Share

Bab 16

Aku memang berniat akan bicara jujur sama ibu dan bapak. Tapi bukan sekarang. Aku ingin mencari waktu yang tepat untuk memberi tahu kepada dua orang yang begitu menyayangiku itu. Apalagi sekarang aku cape banget. Hampir empat jam diperjalanan membuatku tubuhku terasa pegal-pegal.

"Nay, ditanya kok malah ngelamun." Ibu menepuk pundakku pelan.

"Maaf, Bu. Naya ga fokus." Aku pura-pura lupa pada pertanyaan Ibu.

"Fahri gimana kabarnya?" Ibu mengulangi pertanyaannya.

"Mas Fahri ... Mas Fahri baik kok, Bu. Sehat," jawabku sambil berusaha sedikit tersenyum pada ibu.

"Oh ya, Bu. Naya punya kabar gembira buat Ibu sama Bapak. Naya sedang hamil, Bu," tuturku antusias.

"Beneran, Nay?" tanya Ibu.

"Iya, Bu." Aku mengangguk meyakinkan.

"Masya Alloh Alhamdulillah .... Sebentar lagi Ibu akan punya cucu." Ibu mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Matanya terlihat berkaca-kaca.

"Selamat ya, Nay." Ibu menggenggam tanganku.

"Selamat juga buat Ibu."

"Kamu mau makan sekarang, Nay?"

"Enggak, Bu. Tadi di j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status