Home / Romansa / Dimanja Suami Kontrakku / Wali untuk Nathan

Share

Dimanja Suami Kontrakku
Dimanja Suami Kontrakku
Author: Erna Azura

Wali untuk Nathan

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-11-23 13:52:33

Anita Rajni Hanindya menatap gundukan tanah di depannya dengan perasaan campur aduk.

Air mata tak terbendung tapi dia tidak terisak, hanya diam dengan sorot mata kosong.

Orang-orang mulai melantunkan ayat Al-Qur’an untuk mengiringi kepergian adik kandungnya.

Hampir dua tahun Anira tidak pulang ke Bandung, semenjak dia harus merelakan Anwar-kekasihnya yang harus menikahi Ayu Dewi karena ternyata pria brengsek itu telah menghamili Ayu Dewi-adik kandung Anita sendiri.

Anita hancur, apalagi setelah kedua orang tuanya malah memihak Ayu Dewi dan memintanya merelakan Anwar agar menjadi adik iparnya.

Mana bisa?

Dia dan Anwar telah menjalin kasih sejak SMP, meski jatuh bangun karena Anwar adalah anak orang terpandang yang tentunya keluarganya juga menginginkan Anwar menikah dengan wanita dari kalangan yang sederajat.

Tapi sekarang pria itu juga sudah terbungkus kain putih dan dimakamkan di sebelah Ayu Dewi.

Anwar dan Ayu Dewi meninggal karena kecelakaan mobil tunggal di jalan tol saat mereka hendak pergi liburan.

“Sabar ya Anita …,” bisik bu Irma, tetangganya.

Wanita paruh baya itu menangis tak tertahankan seolah ikut merasakan penderitaan Anita yang setahun lalu baru ditinggal kedua orang tuanya karena sakit lalu tahun ini harus kehilangan adik kandungnya, maka dengan begitu tinggal Anita sendiri di dunia ini.

Sayangnya waktu kedua orang tuanya meninggal Anita tidak bisa pulang, dia sedang melanjutkan kuliah di London.

Anita sangat cerdas, sejak kecil selalu jadi juara kelas dan kuliah S3-nya ke London adalah beasiswa, tidak sepeserpun kedua orang tuanya membiayai.

Tidak jauh dari Anita berdiri, seorang pria juga tengah bersedih karena harus kehilangan sahabat sekaligus klien bisnisnya.

Rex Alder Lazuardy terbang menggunakan helikopter dari Jakarta, rela meninggalkan rapat pagi ini demi untuk mengantar Anwar ke peristirahatan terakhirnya.

“Ah brengsek lo, Anwar … proposal bisnis lo bagus banget padahal, gue enggak punya partner sekarang buat wujudin itu … karena hanya sama lo, baru gue percaya.” Rex membatin.

“Permisi … permisi ….” Suara wanita terdengar lantang.

Semua orang yang mengelilingi pusara Anwar terurai memberi jalan kepada seorang wanita paruh baya dan beberapa pria yang baru saja datang dengan pakaian mentereng, kontras dengan para pelayat kecuali Rex Alder Lazuardy tentunya.

Wanita paruh baya itu menjadi pusat perhatian, dia berhenti di depan Anita.

“Ini … dia kakaknya, serahkan saja anak itu sama dia … saya enggak mau darah keluarga kami tercemar orang miskin seperti mereka!” seru wanita itu sambil menunjuk Anira yang seketika mendapat gumaman tidak menyenangkan dari pelayat yang hadir.

Lalu seorang pria dan wanita memakai pakaian dinas pemerintahan menatap Anita, yang wanitanya menggendong seorang bayi dengan perban di kepala.

“Nathan … sini Nak, sama Ibu.” Bu Irma hendak menggendong Nathan tapi wanita dari dinas menjauhkannya.

“Sebentar ya Bu, saya bicara dulu dengan keluarga korban.” Beliau menolak secara sopan.

Anita terdiam, mengamati satu persatu orang-orang asing di hadapannya termasuk bayi tampan itu.

“Saya serahkan Nathan sama kamu, Anita … Kamu urus yang bener, dia keponakan kamu …,” kata maminya Anwar.

