Share

Bab. 117

Penulis: Ufaira Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-10 19:01:08

“Kenapa? Kenapa tidak mau?!”

Evan terkekeh kecil, matanya berbinar penuh nakal saat pandangannya terus mengejar Nayla yang berlari kecil ke arah kamar mandi.

“Ayolah, Sayang. Kamu kan sering memandikan aku. Sekarang giliran aku yang melakukannya.”

Evan kembali melanjutkan Evan dengan suara lembut tapi menggoda, menyiratkan hasrat dan kehangatan yang terpendam.

Nayla, dengan dahi mengernyit dan wajah memerah, kepalanya menggeleng cepat, langkahnya semakin cepat menutup jarak menuju pintu kamar mandi. Tangan kecilnya sigap mengunci pintu rapat-rapat.

“Astaga! Evan ... nggak! Aku nggak mau!”

Nayla berteriak keras, menolak dengan tegas. Suaranya terdengar tegas namun bergetar sedikit, mencerminkan campuran antara malu dan cemas. Dari balik pintu, tawa Evan pecah lepas, suara hangatnya bergema di dinding kamar mandi.

“Ayolah, Sayang! Sesekali kan nggak apa-apa. Aku janji, aku bakal hati-hati,” tambah Evan, mencoba membujuk sambil mengetuk pintu perlahan.

Nayla bersandar di pintu, jantungn
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 119

    “Ya, kamu benar, Tommy. Pamanku pasti ingin membahas tentang Daviandra Jewelry Collection.”Evan mengangguk-anggukkan kepalanya. Tangannya menyentuh dagu, dengan tatapannya yang sengaja seperti kosong, seolah dia benar-benar buta.“Tommy, kamu jangan dulu sampaikan ini ke Nayla. Biar kita yang menangani hal ini,” lanjut Evan dengan nada serius.Tommy mengangguk. “Baik, Tuan.”Evan pun membalas dengan anggukkan singkat, dengan tatapannya yang merunduk, seolah tengah memikirkan strategi berikutnya untuk menghadapi Alex.Sementara itu, Nayla mengernyitkan dahi, fokusnya terpecah antara deretan angka di layar tablet dan rasa penasaran yang mengusik. Sudah hampir satu jam sejak Tommy datang, tapi Evan belum juga bergabung untuk sarapan. Biasanya, suaminya itu paling rajin menemaninya di meja makan, berbagi cerita atau sekadar bertukar pandang sebelum memulai hari.‘Kenapa Evan masih belum datang juga, ya?’ Nayla bertanya-tanya dalam hatinya.“Mungkin ada urusan mendadak,” gumam Nayla, menc

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 118

    “E–evan, jangan macam-macam, ya!” Nayla memperingatkan, suaranya bergetar namun berusaha terdengar tegas. Jantungnya berdebar semakin kencang seiring langkah Evan yang mendekat. Ruangan kamar mandi yang sempit terasa semakin menyesakkan.Evan hanya tersenyum, tidak menghiraukan peringatan Nayla. Kemejanya sudah terbuka, memperlihatkan dadanya yang bidang. Tatapannya tidak lepas dari wajah Nayla yang semakin memerah.“Memangnya aku mau macam-macam apa, Sayang? Aku kan cuma mau mandi,” jawab Evan dengan nada polos yang dibuat-buat. Tangannya terulur, menyentuh pipi Nayla dengan lembut.Nayla menelan ludah. Sentuhan Evan selalu berhasil membuatnya kehilangan kendali. Dia berusaha untuk tetap fokus dan tidak terpengaruh.“Evan, ini tidak lucu. Aku serius. Aku tidak mau mandi bareng,” ucap Nayla dengan gugup.Dia mencoba untuk menjauhkan diri dari Evan. Namun, dia sudah terpojok di dinding. Tidak ada jalan untuk melarikan diri.“Kenapa tidak mau? Kita kan sudah menikah. Tidak ada yang sa

