Home / Romansa / Dimanja Suami Kontrak / Aku akan Memanjakanmu, Nyonya

Share

Aku akan Memanjakanmu, Nyonya

Author: AD07
last update Last Updated: 2025-05-23 09:05:40

Suuara napas saling bersahutan, berpadu dengan derak kecil dari ranjang yang bergoyang perlahan namun penuh ritme.

Selimut kusut membungkus dua tubuh yang tengah menyatu, tak ada sekat, tak ada batas—hanya kulit, napas, dan detak jantung yang saling bersambut.

Lura menggenggam erat tangan Khailash, yang mencengkram pinggulnya penuh kuasa dan kelembutan.

Gerakan mereka tidak terburu-buru, namun dalam dan menghanyutkan, seperti tarian yang hanya mereka pahami nadanya.

Dalam gumaman penuh gairah, Khailash membisikkan permintaan:

“Tatap aku.”

Suaranya rendah, serak, dan mengandung sesuatu yang lebih dalam dari sekadar hasrat—sebuah perintah penuh kasih.

“Lihat aku. Lihat jauh ke dalam.”

Dengan mata setengah terpejam dan nafas tak teratur, Lura membuka pandangannya—lurus ke arah mata Khailash.

Dan disana, ia menemukan lautan gelap.

Mata yang penuh rahasia, sekelam malam tanpa bulan, tapi anehnya tak menakutkan.

Justru menenangkan. Menjanjikan tempat untuk pulang.

Dan saat Khailash masuk le
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dimanja Suami Kontrak   Tanpa morning Kiss, Nyonya?

    Dengan lembut, Khailash menggenggam tangan Lura, mengarahkannya ke tengah ruangan tempat alunan musik klasik lembut mengisi keheningan. Mereka berdansa, perlahan, seolah dunia di luar tak pernah ada. Mata mereka bertaut, tidak hanya melihat, tapi memahami. Setiap gerakan adalah bahasa. Setiap helaan napas, pengakuan tak bersuara akan rasa yang tak terucap.Lura tak berkata apa-apa saat Khailash merapatkan tubuh mereka. Ia hanya mengangguk, mengikuti ritme yang dipandu oleh jemari Khailash yang kukuh tapi penuh kelembutan. Tubuhnya masih menyimpan jejak ketegangan dari pertemuan dengan Danu, tapi dalam pelukan suaminya, semuanya mencair, seakan tak pernah ada luka sebelumnya.Saat tarian usai, Khailash tidak melepasnya, melainkan menuntunnya duduk di sofa panjang ruang tamu yang elegan. Tapi mereka tak lama di sana hanya untuk duduk. Bibir Khailash menyentuh pelipis Lura, turun ke pipi, kemudian ke leher dengan kesabaran seorang pematung yang tengah menciptakan karya terbaiknya. Lura m

  • Dimanja Suami Kontrak   Menangis dalam Pelukannya

    Langkah kaki tegap dan berat terdengar menggema di lorong marmer restoran yang mewah itu. Danu, yang baru saja menyentakkan tangan Lura dan mencoba mendorongnya masuk ke salah satu ruangan kecil di sisi lorong—ruangan yang jelas bukan tempat umum—langsung menghentikan gerakannya.Sosok tinggi besar berdiri tepat di belakang mereka. Setelan hitam rapi membungkus tubuh kekar yang sudah cukup untuk membuat siapa pun berpikir dua kali sebelum bersikap gegabah.Pria itu tidak perlu bersuara untuk menunjukkan bahwa ia bukan sembarang pengawal. Tatapan matanya dingin, tajam, dan langsung tertuju pada Danu—seolah hendak menelannya hidup-hidup.Danu mundur setengah langkah. Entah karena intimidasi fisik, atau karena sadar ini bukan wilayahnya.Bodyguard itu kemudian beralih kepada Lura.Wajah yang tadi garang berubah seketika menjadi penuh hormat. Ia membungkuk rendah, sopan, penuh tata krama yang tidak mungkin diberikan pada “seseorang yang disebut simpanan” dalam pikiran sempit Danu.“Tuan s

  • Dimanja Suami Kontrak   Kau Menyebutku Simpanan?