Anita menatap malas mami Linda, tidak ada lagi sopan santun nya bahkan dia sudah muak dengan kesombongan wanita itu.

“Mami sudah bilang, jangan pacaran sama orang miskin nanti sial … tapi kakak kamu enggak percaya, begini ‘kan jadinya.” Mami Linda menyindir, bicara kepada dua adik-adik Anwar.

“Permisi, Bu … ini pemakaman, Ibu kalau mau bikin onar silahkan ke lapangan sebelah sana.” Seorang pria paruh baya yang sangat dihormati di daerah itu angkat bicara.

“Anda siapa?” Mami Linda bertanya dengan mata melotot kesal.

“Saya ketua RT di sini,” jawab pak Ridwan tenang.

“Jadi Anda yang memakamkan anak saya di sini tanpa persetujuan kami keluarganya?”

“Miii ….” Rita, adiknya Anwar menarik tangan sang mami.

“Betul, karena kami enggak tahu harus memakamkan Anwar di mana … kami tidak tahu keluarga Anwar.” Pak Ridwan menjelaskan.

Mami Linda kehabisan kata, untung suaminya datang.

“Maaf Pak, saya papinya Anwar … kami ingin anak kami dimakamkan di tempat yang lebih baik jadi tolong bantuannya untuk membongkar makam Anwar, saya juga bersama orang dari pemakaman yang akan membantu memindahkan.” Papi Firman lebih manusiawi.

“Baik, Pak.” Tanpa drama, pak Ridwan pun menyanggupi.

“Memangnya apa bedanya dimakamkan di sini dengan dimakamkan di pemakaman mahal kalian? Apa dimakamkan di sana anak kalian yang berzina dengan adik saya akan langsung masuk surga?” Suara Anita tercekat.

“Astagfirullah … nyebut, Anita.” Bu Irma menasihati.

Para pelayat pun berbisik-bisik, mereka tampak enggan beranjak dan menjadikan drama keluarga tersebut sebagai tontonan gratis

“Saya mengerti kamu sakit hati karena Anwar berselingkuh dengan adik kamu, tapi enggak perlu membuka aib mereka … Ayu ‘kan adik kamu juga … dan lagi, kamu sama adik kamu mendekati anak kami pasti karena ingin hidup lebih baik, kan?” Pak Firman menatap Anita dari atas hingga bawa.

Ternyata papi Firman sama saja dengan istrinya-Linda.

“Sehina itu ‘kah kami di mata kalian?” Suara Anita bergetar.

“Iya.” Dan mami Linda menjawab mantap..

“Memangnya kami juga enggak menganggap rendah kalian? Manusia seperti apa yang enggak mau mengakui cucunya? Dalam darah anak itu ada darah Anwar.”

Anita menunjuk bayi dalam gendongan wanita berseragam dinas yang sedari tadi tertidur dengan mulut sedikit terbuka.

“Halaaah, enggak usah banyak bacot … kita enggak peduli sama penilaian kalian.” Mami Linda mengibaskan tangannya.

“Kamu urus dia, kami enggak mau punya keturunan darah campuran miskin.” Mami Linda menarik langkah melewati Anita sambil menyenggol bahunya membuat Anita mundur dan nyaris limbung, beruntung bu Irma berhasil menangkap Anita.

Rombongan keluarga Anwar pun pergi sementara orang-orang dari pemakaman elit sedang membongkar makam Anwar dibantu tukang gali kubur di sana.

Sedari tadi Rex hanya mengamati, dia sama sekali tidak tahu kalau Anwar menghamili adik dari kekasihnya.

Yang Rex tahu kalau hubungan Anwar dengan Ayu-istrinya sangat harmonis dan bahagia meski Ayu memang banyak menuntut tapi Anwar mencintainya.

Dan Rex tidak menyangka kalau kedua orang tua Anwar sangat sombong padahal dibanding dengan keluarga Lazuardy, kekayaan keluarga Anwar tidak sampai sepuluh persennya.

“Bu Anita … bisa kita bicara?” Pria berpakaian dinas bertanya.

“Tentang apa?” tanya Anira lelah.

Saat itu Rex hendak melangkah meninggalkan pemakaman seperti yang lain.

