nenek untuk makan siang namun ujung-ujungnya dia akan di jadikan sebagai bahan untuk sayembara neneknya saja. 

[Memalukan sekali nenek! Bisa bisanya dia mengadakan sayembara gila seperti ini di tempat ramai seperti ini,] gerutu Yogi di dalam hati. 

"Sampai kapanpun saya tidak akan pernah menikah dengan orang yang terpilih di sayembara ini! Saya sudah mempunyai kekasih, maaf!" ucap Yogi dengan sangat bijaksana nya. 

"Ternyata yogi sudah punya kekasih," gumam Wulan. 

Shayla langsung menghembuskan nafas lesu. Ternyata laki-laki yang dia idam idamkan selama ini telah mempunyai kekasih. 

"Tapi nenek tidak suka dengan kekasih kamu Yogi, Nenek tidak suka dengan orang yang berpenampilan tidak tertutup bahkan tidak menutup auratnya," bantah cepat sang nenek. 

Yogi menarik nafasnya dalam dalam lalu ia hembuskan. Dia berusaha untuk mengontrol emosinya. 

"Nenek Farah butuh waktu untuk itu! Aku yakin sekali bahwa Farah akan menutup auratnya seperti yang nenek mau," ujar Yogi. 

"Waktu sampai kapan? Nenek sudah menunggu hingga empat bulan namun tetap tidak ada perubahan dengan penampilan kekasih kamu itu! Tetap sama seperti sebelum sebelumnya berpenampilan seksi yang memperlihatkan auratnya!" pekik sang Nenek. 

"Yogi tetap tidak mau, kalau Yogi tau nenek meminta aku ke sini hanya untuk sayembara gila ini aku lebih baik tidak datang, hanya buat malu seperti ini!" 

Nenek tua itu menatap wajah tampan sang cucu. Dia kecewa dengan penuturan Yogi tadi sebenarnya dia hanya ingin melihat Yogi menikah sebelum dia meninggal. 

"Ayolah Nenek! Yogi sudah besar Yogi tau mana yang baik untuk Yogi jadi jangan mengatur Yogi," rengek nya. 

"Nenek akan turuti kemauan kamu tapi jangan salahkan nenek jika warisan almarhum Ayah kamu hilang dan tidak sepersen pun kamu dapat,"

Nenek kembali duduk di tempatnya. 

"Tapi Nek? Kalau aku tidak dapat warisan itu terus siapa yang akan mendapatkan warisannya? Bukannya aku adalah cucu satu satunya nenek?" 

"Menikahi wanita yang mengagumi kamu itu atau tidak mendapatkan warisan sepersen pun dari warisan almarhum Ayah kamu? Kamu tinggal pilih."

"Aku tidak mau memilih," jawab Yogi langsung. 

"Kamu harus memilih apapun alasannya," bentak si nenek. 

Suasana di dalam cafe langsung mendadak hening semuanya menyaksikan itu. Yogi langsung mengepalkan kedua tangannya, dia sudah merasa malu di saksikan banyak orang serta di paksa untuk menikah dengan orang yang tidak di kenali nya sama sekali. 

"Bagaimana Yogi?" tanya si Nenek. 

Wulan penasaran dengan pilihan Yogi, ia sudah tidak sabar untuk itu. Sementara Shayla hanya diam menyaksikannya. 

[Aku gak mau menikah dengan wanita yang tidak aku cintai ini! Aku tidak suka dengannya yang jelek kumuh bahkan tidak berkelas sama sekali untuk bersanding dengan aku, si Tuan muda Andirja! namun jika aku menolak aku akan kehilangan warisan, bagaimana ini?,] batin Yogi. 

"Baiklah, aku pilih yang nenek mau! Aku akan menikahi wanita ini hanya demi nenek bukan karena cinta atau pun rasa suka." Yogi menekan kata akhirnya sambil menatap sinis ke arah Shayla. 

[Akan aku pastikan pernikahan ini tidak akan berjalan lama karena aku tidak akan bisa mencintainya bahkan menganggapnya sebagai istriku! Dia hanya istri di depan nenek saja bukan di depan semua orang,] ucap Yogi seraya bersumpah di dalam hati. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status