    Gaun malam itu memeluk tubuh Lura dengan sempurna—lembut, jatuh, namun kuat dalam pernyataan.Warna anggunnya, perpaduan hitam-biru safir, menciptakan kontras menawan dengan kulit Lura yang bening seolah terpahat cahaya. Rambutnya disanggul elegan, dengan anting berkilau menggantung seperti tetesan embun pertama.Malam ini, ia bukan sekadar cantik. Ia adalah perwujudan kekuasaan yang dibungkus kelembutan.Malam ini, Lura bukan hanya Lura. Ia adalah Nyonya dari sebuah permainan yang akan segera dimulai.Saat ia hendak melangkah keluar kamar, sepasang tangan kokoh memeluknya dari belakang.Pelukan itu tak mengejutkannya—hangatnya Khailash sudah jadi bahasa tubuh yang ia kenali di luar pikir.Satu tangan lelaki itu mengelus perlahan perut Lura yang masih rata, tapi cukup untuk menyalakan percikan yang menjalar ke seluruh saraf.Lura menahan napas. Bukan karena terkejut, tapi karena tubuhnya belum terbiasa menolak sentuhan seperti itu darinya.“Sepulang dari makan malam…” bisik Khailash d

  • Dimanja Suami Kontrak   Cium Aku

    Waktu berjalan manis bagi Lura—penuh warna, penuh kehangatan, penuh keajaiban yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Tapi tidak demikian bagi keluarga Kuncoro.Rumah yang dulu terasa megah, kini sunyi dan mencekam. Bahkan jam di dinding pun terdengar terlalu nyaring, seakan menertawakan setiap detik keterpurukan mereka.Kuncoro kian tertekan.Ancaman dari Danu datang hampir setiap hari, baik dalam bentuk ucapan maupun tekanan bisnis yang perlahan menghimpit usahanya dari segala sisi.Tak ada ruang napas. Tak ada jeda.Danu tidak hanya kehilangan kendali atas Lura—ia kehilangan wajah. Dan amarahnya, seperti ular berbisa, kini melilit erat keluarga Kuncoro.Jelita, yang selama ini memainkan peran sebagai sekutu diam Danu, mulai kehilangan kendali juga.Ia sempat mencoba bicara baik-baik, memohon agar Danu tak lagi memperlakukan ayahnya seperti binatang yang sedang diburu.“Tolong, Danu…” ucapnya kala itu, “setidaknya jangan tekan ayahku seperti ini. Dia sudah tua. Tak semua salah Lura

  • Dimanja Suami Kontrak   Itu… namanya Hak Istri

    “Ingin tahu apa yang sedang ku rancang?” tanya Lura tiba-tiba,suaranya pelan, nyaris seperti bisikan yang menyelip di antara bunyi lembut mesin dan ketukan stylusnya di layar.Khailash menoleh perlahan.Ia tak langsung menjawab, hanya sedikit menunduk, menatap dalam ke arah mata Lura—seakan mencoba membaca apa yang tersembunyi di balik bening tatapannya.“Yakin?” balasnya tenang.“Tidak ingin menyimpannya lebih dulu… sampai rapat pengajuan? Agar saat semua orang mendengarnya, aku baru tahu bersama mereka?”Lura menggeleng lembut, senyum tipis tergantung di bibirnya.“Tidak. Aku ingin kau tahu sejak rancangan ini lahir. Nanti, kau hanya tinggal mendengar ulang dari mereka.”Khailash mengangkat alis sedikit, berpikir sejenak.“Atau…” katanya sambil bersandar ke meja,“…kau melakukan ini untuk mendapat koreksi dariku?”Lura tertawa pelan, manis dan jujur.“Itu… salah satunya.”Ia memutar kursinya, menghadap penuh ke arahnya.“Maukah?”Khailash menyipitkan mata, lalu bertanya,“Permintaa

  • Dimanja Suami Kontrak   Mengajari Istri

    Jelita duduk bersandar di atas ranjang dengan kaki terlipat, menatap puluhan foto yang berserakan di depannya.Matanya tajam, telunjuknya menyentuh setiap sudut bingkai gambar, seolah menguliti setiap detail yang terekam.“Hmph…” desisnya pelan, membolak-balik satu foto ke foto lain.Setiap lembar menampilkan Lura bersama seorang pria tua yang tampak berwibawa—berpakaian rapi, disambut dengan sopan oleh petugas galeri eksklusif, dengan Lura menggandeng lengannya.Wajah Lura tidak pernah tampak langsung… tapi siluet tubuhnya, posturnya, bahkan gaya rambutnya—terlalu mudah dikenali.“Siapa sebenarnya tua bangka ini?” gumam Jelita, matanya menyipit, penuh perhitungan.Di sisi lain ruangan, Hasna—ibunya—sedang duduk di kursi malas, menyandarkan punggung dan menyeruput teh dengan gerakan angkuh.Ia memiringkan kepala, mengamati foto-foto itu dengan ekspresi jijik, lalu berkata ringan tapi penuh racun:“Bakat pelacur itu… diturunkan dari ibunya. Sudah jelas.”Jelita tersenyum miring, namun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status