“Sebelum meninggal, pak Anwar menyebut nama Bu Anira dan pak Rex Alder Lazuardy sebagai orang tua angkat dari putranya.”

Langkah Rex langsung berhenti.

“Apa?!” seru Rex dan Anita bersamaan.

Kedua orang dinas itu menoleh mencari asal suara Rex sementara Rex dan Anita saling memandang dengan sejuta tanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dimanja Suami Kontrakku   Kesepakatan

    “Rex?”“Yup.” Ia menegakkan badan. “Surprise.”“Maksudmu apa ‘surprise’? Kamu … dari Bandung?” “Enggak… aku dari Jakarta. Aku tadi naik pesawat pribadi seorang teman. Cepat, kan?”Teman yang Rex maksud adalah papanya yang pemilik rental privat jet.Anita mengerutkan dahi. “Pesawat pribadi? Teman kamu siapa? Sultan Andara?”Rex terkekeh. “Enggak juga sih. Cuma kenalan lama. Anggap aja bonus dari Tuhan karena aku rajin berbuat baik.”Anita memicingkan mata. “Kamu bohong.” Tidak semudah itu dia percaya.“Ya ampun, aku baru sampai dan udah diinterogasi. Kamu bisa kasih aku segelas air dulu, enggak?”Anita mendengus, tapi membuka pintu lebih lebar. “Masuk.”Rex berjalan masuk ke ruang tamu sederhana itu. Aroma sabun cuci piring samar bercampur wangi kayu tua.Ia memperhatikan sekeliling—rak buku, pot tanaman, foto keluarga kecil yang tergantung di dinding.Semuanya rapi, tapi terlalu sepi.“Tempat ini … hangat,” katanya spontan.“Dan sederhana,” balas Anita cepat. “Kamu engg

  • Dimanja Suami Kontrakku   Desakan

    “Pak Rex, kami sudah terlalu lama menunggu kabar baik dari Anda.”Suara Deni dari Dinas Sosial terdengar tegas di ujung panggilan sana.Rex menatap layar laptopnya yang penuh laporan bisnis, tapi fokusnya sudah teralihkan.Dia menggeser kursinya, menghela napas dalam.“Tenang aja, Pak Deni. Aku lagi berusaha. Tapi hal kayak gini enggak bisa asal ambil keputusan, kan?”“Justru karena ini serius, Pak. Kami harus segera memastikan hak asuh Nathan. Kalau Bapak atau bu Anita tidak menikah dalam waktu dekat, maka hak asuh akan dialihkan ke panti asuhan.”“Jadi Anita belum menghubungi Pak Deni?” Rex bertanya memastikan.“Belum Pak … sepertinya dia juga kesulitan mencari pasangan.”Rex terdiam beberapa detik.“Jadi… masih enggak ada toleransi waktu?”“Enggak ada, Pak. Surat keputusan sementara akan keluar minggu depan.”Rex terdiam, dia sedang berpikir dan menimbang.“Saran saya masih bisa dicoba, Pak. Baik saya maupun bu Yuli tidak akan membocorkan kepada dinas kalau pernikahan P

  • Dimanja Suami Kontrakku   Ide Gila

    Suara gesekan sendok di cangkir kopi terdengar samar di kafe kecil dekat kampus.Anita menatap jam tangannya. Sudah lewat dua puluh menit dari janji yang dibuat Dita.Di depannya, dua kursi di meja itu masih kosong kecuali secangkir latte yang mulai dingin.“Nit .…”Dita datang tergopoh-gopoh, wajahnya berseri-seri seperti seseorang yang baru saja menemukan harta karun.“Sorry, macet. Tapi—ya Tuhan, kamu akan sangat berterima kasih sama aku.”Anita menaikkan satu alis. “Aku akan berterima kasih sama kamu kalau kamu bawain uang satu tas.”Dita cengar-cengir. “Lebih dari itu. Aku bawain calon suami buat kamu.”Suaranya dibuat sepelan mungkin, tapi tetap cukup untuk membuat dua mahasiswa di meja sebelah melirik.“Dita!” Anita menatapnya tajam.“Tenang, Nit. Dia orang baik. Teman kuliah aku dulu. Kerja di perusahaan kontraktor, stabil, rajin ibadah, enggak suka dugem.” Dita menjelaskan cepat.Dan seolah sesuai aba-aba, seorang pria datang menghampiri.“Maaf, saya terlambat,” k