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 117

    “Kenapa? Kenapa tidak mau?!” Evan terkekeh kecil, matanya berbinar penuh nakal saat pandangannya terus mengejar Nayla yang berlari kecil ke arah kamar mandi.“Ayolah, Sayang. Kamu kan sering memandikan aku. Sekarang giliran aku yang melakukannya.”Evan kembali melanjutkan Evan dengan suara lembut tapi menggoda, menyiratkan hasrat dan kehangatan yang terpendam.Nayla, dengan dahi mengernyit dan wajah memerah, kepalanya menggeleng cepat, langkahnya semakin cepat menutup jarak menuju pintu kamar mandi. Tangan kecilnya sigap mengunci pintu rapat-rapat.“Astaga! Evan ... nggak! Aku nggak mau!”Nayla berteriak keras, menolak dengan tegas. Suaranya terdengar tegas namun bergetar sedikit, mencerminkan campuran antara malu dan cemas. Dari balik pintu, tawa Evan pecah lepas, suara hangatnya bergema di dinding kamar mandi.“Ayolah, Sayang! Sesekali kan nggak apa-apa. Aku janji, aku bakal hati-hati,” tambah Evan, mencoba membujuk sambil mengetuk pintu perlahan.Nayla bersandar di pintu, jantungn

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 116

    “Kalau memang dia mempunyai bukti tentang itu, ayo! Tunjukkan semuanya padaku!”Nayla menegakkan kepalanya, menatap Callista tanpa rasa gentar. Seolah dia benar-benar yakin, kalau Evan tidak bersalah.Callista mengernyit tajam, matanya membara menatap Nayla yang berdiri tegak di depannya. Napasnya tersengal, dada terasa sesak seperti hendak meledak oleh amarah yang membuncah namun dipaksanya untuk tetap terkendali. “Nayla, kamu benar-benar sudah tertipu oleh laki-laki brengsek itu! Aku tidak pernah menyangka, kamu bisa sebuta ini,” hardik Callista, merasa kecewa dan marah. Nayla membalas dengan tatapan penuh tantangan, bahunya tegap dan suara lantangnya menggema di ruangan itu. “Justru aku yang tidak menyangka, Lista, kalau kamu selama ini menyembunyikan kenyataan ini dariku. Kamu menusukku dari belakang, pura-pura peduli tapi malah berkhianat dengan menyembunyikan semuanya!” Kata-kata Nayla menusuk tajam, membuat Callista semakin tercengang mendengarnya.Wajah Callista memerah, bi

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 115

    “Jangan mengelak, Lis! Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres!”Meskipun Nayla sempat tersentak mendengar bentakan Callista. Tapi dia tidak ingin terpengaruh karena itu. Matanya memicing, menelisik setiap inci wajah sahabatnya itu. Ada sesuatu yang disembunyikan, dan Nayla bisa merasakannya.“Evan bilang, Tommy menemukan fakta bahwa kau adalah sepupu Anita. Benarkah itu?” lanjut Nayla penuh dominasi.Callista terdiam. Wajahnya memucat, namun kemudian dia mendongak, menatap Nayla dengan sorot mata yang dingin.“Ya, itu benar. Aku sepupu Anita,” jawab Callista, suaranya datar tanpa emosi. “Tapi, dari mana kamu tahu tentang Anita? Suamimu itu mengarang cerita apa tentang sepupuku?!”Nayla mundur selangkah, seolah baru saja menerima tamparan keras.“Apa?!” pekik Nayla, rasanya sulit sekali dia untuk mempercayai apa yang baru saja didengarnya. “Apa, maksudmu dengan mengarang cerita?”Callista menatap Nayla dengan senyum pahit yang penuh ejekan, bibirnya melengkung tipis tapi tajam seperti p

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 114

    “Tapi dugaanmu itu benar, sayang. Temanmu itu ternyata sepupu Anita!”Tiba-tiba, suara Evan terdengar dari arah pintu, membuat Nayla langsung mengangkat wajahnya, menatap Evan yang melangkah masuk ke ruangan kerjanya dengan langkah mantap dan wajahnya tampak serius, Di belakang Evan, Tommy berdiri dengan sikap tenang, matanya sesekali menatap Nayla yang kini membeku di tempat duduknya menatap ke arah mereka.“Evan, kamu ….” Kalimat Nayla menggantung, seolah tak menemukan kata yang tepat untuk menyembunyikan keterkejutan atas kedatangan suaminya yang tiba-tiba itu. Evan tersenyum tipis, sementara langkahnya semakin mendekati Nayla.“Tommy sudah menyelidikinya,” kata Evan sambil menghela napas panjang. Lalu bertanya dengan penuh desakan. “Dia adalah sepupu Anita. Apa kamu tidak tahu?”Mendengar itu, Nayla menatap Evan dengan mata melebar, napasnya seolah berhenti sesaat.“Sepupu Anita?!” pekik Nayla, suaranya melonjak penuh kejutan dan wajahnya berubah pucat, bibirnya bergetar menahan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status