  • Dimanja Suami Kontrakku   Married by Fate Challange

    “Dari mana Rex?” Papa Nicholas bertanya ketika Rex baru saja masuk dari lantai loby sementara beliau dari basement.“Abis makan siang sama bang Ezra, Papa dari mana kok jam segini balik ke kantor?” Rex balas bertanya.“Ketemu klien tadi, mau langsung pulang tapi hape Papa ketinggalan.” “Oooo ….” “Kamu lagi rekrut sekretaris baru ya?” Papa Nicholas bertanya lagi.“Eng … enggak, kenapa memang?” Kening Rex berkerut dalam, menatap bingung sang papa.“Itu di depan, ada beberapa pelamar … kata sekuriti, kamu lagi rekruitment.”Rex menepuk jidat, dia lupa dengan pesan Tika yang tadi siang dikirim kalau ada wawancara calon istri sore ini.“I … Iya, Pa … Rex lagi cari calon is … eh, calon sekretaris.” Rex menyengir.Papa Nicholas menganggukan kepalanya.Ting …Pintu lift terbuka.“Papa duluan ya, kamu jangan ngelayap … langsung pulang, besok ikut Papa ke Bandung.” “Ngapain ke Bandung, Pa?” Rex meninggikan suara karena sang papa sudah keluar dari dalam lift.“Ada masalah di c

  • Dimanja Suami Kontrakku   Mencari Pasangan

    Setelah Deni dan Yuli pergi membawa Nathan, tinggal lah Rex dan Anita berdua di ruang tamu rumah itu.Keduanya tampak sedang berpikir bagaimana caranya agar bisa mendapatkan hak asuh atas Nathan.“Yang nyebelin itu jangka waktunya cuma seminggu, ke mana coba gue harus cari cewek buat dikawinin?” Rex bergumam.Anita melirik pria itu.“Aku harus balik ke Surabaya besok,” kata Anita setengah mengusir.Rex mendongak menatap Anita. “Kamu enggak peduli banget sama Nathan ya?” Dia bangkit dari sofa.“Peduli lah, tapi aku harus kerja … aku cuma cuti tiga hari.”“Ya udah kalau gitu gini deh, siapa duluan yang bisa menemukan pasangan berarti dia yang dapet hak asuh Nathan.”Anita mendongak menatap Nathan yang berdiri menjulang di depannya.“Aku harap kamu bisa ngalah, Nathan itu keponakan aku … harus aku yang merawat Nathan, lagian kalau kamu nikah nanti—memangnya cewek kamu mau nerima Nathan?”Rex terkekeh. “Masih jauh itu mah, aku masih ingin seneng-seneng dulu … tapi aku sayang sam

  • Dimanja Suami Kontrakku   Sebuah Takdir

    “Silahkan masuk,” kata Anita sembari membuka pintu rumah kedua orang tuanya.Tadi bu Irma memberikan kunci rumah kepada Anita, semenjak kedua orang tuanya meninggal. Bu Irma dan keluarganya yang membersihkan rumah kecil di dalam gang itu.Dan tentunya Ayu yang membayar jasa mereka setiap bulannya.“Maaf sempit … tapi bersih kok,” kata Anita mempersilahkan ketiga tamunya duduk.“Saya Deni dan ini rekan saya Yuli,” kata pria berseragam dinas.Tatapan Anita lantas jatuh pada pria yang duduk di samping Yuli.Jemari pria itu digenggam Nathan, saat dalam perjalanan ke sini Nathan bangun dan tidak berhenti memandangi Rex, mungkin karena wajahnya familiar.“Gue … eh, saya … Rex Alder … saya sahabat sekaligus klien bisnisnya Anwar.” Rex mengulurkan tangan ke depan Anira.Dengan tatapan datar, Anita hanya mengangguk, seolah enggan bersalaman dengan Rex.Rex menarik tangannya kembali.“Judes banget sih.” Rex membatin.“Jadi begini Bu Anita, setelah kecelakaan … pak Anwar sempat dirawa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status